OLEH:
KELOMPOK 1
SESI 5
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum
Mikrobiologi ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah praktikum Mikrobiologi .
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan
juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Ibu Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Mikrobiologi.
2. Para petugas laboratorium terpadu Universitas Esa Unggul .
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu,
kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
A. Tujuan Praktikum.......................................................................................................2
B. Landasan Teori...........................................................................................................2
A. Hasil...........................................................................................................................8
B. Pembahasan ...............................................................................................................9
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang
mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi
merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan
simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau
indicator keamanan makanan.
Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan, meliputi
uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutumakanan, uji kualitatif
mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri
patogen untuk menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap
setiap bahan pangan tidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan
komposisibahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dankon
sumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.
Dalam praktikum kali ini, cara dan prinsip yang digunakan adalah ALT
( angka lempeng total ) dan AKK ( angka kapang khamir ).
Dimana bahan pangan atau sampel yang digunakan adalah jamu dan hanyamenghitun
gan pertumbuhan koloni yang dapat dihitung secara manual tanpa menggunakan
mikroskop. Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting dilakukan, agar dapat
menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk
menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingkat
sanitasi pada jamu tersebut.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Praktikum
2. Menguji bahwa sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi
batas yang ditetapkan karena berbahaya bagi kesehatan manusia.
B. Landasan Teori
Pertumbuhan bakteri dengan berbagai cara yang salah satunya yaitu uji angka
lempeng total. Pengukuran dengan platting technique (uji angka lempeng total)
merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan didasarkan pada
asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni
tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (Colony Forming Unit) dengan
cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300
(Pratiwi, 2008).
Uji angka lempeng total (ALT) merupakan metode yang umum digunakan
untuk menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji
angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan
tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan
pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada
media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung
setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan terhadap
petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Titik angka lempeng total
dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan dengan faktor
pengenceran. Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departemen Kesehatan
RI jika kurang dari 106 (Jawetz dkk., 1995).
Prinsip dari metode hitung cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup
dihidupkan pada media gar,maka sel jasad renik tersebut akan berkembangbiak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
2
menggunakan bantuan mikroskop. Metode hitung cawan merupakan cara yang paling
sensitive untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu:
1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.
2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikas mikroba.Karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatumikroba yang mempunyai penampakan
pertumbuhan sensitive (Waluyo,2010)
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membetuksatu koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda pula.
3. Mikroba yang dibutuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak,jelas,tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung (Waluyo,2010)
3
Akan tetapi, karena beberapa bakeri juga menfermentasi karbohidrat dan
menggunakannya sebagai sumber energy, maka beberapa bakteri masih mungkkin
tumbuh pada PDA ( Fardiaz, 1993).
Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour
plate), dan metode permukaan (surface / spread plate). Pada metode tuang , sejumlah
sampel (1ml atau 0,1ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan kecawan
petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril yang didinginkan (47-50oC) sebanyak
15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Pada pemupukan dengan
metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 ml
sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agartersebur. Kemudian
diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam sampel
dapat dihitung sebagai berikut. (Dwidjoseputro, 2005)
4
BAB III
METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
1. Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Alat dan Bahan :
d. Pipet volume
f. Labu ukur
g. Vortex
Cara Kerja:
5
pengenceran 10-1
d. Pembuatan media PCA (Plate Count Agar) (hitung dan lihat cara pembuatan
media pada kemasan)
e. Pengenceran sampel untuk uji ALT
Sebanyak 5 buah labu ukur 10 ml disiapkan, masing-masing telah diisi
5.
memadat. Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 350C selama 24
- 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Perhitungan
Angka Lempeng total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan jumlah rata-
rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan.
6
f. Colony counter (alat hitung koloni)
Cara Kerja :
agar membeku, cawan petri dibalik dan diinkubasikan pada suhu 25 0C atau
pada suhu kamar selama 5 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari
ke-5. Koloni kapang dan khamir dihitung setelah 5 hari. Uji sterilitas media
dilakukan dengan menuangkan media PDA dalam cawan petri dan dibiarkan
memadat. Uji sterilitas pengencer dilakukan dengan cara menuangkan media
PDA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu dibiarkan memadat.
