BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami
inokulasi.
ketelitian yang sangat tinggi dan dengan cara asepsis. Selain itu,
peralatan yang digunakan dalam isolasi dan inokulasi juga harus steril
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Praktikum
D. Tujuan Praktikum
diinokulasi.
E. Manfaat Praktikum
tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
yang sangat luas dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah
terdapat dalam berbagai sumber yang terdiri dari ribuan spesies, dan
Terdapat tiga jenis kultur atau medium yang dapat digunakan untuk
3. Kultur sel. Kultur sel manusia atau hewan yang diinfeksi dengan
2015)
seri pengenceran pada media agar yang dicairkan lalu dituang pada
cawan petri steril secara aseptik dan biarkan padat, lalu diinkubasi.
media lempeng agar atau slant agar menggunakan jarum ent. Cara
campuran.
berlekuk tengah), ukuran koloni, rupa koloni (berupa titik, bulat, tidak
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Kingdom : Procaryotae
Divisio : Gracilicutes
Class : Scotobacteria
Ordo : Eubacterials
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Domain : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
C. Uraian Bahan
RM/BM : H2O/18,02
berbau
2. Agar
rapuh.
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, larut dalam air mendidih.
RM : C2H5OH
dalam eter P.
D. Uraian Sampel
2. Tanah Maros
3. Roti Maros
4. Kotoran Kuku
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
Alat yang dipakai adalah cawan petri, lampu spritus, ose bulat dan
a. Medium tegak
bunsen, ose yang telah steril dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan api
b. Medium miring
dengan baik. Sebelum dituang mulut tabung reaksi dan labu erlenmeyer
dipijarkan sebentar diatas nyala api. Ose bulat dipijarkan diatas nyala
c. Medium cair
b. NA (Nutrien Agar)
bentuk pertumbuhan
b. NA (Nutrien Agar)
pertumbuhan.
b. NA (Nutrien Agar)
BAB IV
A. Hasil Praktikum
Sampel Bentukk
No Metode Elevasi Tepi
koloni
Kotoran undulate
1 Gores Circular convex
kuku
Tanah
Entire
2 Tabur maros circular Raised
Air sungai
Undulate
3 Tuang maros Irregular Flat
Sampel Bentuk
No Metode Elevasi Tepi
koloni
Kotoran Entire
1 Gores Circular Flat
kuku
Tanah
Lobate
2 Tabur maros Irregular Umbonate
Air sungai
Entire
3 Tuang maros Irregular Convex
Roti maros Lobate
4 Sebar Irregular Flat
aureus )
Metode Koloni
Cair Sedimen
Miring Spreading
Tegak Papilate
B. Pembahasan
tuang, tabur, dan sebar. Pada metode sebar digunakan produk yaitu roti
diperoleh bentuk koloni setelah diinkubasi 1×24 jam yaitu bentuk koloni
pada isolasi jamur digunakan medium PDA pada metode sebar, diperoleh
bentuk koloni setelah inkubasi 3×24 jam yaitu bentuk koloni irregular,
bentuk koloni setelah diinkubasi 1×24 jam yaitu bentuk koloni irregular,
bentuk elevasi flat, dan bentuk tepi undulate. Sedangkan pada isolasi
koloni setelah inkubasi 3×24 jam yaitu bentuk koloni irregular, bentuk
bentuk koloni setelah diinkubasi 1×24 jam yaitu bentuk koloni circular,
bentuk elevasi raised, dan bentuk tepi entire. Sedangkan pada isolasi
koloni setelah inkubasi 3×24 jam yaitu bentuk koloni irregular, bentuk
bentuk koloni setelah diinkubasi 1×24 jam yaitu bentuk koloni circular,
bentuk elevasi convex, dan bentuk tepi undulate. Sedangkan pada isolasi
koloni setelah inkubasi 3×24 jam yaitu bentuk koloni circular, bentuk
digunakan untuk medium agar tegak dan medium agar miring, sedangkan
koloni yaitu papillate, dan pada medium agar miring diperoleh bentuk
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
koloni pada medium agar tegak bentuk papilate, dan bentuk koloni
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2. Inokulasi
c. Medium cair
LAMPIRAN 2. Gambar
ISOLASI BAKTER
ISOLASI JAMUR
INOKULASI BAKTERI