Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Muhammad Zulfahri Rizki
NIM : 03031281419097
Shift/kelompok : Kamis siang/1

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Inokulasi

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui syarat yang harus dipenuhi oleh medium padat agar dapat
digunakan sebagai media pembiakan jamur.
2. Dapat mengetahui pengukuran kuantitatif populasi mikroba.
3. Mengetahui proses yang dilakukan pada inokulasi bakteri.

III. DASAR TEORI

3.1. Inokulasi
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta
mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan,
meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi
adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan
bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari
udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba
yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar
tidak terjadi kontaminasi terhadap mikroba yang akan dibiakan.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Identifikasi biakan mikroorganisme
sering kali memerlukan pemindahan kebiakan segar tanpa terjadi pencemaran.
Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
1
2

mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.


Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.

3.2. Syarat -Syarat Inokulasi


Syarat-syarat dalam inokulasi, antara lain:
3.2.1. Menyiapkan Ruangan
Ruangan tempat inokulasi harus kecil, bersih, kering, dan bebas angin .
Dinding ruangan yang basah akan menyebabkan butiran debu menempel di
dinding sehingga membuatnya kotor. Pad awaktu mengadakan inokulasi, lebih
baik jika meja tempat inokulasi tersebut dialasi dengan menggunakan kain basah .
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya . Inokulasi dapat dilakukan dalam
sebuah kotak kaca udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
3.2.2. Pemindahan dengan Kawat Inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom . Boleh lurus
atau berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini
dipijarkan, sedangkan sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan pada nyala api
saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan ke suatu koloni, mulut
tabung tempat pembiakan dipanasi setelah sumbatnya dibuka. Ujung kawat yang
ada sampel mikroorganisme digesekkan pada medium. Setelah penggesekan
selesai, mulut tabung dipanasi kembali. Kemudian disumbat seperti semula agar
tidak ada lagi benda kecil yang masuk kedalam medium.

3.3. Teknik Biakan Murni


Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta
mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril
sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus
sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi
3

kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan


mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan atau
pengembangbiakan. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang
dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan
dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk
mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja atau hanya satu-satunya.
Dan pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi pengembangbiakan
mikroorganisme pada medium yang benar-benar steril.

3.4. Pemindahan Bakteri


Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi, bila kontaminasi terjadi maka akan gagal praktikumnya.
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril
baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang
mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun
padat. Biakan murni diperlukan untuk keperluan diagnostik, karakterisasi
mikroorganisme, industri farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan
mikroorganisme. Nutrien dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan
mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya
kontaminan dalam biakan diperlukan unutk mendapatkan kultur yang murni.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan
ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini
dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama
pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan
cairatau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan
4

mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan


membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat
sebagai pelikel, pelikel ini terlihat sangat bagus dan menawan luar biasa.
Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Penggunaan teknik aseptis mencegah terjadinya
kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat pathogen. Teknik kerja aseptis,
teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara cepat dan efisien perlu
dipahami untuk menunjang pekerjaan yang berkaitan dengan mikroorganisme.
Prinsip utama menginokulasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan
mikroba tersebut dan mengamati karakteristik morfologinya. Inokulasi pada
media padat dapat dilakukan dengan teknik agar miring, dan tegak.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan
aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan
permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media
cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu
dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring
lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan
lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.

3.5. Sifat-Sifat Koloni dan Macam Medium


Sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya
dengan bentuk susunan, permukaan, pengkilatan, dll. Pengamatan sifat-sifat ini
dapat dilakukan dengan pandangan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop
atau yang disebut pengamatan makroskopis. Supaya sifat-sifat tersebut tampak
jelas, mikroorganisme perlu ditumbuhkanpada media padat. Berikut ini dijelaskan
tentang beberapa cara menumbuhkan mikroorganisme pada berbagai jenis
medium padat pada saat dilakukan inokulasi, diantaranya yaitu piaraan lempengan
(plate streak culture), dimana biakan mikroorganisme diperoleh dengan
menggesek bagian ujung kawat di inokulasi yang membawa jamur pada
permukaan agar-agar lempengandalam cawan petri sampai meliputi seluruh
permukaan. Cara lain menumbuhkan mikroorganisme yaitu piaraan miring (slant
culture), pada metode ini biakan diperoleh dengan menggesek-gesekkan ujung
5

