Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN VII

UJI BIOKIMIAWI

Disusun oleh

Romania yusnia sari : 20180311141


Kelompok 2

Ketua : Monika Anggraini

Anggota : Amalia rolobessi

Liu Su Na

Wenno hardiono

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah subehanahuwataala yang telah memberikan kira


semua kesehatan lahir dan batin, dan atas berkat dan rahmatnya kita
semua dapat melaksanakan praktikum ini, taklupa kita panjatkan puji dan
sukur terhaadab nabi besar Nabi Muhammad SAW,
Alhamdulillah saya rohaniva yusnia sari dari kelompok 2 bisa
menyusun dan menyelesaikan laporan praltikum ini. Trimasih untuk
teman kelompok karna dengan kerjasama kita pada saat praktikum
berjalam dengam lancar dan selesai tepat waktu dan terimaksih kepada
temen kelompok telah membantu saya dalam memberi informasi yang
saya kurang ketahui pada saat menyusun laporan ini.
Trimakasih juga kepada kakak laboran yang telah senantiasa
membantu kami dalam berjalannya praktikumm hingga kami tidak
kebingungan ditengah percobaan dan trimakasih juga kepada Ibu
Inherni Marti Abna,S.Si.M.Si sudah senantiasa membimbing dan
memberi kami pengetahuan baru ini.
Demikian laporan yang saya buat dengan sebenar-benarnya dan
membuatnya dengan sunguh-sungguh tanpa plagiat dari temen
sekelompok maupun dari teman-teman kelompok lain.

Jakarta, 19 Desember 2019

Rohaniva Yusnia Sari


20180311141
BAB I
PENDAHULUAN

A. WAKTU PRAKTIKUM
Tanggal praktikum September 2019
Tanggal pengumpulan 13 Desember 2019
Tempat praktikum, laboratarium holiq farmasi

B. TUJUAN :

Mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimiawinya.

C. LANDASAN TEORI :

Mikroba tumbuh dan berkembang biak dengan menggunakan berbagai bahan yang
terdapat di lingkungannya. Nutrien yang terdapat di lingkungan sekelilingnya terdiri dari
molekul sederhana seperti H2S dan NH4+ atau molekul organik yang kompleks seperti
protein dan polisakarida. Mikroba mengoksidasikan nutrien ini untuk memperoleh energi dan
prekursor untuk sintesis dinding sel, membran dan flagella. Penggunaan nutien tergantung
aktivitas metabolisme mikroba. Percobaan-percobaan dalam uji biokimiawi mencakup
berbagai uji untuk mengetahui aktivitas metabolisme mikroba. Pengamatan aktivitas
metabolisme diketahui dari kemampuan mikroba untuk menggunakan dan menguraikan
molekul kompleks, seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan
juga dilakukan pada molekul yang sederhana seperti asam amino dan sakarida. Hasil dari
berbagai uji ini digunakan untuk pencirian dan identifikasi mikroba (Lay, 1994).
Pada identifikasi bakteri mula-mula diamati morfologi sel individual secara mikroskopik
dan pertumbuhannya pada bermacam- macam medium. Karena suatu bakteri tidak dapat
dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, maka perlu diteliti pula sifat-
sifat biokimiawi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Bakteri-bakteri
yang morfologinya sama mungkin berbeda dalam kebutuhan nutrisi dan persyaratan ekologi
lainnya (temperatur, pH dsb) (Jutono dkk, 1980).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat
-sifat fisiologinya. proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakanenergi untuk sintesis komponen!komponen sel dan untuk kegiatan selular,
seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat
morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan factor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya. ciri fsiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang
amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara
morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fsiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. karakterisasi dan klasifikasi sebagian
mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia.
Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit
yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004) ada 12 jenis uji yang sering digunakan
dalam uji biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan
(adam, 2001).