7
BAB IV
A. Hasil
Gambar Keterangan
Sampel jamu
Perhitungan ALT
N= 10 x 101
8
= 102 koloni
Perhitungan AKK
N= 10 x 101
= 102 koloni
B. Pembahasan
Uji angka lempeng total (ALT) merupakan metode yang umum digunakan
untuk menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Pada
prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian
dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Uji kapang khamir adalah pengujian
yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah kapang dan khamir yang ditumbuhkan
pada media tertentu, dilakukan dengan prinsip hitung cawan, yang apabila satu sel
mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada media yang sesuai maka sel
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloninya dapat dilihat langsung
dengan mata pada media yang digunakan etelah dilakukan inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu.
Pada praktikum ALT dan AKK sampel yang digunakan oleh kelompok 1 yaitu
jamu gendong. Hal yang pertama kali dilakukan yaitu melakukan pengenceran berseri
dengan perbandingan sampel jamu 1 : 9 aquadest steril dalam satuan ml. pengenceran
berseri ini bertujuan untuk meminimalisir kekeruhan suspensi sampel agar jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel berkurang sehingga tidak terjadi
penumpukan mikroorganisme pada saat pengamatan. Setelah dilakukan pengenceran,
hasil pengenceran 10-3 dipindahkan ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml/cawan.
Jumlah cawan petri yang ada sebanyak 4 cawan, yaitu untuk Uji ALT 2 cawan dan
untuk Uji AKK 2 cawan. Tujuan dibuat 2 cawan atau biasa disebut dengan duplo yaitu
untuk mengetahui rata-rata mikroorganisme yang tumbuh. Kemudian dituangkan
media ke dalam cawan petri yang sudah berisi sampel tersebut secukupnya. Untuk Uji
ALT media yang digunakan yaitu PCA sebagai media pertumbuhan bakteri dan untuk
Uji AKK media yang digunakan yaitu PDA sebagai media pertumbuhan kapang
khamir.
Teknik yang digunakan yaitu teknik pour plate dimana yang dimasukkan ke
dalam cawan petri terlebih dahulu adalah sampel ujinya. Teknik pour plate bertujuan
agar mikroorganisme dalam sampel dapat tumbbuh di seluruh bagian media sehingga
9
lebih mudah untuk diamati. Setelah cawan petri yang sudah berisi media padat,
kemudian diinkubasikan secara terbalik agar uap air yang ditimbulkan selama masa
inkubasi tidak jatuh ke media yang akan berakibat fatal pada pertumbuhan
mikroorganisme. Cawan untuk Uji ALT diinkubasikan pada suhu 25 oC selama 24 jam
dan cawan untuk Uji AKK diinkubasikan pada suhu kamar selama 48 jam.
Hasil dari cawan Uji ALT setelah diinkubasikan selama 24 jam yaitu terdapat
pertumbuhan bakteri di dalam media tersebut minimal sebanyak 1 koloni dan
maksimalnya juga sebanyak 1 koloni. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel
uji jamu gendong yang digunakan oleh kelompok 1 sangat layak dikonsumsi karena
mengandung bakteri yang sangat sedikit sekali, dibuktikan dengan hasil perhitungan
diperoleh sebesar 102 koloni sedangkan rentang maksimal sampel tidak boleh
dikonsumsi yaitu sebesar 105.
Sedangkan hasil Uji AKK setelah diinkubasi selama 48 jam yaitu tidak
terdapat pertumbuhan kapang khamir sama sekali alias nol (0). Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa sampel uji jamu gendong yang digunakan oleh kelompok 1 sangat
layak dikonsumsi karena mengandung kapang khamir yang sangat sedikit sekali,
dibuktikan dengan hasil perhitungan diperoleh sebesar 102 koloni sedangkan rentang
maksimal sampel tidak boleh dikonsumsi yaitu sebesar 105.
10
BAB V
1. Interpretasikan hasil percobaan yang telah Anda lakukan dan simpulkan apakah sampel
makanan yang telah Anda analisis mengandung jumlah mikroba melebihi batas yang
ditetapkan atau tidak! Jelaskan! (berdasarkan Peraturan Pemerintah/Keputusan Kepala
Badan POM RI tentang persyaratan cemaran mikrobia pada makanan)
Jawab:
Sampel makanan yang diuji oleh kelompok 1 yaitu jamu gendong. Pada jamu gendong
yang telah diuji menunjukkan bahwa jamu tersebut sangat layak dikonsumsi, karena
setelah dilakukan pengujian hasilnya adalah jumlah bakteri yang tumbuh sangat sedikit
sekali dan jumlah kapang khamir yang tumbuh nol. Hal tersebut dikarenakan ibu penjual
jamu tersebut sangat menjaga kesterilan alat dan bahan yang digunakan dan cara
pembuatannya pun juga sangat diperhatikan. Menurut saya jamu dari ibu ini harus diuji
lebih dalam lagi dan diharapkan jamu tersebut dapat diproduksi dan diuji sebagai jamu
ber merk.
2. Apa fungsi dari uji sterilitas media dan uji kontrol pengencer!
Jawab:
- Uji sterilitas adalah untuk menjamin bahwa produk yang melalui proses pembuatan
itu tidak mengandung mikroorganisme atau faktanya terkontaminasi.
- Uji kontrol pengencer untuk
3. Bagaimana cara perhitungan koloni untuk mendapatkan nilai ALT dan AKK?
Jawab:
Angka Lempeng Total
Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh. Untuk beberapa
kemungkinan, maka diikuti petunjuk sebagai berikut:
1. Bila hanya salah satu diantaranya kadua cawan petri dari pengenceran yang sama
menunjukkan jumlah antara 30–300 koloni, dihitung rata-rata dari kedua cawan
dikalikan dengan faktor pengenceran.
2. Bila pada cawan petri dari kedua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan
11
jumlah antara 30–300 koloni, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan faktor
pengencer kemudian diambil angka rata-rata. Jika pada tingkat pengenceran yang
lebih tinggi didapati koloni yang lebih besar dua kali jumlah koloni pada pengenceran
dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah.
3. Bila dari seluruh cawan petri tidak satupun yang menunjukkan 30–300 koloni, maka
dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai
Angka Lempeng total perkiraan.
4. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan petri dan bukan disebabkan karena
inhibitor, maka Angka Lempeng total dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan
dengan faktor pengencer paling rendah.
5. Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 300, maka cawan dengan tingkat
pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sektor (2, 4 atau 8). Jumlah koloni
dikalikan dengan faktor pembagi dan faktor pengencerannya. Hasil dilaporkan
sebagai Angka Lempeng Perkiraan.
6. Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1/8 bagian cawan, maka jumlah koloni adalah
200 x 8 x faktor pengenceran. Angka lempeng total perkiraan dihitung sebagai lebih
besar dari jumlah koloni yang diperoleh.
12
4. Uji apa saja yang dilakukan selain uji ALT dan AKK sebagai parameter untuk mengukur
cemaran mikroba pada produk obat atau makanan? Jelaskan!
Jawab:
- Metode filtrasi
Prinsip dari metode filtrasi adalah pertumbuhan bakteri aerob mesofil pada
penyaringan membran setelah diikubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dalam
perbenihan yang sesuai.
- Pemeriksaan bakteri pathogen
Pemeriksaan bakteri patogen bertujuan untuk apakah apakah suatu produk
mengandung bakteri pathogen yang tidak diperbolehkan terdapat dalam suatu
sediaan.
13
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Kesterilan dari penjual sangat mempengaruhi jumlah mikroorganisme yang
terdapat dalam produk.
2. Dari uji produk yang telah dilakukan dapat disimpulkan jamu tersebut sangat
layak dikonsumsi mengingat jumlah mikroorganisme yang terkandung di
dalamnya sangat sedikit.
B. Saran
Sebaiknya produk jamu dari ibu penjual tersebut diujikan lebih serius lagi,
mungkin saja produk tersebut memang sesuai dengan persyaratan oleh BPOM tentang
persyaratan cemaran mikrobia pada makanan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., Brooks, G.F., Butel, J.S. & Ornston,
L.N.,1995, Mikrobiologi Kedokteran, edisi keduapuluh, diterjemahkan oleh Nugroho & R.F.
Maulany, EGC, Jakarta.
15