kawat inokulasi yang membawa jamur pada permukaan agar-agar miring. Selain
itu terdapat juga metode piaraan tusukan (stab culture). Pada metode stab culture,
biakan mikroorganisme diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi
yang membawa jamur dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan
agar ini tidak miring. Piaraan adukan (shake culture), pada metode shake culture,
mikroorganisme diperoleh dengan cara mencampuraduk setetes suspensi jamur ke
dalam medium yang masih cair (belum membeku).
Piaraan satu sel, menggunakan alat yang disebut mikropipet . Alat ini
dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak, dengan tidak terikutnya bakteri
lain pada saat pengambilan. Mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada
suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakukan dibawah mikroskop. Jika tampak
suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan mikropipet tetesan
tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri dapat
berkembang biak terlebih dahulu. Kemudian disini dapat diperoleh piaraan murni.
Metode lain untuk mengembang biakkan mikroorganisme pada medium
padat adalah inokulasi hewan, dimana pada metode ini didasarkan pada semua
bakteri yang dapat tumbuh didalam tubuh seekor hewan dinamakan piaraan
Pneumococcus murni. Inokulasi ini dapat dilakukan didalam kulit
(intracutaneous), dapat juga dibawah kulit (subtaneous), didalam otot
(intramoscular), dan juga didalam rongga tubuh atau di tempat yang lain.

3.6. Teknik Inoklasi


Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat
mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan
pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan
(nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai
zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh bakteri tersebut. Untuk
menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam
keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan
murnidiperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia,
morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap
6

zat anti bakteri. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni mikroorganisme, diantaranya adalah sebagai berikut:
3.6.1. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu,tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukan media agar nutrien dalam cawaan petridish dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Ada beberapa teknik dalam metode goresan, diantaranya:
1. Goresan T
2. Goreasan kuadran
3. Goresan radian
4. Goresan sinambung
3.6.2. Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan didalam sebuah medium agar nutrien dalam
cawanpetri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan telah
disterilkan sebelumnya. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama
dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah atau tersebar.
3.6.3. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada
suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung. Karena jika hanya
ditemukan satu koloni maka akan memudahkan dalam pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri murni hingga membentuk koloni bakteri itu sendiri.
3.6.4. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan
ujung jarum ose yang di dalamnya terdapat inokolum. Pada jarum ose akan
menempel bakteri atau mikroorganisme, kemudian bakteri atau mikroroganisme
tersebut dimasukan kedalam media, serta kemudian media tersebut dijaga agar
pertumbuhan atau perkembangbiakan terjadi dengan baik dan sangat maksimal.
7

3.7. Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri


Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang
berbentuk, seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah
sekali tumbuh di dalam suatu media. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose
bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat
terambil dalam jumlah yang relatif banyak dan biasanya tidak sedikit, contohnya:
1. Mixed culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.
2. Plate culture: media padat dalam petridis.
3. Slant culture: media padat dalam tabung reaksi.
4. Stap culture: media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan
cara penusukan.
5. Liquid culture: media cair dalam tabung reaksi.
6. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.

3.8. Perhitungan Mikroba


Pengukuran kuantitatif populasi mikroba seringkali sangat diperlukan
dalam berbagai macam penelahaan mikroorganisme . Pada hakekatnya terdapat
dua macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa
sel. Penentuan atau pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan untuk organisme
bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan
bukan hanya untuk organisme bersel tunggal, tetapi juga untuk organisme
berfilamen (misalnya kapang). Berikut jenis-jenis cara perhitungan:
1. Hitungan cawan (palt count) atau pengenceran
2. Hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) atau penggunaan
ruang hitung
3. Secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter
(coulter Counter)
4. Penggunaan turbidometer / nefelometer
Cara lain untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan penyaring
sampel dengan suatu saringan membran, lalu diinkubasikan pada permukaan
medium yang sesuai. Jasad-jasad renik yang tertahan pada permukaan saringan
menyerap nutrien dari medium dan menghasilkan koloni-koloni yang masing-
8

