Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI I

UJI BIOKIMIA (IDENTIFIKASI MIKROB)

Disusun Oleh :

AHMAT FAKHRI UTAMA

F1D016049

Diketahui

Asisten Praktikum Praktikan

Eliza Farestiani Ahmat Fakhri Utama

(F1D015038) (F1D016049)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisme harus diklasifikasi terlebih dahulu sebelum diidentifikasi. Hal ini
penting sekali, meskipun klasifikasi hanya menyatakan bahwa organisme ini berbeda
dengan organisme lainnya yang telah ada. Sebagai contoh agens penyebab penyakit
Legionnair yang menyebabkan pnumonia pada tahun 1976 di Phiadclphia. Organisme ini
kemudian dimasukkan kedalam genus baru yaitu Legionnella, dan agens penyebabnya
ialah L.pneumophila. Setelah diklasifikasikan barulah dicari beberapa sifat yang
mencirikan organisme tersebut sehingga mudah untuk diidentifikasikan. Ciri yang
digunakan haruslah merupakan berbagai ciri yang hanya ditemukan pada organisme itu
saja. Selain itu ciri yang digunakan haruslah ciri yang mudah dilakukan seperti :
 Morfologi : jumlah flagela, bentuk spora
 Fisiologi : kemampuan tumbuh secara anaerob
 Biokimia : kemampuan menghasilkan asam dari karbohidrat
 Susunan kimiawi : adanya lisin dalam dinding sel
 Biakan : sifat-sifat koloni
 Zat hara : memerlukan zat hara tertentu bagi pertumbuhan
 Sensitivitas : kepekaan terhadap penicillin
 Genetik : % GC, kemampuan transduksi oleh bakteriofag
DNA homolog sangat berguna dalam klasifikasi, merupakan ciri yang tidak dapat
digunakan dalam identifikasi, oleh karena metode nya sangat rumit dan bukan merupakan
prosedur yang dilakukan sehari-hari. Identifikasi dilakukan melalui jalur “kunci” (key
scheme). Selain itu digunakan pula tabel identifikasi, tabel ini biasanya mengandung lebih
banyak ciri dibandingkan jalur kunci dengan keterangan yang mudah untuk dibaca dan
dimengerti (Lay, 1992).
Biokimia adalah ilmu mengenai dasar molekuler kehidupan. Tujuan utama dari
biokimia adalah untuk mencari jawaban tentang bagaimana benda mati yang menyusun
organisme hidup berinteraksi satu dengan yang lain untuk mempertahankan dan
melangsungkan keadaan hidupnya. Biokimia telah menghasilkan konsep-konsep
mendalami yang mengungkapkan sebagian dari misteri hidup serta berbagai aplikasi
praktis dalam bidang kedokteran, pertanian, ilmu biji, dan industri (Hadioetomo, 1993).
Uji fisiologis untuk mengidentifikasi suatu bakteri. Uji fisologis yaitu uji katalase,
uji indol, uji MR, uji simmons citrate dan uji TSIA (Yulvizar, 2013).
Dari penguraian latar belakang diatas maka dilakukan praktikum yang berjudul Uji
Biokimia (Identifikasi Mikrob).

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
 Mengetahui dan memahami identifikasi mikrob
 Mengetahui kegunaan dari identifikasi mikrob
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Biokimia adalah ilmu yang mengenal dasar molekuler kehidupan. Di seluruh dunia
biokimia dianggap sangat menggairahkan kerena berbagai alasan; pertama, mekanisme
kimia banyak sentral pada kehidupan kini mulai dipahami. Kedua, pola dan prinsif-prnsip
molekular yang umum mendasri penampilan. Ketiga, biokimia sangat mendasari ilmu
kedokteran. Keempat, perkembangan yang cepat (Stryer, 1995).
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui
dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang
kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula
pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan
hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme.
Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba.
Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan
mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat
pati, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul
yang sederhana seperti amino dan monosakarida (Dwidjoseputro, 1980).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-
sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular,
seperti pergerakan. Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting
di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan
ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis
yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya
tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti
bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi
dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat menghasilkan
perubahan warna reagen (Cowan, 2004).
Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara
lain:
1. Indol
Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol
yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah
muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari
tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan
larutan kovaks. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang
lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat
digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein.
2. MR-VP
 Uji MR
Uji MR dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah
ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran
(metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium
MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai
5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan
tersebut dengan pH serendah itu maka indikator tersebut menjadi merah. Hal ini
menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran.
 Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan
untuk mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil
fermentasi glukosa. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna
media menjadi merah setelah ditambahkan a naphtol 5% dan KOH 40%. Positif
(+) terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan a naphtol
5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil
metil karbinol (asetoin) (Colome, 2001).
3. Uji katalase
Merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob
obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida
(H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap
hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim
katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen (Volk
dan Wheeler, 1993).
4. Uji sitrat
Pada Uji sitrat Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini
adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon. Pada media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue).
Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah
menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak
terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak
mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke
dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citra sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon. Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau
menjadi biru, artinya kuman menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya
sumber karbon (Ratna, 2012).
5. Uji Gelatin
Hidrolisis Gelatin terdapat Enzim-enzim yang menguraikan golongan
potein disebut protenase/protease. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein
diperoleh dari hidrolisis kalogen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon
dari hewan. Gelatin akan terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis.
Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila
berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh mikroba,
maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo, 1993).
6. Uji Urenase
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai
enzim urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi
indikator phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna
media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk
amoniak. Positif (+) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah
jambu, artinya kuman memecah urea membentuk amoniak (Lim, 2006).
Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis
laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi
dan suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh katalis lain. Kespesifikan
enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus polar (atau nonpolar)
yang terdapat dalam struktur enzim tersebut. Beberapa enzim bekerja bersama suatu
kofaktor nonprotein, yang dapat berupa senyawa organik maupun anorganik (Lehninger,
1995).
Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan)
dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar dari bakteri yang diatur oleh
katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam
menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan
asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya
menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri
(Pelczar, 2006.).
Uji Sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan
medium sitrat-koser berupa medium cair atau medium sitrat-Simmon berupa medium
padat. Simmon’s citrate agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-
satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan brom thymol blue sebagai indikator
pH, sedangkan medium sitrat-koser tida mengandung indikator. Bila mikroorganisme
mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga
menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru.
Perubahan warna menunjukkan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon. Sedangkan pada medium sitrat-oser kemampuan
menggunakan sitrat ditunjukkan oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan
(Lay dan Hastowo, 1994).
Beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan enzim urease yang menguraikan
urea menjadi ammonium dan CO2. Aktivitas enzim urease ini dpaat diamati dengan
menumbuhkan mikroorganisme dalam media biakan yang mengandung urea dan indikator
pH (biasanya phenol red). Bila urea dihidrolisiskan, NH4+ terakumulasi dalam media biaan
dan menyebabkan pH media menjadi basa. Perubahan warna dari merah-jingga menjadi
merah-ungu merupakan petunjuk terjadinya hidrolisis urea. Urea bersifat labil, sehingga
media urea tidak dapat disterilisasikan dengan autoklaf. Sterilisasi dilakukan dengan
filtrasi (Lay dan Hastowo, 1994).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum uji biokimia(identifikasi mikrob) dilaksanakan pada hari Selasa, 20
Maret 2018 pukul 13:00- selesai WIB, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum uji biokimia(identifikasi mikrob) ini
yaitu cawan petri, tabung reaksi, inkubator, jarum ose dan gelas objek.
Adapun bahan yang digunakan yaitu iodin, media simon sitrat, sukrosa, glukosa,
laktosa, media SIM dan H2O.
3.3 Cara Kerja
1. Uji Hidrolisis Pati
Pertama media pati steril dicairkan, kemudiang dituang kedalam petri dan
dibiarkan memadat dan petri dibagi menjadi 2 kuadran. Selanjutnya suspensi
biakan dalam tabung reaksi diambil dengan ose, biakan I pada kuadran I, biakan II
pada kuadran II digoreskan. Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam dengan suhu
37OC. Selanjutnya iodin diteteskan ke atas permukaan koloni. Uji positif terdapat
daera/zona bening disekeliling koloni.
2. Uji Sitrat
Pertama 3 tabung media miring simon sitrat disiapkan, tabung I diinokulasi
dengan E. Coli, tabung II diinokulasi dengan Enterobacter cloacea, tabung III
sebagai control. Selanjutnya diinkubasi selama48 jam dengan suhu 37OC.
Kemudian perubahan warna pada media diamati, uji positif ditandai dengan
perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Hasil pengamatan dilaporkan.
3. Uji Karbohidrat
Pertam media sukrosa (I), glukosa (II), dan laktosa (III) disiapakan. I
tabung reaksi disiapkan sebagai kontrol, pada masing-masing tabung diberi tabung
durham. Selanjutnya bakteri yang ditentukan ke dalam tabung I, II, dan III
diinokulasi. Selanjutnya diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37OC. Kemudian
perubahan warna diamati, adanya gelembung pada tabung durham sebagai uji
positif.
4. Uji Motilitas
Pertama media SIM dalam tabung reaksi disiapakan. Selanjutnya bakteri
diinokulasi dengan ose pada media dengan cara ditusukkan hingga setengan media
pada tabung reaksi. Selanjutnya diinkubasi selama 24-25 jam pada suhu 37OC.
Terakhir jejak pergerakan bakteri diamati.
5. Uji Katalase
Pertma gelas objek yang bersih disiapakan. Selanjutnya 1 lup ose bikaan bakteri
pada permukaan gelas objek diinokulasi. Kemudian 2-3 tete H2O ditambahakan
pada permukaan olesan. Terakhir uji positif apabila terlihat pembentukan
gelembung ( gelembung terbentuk dari hasil penguraian H2O2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil data biakan murni sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan uji katalase
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

2 Staphylococcus aereus + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

3 Staphylococcus aereus + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

4 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

5 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

6 Salmonella thypii + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

7 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

8 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

9 Escherichia coli + + Ada gelembung gas Ada gelembung gas

Gambar : Hasil Uji Katalase dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.


Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Sukrosa
Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Kuning Kuning

2 Staphylococcus aereus - -

3 Staphylococcus aereus + - Kuning

4 Salmonella thypii + + Kuning Kuning

5 Salmonella thypii + + Kuning Kuning

6 Salmonella thypii + + Kuning Kunig

7 Escherichia coli + + Kuning Kuning

8 Escherichia coli + + Kuning Kuning

9 Escherichia coli + - Kuning Merah muda

Gambar : Hasil Uji Sukrosa dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.


Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Glukosa

Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Kuning

2 Staphylococcus aereus + - Kuning


3 Staphylococcus aereus + + Kuning

4 Salmonella thypii + + Kuning

5 Salmonella thypii + + Kuning

6 Salmonella thypii + + Kuning

7 Escherichia coli + + Kuning

8 Escherichia coli + + Kuning

9 Escherichia coli + - Kuning Coklat

Gambar : Hasil Uji Gukosa dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.


Penambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Maltosa


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Kuning

2 Staphylococcus aereus + - Kuning

3 Staphylococcus aereus + - Kuning

4 Salmonella thypii + + Kuning

5 Salmonella thypii + + Kuning

6 Salmonella thypii + + Kuning

7 Escherichia coli + + Kuning


8 Escherichia coli + + Kuning

9 Escherichia coli + + Kuning

Gambar : Hasil Uji Maltosa dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.


Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Laktosa


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Kuning

2 Staphylococcus aereus + - Kuning

3 Staphylococcus aereus + - Kuning

4 Salmonella thypii - -

5 Salmonella thypii + + Kuning

6 Salmonella thypii + + Kuning

7 Escherichia coli + + Kuning

8 Escherichia coli + + Kuning

9 Escherichia coli + - Kuning


Gambar : Hasil Uji Laktosa dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.
Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Methyl Red


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda

2 Staphylococcus aereus - - Tidak terjadi perubahan warna

3 Staphylococcus aereus - - Tidak terjadi perubahan warna

4 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna

5 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna

6 Salmonella thypii - - Tidak terjadi perubahan warna

7 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna

8 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna

9 Escherichia coli - - Tidak terjadi perubahan warna


Gambar : Hasil Uji Mathyl Red dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.
Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 7. Hasil Pengamatan Uji Urea


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda

2 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda

3 Staphylococcus aereus + + Warna merah muda

4 Salmonella thypii + + Warna merah muda

5 Salmonella thypii + + Warna merah muda

6 Salmonella thypii + + Warna merah muda

7 Escherichia coli + + Warna merah muda

8 Escherichia coli + + Warna merah muda

9 Escherichia coli + + Warna merah muda


Gambar : Hasil Uji Urea dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.
Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

Tabel 8. Hasil Pengamatan Uji Sitrat


Hasil Keterangan
No Spesies
1 2 1 2

1 Staphylococcus aereus - -

2 Staphylococcus aereus - -

3 Staphylococcus aereus - -

4 Salmonella thypii + + Warna biru

5 Salmonella thypii + + Warna biru

6 Salmonella thypii + + Warna biru

7 Escherichia coli + + Warna biru

8 Escherichia coli + + Warna biru

9 Escherichia coli + + Warna biru


Gambar : Hasil Uji Sitrat dengan menggunakan isolat Salmonella thypii.
Sebelum ditambahkan isolat Sesudah ditambahkan isolat

4.2 Pembahasan

Bakteri yang kami uji adalah bakteri S. aureus didapat hasil negatif pada uji
maltosa, sukrosa, glukosa, dan laktosa, sedangkan pada kelompok 1 dan 3 yang juga
menggunakan bakteri S. aureus mendapatkan hasil yang positif, hal ini dapat terjadi
dikarenakan terjadinya kesalahan pada saat melakukan percobaan atau mungkin terjadinya
kontaminasi sehingga hasil yang didapatkan negatif.
Pada bakteri Staphyllococcus aureus didapat media glukosa, maltosa, laktosa
dan sukrosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna media dari
merah menjadi kuning dan tidak adanya gelembung pada tabung durham yang menunjukkan tidak
adanya pembentukan gas. Sedangkan pada media MR mendapatkan hasil positif dan negatif
Pada bakteri yang menggunakan perbenihan gula-gula didapat pada media glukosa terjadi
pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning
pada media glukosa, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada
media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakkan terbalik
didalam tabung media artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium
sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol didapat tidak adanya pembentukan gas yang ditandai
dengan tidak berubahnya warna pada medium dan juga tidak terjadi pembentukan gas yang
ditandai dengan tidak adanya gelembung pada tabung durham (Fardiaz, 2002).
dengan ditandai ada dan tidaknya perubahan warna pada media. Pada uji urea
didapatkan hasil positif karena terjadinya perubahan warna menjadi merah muda. Pada uji
sitrat mendapatkan hasil yang negatif karena tidak terjadinya perubahan warna pada media.
Pada uji katalase didapatkan hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya gelembung
pada media.
Pada bakteri Salmonella typhii, pada media MR didapatkan hasil negatif
dikarenakan tidak adanya perubahan warna pada media. Pada media glukosa, maltosa,
laktosa dan sukrosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna
media dari merah menjadi kuning dan tidak adanya gelembung pada tabung durham yang
menunjukkan tidak adanya pembentukan gas. Beda halnya dengan bakteri S. aureus pada
media sitrat yang mendapatkan hasil negatif sedangkan pada bakteri S. typhii mendapatkan
hasil yang positif dikarenakan terjadinya perubahan warna pada media. Pada uji urea
didapatkan hasil positif karena terjadinya perubahan warna menjadi merah muda. Pada uji
katalase didapatkan hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya gelembung pada
media.
Pada bakteri Escherichia coli, pada media MR didapatkan hasil negatif dikarenakan
tidak adanya perubahan warna pada media. Pada media glukosa, maltosa, laktosa
dan sukrosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna media dari
merah menjadi kuning dan tidak adanya gelembung pada tabung durham yang menunjukkan tidak
adanya pembentukan gas. Pada uji sitrat untuk kelompok 7 dan 8 mendapatkan hasil yang
positif dikarenakan terjadinya perubahan warna pada media, sedangkan pada kelompok 9
mendapatkan hasil yang negatif, hal ini dapat terjadi dikarenakan ada kesalahan pada saat
melakukan percobaan atau mungkin terjadinya kontaminasi. Pada uji katalase didapatkan
hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya gelembung pada media. Pada uji urea
didapatkan hasil positif karena terjadinya perubahan warna menjadi merah muda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan uji biokimia yaitu uji methyl red, sitrat, urea,
katalase, dan fermentasi karbohidrat. Dimana uji methyl red negatif. Dari hasil uji sitrat
diperoleh hasil negatif terjadi pada bakteri Enterobacter aureus dan Escherichia coli.
Sedangkan pada bakteri Salmonella thypi terjadi perubahan warna hijau menjadi biru. Uji
urea hasilnya positif. Pada Uji Fermentasi Karbohidrat uji glukosa, sukrosa, dan maltosa
hasilnya positif, sedangkan laktosa negatif. Uji katalase hasilnya positif.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya dilakukan dengan menggunakan bakteri
patogen lain, dan dilakukan dengan lebih aseptis agar tidak terjadi kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Colome, JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. New York: West
Publishing Company

Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. London: Cambridge
University Press

Dwidjoseputro. 1980. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan

Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta:
Gramedia

Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Lay,Bibiana W dan Sugyo Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali Pers

Lehninger, A.L. 1985. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB Mcgraw-Hill. Missouri.

Pelczar, Michael J. dan E.C.S Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Ratna, Siri. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia

Stryer, L. 2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. EGC. Jakarta.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Yulvizar, Cut. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp.
Biospesies. Vol 6 (2) : 1-7

Anda mungkin juga menyukai