Anda di halaman 1dari 17

PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN

PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis farmasi adalah ilmu kimia yang mempelajari
proses pengidentifikasian dan pengukuran suatu senyawa kimia.
analisis farmasi ada dua yaitu analisis farmasi kulaitatif dan kuantitatif.
analisis kualitatif adalah suatu analisis yang bertujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya suatu senyawa dalam sampel
tersebut, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis untuk
menentukan jumlah kadar zat yang terkandung dalam sampel.
Dalam menganalisis suatu sediaan diperlukan alat instrumen
yang layak untuk digunakan. Pada praktikum ini akan dilakukan
kalibrasi alat dan bahan.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang dapat
digunakan untuk meredakan demam. Selain itu Parasetamol juga
dapat digunaan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan
sakit ringan. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik
salesma dan flu. Parasetamol aman dan dapat memberikan efek bila
diberikan dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati,
overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Untuk mengetahui seberapa kandungan atau jumlah zat
paracetamol dalam suatu obat, maka perlu dilakukan penetapan kadar
parasetamol dalam tablet dengan menggunakan spektrofotometri.
Untuk menentukan kadar dari sejumlah zat anorganik yang
tidak mengabsorbsi pada daerah ultraviolet atau sinar tampak (visible)
dapat ditentukan secara spektrofotometer dengan bantuan pereaksi
tertentu Praktikum ini dilakukan untuk menentukan kadar
multikomponen campuran paracetamoldan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
penetapan kadar secara multikomponen campuran parasetamol dan
kafein secara spektrofotometer ultraviolet

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
kadar multikomponen campuran paracetamol dan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang.Efek antiinflamasi sangat lemah.Parasetamol
diamsorgbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh
plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat oleh
plasa, dimetabolisme oleh enzim mikrosom dihati (Hariadi, 2013).
Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan kadar
senyawa organik yang mempunyai struktur kromofor atau
mengandung gugus kromofor. Penentuan kadar dilakukan dengan
mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum (puncak
kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi untuk setiap
konsentrasi (Cahyadi, 2006).
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi sebagai
panjang gelombang.Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih dideteksi dan
ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah
optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu (Gandjar,
2007).

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Sinar tampak dari 400 sampai 800 nm dan sinar UV yang


berbatasan sekitar 250 sampai 400 nm akan diabsorpsi oleh elektron
terliar molekul dan atom spektroskopi absorbsi dalam bidang ini
disebut spektroskopi elektron. Pada penentuan fotometer nyala logam
alkali dan alkali tanah, emisi cahaya juga diukur dalam daerah sinar
tampak dan sinar ultraviolet (Marzuki, 2012).
Pengukuran absorbans atau transmittan dalam spektroskopi
ultraviolet daerah tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif untuk beberapa senyawa kimia (Hariadi, 2013).
Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer
adalah dengan penambahbakuan atau adisi standar.Metode ini
meruapakan suatu pengembangan metode spektrofotometer sinar
tampak dengan biaya relatif lebih murah (Hariadi, 2013).
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar
tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorpsi yang
lebar, semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-
tampak.Oleh karena itu mereka mengandung elektron, baik yang
dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih
tinggi.Panjang gelombang pada waktu absorpsi terjadi tergantung
pada bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul.Elektrton dalam
satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energi
tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan untuk eksitasinya
(Wunas, 2011).
Adapun mekanisme kerja dari spektrofotometer adalah mula-
mula sumber radiasi dari berbagai macam sinar tanda (λ) yang
berbeda-beda, masuk ke dalam monokromator.Di monokromator ini
cahaya diubah dari cahaya polikromatik menjadi monokromatik, jadi
sinar yang ada pada monokromator sudah ada λ tertentu.Kemudian
dari monokromator sinar menembus kuvet atau sampel dimana
sampel telah dilarutkan dengan pelrut yang sesuai, yaitu pada