masing berasal dari satu sel tunggal yang dapat hidup. Massa sel juga dapat
ditentukan dengan beberapa metode. Salah satu yang paling umum digunakan
adalah pengukuran kekeruhan suspensi sel. Cara lain adalah mengukur berat
kering sel atau filamen miselum sampel dalam volume tertentu. Dalam penentuan
yang disebutkan terakhir ini sampel mula-mula disentrifugal atau disaring, dicuci,
dikeringkan, kemudian beratnya di timbang.
3.8.1. Hitungan Cawan (Pengenceran)
Dengan pengenceran, disiapkan beberapa buah tabung berisi aquadest
steril sebanyak 9 ml. Masing-masing tabung kemudian ditambahkan 1 ml sampel
yang akan diperiksa secara bertahap, yaitu:
1. 1 ml sampel ke dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di
dalam tabung pertama menjadi 10-1.
2. 1 ml dari tabung pertama ke tabung kedua , sehingga konsentrasi tabung
kedua menjadi 10-2.
3. Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah.
Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditanamkan ke
dalam cawan petri berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian timbul
pada tiap-tiap cawan dihitung. Cara perhitungan ini harus memperhitungkan
faktor kerapatan pertumbuhan koloni, karena jika pertumbuhan koloni terlalu
rapat biasanya sulit untuk dipertanggungjawabkan hasilnya . Juga untuk
pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan adanya pemilihan cawan
yang ditumbuhi koloni yang paling tinggi kemurniannya untuk dihitung.
3.8.2. Hitungan Mikroskopis Langsung
Pada metode mikroskopis langsung, sampel diletakkan di ruang hitung
(seperti hemasiotomeyer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan
bantuan mikroskop. Pada metode ini, hasil pengenceran tidak ditanamkan pada
media, tetapi diteteskan ke dalam ruang hitung. Selanjutnya diperiksa di bawah
mikroskop terhadap mikroba yang terdapat pada kolom perhitungan. Misalnya
didapatkan jumlah yang terhitung 12 sel, maka perhitungan jumlah sel adalah:
Jumlah Sel= 12 x 25 x 50 x 103= 1,5 x 107 sel/ ml
9

Dimana:
12 = Jumlah sel yang terhitung.
25 = Jumlah kotak pada ruang perhitungan.
50 = Volume tiap-tiap kotak.
103= Pengenceran sampel.

Keuntungan metode ini adalah pelaksanannya yang cepat dan tidak


memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya adalah tidak dapat
membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati. Dengan kata lain hasil yang
diperoleh adalah jumlah total sel yang ada dalam populasi. Sel mati akan
menyerap warna biru, sedangkan sel hidup mereduksi zat warna tersebut secara
enzimatif menjadi tidak berwarna, jadi sel-sel akan tampak biru. Kelemahan lain
dari metode hitungan mikroskopis langsung adalah sulitnya menghitung sel yang
berukuran kecil seperti bakteri, karena ketebalan hemasitometer tidak
memungkinkan. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan mewarnai sel sehingga
mudah dilihat. Kelemahan lainnya adalah kadang-kadang sel cenderung
bergumpal, sehingga sukar untuk membedakan sel-sel individu. Cara
mengatasinya adalah dengan mencerai beraikan gumpalan sel tersebut dengan
menambahkan bahan anti gumpal (dinatrium etilamina tetra asetat dan tween).
3.8.3. Penggunaan Nefelometer / Turbidometer
Cara ini merupakan perhitungan kerapatan materi (sel) di dalam larutan,
yang diberi cahaya. Kualitas bias cahaya yang dilkakukan identik dengan
kerapatan materi sel yang berada dalam larutan. Pada kenyataanya peningkatan
suatu bakteri disebabkan terjadinya pembelahan biner sel bakteri itu sendiri.
Pembelahan biner diartikan bahwa setiap bakteri membentuk dinding sel baru
yang melintang dengan diameter pendeknya lalu memisah menjadi dua sel.
Masing-masing sel ini kemudian membelah lagi menjadidua sel dan seterusnya
dan terus berlipat. Hasil keseluruhan pertumbuhn semacam ini adalah
pertambahan jumlah bakteri secara hitungan deret ukur. Jadi keturunan bakteri
tunggal akan berlipat dua pada setiap pembelahan. Salah satu upaya untuk
menghitung pertumbuhan bakteri adalah dengan dimenggunakan suatu alat yang
dikenal dengan hemaesitometer yaitu alat yang khusus digunakan untuk
10

