BLOK
MINGGU KE – 3
1
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
Amebiasis.…………………………………………………………………..…………………………3
Hemorroid...…………………………………………………..…………………………….……........6
Disventrikulosis……………………………………………………..………………………………...8
Kanker kolon…………………………………………………………………………………………. 9
Tumor pancreas…………………………………………………………………………………..….10
PATOLOGI ANATOMI
Nematoda usus………………………………………………………………………………….….. 55
2
AMEBIASIS
A. Pendahuluan
Adalah Penyakit infeksi usus besar, 90% infeksi asimtomatik, 10% lainnya menimbulkan
berbagai sindrom klinis, seperti disentri, abses hati.
Ditularkan secara fekal oral melalui tinja mengandung kista berasal dari carrier, atau lewat
pencemaran air minum dan pupuk kotoran manusia, serta kontak langsung seksual oral-anal
B. Patogenesis
Trofozoit yang mula mula hidup sebagai komensal di lumen usus besar berubah
menjadi patogen
Bentuk ulkus ameba sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil tapi di
lapisan submukosa dan muskularis melebar (menggaung).
3
C. Klasifikasi
Perut kembung
D. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan uji serologi sebagai uji bantu diagnosis abses hati amebik dan
epidemiologis
4
E. Komplikasi Intraintestinal
• Perdarahan Usus : terjadi jika ameba menginvasi ke dinding usus besar dan merusak
pembuluh darah
• Perforasi usus : terjadi jika abses menembus lapisan muskular dinding usus besar
F. Komplikasi Extraintestinal
Amebiasis hati : mula-mula terjadi hepatitis ameba >> nekrosis fokal kecil >> abses
tunggal besar
Ambeasis kulit : akibat invasi ameba langsung dari dinding usus besar
G. Pengobatan
memerlukan obat amebisid dan infus cairan elektrolit atau transfusi darah
5
HEMORROID
Adalah pembengakakan dan peradangan pada pembuluh darah balik (ven) pada daerah
rektum atau anus akibat lemahnya pembuluh darah vena di rektum atau anus, terlalu sering
dan kuat mengedan (kesulitan bab atau diare), duduk yang terlalu lama, hipertensi (darah
tinggi), obesitas, atau konsumsi alkohol
• Hemorrhoid Eksterna
– Dinamakan anal verge yaitu daerah ujung dari anal kanal (anus), dapat terlihat
dari luar tanpa menggunakan alat apa apa
• Hemorrhoid Intrerna
– Tidak nyeri
– Grade II : Wasir prolaps pada saat megedan tetapi dapat masuk kembali
– Grade III : Wasir prolaps saat mengedan namun tidak dapat masuk
kembali tetapi harus didorong
6
Tatalaksana
• Terapi Operatif
– Rubber band ligation ( suatu karet diikatkan pada wasir sehingga pasokan
pembuluh darah berkurang atau tidak ada )
– Hemorrhoidolysis/Galvanic elctrotherapy
Pemotongan wasir menggunakan arus listrik
– Sclerotherapy
Penyuntikan zat skelrosan sehingga menyebabkan runtuhnya dinding
pembuluh darah
– Cryosurgery
Tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukan, sudah jarang
dilakukan karena sudah terjadi banyak efek samping
7
DIVERKULITIS
I. Definisi : peradangan atau infeksi yang terjadi pada divertikula yaitu kantung kantung yang
terbetnuk di sepanjang saluran ppencernaan terutama di usus besar
II. Penyebab : belum pasti diketahui tetapi ada beberapa yang dapat menyebabkan
divertikukitis yaitu :
III. Gejala :
1. Nyeri pada perut sesaat setelah makan atau pada saat bergerak
2. Sembelit, diare atau keduanya
3. Terkadang buang air besar disertai lendir
4. Terkadang divertikulosis dapat terjadi tanpa gejala
5. Divertikulosis yang sudah mengalami peradangan dan menjadi diverkulitis akan
menimbulkan :
Demam
Nyeri perut yang berkepanjangan dan semakin memberat
Mual dan Muntah
Buang air besar disertai darah
IV. Diagnosis :
1. CT Scan
2. Sigmoid diverticula, terlihat penebalan dinding colon >4mm, infalamasi yang disertai
lemak pericolic