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

percobaan kali ini memakai pelarut etanol.Di kuvet ini, ada cahaya
yang diserap oleh sampel (absorban) dan ada yang diteruskan disebut
transmitan (Marzuki, 2012).
Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah
UV-VIS karena mereka mengandung elektron baik sekutu maupun
menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Panjang gelombang di mana absorbsi itu terjadi bergantung
pada beberapa elektron kuat itu terikat dalam molekul itu. Elektron
dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat denagn kuat dan
diperlukan iodisasi yang lebih tinggi atau panjang gelombang pendek
untuk sksitasinya (Naid, 2011).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu
dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.Spektrofotometer umum digunakan
karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa
kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani, 2008).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM / RM :18,02 / H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Kafein (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : KOFEINA, 1,3,7 - trimetilxantin, 1,2,3,6
Nama lain : Coffeinum
Pemerian : Serbuk bentuk jarum mengkilat,rasa pahit

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dan dalam etanol


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan hasil isolasi
3. NaOH (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : NITRII HIDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang butiran, massa hablur, kering
keras, kerapuh dan menunjukkan susunan
hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat
analis dan korosif.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Paracetamol (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Suhu lebur : 1690
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih ; tidak berbau
dan rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton
P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam
9 bagian propilengglikol; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Kegunaan : Sebagai sampel

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

2.3 Prosedur Kerja


1. Pembuatan Larutan Standar
Ditimbang seksama bahan obat parasetamol lebih kurang
100 mg dan kafeina 50 mg yang telah dikeringkan pada suhu 105 oC
selama 1 jam. Dilarutkan dengan larutan NaOH 0,1 N dalam labu
takar dan diencerkan dengan aquades sampai 500 ml. di peroleh
larutan stok dengan konsentrasi parasetamol 200 ppm dan kafeina
100 ppm.
2. Penentuan Spektrum Absorpsi (Panjang gelombang maksimum, λ
maks)
Dipipet 5 ml larutan stock dan diencerkan dengan aqiuades
sampai 100 ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm.
Dimasukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet
yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blakngko).
Selanjutnya diukur absorbansi masing-masing sampel (parasetamol
dan kafeina) menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi
ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm,
dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi
optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah
puncak maksimum atau minimum dilakukan pengukuran pada
interval 2 ppm.
Dibuat garis spectrum pada kertas grafik dengan memplot
harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang
(sebagai absis), dan ditentukan panjang gelombang maksimum (λ
maks) tiap komponen sampel ( parasetamol dan kafeina).
3. Penentuan absorptivitas jenis (a) dari larutan standar
Pipet masing-masingvsejumlah volume larutan stok ke dalam
labu takar yang volume sesuaii untuk membuat deret konsentrasi
standar 4,6,8, dan 10 ppm dari parasetamol dan kafeina kemudian
tentukan absorbansi pada panjang gelombang maksimal

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

4. Penetuan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Tablet


Ditimbang seksama sebanyak 5 buah tablet yang
mengandung parasetamol dan kafeina, hitung rerata tiap tablet,
kemudian di serbuk selanjutnya di timbang seksama 150 mg
contoh serbuk sediaan tabletyang telah di keringkan selama 1 jam.
Larutkan dalam larutan NaOH 0,1 Ndan diencerkan dengan
aquades sampai 500 ml dalam labu ukur.
Dipipet 5 ml larutan tersebut dan encerkan dengan larutan
NaOH 0,1 N sampai 100 ml dalam labu ukur. Selanjutnya ukur
absorbansi dengan spektrofotometri.
Tentukan persen kadar masing-masing komponen dalam
sediaan tablet ( parasetamol dan kafeina ) dengan menggunakan
persamaan penetapan kadar obat secara multikomponen

