BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah berapakah
nilai Rf dan identifikasi warna dari fraksi n-heksan daun waru (.Hibiscus
tiliaceus L)dengan metode kromatografi lapis tipis menggunakan eluen
kloroform : metanol (6:4 dan 8:2)pada silica gel 60 F254?
C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk
mengidentifikasi golongan komponen kimia fraksi n-heksan daun waru (
Hibiscus tiliaceus L) menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT)pada silica gel 60 F254.
D. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum Praktikum
Adapun tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk
memperoleh hasil identifikasi golongan komponen kimia fraksi n-heksan
daun waru (Hibiscus tiliaceus L)menggunakan metode kromatografi
lapis tipis (KLT).
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun tujuan khusus dari praktikum ini adalah untuk
mendapatkan nilai Rf dan identifikasi golongan komponen kimia fraksi
n-heksan daun waru (Hibiscus tiliaceus L)menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT).
E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Teoritis
Manfaat praktikum ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
konsep terhadap identifikasi golongan komponen kimia fraksi n-heksan
daun waru (Hibiscus tiliaceus L)menggunakan metode kromatografi
lapis tipis (KLT).
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktikum ini secara praktis yaitu dapat menyumbang
pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan
identifikasi golongan komponen kimia fraksi n-heksan daun waru
(Hibiscus tiliaceus L)menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
pipet/ pipa kapiler.Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam
larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010).
Prinsip KLT adalah adsorbsi dan partisi dimana adsorbsi adalah
penyerapan pada pemukaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau
kemampuan suatu zat yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam
pelarut yang digunakan. Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada
lempengan tergantung pada (Sudarmadji, 2007):
a. Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, hal ini bergantung pada
bagaimana besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan
pelarut.
b. Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal
ini tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan
gel silika.
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah
siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLT
dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan
komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan
sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan
berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau
kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran
eluen pada KLT (Lenny, 2006).
Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair
yang melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.Fasa geraknya
berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa
serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi
cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair
(kromatografi cair-cair).Fasa diam pada KLT sering disebut penyerap
walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem
kromatografi cair-cair.Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai
penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Alat
1. Penjenuhan chamber
Disiapkan dua buah chamber yang bersih lengkap dengan
penutupnya. Pada chamber (1) dan chamber (2) diisi dengan eluen
dengan kepolaran yang berbeda (kloroform : metanol), pada chamber
(1) perbandingan 6:4 dan chamber (2) 8:2.Kemudian dimasukkan
potongan kertas saring yang panjangnya lebih dari tinggi chamber dan
kemudian ditutup.Eluen dibiarkan hingga naik melalui kertas saring
hingga melewati penutup kaca (chamber dianggap telah jenuh).
2. Penotolan sampel pada lempeng
Disiapkan lempeng silica gel 60 F254. Sampel ekstrak n-heksan
daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F.) dilarutkan dengan
pelarut n-heksan, dibuat menjadi encer agar ketika perlakuan ekstrak
dapat lebih mudah bereaksi dengan eluen. Ekstrak diambil dengan
menggunkan pipa kapiler, kemudian ditotolkan hati-hati pada lempeng
yang telah disiapkan (jika memungkinkan untuk tujuan kuantitatif
gunakan mikropipet sebanyak 5-20 L). Lempeng yang telah ditotol
DAFTAR PUSTAKA
Kokasih, 2013, Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah & Cara Racik,
PT Trubus Swadaya, Depok.
BAB IV
Hasil yang diperoleh pada pengujian KLT ini adalah pada fraksi
n-heksan dengan eluen kloroform : metanol 6 : 4 diperoleh UV254 pada
bercak 1 nilai Rf 0,7 cm dengan warna hijau, bercak 2 nilai Rf 0,9 cm
dengan warna hujau. UV366pada bercak 1 nilai Rf 0,6 cm dengan warna
jingga, bercak 2 nilai Rf 0,8 dengan warna jingga. Kemudian pada eluen
kloroform : metanol 8 : 2 diperoleh UV254 pada bercak 1 nilai Rf 0,7 cm
dengan warna hijau, bercak 2 nilai Rf 0,9 cm dengan warna hujau.
UV366pada bercak 1 nilai Rf 0,6 cm dengan warna jingga, bercak 2 nilai Rf
0,8 dengan warna jingga.
Kemudian dilakukan penyemprotan sampel pada lima lempeng
yang telah dilakukan pengujian KLT sebelumnya dengan eluen kloroform :
metanol 6 : 4 dengan menggunakan lima pereaksi untuk mengidentifikasi
adanya flavonoid, alkaloid, fenolik, saponin/minyak atsiri dan antioksidan.
Pada lempeng pertama disemprotkan pereaksi sitoborat kemudian
dilakukan pemanasan pada stirer, kemudian diamati pada sinar UV 366.
Hasil yang didapatkan positif mengandung flavonoid karena berflouresensi
intensif. Selanjutnya dilakukan penyemprotan pada lempeng kedua
dengan pereaksi dragendorf dan hasilnya negatif karena tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi biru-biru kehijauan. Dilakukan
penyemprotan pada lempeng ketiga dengan pereaksi FeCl3untuk
mengidentifikasi kandungan fenolik yang kemudian diamati pada sinar
UV366dan hasil yang didapatkan adalah negatif karena noda pada
lempeng tidak berwarna biru. Setalah itu dilakukan penyemprotan pada
lempeng keempat dengan pereaksi vanilin asam sulfat untuk
mengidentifikasi adanya saponin/minyak atsiri, setelah itu dipanaskan dan
hasilnya positif karena terdapat bercak pada lempeng dengan warna
merah, biru dan coklat. Yang terakhir dilakukan penyemprotan pada
lempeng kelima dengan pereaksi DPPH untuk mengidentifikasi senyawa
antioksidan dan hasil pengamatan yang diperoleh adalah negatif karena
bercak tidak berwarna hijau kekuningan yang dilihat pada sinar tampak.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.
BAB V
A. Kesimpulan
LAMPIRAN
Fraksi n-heksan
berfloresensi pada eluen
kloroform : metanol 8 : 2
Uji antioksidan
dengan pereaksi
DPPH
Lampiran 3. Perhitungan
(UV254dan UV366)
(UV254dan UV366)