menghitung mikrooragnisme, pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil untuk


membatasi jumlah sel-sel mikroba yang akan diamati . Pekerjaan inidilakukan di
bawah mikroskop. Perhitungan yang diperoleh dengan mengalikan faktor
pengenceran dengan jumlah mikroorganisme per kotak didapatlah banyaknya
jumlah sel. Perhitungan mikroba pada umumnya dapat dilakukan dengan cara:
1. Hitungan cawan (palt count) atau pengenceran.
2. Menggunakan ruang hitung (hemaecytometer).
3. Menggnakan turbidometer/nefelometer.
4. Hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) atau
penggunaanruang hitung.
5. Secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter.
Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml
enceran mengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya
anatra (30-300) kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur
dengan medium nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri,
dibiarkan mengeras dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-
masing sel dapat memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk mengetahui
berapa bakteri hidup yang ada dalam larutan itu . Ada instrumen elektronik yang
akan menghitungkoloni yang memerlukan hanya satu detik untuk menghitung
koloni yang memerlukan atau pada seluruh cawan petri.
Pertumbuhan sel konstituen merupakan hal yang penting dalam
pertumbuhan hewan atau tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi
apabila ditaruh 10 sel bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam
kemudian didapat 10 juta bakteri setiap mm, maka terjadi pertumbuhan bakteri.
Pada kenyataannya terjadi pertumbuhan sel atau pertumbuhan bakteri sejuta kali .
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba seringkali sangat diperlukan dalam
berbagai macam penelahaan mikroorganisme. Pada hakikatnya terdapat dua
macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel.
Penentuan atau pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan untuk organisme ber
11

sel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan
bukan hanya untuk organisme bersel tunggal (uniseluler), tetapi juga untuk
organisme berfilamen (misalnya kapang).
3.9. Haemacytometer
Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung
mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1/400 mm
dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan cara meletakkan kaca
preparat yang di bagian atasnya dan kaca preparat ditutup dengan deck glass.
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop agar dapat mengamati
sel-sel mikroba baik yang kecil maupun yang besar , yang dibatasi oleh kotak-
kotak haemacytometer sehingga memudahkan perhitungan.
Perhitungan dengan haemacytometer merupakan perhitungan langsung
karena sampel langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan
diamati dengan menggunakan mikroskop. Perhitungan metode ini mempunyai
keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati

dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak


homogen, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan. Pengenceran dilakukan
untuk memudahkan pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel
mikrooranisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.
Untuk menumbuhkan suatu koloni pada suatu medium padat , maka
perlu diperhatikan sifat-sifat koloni tersebut. Diantaranya adalah:
1. Besar kecilnya koloni, Bentuk, ada koloni yang berbentuk bulat, berbentuk
memanjang, tepi rata atau tidak.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada
yang timbul.
4. Halus atau kasarnya permukaan koloni.
5. Wajah permukaan, ada yang mengkilap dan ada yang suram.
6. Warna kebanyakan koloni berwarna putih kekuningan , tapi ada juga yang
berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, hijau, kuning, ungu.
12

7. Kepekatan, ada koloni yang lunak, ada yang keras, dan kering.

Anda mungkin juga menyukai