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum, yaitu batang
pengaduk, cawan penguap, corong penyaringan, erlenmeyer, gelas
piala, labu takar 25,50,100, dan 500ml, oven, pipet volum 1,2,3, dan
5ml, sendok tanduk, spektrofotometer UV-Vis, dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum, yaitu
aquadest, bahan obat murni (parasetamol dan kafein), kertas saring,
kertas timbang, larutan NaOH 0,1 N, sediaan tablet oskadon .
3.3 Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
a) Di timbang seksama bahan obat parasetamol 200 mg dan
kafeina 100 mg yang telah dikeringkan pada suhu 105 oC selama
1 jam.
b) Di larutkan dengan NaOH 0,1 N dalam labu takar.
c) Diencerkan dengan aquades sampai 500 ml (larutan stock 200
ppm dan 100 ppm)
2. Penentuan Spektrum Absorpsi (Panjang gelombang maksimum, λ
maks)
a) Dipipet 5 ml larutan stock dan diencerkan dengan aquadest
sampai 100 ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10
ppm.
b) Dimasukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan
kuvet yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blakngko).
Selanjutnya diukur absorbansi sel sampel relative terhadap sel
blangko menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi
ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm,
dimulai dari 220 nm sampai 350 nm.
3. Penentuan absortivitas jenis (a) dari larutan standar

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

a) Di siapkan lima macam deret konsentrasi masing-masing 4,6,8,


dan 10 dari larutan stock dan ditentukan absorbansinya pada λ
maks yang telah ditentukan sebelumya.
b) Dibuat tentukan absorbansi dan panjang gelombang maksimal.
4. Penetuan Kadar Parasetamol dan Kafein dalam Sediaan Tablet
a) Di timbang sebanyak 5 tablet yang mengandung obat
parasetamol dan kafeina, dihitung berat rata-rata kemudian
digerus halus.
b) Serbuk ditimbang sebanyak 150 mg
c) Dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam
d) Ditimbang serbuk yang telah dikeringkan sebanyak 0,194 mg.
e) Di larutkan dengan larutan NaOH 0,1 N dalam labu takar 100 ml
sampai batas tanda.
f) Di ukur nilai absorbansi pada spektrofotometri.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
a. Kurva baku larutan standar
Konsentra Parasetamol (X) Kafeina (Y)
si (C) A pada λ A pada λ A pada λ A pada λ
Standar maks1 maks2 maks1 maks2
(ppm)
4 0,462 0,226 0,122 0,132
6 0,715 0,329 0,265 0,184
8 0,902 0,426 0,314 0,258
10 1,082 0,502 0,503 0,332
Rata2 aX1 = 0,113 ay1= 0,053 ax2 = 0,040 aY2 = 0,032

b. Panjang gelombang maksimum

λ maks Absorban
λ maks1 = 257 nm 0,632
λ maks2 = 271 nm 0,295

c. Absorbansi sampel

Absorbansi
Sampel Parasetamol Kafein
(λ maks 257 nm) (λ maks 271 nm)
Oskadon 1,042 0,710
Bodrex 0,793 0,456
Panadol 1,085 0,802
Bodrex 1,019 0,467

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

4.2 Pembahasan
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang.Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah
salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
kadar multikomponen campuran paracetamoldan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.
Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pembuatan
larutan stok parasetamol dan kafein yaitu disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, ditimbang masing-masing 100 mg parasetamol
dan 50 mg kafein,dilarutkan dalam 500 ml NaOH 0.1 N.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum yaitu dibuat
masing-masing parasetamol dan kafein 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10
ppm. Alasan dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum
adalah untuk mengetahui tingkat kepekaan maksimum pada larutan
stok. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh persen kadar
parasetamol sebanyak 21,73698075% dan kafein sebanyak
310,5282965%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yaitu syarat
persen kadar yang diperoleh harus diantara kurang dari 98% dan tidak
lebih dari 101,1%.
Adapun faktor kesalahan pada praktikum ini adalah kurang
telitinya dalam proses praktikum yang menyebabkan hasil yang
diperoleh tidak akurat.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan hasil penetapan kadar
paracetamol yakni 21,73698075% dan kafein yakni 310,5282965%.
Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur farmakope. Kadar
parasetamol dalam farmakope yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0%.
5.2 Saran
1. Disarankan agar peraturan dalam Laboratorium ditaati oleh
praktikan demi keselamatan bersama.
2. Disarankan agar kepada praktikan agar lebih teliti dalam
melakukan praktikum agar data yang diperoleh lebih baik.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2017, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen (Analisis Kualitatif
& Kuantitatif), Fakultas Farmasi, Makassar.

Cahyadi, W., 2008.Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan


Pangan, Bumi Aksara, Jakarta.

Ditjen POM., 1979,Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen


kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Gandjar, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Herliani,2008, Spektrofotometri Pengendalian MutuAgrondustri,UI Press,


Jakarta

Hariadi, A., Prinsip Spektrofotometer UV-Vis,Diakses tanggal 8 mei 2013


pukul 20.35.

Marzuki, A., 2012, Kimia Analisis Farmasi, Dua Satu Press, Makassar.

Naid.T., Syaharuddin.K., Mieke.P., 2011,Penetapan Kadar Parasetamol


Dalam Tablet Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara
Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar Tampak, Majalah Farmasi dan
Farmakologi, Vol. 15

Wunas, 2011,Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua),


Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS,Makassar.

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

LAMPIRAN
Konsentrasi Paracetamol Kafeina

standar 1% 1% 1% 1%

∑ λ maks 1 ∑ λ maks 2 ∑ λ maks 1 ∑ λ maks 2


(ppm) 1𝑐𝑚 1𝑐𝑚 1𝑐𝑚 1𝑐𝑚

4 0,1155 0,0565 0,030 0,033

6 0,1191666667 0,05483333333 0,044 0,03066666667

8 0,11275 0,05325 0,039 0,03225

10 0,1082 0,0502 0,050 0,0332

ax1 = ax2 = ay1 = ay2 =


Rata” A/C
0,1139041667 0,05369583333 0,04105416667 0,03227916667

Perhitungan :
𝐴
a = 𝑏.𝑐

0,462
= = 0,115
1. 4

𝐴
a = 𝑏.𝑐

0,715
= = 0,119
1. 6

𝐴
a = 𝑏.𝑐

0,902
= = 0,112
1. 8

𝐴
a = 𝑏.𝑐

1,082
= 1. = 0,108
10

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Persamaan :

a. A1 = ax1 . b. Cx + ay1 .b .Cy

A2 = ax2 . b. Cx + ay2 .b. Cy

1,042 = 0,113904166 . 1. Cx + 0,041054166 .1 .Cy x 0,053695833

0,710 = 0,053695833 . 1. Cx + 0,032279166 .1 .Cy x 0,113904166

0,05595105799 = 0,006116179076 Cx + 0,002204437641 Cy

0,08087195786 = 0,006116179076 Cx + 0,003676731482 Cy

-0,02492089987 = - 0,001472293841 Cy

Cy = 16,92658026 ppm

 1,042 = 0,113904166 . 1. Cx + 0,041054166 .1 . 16,92658026

-0,113904166 . Cx = 1,042 + 0,6949066358

Cx = 3,047240293 ppm
𝐵𝐼
b. Byd = 𝐵𝐸 x Brt

15 𝑚𝑔
= 353 𝑚𝑔 x 692 mg

= 19,40186916 mg
𝐵𝑆
c. Byd = 𝐵𝐸 x Brt

𝐵𝑆
Untuk PCT 19,40186916 mg = 500 x 692 mg

BS = 14,01869159 mg
𝐵𝑆
Untuk Kafein 19,40186916 mg = x 692 mg
35

BS = 0,9813084113 mg

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN CAMPURAN
PARASETAMOL DAN KAFEINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Jadi konsentrasi parasetamol sebesar 3,047240293 ppm dan kafeina

sebesar 16,92658026 ppm.


𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 . 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% kadar PCT = x Fp x 100 %
𝐵𝑆

3,047240293 ppm x 50 mL
= x 20 x 100%
14,01869159 mg

3,047240293 mg/L x 0,05 L


= x 20 x 100%
14,01869159 mg

= 21,73698075%
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 . 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% kadar kafeina = x Fp x 100 %
𝐵𝑆

16,92658026 ppm x 50 mL
= x 20 x 100%
14,01869159 mg

16,92658026 mg/L x 0,05 L


= x 20 x 100%
14,01869159 mg

= 310,5282965%

BESSE SASMITA CITRA DEWI MUH. RIFQI IRSYAQ, S. Farm., Apt


15020150251

Anda mungkin juga menyukai