D. PROSEDUR KERJA

Alat dan Bahan:

1. Isolat murni bakteri tanah (hasil percobaan Acara III)dalam NA miring dan NB (nutrien
cair)
2. Reagen untuk test oksidase : tetramethyl-paraphenyldiamine
3. Reagen untuk test katalase : 10% atau 30% H2O2
4. Bahan untuk test O-F : media O-F yang mengandung 0,5- 1% karbohidrat, paraffin cair
5. Bahan untuk test sitrat : Simmons Citrate Agar yang mengandung indikator Brom
Thymol Blue-BTB
6. Bahan untuk test dekarboksilase lisin : media Lysin Iron Agar (LIA) yang mengandung
Lisin dan indikator Brom Cresol Purple-BCP, media tanpa Lisin
7. Media Nutrien Agar (NA)
8. Gelatin
9. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
10. Bahan untuk test pembentukan indol : media Tryptone Water, reagen Kovacs
11. Bahan untuk test MR-VP : media MR-VP, larutan 40% KOH, larutan 5% alpha-naphtol
12. Bahan untuk test Urease : media Urea Broth, indikator Phenol Red
13. Buku Panduan Determinasi Bakteri : Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology
(Holt et al., 2000)
14. Jarum ose
15. Pipet volume steril

Cara kerja:

1. Test Oksidase
Letakkan 2-3 tetes larutan tetramethyl-paraphenyldiamine pada keras saring. Ambillah
suspensi isolat murni bakteri dalam nutrien cair dan inokulasikan pada kertas saring yng
telah ditetesi reagen. Amati dan laporkan hasil pengujian, reaksi positif terjadi jika timbul
warna ungu tua atau hitam setelah didiamkan selama beberapa menit. Kadangkala
perubahan warna memakan waktu lebih lama sampai 10- 30 menit. Bandingkan dengan
kontrol (tanpa inokulasi bakteri).

2. Test Katalase

Letakkan 1-2 tetes 10 % atau 30% H2O2 pada gelas benda dan tambahkan 1 ose atau 2-3 tetes
suspensi isolat murni bakteri. Amati, katalase positif ditandai oleh pembentukan buih seketika.
Bandingkan dengan kontrol (tanpa inokulasi bakteri).

3. Test O-F (Oksidasi-Fermentasi)


Inokulasikan secara hati-hati isolat murni bakteri ke dalam 4 tabung berisi media O-F
yang mengandung 0,5-1% karbohidrat (glukosa, laktosa, manitol, maltosa atau sukrosa)
secara tusukan. Tabung I ditutup dengan parafin lunak, tabung II tidak ditutup parafin,
tabung III dan IV sebagai kontrol (ditutup paraffin dan tidak ditutup paraffin tanpa
inokulasi bakteri). Amati setelah 24 jam pada suhu kamar. Bandingkan perlakuan dengan
kontrol. Oksidasi (terbentuk warna kuning pada media O-F yang tidak ditutup
paraffin)terjadi pada mikroba aerobik dan fermentasi (terbentuk warna kuning pada
media O-F yang ditutup paraffin) terjadi pada mikroba anaerob. Bandingkan dengan
kontrol. Perhatikan perubahan warna media yang terjadi dan indikator yang terkandung
dalam media O-F.

4. Test Penggunaan Sitrat


Isolat murni bakteri diinokulasikan secara goresan zig zag menggunakan ose dan secara
tusukan menggunakan jarum inokulasi pada media Simmons Citrat Agar miring,
kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Perhatikan perubahan warna
dengan melihat perubahan warna dari hijau menjadi biru. Bandingkan dengan kontrol.

5. Test Dekarboksilase Lisin


Pada medium yang mengandung lisin dan kontrol (media tanpa lisin) diinokulasi secara
tusukan dengan isolat murni bakteri, inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam. Positif
jika terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning dan kembali ke ungu, sementara
pada kontrol (media tanpa lisin) terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning.

6. Test Hidrolisis Gelatin


Dengan cara tusukan, inokulasikan isolat murni bakteri pada media yang mengandung
gelatin sedalam ¾ bagian dari lapisan permukaan. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu
kamar. Pada saat pengamatan, masukkan tabung perlakuan dan kontrol (media tanpa
inokulasi bakteri) dalam almari es selama 30 menit. Positif berarti terjadi pencairan.