3. MRI
4. Kontras
5. Kolonoskopi tidak disarankan ketika divertiulosis meradang
8
KANKER KOLON
I. Etiologi :
1. Lingkungan
2. Tinggi alkohol dan lemak
3. Tinggi daging merah
4. Suhu tinggi terbentuk mutagenic heterocyclic amines
5. Rendah folat dan metionin
6. Tinggi serat protektif
II. Patogenesis :
III. Diagnosa :
1. CEA
2. Barium enema, dapa mendeteksi tumor > 1 cm
3. Usg
4. Ct scan abdomen, sensitif mendeteksi metastasis paru , hati dan kelenjar getah bening
5. MRI
VI. Tatalaksana :
9
TUMOR PANKREAS
Pancreas (60%)
Abdominal pain, peptic
Gastrinoma Gastrin Duodenum (30%)
ulcer, diarrhea
Other (10%)
Glucose intolerance,
Glucagonoma Glucagon Pancreas
rash, weight loss, anemia
Lung (54%)
Other (13%)
Pancreas (56%)
Glucose intolerance,
Somatostatinoma Somatostatin Duodenum/jejunum diarrhea, gallstones
(44%)
10
B. Endocrine Pancreatic Cancer
III. Etiologi :
1. Kebiasaan merokok
2. (faktor resiko 1,4-2,3 x
3. di banding non perokok)
4. Diet tinggi lemak
5. Alkohol
6. Kopi
7. Zat karsinogen industri
1. Usia
2. (insiden meningkat pda usia lanjut)
3. Penyakit pakreas
4. Pankreatitis kronis
5. resiko 9,5x mnjadi CA pankreas
6. Diabetes Melitus
7. Mutasi genetik
C. Faktor genetik
11
A. Laboratorium:
1. kenaikan kadar lipase, amilase dan glukosa darah. Anemia dan hipoalbuminemia
sering timbul.
2. Pada kolestasis ekstrahepatik terdapat kenaikan bilirubin serum (bilirubin
terkonjugasi), alkali fosfatase, gamma GT, waktu protrombin memanjang dan
bilirubinuria positif.
3. Pemeriksaan tinja ditemukan gambaran tinja steatoroe yaitu terapung dan kadar
lemaknya meninggi.
4. Petanda tumor CEA (Carcinoembryonic Antigen) dan CA19-9 (Carbohydrate
antigenic determinant 19-9).
B. Imaging :
1. USG Abdomen
2. CT Scan Abdomen
3. Positron Emission Tomography (PET)
4. Magnetic Retrograde Cholangiopancreatography (MRCP)
5. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography): menggunakan
duodenoskopi yang masuk kedalam duodenum pars desenden melakukan kanulasi ke
dalam saluran bilier/pankreas. Saat ini lebi banyak digunakan untuk sitologi
keganasan dan terapi pemasangan stent bilier atau stent pankreas
VI. Stadium :
12
HEPATITIS
HEPATITIS AKUT
Inflamasi akut dari hati yang terjadi dalam waktu < 6 bulan.
Histopatologi
a. Penyebab
Virus hepatitis
Obat-obatan
Alkohol
Lemak
Metabolik
Toksin
Bakteri, jamur, dll
HEPATITIS VIRUS
1. Hepatitis A
2. Hepatitis B
3. Hepatitis C
4. Hepatitis D
5. Hepatitis E
6. Hepatitis G
7. Hepatitis TT
b. Penularan
-Secara enteric: Hepatitis A dan E
-Melalui darah: Hepatitis B,C,D,G,TT
13
Hepatitis Cara Penularan
A Oral melalui makanan atau
minuman yang tercemar
B Darah/cairan tubuh dan ibu ke bayi
C Darah/cairan tubuh dan ibu ke bayi
D Darah/cairan tubuh (hanya bila
Bersama HBV)
E Oral melalui air yang tercemar
G Darah
Stadium Prodormal
14
Stadium Ikterik
Stadium Konvalesen
15
e. Penatalaksanaan Hepatitis Akut
– Tidak ada terapi khusus
(kecuali pada intoksikasi parasetamol yaitu dengan asetil
sistein hentikan obat yang diduga sebagai drug induced
hepatitis)
– Istirahat sampai bilirubin < 2,5 mg%
– Bila masih mual diberikan diet rendah lemak, bila selera
makan sudah baik diberi diet biasa
– Obat “hepatoprotektor”
– Hepatitis C dapat diberikan interferon alfa.
f. Prognosis tergantung etiologi
g. Pencegahan
- Kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat
- Vaksinasi untuk hepatitis A dan B
- Hati-hati dengan penggunaan jarum
HEPATITIS A
16
Perjalanan Klinis:
o Pada lebih dari 99% kasus, hepatitis A sembuh secara spontan dalam waktu 3 bulan
o Bisa menjadi fulminant (berat) tapi tidak ada transisi menjadi hepatitis kronis ataupun
keganasan.
