BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis farmasi adalah ilmu kimia yang mempelajari
proses pengidentifikasian dan pengukuran suatu senyawa kimia.
analisis farmasi ada dua yaitu analisis farmasi kulaitatif dan kuantitatif.
analisis kualitatif adalah suatu analisis yang bertujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya suatu senyawa dalam sampel
tersebut, sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis untuk
menentukan jumlah kadar zat yang terkandung dalam sampel.
Dalam menganalisis suatu sediaan diperlukan alat instrumen
yang layak untuk digunakan. Pada praktikum ini akan dilakukan
kalibrasi alat dan bahan.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang dapat
digunakan untuk meredakan demam. Selain itu Parasetamol juga
dapat digunaan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan
sakit ringan. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik
salesma dan flu. Parasetamol aman dan dapat memberikan efek bila
diberikan dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati,
overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Untuk mengetahui seberapa kandungan atau jumlah zat
paracetamol dalam suatu obat, maka perlu dilakukan penetapan kadar
parasetamol dalam tablet dengan menggunakan spektrofotometri.
Untuk menentukan kadar dari sejumlah zat anorganik yang
tidak mengabsorbsi pada daerah ultraviolet atau sinar tampak (visible)
dapat ditentukan secara spektrofotometer dengan bantuan pereaksi
tertentu Praktikum ini dilakukan untuk menentukan kadar
multikomponen campuran paracetamoldan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.
percobaan kali ini memakai pelarut etanol.Di kuvet ini, ada cahaya
yang diserap oleh sampel (absorban) dan ada yang diteruskan disebut
transmitan (Marzuki, 2012).
Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah
UV-VIS karena mereka mengandung elektron baik sekutu maupun
menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Panjang gelombang di mana absorbsi itu terjadi bergantung
pada beberapa elektron kuat itu terikat dalam molekul itu. Elektron
dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat denagn kuat dan
diperlukan iodisasi yang lebih tinggi atau panjang gelombang pendek
untuk sksitasinya (Naid, 2011).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu
dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.Spektrofotometer umum digunakan
karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa
kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani, 2008).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM / RM :18,02 / H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Kafein (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : KOFEINA, 1,3,7 - trimetilxantin, 1,2,3,6
Nama lain : Coffeinum
Pemerian : Serbuk bentuk jarum mengkilat,rasa pahit
λ maks Absorban
λ maks1 = 257 nm 0,632
λ maks2 = 271 nm 0,295
c. Absorbansi sampel
Absorbansi
Sampel Parasetamol Kafein
(λ maks 257 nm) (λ maks 271 nm)
Oskadon 1,042 0,710
Bodrex 0,793 0,456
Panadol 1,085 0,802
Bodrex 1,019 0,467
4.2 Pembahasan
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang.Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah
salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
kadar multikomponen campuran paracetamoldan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.
Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pembuatan
larutan stok parasetamol dan kafein yaitu disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, ditimbang masing-masing 100 mg parasetamol
dan 50 mg kafein,dilarutkan dalam 500 ml NaOH 0.1 N.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum yaitu dibuat
masing-masing parasetamol dan kafein 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10
ppm. Alasan dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum
adalah untuk mengetahui tingkat kepekaan maksimum pada larutan
stok. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh persen kadar
parasetamol sebanyak 21,73698075% dan kafein sebanyak
310,5282965%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yaitu syarat
persen kadar yang diperoleh harus diantara kurang dari 98% dan tidak
lebih dari 101,1%.
Adapun faktor kesalahan pada praktikum ini adalah kurang
telitinya dalam proses praktikum yang menyebabkan hasil yang
diperoleh tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2017, Penuntun Praktikum Analisis Instrumen (Analisis Kualitatif
& Kuantitatif), Fakultas Farmasi, Makassar.
Marzuki, A., 2012, Kimia Analisis Farmasi, Dua Satu Press, Makassar.
LAMPIRAN
Konsentrasi Paracetamol Kafeina
standar 1% 1% 1% 1%
Perhitungan :
𝐴
a = 𝑏.𝑐
0,462
= = 0,115
1. 4
𝐴
a = 𝑏.𝑐
0,715
= = 0,119
1. 6
𝐴
a = 𝑏.𝑐
0,902
= = 0,112
1. 8
𝐴
a = 𝑏.𝑐
1,082
= 1. = 0,108
10
Persamaan :
-0,02492089987 = - 0,001472293841 Cy
Cy = 16,92658026 ppm
Cx = 3,047240293 ppm
𝐵𝐼
b. Byd = 𝐵𝐸 x Brt
15 𝑚𝑔
= 353 𝑚𝑔 x 692 mg
= 19,40186916 mg
𝐵𝑆
c. Byd = 𝐵𝐸 x Brt
𝐵𝑆
Untuk PCT 19,40186916 mg = 500 x 692 mg
BS = 14,01869159 mg
𝐵𝑆
Untuk Kafein 19,40186916 mg = x 692 mg
35
BS = 0,9813084113 mg
3,047240293 ppm x 50 mL
= x 20 x 100%
14,01869159 mg
= 21,73698075%
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 . 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% kadar kafeina = x Fp x 100 %
𝐵𝑆
16,92658026 ppm x 50 mL
= x 20 x 100%
14,01869159 mg
= 310,5282965%