7. Test H2S dan Fermentasi Gula-gula


Dengan menggunakan media TSIA, inokulasikan isolat murni bakteri secara goresan
menggunakan jarum ose dan secara tusukan menggunakan jarum inokulasi. Inkubasikan
selama 24 jam Pembentukan H2S ditunjukkan dengan terbentuknya endapan warna
hitam. Perubahan warna media TSIA dari merah menjadi kuning menunjukkan adanya
fermentasi gula (glukosa, sukrosa, laktosa). Amati juga apakah terbentuk gas yang
ditandai dengan pecahnya media atau terangkatnya media ke atas. Bandingkan dengan
kontrol (media tanpa inokulasi bakteri)

8. Test Indol
Inokulasikan 1 tabung media Tryptone Water dengan 2 tetes isolat murni bakteri dan 1
tabung media untuk kontrol (tanpa inokulasi bakteri). Inkubasikan pada suhu kamar
selama 24 jam. Setelah inkubasi, tiap-tiap tabung ditambah 10 tetes reagen Kovacs.
Terbentuknya warna merah/merah muda pada lapisan larutan reagen menunjukkan
terbentuknya indol. Bandingkan dengan kontrol.

9. Test MR (Methy Red)


Inokulasikan isolat murni bakteri pada media MR-VP (media Methyl Red-Voges
Proskauer) dan inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar. Tambahkan 5 tetes reagen
Methyl Red ke dalam tabung berisi media MR-VP. Kocoklah hati-hati, Hasil tes positif
jika terjadi warna merah dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen. Bandingkan
dengan kontrol (tanpa inokulasi bakteri).

10. Test VP (Voges Proskauer)


Inokulasikan isolat murni bakteri pada media MR-VP dan inkubasikan selama 24 jam
pada suhu kamar. Tambahkan 0,6 ml larutan alpha-naphtol 5% dilanjutkan 0,2 ml KOH
40%. Kocoklah hati-hati, longgarkan tutupnya, kocok kembali, ulangi setiap 5 menit,
bacalah perubahan warnanya setelah 30 menit. Hasil tes positif jika terjadi warna merah
dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen. Bandingkan dengan control (tanpa
inokulasi bakteri).

11. Test Urease


Inokulasikan media Urea Broth yang mengandung indikator fenol merah dengan 1 tetes
kultur muni bakteri. Amatilah perubahan warna menjadi merah (phenol red) setelah 24
jam pada suhu kamar. Bandingkan dengan kontrol.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Habitat Citrat TSIA H2S Gas Mrsa Indol Vp Mr Urease glukosa sukrosa laktosa
Ikan + A/A - + - - - - - + + +
busuk
Gambar Perlakuan Keterangan hasil
- Media tryptone water Citrat ; + (bawah hijau, atas biru)
untuk uji indol. TSIA : A/A (kuning/kuning)
Reagen : 10 tetes kovaks H2S : - ( tdk ad hitam)
- Media MR-VP (methyl Gas : + ( TERANGKAT)
red-voges proskauer Mrsa : negatif ( gk numbuh bakteri)
untuk uji MR &VP dng Indol : - ( krna tidak ada cincin merah
Reagen : yg terbntuk)
MR : 5 tetes methyl red VP : - (warnanya hijau keruh)
VP : 600 ml Natal dan MR : - (krna warna nya putih keruh)
200 ml KOH Urease : - (warnanya kuning)
- Media urea broth untuk Sukrosa : + ( kuning keruh)
uji urease Laktosa : + ( kuning keruh)
Reagen : 2 tetes methyl Glukosa : + ( kuning keruh)
red
- Uji gula-gula Grukosa,
sukrosa dan laktosa
Reagen metil red 5 tetes

B. Pembahsan
1. Uji indol
Indol digunakan untuk mengetahui apakah mikroba mempunyai enzim
triptophanase sehingga mikroba tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan
membentuk indol. adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen yang cocok
dengan media dan akan membentuk cincin merah/merah muda (cowan, 2004). Pada
praktikum kami menggunakan media triptone water dengan 2 tetes isolat murni bakteri
ikan busuk, kemudian setelah diinkubasi selama 24 jam ditambahkan reagen kovaks 10
tetes. Kemudian setelah 24 jam diinkubasikan hasil pada praktikum indol : negatif (-) :
tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan . Dari hasil yang ddidapat
artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Hasil Negatif ( - )
Tidak terbentuk cicncin merah dipermukaan media

2. Uji MR
Media yang digunakan adalah MR-VP ( media methyl red-Voges Proskauer) dan
kemudian diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar. Kemudian setelah di
inkubasikan di tambah reagen methyl rad untuk uji mr didapat hasilnya Negatif (-) karena
warnanya putih keruh harusnya merah muda setelah 30 menit dari penambahan reagen.
Uji MR ini digunakan untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen
glikon).