Terapi:
o Bedrest
Profilaksis:
o Injeksi awal 1 ml harus diikuti dengan injeksi lebih lanjut pada 2 hingga 4 minggu dan
6 hingga 12 bulan
HEPATITIS B
17
Diperkirakan terdapat 350 juta penderita hepatitis B kronik di dunia
Terminologi Diagnosis
18
Perjalanan Virus
19
Infectious
Infectious
HBV virion
HBV virion
HBsAg
DNA pol envelopes
Partially RT
double-
stranded DNA (-)-DNA
Encapsidated
A(n) pregenomic
cccDNA mRNA mRNA
20
21
Profil Klinis Infeksi HBV Kronis
Gejala Utama:
22
Cara Penularan
o Hubungan sex
o Penggunaan alat suntik yang tercemar
o Tatto
o Tusuk jarum (akupuntur)
o Tranfusi darah
o Penggunaan pisau cukur, sikat gigi bersama
- Cara penularan HBV di Indonesia
23
Diagnosis Hepatitis B Kronik
Akibat/hasil Hepatitis B
Sembuh
Meninggal karena Hepatitis Fulminan (ganas)
Menjadi Carrier (pengidap) yang menjadi sumber penularan bagi
orang banyak
Berkembang menjadi pengerasan hati dan berlanjut menjadi
kanker hati
24
Upaya Pencegahan
Upaya Pengobatan
o Tirah baring
o Diet
o Obat-obatan
– Supportive : membantu pemulihan gejala klinis dan
laboratorium
– Antivirus :
o Interferon (perinjeksi
o Entecavire
o Telbivudine
o Lamivudine
o Tenofovir d.p.
HEPATITIS C
25
Virus Hepatitis C:
26
o Replikasi HCV:
Pemeriksaan Hepatitis C
27
Anti-HCV reaktif terinfeksi hepatitis C
Anti-HCV non-reaktif tidak terinfeksi hepatitis C
o Pemeriksaan darah lanjutan bila anti-HCV reaktif: HCV RNA
dan genotipe virus
HCV RNA tidak terdeteksi infeksi hepatitis C
mungkin telah sembuh
HCV RNA terdeteksi infeksi hepatitis C
Genotipe virus menentukan jenis virus dan lama
terapi
-Tindik
-Tatto
-Tranfusi darah
-Jarum suntik
Patologi HCV
a. Hepatitis C Akut :
• Biasanya ringan :
Tidak ada jaundice (80%)
Biasanya asimtomatik
HCV RNA terdeteksi 7-10 hari setelah paparan.
ANTI HCV terdeteksi 2-8 mg setelah paparan.
• Dapat menjadi berat, kegagalan hati jarang terjadi
b. Hepatitis C kronik:
• Jika Anti HCV dan HCV RNA terdeteksi > 6 bulan.
• 70% pasien menjadi kronik
• Akibat yang dapat ditimbulkan :
28
Sirosis
End-stage liver disease
Hepatocellular carcinoma (HCC)
29
1-5 meninggal karena sirosis atau kanker hati
• Konsumsi Alkohol
• Usia saat terinfeksi > 40 tahun
• Laki laki
• Komorbiditas dengan penyakit lain:
- Ko-infeksi HIV/HCV
- Ko-infeksi HBV/HCV
- Obesitas
• Genotipe 1,4,5,6
• Viral Load > 3.5x106 kopi/mL
• Septal or more severe fibrosis
o Faktor virus:
o Jumlah virus, jenis virus
o Faktor individu pasien:
o Usia lebih tua pada saat infeksi
o Laki-laki
o Obesitas/Kegemukan
o Faktor luar:
o Alkoholik
o Ko-infeksi dengan penyakit lain
HBV-HCV
30
HIV koinfeksi: 6 tahun sudah sirosis
• Genotip Virus
• Viral Load dalam tubuh
• Usia
• Jenis Kelamin
• Kondisi kesehatan hati
Faktor-faktor yang dapat dikontrol yang mempengaruhi
keberhasilan terapi:
• Kepatuhan terapi
Pasien yang dapat melengkapi semua panduan terapi dengan
dosis yang dianjurkan memiliki kesempatan yang lebih baik
untuk sembuh
Diagnosis Hepatitis C
31
Anti-HCV
HCV-Genotyping
Genotipe Subgenotipe
1 1a, 1b, 1c
2 2a, 2b, 2c, 2k
3 3a, 3b, 3k
4 4a
5 5a
6 6a, 6b, 6d, 6g, 6h, 6k
32
Perbedaan genotipe 6c – 6i dan genotipe 1 ditunjukkan dalam
hal sustained virological response (SVR) karena genotipe 6
memiliki SVR yang lebih baik dibandingkan genotipe
Pengobatan
o Injeksi Subkutan
-Pegylated Interferon
o IFN 2a & IFN 2ab injeksi 3x/minggu
o Pegylated interferon injeksi 1x/minggu
o Ribavirin kaplet diminum 2 x sehari
o Genotipe 1,4,5,6 lama terapi 48 minggu
o Genotipe 2,3 lama terapi 24 minggu
o BOC(boceprevir)
o TVR (telaprevir)
o simeprevir,sofosbuvir dll
33
SIROSIS HEPATITIS
DEFINISI
Sirosis adalah suatu keadaan yang ditandai oleh penumpukan kolagen terutama kolagen tipe I
dan III di dalam parenkhim hati, termasuk di daerah “spase of Dissë yang mengakibatkan
terjadinya proses kolagenisasi dari sinusoid.
PENYEBAB
PATOGENESIS
Jaringan Hati mengalami nekrosis dan peradangan (oleh berbagai kausa), kemudian terbentuk
fibrosis. Bila berlangsung terus terjadi regenerasi noduler
FIBROSIS
34
Akibat infeksi kronis terbentuk fibrosis, terjadi sirosis. Kelainan ini akan mengakibatkan
gangguan fungsi. Menurut Metavir terdapat 4 derajat fibrosis hati yaitu F0; F1; F2; F3 dan
F4.
GAMBARAN KLINIS
Bervariasi dari tanpa gejala sampai yang bergejala sangat berat.Gejala terjadi karena
gangguan faal hati kronis dan hipertensi porta
– Splenomegali, hipersplenisme
DIAGNOSIS
- Klinis
- Lab: Albumin, Ratio Alb/Glob,Bilirubin,Protrombin time
- USG/CT
- Histopatologi
PENAMPAKAN KLINIS
35
1. Kompensata
2. Dekompensata (disertai hipertensi porta dan kegagalan fungsi hepar)
KLASIFIKASI
ALKOHOLIK
INFEKSI
KRIPTOGENIK
BILIARIS
KARDIAK
36
FATTY LIVER DISEASE
DEFINISI
Saat ini istilah yang disetujui untuk semua spektrum kelainan perlemakan hati metabolik
adalah Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD).
NAFLD adalah jumlah etanol yang dikonsumsi < 70 gram/minggu bagi wanita dan < 140
gram/minggu bagi pria.
Penimbunan jaringan lemak dalam hati yang jumlahnya melebihi 5%,kira2 pada biopsi hati di
temukan minimal 5-10 % sel lemak dari hepatosit
Gejala : Peningkatan SGPT dan GGT bahkan bisa menimbulkan hepatitis atau sirosis
PATOGENESIS
37
Renal Insufficiency (RI) + gangguan supresi lipolisis perifer oleh insulin
peningkatan jumlah asam lemak bebas (FFA) HATI (reesterifikasi melalui
mitochondrial fatty acid β-oxidation) trigliserida dan diekspor sebagai VLDL. Jika
tidak seimbang steatosis hati
b. Two Hit hypothesis
Ditemukan adanya stres oksidatif yang menyebabkan peroksidasi lipid (Second Hit).
Kadar petanda stres oksidatif yaitu serum thioredoxin pada pasien NASH lebih tingi
bermakna daripada dengan perlemakan hati saja.
c. Peranan Sitokin
Pada subjek dengan obesitas, beratnya penyakit hati dan resistensi insulin
berhubungan dengan kadar TNF-α di jaringan lemak dan hati.
d. Toksisitas Lipid
Peningkatan asupan FFA dapat menimbulkan efek sitotoksik langsung terhadap sel
hati. Mekanisme tidak langsung yang penting adalah peroksidase lipid asam lemak
tidak jenuh.
FAKTOR RISIKO
38
MANIFESTASI KLINIS
Usia 40-50 tahun dengan kenaikan transaminase yang ditemukan secara kebetulan.
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
39
Ketiga pencitraan di atas mempunyai sensitivitas yang baik untuk mendiagnosis
NAFLD salama deposit lemak di hati >30%, tetapi tidak ada yang mampu
membedakan steatosis dari NASH.
- Laboratorium
a. Non spesifik
b. Peningkatan ringan AST dan ALT atau keduanya, kadang juga normal
c. Kadang ada dislipidemia (TG : 21-83%)
d. Peningkatan SGOT/SGPT walaupun < 4X nilai normal
e. Kadar albumin serum, bilirubin, studi koagulasi dalam batas normal kecuali
penyakit sudah progresif.
f. Hiperlipidemia, DM
g. Peningkatan Kadar besi serum termasuk ferritin
h. NAFLD dapat ditemukan pada kelainan hati lain seperti hepatitis virus B dan C,
hepatitis autoimun, sirosis bilier primer, dan defisiensi α-1 antitripsin.
MANAJEMEN
40
PA ORAL CAVITY & SALIVARY GLAND
A. Dental Caries
Karies merupakan hasil dari destruksi komponen gigi terkalsifikasi akibat asam
Ketika pH turun hingga 5,5 maka proses demineralisasi lebih cepat terjadi dibanding
remineralisasi dan terjadi erosi enamel yang diikuti dengan hilangnya struktur dentine
Asam terbentuk sebagai akibat dari kolonisasi bakteri pada permukaan gigi yang
memfermentasi karbohidrat (gula)
Pencegahan Karies :
41
Plak bakteri
Stagnation areas
Fermentable bacterial substrate (sugar)
Permukaan gigi yang rentan
B. Pulpitis
Dapat disebut sebagai "Vincent Angina" merupakan infeksi tidak umum yang disebabkan
oleh bakteri anaerobik Borrelia vincentii dan fusiform bacilli.
Dapat menyebar secara cepat ke pinggiran gusi dan menghancurkan tulang
2. Chronic Gingivitis
42
Etiologi Pulpitis :
- Dental caries
Terdiri atas :
1. Inflammatory
disorders
2. Herpetic stomatitis
3. Oral candidiasis
4. Aphtousa stomatitis
43
Epulis
Leukoplakia
Bercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dikerok (berbeda dengan kondisi
kandidiasis)
5-25% kasus merupakan premalignant
Faktor risiko utama adalah merokok.
Gambaran Leukoplakia :
- Sel
44
superfisial membengkak dan edema
Insidensi : 95% tumor kepala dan leher adalah squamous cell carcinoma
Kista
Odontog
enik
1.
Radicula
r Cyst
2.
Residual
Cyst
3. Dentigerous Cyst
4. Eruption Cyst
1. Radicular Cyst
45
2. Residual Cyst
3. Dentigerous Cyst
4. Eruption Cyst
Patogenesis mirip dengan kista dentigerous dan garis epitelium nya berasal dari epitel enamel
yang mengalami pengurangan
46
Tumor Odontogenic
1. Ameloblastoma
2. Odontogenic Myxoma
3. Odontogenic Fibroma
1. Ameloblastoma
2.
Odontoge
nic
Myxoma
Le
si
radiolusen
dengan
irregular
outline
3. Odontogenic Fibroma
47
Odontogenic
Carcinoma
Pharyngitis
1. Viral Pharyngitis
2. Streptococcal Pharyngitis
3. Ulcerative Pharyngitis
4. SCC
Tonsilitis
Jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel gepeng tidak berkeratin yang membentuk cleft
(menjadi tempat debris dan tempat infeksi bakteri) yang menyebabkan inflamasi akut atau
kronik --> pembesaran tonsil melalui hiperplasia limfoid
Jenis keganasan : SCC & Lymphoma
48
SALIVARY GLAND TUMORS
1. Plemorphic Adenoma
Epidemiologi : 60% tumor kelenjar parotid merupakan plemorphic adenoma. Jarang pada
kelenjar saliva minor
Risk Factor : radiasi
Morfologi :
- Makros : Round, well demarcated
2. Warthin's Tumour
Paling sering tipe adenoma monomorphic (5-10% dari semua tumor pada kelenjar saliva)
Mikros : Sel epitel columnar yang tinggi dipisahkan oleh stroma limfoid.
49
3. Mucoepidermoid Carcinoma
50
SALIVARY GLAND TUMOURS
51
NEMATODA USUS
52
o Cacing dewasa berbentuk silinder, warna merah muda
o Cacing jantan lebih kecil dibanding betina
(♂ : 120-150 mm x 3-4 mm, ♀ : 200-400 mm x 5-6 mm)
o Ujung posterior jantan sedikit melingkar
o Cacing betina hasilkan telur ± 200.000 telur (fertilized & unfertilized) di lumen usus
o Ukuran telur 40x60 μm (mamilated outer coat & hyaline shell) lindungi
telur
o Udara lembab, tanah
o Embrio larva : Second stage larva (± 3 minggu)
o Siklus hidup : 65-70 hari
o Umur cacing dewasa ± 1 tahun
53
o Gejala disebabkan : migrasi larva & cacing dewasa
o Migrasi larva
o Pneumonitis Ascaris :
- Suhu 39,5-40o C
- Napas cepat & dangkal (asmatik)
o Cacing dewasa
Merusak villi usus serap karbohidrat & protein ganggu pertumbuhan
anak
» Anak tidak merasa lapar jika terdapat 300 ekor malnutrisi, nyeri
epigastrium, ggn pertumbuhan & kebugaran jasmani
o Komplikasi
54
Penegakkan Diagnosis
Pemeriksaan tinja
Bila dijumpai telur atau cacing dewasa di dalam tinja: diagnosis pasti
55
Cacing jantan
» Panjangnya 30-45 mm
» Bagian anterior halus seperti cambuk
» Bagian ekor melingkar
Cacing betina
» Panjang : 35-50 mm
» Bagian anterior halus seperti cambuk
» Bagian ekor lurus berujung tumpul
56
o Telur : bentuk spt tempayan, dinding tebal (Hyaline polar plugs di kedua
ujung)
o Ukuran telur : 50-54 x 22-23 mikron
o Kelembaban tanah & udara pengaruhi telur & larva
o Kelembaban tinggi percepat perkembangan
Penegakkan Diagnosis
Pemeriksaan tinja
Bila dijumpai telur atau cacing dewasa di dalam tinja diagnosis pasti
57
3. Ankilostomiasis (Infeksi Cacing Tambang)
- Necator Americanus
- Ancylostoma Duodenale
58
Necator americanus (HOOKWORM)
59
Hidup di 1/3 bagian atas usus halus, melekat pd mukosa usus
Gejala pada cacing dewasa tergantung derajat infeksi
Pada infeksi berat : anoreksia, mual, muntah, diare, BB turun, nyeri perut
Pada anak : korelasi positif antara infeksi sedang dan berat dengan kecerdasan anak
Komplikasi berat & kronik : anemia hb < 5 g/dL, hipoalbuminemia, edema, gagal jantung
dan kematian mendadak.
Diagnosis
Pencegahan
60
Flora normal merupakan mikroorganisme yang berada di kulit dan membrane mukosa
(termasuk saluran GI) orang sehat. Walaupun biasanya flora normal ini tidak berbahaya,
namun jumlahnya harus tetap terkontrol dalam suatu kesetimbangan. Kalau satunya
berlebihan, tetap saja berbahaya. Terdapat dua jenis flora normal yaitu flora normal
residen dan flora normal transien.
Flora residen merupakan flora normal yang berada tetap di tubuh manusia dan
apabila dihilangkan akan muncul kembali. Contohnya: saat cuci tangan flora normal
tangan hilang lalu beberapa saat akan muncul kembali. Flora residen merupakan
flora normal yang tidak berbahaya dan berguna untuk mempertahankan kesehatan
tubuh manusia. Namun, jika mikroorganisme ini masuk ke aliran darah dan jaringan
yang tidak semestinya dapat menjadi patogenik. Di sistem pencernaan, berbagai
flora residen yang paling utama itu E. coliberguna mensintesis vitamin K
danmembantu absorpsi nutrisi. Pada membrane mukosa dan kulit, flora residen
berguna untuk mencegah kolonisasi dari mikroorganisme patogen.
Flora transien merupakan flora yang terdapat di kulit dan membran mukosa pada
saat tertentu saja. Flora transien dapat bersifat patogenik maupun nonpatogenik. Jika
flora normal dalam tubuh terganggu, flora transien dapat berkolonisasi,
berproliferasi dan dapat menyebabkan penyakit. Flora residen di organ tertentu bisa
saja menjadi flora transien di organ lain. Contohnya kalo garuk pantat. E. coli yang
merupakan flora normal pada saluran GI menjadi flora transien di kulit tangan.
Mulut dan faring : mulai ada dalam 4-12 jam setelah lahir, S.viridans akan menjadi
flora residen yang sangat penting
Faring dan trachea karena saluran yang Saling menyambung jadinya memiliki flora
yang sama
61
Lambung: organisme sedikit karena pH yang rendah (asam)
Kolon orang dewasa: 96-99% flora residen merupakan bakteri anaerob seperti
Bacteroides, Fusobacterium, Lactobacilli, Clostridia, Peptostreptococcus dan 1-4%
dari bakteri aerob fakultatif seperti bakteri Coliform, Enterococci, Proteus,
Pseudomonas, Lactobacili, Candida dan lain-lain.
Diphtheroids
sedikit S. aureus
sedikit ragi
Jenis flora normal saluran pencernaan pada diet yang berbeda. (nice to know)
Pada saat lahir, usus halus dari bayi steril. Namun beberapa saat setelahnya bayi yang diberi
ASI flora normal yang tumbuh itu streptococcus asam laktat dan lactobacilli dalam jumlah yang
banyak, tapi bayi yang diberi susu botol flora yang lebih beragam, lactobacilli sedikit.
Kesimpulannya: “Flora normal pada usus dan saluran pencernaan dipengaruhi oleh
asupan makanan.” Albert Einstein, 2025
2. Probiotik
Kata “Probiotik” berarti mikroorganisme yang memiliki pengaruh terhadap
mikroorganisme lain. Kata ini digunakan pertama kali oleh Lilly dan Stilwell pada
tahun 1965. Probiotik juga berarti mikroba hidup yang mempengaruhi host dengan
meningkatkan keseimbangan mikroba pada usus halus (Fuller, 1989)
62
Mikroba pada usus halus sangat beragam dan berada pada ekosistem yang stabil.
Homeostasis mikroba dan host dikenal dengan sebutaneubiosis. Ketika komposisi
mikroba pada usus halus berubah menjadi tidak normal (dysbiosis) dapat menyebabkan
penyakit lokal seperti inflammatory bowel disease colonic cancer dan penyakit
sistemik, seperti sindrom metabolic serta penyakit alergi. Dengan mengontrol komposisi
mikroba pada usus halus, maka tingkat kesehatan akan meningkat.
1. Lactobacilli
Bakteri gram positif, bentuk seperti batang, fermentatif dan organotrof (organisme
yang mendapatkan hidrogen atau elektron untuk proses respirasi dari substrat
organik).
Biasanya bentuknya lurus, pada kondisi tertentu ditemukan dalam bentuk spiral
atau cocobacilli
Diklasifikasi menjadi bakteri asam laktat karena mendapatkan energi dari konversi
glukosa menjadi laktat ketika fermentasi homolaktat (produksi asam laktat dari
piruvat)
Mempertahankan pH usus halus dengan memproduksi asam laktat. Produksi asam laktat
berperan dalam proliferasi mikroba yang sensitif tetapi sangat berguna. Dengan adanya
produksi asam laktat ini, bakteri yang mati akibat penggunaan antibiotik berat dapat
digantikan dengan bakteri yang berguna lainnya.
a. Lactobacillus acidophilus
o Probiotik yang paling terkenal dan penting untuk kesehatan usus halus.
63
o Memiliki efek antimikroba untuk melawan S. aureus, Salmonella, E.
Coli dan Candida albicans
2. Bifidobacterium
64
3. Mikroba lainnya.
b. Enterococcus faecium berguna untuk diare dengan mengurangi durasi gejala. Bakteri
ini dapat membunuh mikroba pathogen seperti rotavirus dan mengurangi kadar
LDL (low-density lipoprotein). E. faecium sangat resisten terhadap antibiotik.
Kekurangan dari probiotik adalah mikroorganisme ini dapat dibunuh oleh panas dan
asam lambung sehingga menjadi tidak efektif. Pada orang yang tidak memakan dairy
products, probiotik akan sulit dicerna.
3. Prebiotik
Prebiotik merupakan serat tumbuhan atau karbohidrat yang tidak dapat dicerna.
Prebiotik berguna untuk memberikan nutrisi kepada bakteri baik yang berada di usus
besar. Tubuh tidak mencerna serat tumbuhan ini melainkan fungsi serat ini adalah
sebagai fertilizer. Beberapa contoh prebiotik adalah trans- galactooligosaccharide,
inulin, lactulose, fructooligosaccharide (FOS) dan annanoligosaccharides (MOS).
Prebiotik dapat ditemukan di pisang, bawang merah, bawang putih, madu, gandum dan
artichokes. Probiotik dan prebiotik jika dikombinasikan akan membentuk sinbiotik
yang mempengaruhi mikroba usus halus dan memodulasi respons imun.
Berbagai kelainan / penyakit yang diakibatkan oleh infeksi mikroba pada sistem
GI :
65
Reaksi farmakologi Cholera, food
toksin bakteri poisoning akibat
pada daerah lokal Staphylococcus
maupun menyebar
dari tempat
terjadinya infeksi
a. Helicobacter pylori
H. pylori merupakan bakteri gram negatif, bentuknya spiral dan bersifat motil (dapat
bergerak aktif). Bakteri ini paling sering ditemukan di lambung dan dapat ditemukan
sedikit di bagian proksimal duodenum atau distal esophagus. Penyakit yang dapat
disebabkan oleh H. pylori adalah gastritis, peptic ulcer, gastric adenocarcinoma, gastric
MALT B-cell limfoma dan proctitis, proctocolitis, enteris. Spesies helicobacter lain yang
terdapat pada manusia adalah H. cinaedi, H. fennelliae, H. Canadensis.
66
Kolonisasi mulai terjadi pada saat usia dibawah 10 tahun. Jika dideteksi dengan PCR 165
rRNA,
H. pylori merupakan flora normal dalam lambung, sekitar 70%-95%. Bakteri ini akan
terus ada selama hidup jika tidak ada terapi antibiotik.
Pertanyaannya, gimana sih cara H.pylori berkoloni di tubuh manusia? Ternyata ada 4 caranya
nih:
Nah dengan adanya ammonia ini dapat membantu netralisasi dari asam lambung.
b. Heat shock protein B (HspB) merupakan protein yang dapat ditemukan pada
pasien yang terinfeksi H.pylori. HspB ini dapat meningkatkan aktivitas dari
urease. Masih inget kan urease itu apa? Kalo udah lupa sih……………………
c. Produk dari urease seperti mucinase, fosfolipase dan vacuolating cytotoxin dapat
memediasi kerusakan jaringan yang terlokalisasi.
d. Yang terakhir, ternyata bakteri ini tuh punya dua enzim yaitu superoksidase
dismutase dan katalase. Kedua enzim ini fungsinya untuk melindungi H. pylori
dari ancaman sistem imun dan fagositosis.
Gimana cara mendiagnosis H.pylori ini? Jadi, pada umumnya penyakit lambung tuh mirip-
mirip. Untuk lihat ini H.pylori atau bukan, perlu ada diagnosis lab nih. Ada 4 cara yaitu
dengan menggunakan mikroskop, tes urease, kultur dan serologi.
b. Tes urease
67
dan antibody yaitu serum (teknik ELISA)
b. Escherichia coli
68
mendeteksi akumulasi yaitu LT(heat-labile) dan
cairan dari ileum hewan ST(heat-stable).
percobaan (jarang
digunakan)
69
70
EPEC serotipe O Isolasi organisme dari
(enteropatog feses
menyebabka
enik E.coli)
n kasus sporadic dan
Mengenali serotipe
outbreak pada bayi
dengan polivalen antisera
dan anak kecil
untuk tipe EPEC
c. Vibrio cholera
V. cholera merupakan bakteri gram negatif berbentuk seperti batang bengkok (koma) dan
bersifat aerob. V. cholera memiliki dua serotipe yaitu 0.1 (penyakit endemik) dan non 0.1.
Pasie
n
terinf
eksi
akan
meng
alami
kehila
71
ngan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar, tidak terdapat darah atau leukosit pada
feses dan tidak terjadi kerusakan pada enterosit. Ciri khas pasien yang terinfeksi V.cholerae
adalah feses yang berbentuk seperti air cucian beras.
d. Shigella
Shigella merupakan bakteri gram negative yang berbentuk seperti batang. Terdapat 4 spesies
Shigella yang menyebabkan Shigelosis yaitu S.boydii, S. disentriae, S. flexneri dan S. sonnei. S.
disentriae merupakan bakteri yang paling berbahaya dari keempat bakteri ini.
e. Cl
ostridium
difficile
C
iri-ciri:
gram
positif,
berbentu
k
batang,
anaerob
B
akteri ini
sebenarn
ya
merupak
an flora
normal
bagi 1-2% populasi orang dewasa, dan lebih banyak lagi pada anak berusia
< 1 tahun. Namun, ketika jumlahnya berlebih, bakteri ini menyebabkan terjadinya
72
pseudomembranosa kolitis. Pseudomembranosa yang terbentuk ditandai dengan
infiltrasi sel radang, fibrin, dan sel nekrotik.
Patogenesis
Infeksi bakteri ini terjadi selama atau pasca terapi antibiotik (ampicillin, cephalosporin,
clindamycin). Penggunaan antibiotik ini dapat membunuh flora normal bakteri tertentu,
sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri lain (salah satunya C.difficile) untuk
tumbuh dan menghasilkan toksin.
Bakteri C.difficile dapat menghasilkan eksotoksin (toksin dari bakteri) berupa sitotoksin
dan enterotoksin (toksin pada usus), yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa dan
tight junction sel-sel usus serta adanya pelepasan sitokin yang dapat menimbulkan plak dan
abses.
Gejala klinis
Diare yang diikuti dengan letargi, demam, takikardi, kram abdominal bawah, dan dehidrasi.
Diagnosis
73
74