Hasil Negatif ( - )

3. Uji VP
Uji ini digunakan untuk mengetahui pembentukan asetil karbinol (asetoin) Media
yang digunaan pada uji ini adalah media MR-VP, diinokulasikan isolat murni bakteri
pada media kemudian diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar, kemudian
ditambahkaam 600 ml Naftol dan 200 ml KOH kemudian di portek dengan hati-hatis
selama 10 menit dan didapat pembacaan hasil setelah 30 menit hasilnya adalah negatif
(-) tidak terjadi perubahan warna menjadi merah setelah 30 menit ditambahkan kedua
reagen, artinya hasil akhir fermentasi bakteri bukan asetil metil karbinol (asetoin)
(colome 2001.
Hasil Negatif ( - )

4. Uji citrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. tu!uan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah mikroba ikan busuk menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. pada
media Simons citrat berisi indikator B2B (Brom 2ymol Blue). & pabila bakteri menggunakansitrat
sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi
biru. (Ratna,2012). Pada praktikum didapat hasil : negatif (+) : terjadinya perubahan
warna media dari hijau menjadi biru, artinya baktri ikan busuk menggunakan citrat
sebagai satu-satunya sumber karbon.

Hasil positif ( + )

5. Uji urease
Tujuan dari uji adalah untuk mengetahui apakah bakteri mempunyai enzim urease yang
dapat menguraikan urea membentuk amoniak. ( Lim, 2006). Media yang digunakan pada uji
dalam praktikum kali ini adalah media urea broth yang ,mengandung indikator fenol merah
dengan 2 tetes kultur murni bakteri, hasil dari uji pada praktikum kali ini setelah 24 jam
diinkubasikan pada suhu kamar adalah Negatif ( -) tidak terjadi perubahan warna menjadi
pink/merah jambu, aartinya kuman tidak memecah urease urea membentuk amoniak.
6. Uji TSIA
Tu!uan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk memfermentasikan
karbohidrat dengan menggunakan media TSIA, pada media TSIA mengandung
mengandung 3 macam karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan glukosa, perubahan media
TSIA dari merah menjadi kuning menunjukan bahwa adanya fermentasi gula (Buchanan,
2003). Pada praktikum dengan menggunakan media TSIA diinokulasikan isolat murni
bakteri secara goresan menggunakan jarum ose dan secara tusukan menggunakan jarum
inokulaso kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar, didapat hasil uji TSIA
A/A (kuning/kuning) dari semuala media berwarna merah disertai dengan pembentukan
gas CO2 yang terlihat terangkatnya agar. Tidak terbentuk endapan hitam yang artinya hasil dari
H2S negatif ( - )

Gas +

7. Uji gula-gula
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-
masing gula membentuk asam, media gula-gula ini terpisah dalam 3 tabung yang berbeda
dan media yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 9 ml glukosa,
laktosa, dan sukrosa, msing-masing gula gula ditambahkan indikator metil red, dan
didapat hasil (+) pada 3 tiga tabung glukosa, sukrosa dan laktosa : yang artinya ter!adi
perubahan warna media cair dari merah menjadi kuning keruh pada ketiga tabung.
Artinya bakteri dari ikan busuk membentuk asam dari glukosa, sukrosa dan laktosa,.
 
 

Hasil Positif ( + )
Berwarna kuning keruh
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah di dapatkan bahwa dalam uji biokimia yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dapat dilihat bahwa tiap jenis bakteri dapat
mengekspresikan atau menunjukkan karakternya tersendiri jika dilakukan berbagai
macam uji yang dilakukan dalam praktikum yaitu
1. Uji Citrat
2. Tes fermentasi gula-gula
3. Tes indol
4. Tes MR (methy red)
5. Tes VP ( voges Proskauer)
6. Tes urease
7. TSIA ( termasuk tes H2S dan GAS)
8. MRSA
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai