Anda di halaman 1dari 17

BEDAH DIGESTIF

1. Penyebab appendicitis

- 60% Hiperplasia kelenjar getah bening

- 35% fekalit feses yang menjadi keras

- 4% benda asing

- 1% Stiktur lumen oleh karsinoma

2. Tanda dan gejala dari appendicitis

- Nyeri di perut kanan bawah

3. Komplikasi dari appendicitis

a. Periapendikuler infiltrate

- Umumnya terjadi setelah 2x24 jam

- Proses peradangan pada jaringan sekitar

- Terjadi perlekatan antara apendiks dengan jaringan atau organ sekitar


sehingga terbentuknya massa

- Terapi: menghilangkan massa perlekatan secara konservatif, dilanjutkan


dengan appendiktomi

b. Periapendikuler Abses

- Terjadi proses supurasi, penumpukan di periapendikuler

- Terapi: Tindakan bedah segera (evakuasi pus)

c. Appendisitis perforate

- Terjadi perforasi dari appendiks, timbul peritonitis

- Terapi: laparotomi

4. Sarana penunjang untuk mendiagnose appendicitis

- Klinis

- Laboratorium

- USG Abdomen

- Appendicogram

- Ct Scan
5. Predisposisi factor keganasan colorectal

- Faktor genetic

- Faktor diet, rendah serat, tinggi lemak.

- Post Cholesostectomi

- Post Radiasi

6. Sarana penunjang untuk diagnose keganasan colorectal

- Laboratorium: DL, Tumor marker CEA, FH

- Radiologik: Foto Kolon double contras, USG abdomen, foto Thorak, Ct scan
abdomen

- Endoskopi: mengetahui anatomi dan biopsi

7. Penanganan hemorroid

Terapi non operasi pada hemorhoid

Dilakukan pada hemorhoid derajad I-II

Meliputi:

- Rendam duduk

- Bulky Feces

- Perawatan terhadap hemorhoid

- Obat-obatan: radium

- Skeroterapi

Pengobatan Operasi Pada Hemorhoid

Indikasinya:

- Pengobatan non operasi gagal

- Wasir derajat III dan IV

- Wasir yang mengalami sumbatan pembuluh darahnya yang ditandai nyeri hebat

- Wasir dengan perdarahan yang memancar

Operasi wasir dengan cara terbuka

- Langen Back, modified langenback, dll


- Wasir derajad III dan IV

- Penderita wasir dengan sumbatan aliran darah

- Penderita wasir yang mengeluh nyeri yang sangat

Penanganan setelah tindakan operasi wasir

- Perbanyak minum, makanan berserat

- Berolahraga scr teratur

- Jangan terlalu lama duduk

- Menghindari tekanan dalam perut yang besar

- Pemberian obat-obatan: ardium

8. Factor predisposisi terjadinya hemorroid

- Faktor keturunan

- Tekanan dalam perut

- Kehamilan

- Jenis pekerjaan

- Kurang minum

- Kurang makanan berserat

9. Tanda dan gejala pasti carcinoma recti

- perdarahan pada anus

- feses bercampur darah

- perubahan bab

- anemis

- bab tidak tuntas

- sakit perut

- mengeluarkan gas (kentut) berlebihan

- penurunan berat badan


10. Macam-macam batu empedu

- Batu Kolesterol

- Batu pigmen

- Batu campuran

- Batu obstruksi ductus sistikus

- Batu cholic biliar

- Batu cholesistitis akut

- Batu perikolesistitis

- Peradangan

11. Komplikasibatu kandung empedu

 Obstruksi duktus sistikus

 Kolik bilier

 Kolesistitis akut

 Perikolesistitis

 Peradangan pankreas (pankreatitis)-angga

 Perforasi

 Kolesistitis kronis

 Hidrop kandung empedu

 Empiema kandung empedu

 Fistel kolesistoenterik

 Batu empedu sekunder

 Ileus batu empedu (gallstone ileus)

12. Tnda-tanda dan gejala pada batu kantung empedu

 Akut

 akut ditandai dengan nyeri hebat mendadak pada abdomen bagian atas,
terutama ditengah epigastrium
 Lalu nyeri menjalar ke punggung dan bahu kanan (Murphy sign)

 Nausea dan muntah

 dapat berlangsung selama berjam-jam atau dapat kembali terulang

 Kronis

 mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik kurang
nyata

 terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati atau flatulen yang
berlangsung lama

 Asimtomatis

13. Gald standart untuk tindakan operasi pada batu kantung empedu

- kolesistotomi terbuka

14. Tanda dan gejala hernia inguinalis lateralis

 Munculnya benjolan pada sisi mana pun di daerah lipat paha depan.

 Rasa perih atau nyeri pada benjolan.

 Bagian selangkangan terasa lemah atau tertekan.

 Bagian selangkangan terasa berat atau seperti ada yang tertarik.

 Muncul rasa sakit dan pembengkakan pada area sekitar testis karena sebagian usus
menembus masuk kantong skrotum.

 Nyeri, mual dan muntah mendadak jika bagian usus yang keluar terjepit pada celah
hernia dan tidak bisa kembali ke posisi semula.

 Batuk, bersin atau mengedan dan hilang saat berbaring

15. Penanganan hernia incarserata

1. Herniotomy : tindakan mulai dari membuka kulit, membuka dan memotong


kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum abdominal.

2. Herniography : tindakan mulai dari mengikat pintu hernia dan mengaitkan


pintu hernia tadi pada conjoint tendo.

3. Hernioplasty : merapatkan conjoint tendo ke ligamentum inguinale dan


mengaitkan kedua struktur tadi. Maksudnya adalah LMR hilang/tertutup dan
dinding perut menjadi lebih kuat.

16. Gagal ginjal beberapa tindakan yang diperlukan


- cuci darah, pemasangan kateter tenkoef, implant ginjal

17. Komplikasi operasi cholesystectomi

a. Infeksi
b. Resiko dari anestesi umum
c. Perdarahan
d. Kebocoran empedu
e. Cedera pada saluran empedu
f. Cedera usus, usus dan pembuluh darah
g. Instrumen lubang kunci digunakan untuk menghapus kantong empedu bisa melukai
sekitar struktur, seperti usus, usus dan pembuluh darah. Risiko meningkat jika
kandung empedu meradang.
h. Deep vein thrombosis
Beberapa orang berada pada risiko yang lebih tinggi dari bekuan darah berkembang
selama operasi. Hal ini dikenal sebagai deep vein thrombosis dan biasanya terjadi
pada vena kaki.
i. Sindrom pasca-kolesistektomi
Sekitar tiga dari tujuh orang akan mengalami gejala yang mirip dengan – meskipun
biasanya lebih ringan – yang disebabkan oleh batu empedu setelah operasi, seperti:
 sakit perut
 gangguan pencernaan
 diare
 menguning mata dan kulit (jaundice)
 suhu tinggi (demam) dari 38 ° C atau di atas (100,4 ° F)

18. Indikasi operasi pengangkatan cateter tencoff/CAPD

1. Jika pasien sudah mendapatkan donor ginjal

2. Pasien sudah tidak memerlukan cuci darah lagi

3. Pasien meninggal

19. Persiapan operasi pemasangan cateter tencoff/CAPD

- personal hygiene cukup baik, ketersediaan alat, pasien/ keluarga teredukasi,


ketersediaan cairan dialisa

20. Komplikasi operasi CAPD

- hernia, infeksi, masalah pencernaan


BEDAH SYARAF

21. Edema otak pada tumor serebri

Pembengkakan otak atau edema serebri (cerebral edema) adalah kondisi di mana terjadi
pembesaran otak akibat adanya penumpukan cairan dalam otak. Pembengkakan otak dapat
menimbulkan gejala berupa pusing, bahkan kesulitan berbicara.

22. Tipe dari pembedahan..

VICKY: masuk dalam type bedah mayor

23. Penyebab Hernia nukleus pulopsus

 Memiliki keluarga dengan riwayat saraf kejepit.


 Memiliki berat badan berlebih.
 Mengangkat beban berat dengan posisi dan tumpuan yang salah.
 Melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak atau berulang.
 Memiliki kebiasaan merokok.

24. Cauda equina syndrome (CES)

adalah kelainan langka yang biasanya merupakan kondisi darurat akibat operasi. Pada
penderita cauda equina syndrome, akar saraf tulang belakang tertekan, sehingga harus segera
ditangani supaya tidak menimbulkan inkontinensia (tak bias menahan buang air) maupun
kelumpuhan kaki.Cauda equina syndrome terjadi pada sekumpulan akar saraf bernama cauda
equina (dalam bahasa Latin artinya ‘ekorkuda’). Saraf-saraf ini terletak di ujung bawah saraf
tulang belakang di tulang belakang lumbosacral. Fungsinya adalah untuk mengirim dan
menerima sinyal dari dan ke kaki serta organ panggul.

25. Area Broca adalah bagian dari otak manusia yang terletak di gyrus frontalis superior
pada lobus frontalis korteks otak besar. Area ini berperan pada proses bahasa, serta
kemampuan dan pemahaman berbicara

26. Tumor otak primer

Berasal dari otak itu sendiri.

Jenis:

 Astrocytoma :kanker otak yang terdapat pada sel-sel neuroglia astrosit dan
memiliki bentuk bintang
 Gliumo terdapat pada glia /neuroglia, paling banyak 50% dan tumor otak
primer
 Nedulloblastoma pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke daerah
sekitarnya
 Neuromima : pada fosa posterior

FANDA:
Astrocytoma, kanker otak yang terdapat pada sel-sel neuroglia astrosit dan memiliki
bentuk bintang.Glioma, kanker otak yang terdapat pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu
yang mengelilingi dan mendukung neuron atau sel-sel saraf otak.

Glioma adalah kanker otak yang paling banyak dimana meliputi 50% tumor otak
primer. Medulloblastoma, tumor otak yang terdapat pada otak kecil dan menyebar
dengan cepat ke jaringan sekitarnya, terutama di cairan serebrospinal dan batang otak.

Medulloblastoma adalah tumor ganas yang sering terjangkit pada anak.Ependymoma,


kanker otak yang terdapat pada ependyma atau membran epitel yang melapisi
ventrikel otak dan kanal tulang belakang. Glioma batang otak, kanker otak yang
terdapat pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii, dan otak tengah,
bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak. Meningioma,
tumor otak yang terdapat pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang
belakang. Jenis tumor meningioma biasanya jinak dan tumbuh dengan lambat sehingga
terlambat untuk dideteksi. Adenoma hipofisis, tumor otak yang terjadi pada kelenjar
hipofisis dan dasar otak dan ini termasuk dalam tumor jinak.Neurinoma, tumor otak
yang terdapat pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang menyampaikan
indera pendengaran dan keseimbangan.Limfoma, tumor otak yang terjadi pada
limfosit (sel yang memiliki tugas untuk pertahanan tubuh). Tumor ini  termasuk tumor
ganas yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan
AIDS dan pasien imunosupresi.

27. Prosedur pemasangan ventrikulo-peritoneal shunt (VP-Shunt)..

 Tim operasi melakukan scrubbing, gowning and gloving

 Desinfeksi area operasi

 Drapping area operasi

 Pasang sterile drapes (opsite)

 Pasang couter bipolar, selang suction + canule suction

 Injeksi dg adrenalin 1: 200000 pada lokasi incisi

 Berikan mess 1 u incisi kulit- sub cutis

 Berikan mess 2 u incisi fat – galea – otot- periosteum

 Rawat perdarahan dengan couter bipolar, irigasi dg larutan NS saat c bipolar


difungsikan, sambil dilakukan suction

 Berikan raspatorium u menyisihkan periosteum

 Tutup luka incisi kepala sementara dg kassa basah


 Berikan mess 1 u incisi kulit abd bag atas

 Perdalam incisi s/d fasia (sampai kelihatan fasia)

 Berikan spaner VP shunt u memasang Ventrkel VP shunt,dari kepala-leher-abdomen


keluar pada daerah incisi di abdomen.

 Ujung mandrin VP shunt diikat dg side no 1

 Tarik mandrin VP shunt ke atas ( bag incisi kepala )

 Berikan ventrikel VP shunt kmd diikat dg side no 1 yg sudah dimasukkan dalam soft
tissue ( dibawah fat diatas fasia)

 Side no 1 ditarik ke bag bawah ( incisi pd abdomen) ventrikel VP shunt sudah


masuk dan terhubung dari kepala ke abdomen

 Pasang konector VP shunt kmd di spool dg NS sampai lancar tidak ada hambatan

 Berikan bor set u bor hole kmd rawat perdarahan

 Berikan desector dan klem pean bengkok u ambil sisa tulang (tabula interna)

 Berikan couter bipolar u caterisasi dura/ kontrol perdarahan.

 Berikan speed mess u incisi dura

 Berikan ventrikel katheter + mandrin dimasukkanke dalam intra cerebral sampai


keluar cairan (hidrocephalus), kmd klem sepatu.

 Sambung ventrikel katheter dg ventrikel VP shunt

 Sambungan difiksasi

 Tarik ventr VP shunt ke arah distal (abdomen)

 Pastikan aliran cairan pada ventrkel lancar

 Berikan mess u incisi fasia

 Berikan pincet anatomis 2 buah + gunting metzenbaum u incisi peritoneum ± 1 cm

 Masukkan ventrikel VP shunt kedalam peritoneum.

 Tutup luka incisi abdomen.

 Berikan jahitan benang absorbable 2.0 u jahit fasia, fat pada kepala dan abdomen

 Berikan jahitan benang non absorbable 3.0 u jahit kulit

 Bersihkan luka dg kassa basah kmd keringkan

 Beri tule – kassa – hipafic


 Inventaris alat

 Op selesai

28. Shunt yang berfungsi untuk mengatur tekanan : valve (katup pada VP-Shunt)

29. tindakan menggantung selaput otak.. hit sticht

30. instrument trepanasi...

• Cuci tangan (Hand scrubbing) lalu di keringkan dengan waslap steril

• Mengenakan gaun bedah(gawning) dan handschoen steril (gloving)

• Menutup meja mayo dengan sarung meja mayo

• Menata instrument di meja mayo.

• Mengenakan gaun bedah dan handschoen steril kepada operator atau assisten

• Berikan desinfeksi klem +larutan desinfektan kepada operator/ asisten  untuk


desinfeksi lapangan operasi.

• Melakukan drapping yaitu menutup lapangan operasi letakkan u pad dilapisi dg doek
kecil 2 lapis, doek yg paling atas ditutupkan pada kepala bag atas, fiksasi dg doek
klem, kmd psg doek kcl bag bwh kpl, kmd psg doek besar lubang, pasang sterile
drape (opsite).

• Berikan spuit 10 cc yang telah berisi campuran adrenalin 1/200.000 dan lidocaine
kepada operator /assisten.

• Siapkan alat-alat penunjang seperti kabel diatermi dan slang penghisap di tambah
kanula yang di Bantu dengan perawat sirkulasi,

• Dekatkan meja mayo di lapangan operasi

• Berikan informasi kepada operator bahwa instrument siap

• Berikan mesz 1 dan pinset chirrurgies kepada operator untuk incisi kulit , sub cutis.

• Berikan couter/ monopolar untuk rawat perdarahan 

• Berikan mesz 2 kepada operator untuk incise pada fasia dan otot,

• berikan dandy klem untuk mengontrol perdarahan

• Berikan mesz 2, pinset chirrurgie kepada operator dan wound haak tajam kepada
assisten

• Berikan raspatorium / cauter monopolar untuk membebaskan periosteum dan


• kasa basah untuk membungkus SCALP

• Berikan spring haak atau doek kecil untuk mempertahankan scalp terbuka

• Berikan boor kepada operator dan langen back, spull (spuit 10 cc berisi NS) kepada
assisten

• Berikan adson/desector kepada operator dan masquito bengkok untuk mengambil


tulang pada daerah yang diboor

• Berikan pengantar dura/pelindung  gigli, masukkan gigli dan pasang handle gigli,spull
NS, kemudian siap dilakukan pemotongan cranium

• Berikan knabel tang untuk meratakan tulang ( bila perlu )


Berikan benang non absorbable 3.0 untuk menggantung dura ( heat sticth )

• Berikan separator dura untuk membersihkan tolsel/hematom pada epidural ( bila


perdarahan epidural )

• Berikan speed mess ( mess no 11 ) untuk membuka dura( bila ada kelainan
intracerebral).

• Berikan gunting dura u perlebar dura


Evakuasi cloth B perdarahan sub dural hematom

• Bila  ICH/Tumor otak, maka berikan bipolar u evakuasi cloth/ tumor pada lokasi
hematom/tumor

• Rawat perdarahan dg bipolar + wathes


Berikan surgicel s/ ukuran u homeostasis perdarahan.

31. Burhole = Maka dari itu, alat bedah khusus digunakan untuk membuat lubang di
tengkorak, yang disebut burr hole.

32. skor GCS


ORTHOPAEDI

33. Organ di Bidang ilmu orthopedi dan traumatologi.....


SITI: Tulang, sendi, otot, tendon, syaraf, dan pembuluh darah (sistem muskuluskeletal
dan sistem yang menyebabkan manusia bergerak)
FADHIL:
Selama ini ada pengertian yang kurang benar tentang ilmu Orthopaedi dan
Traumatologi, yang dianggap sebagai ilmu bedah tulang. Yang dimaksud Sistem
Lokomotorius adalah Tulang, Sendi, Otot, Urat, Syaraf dan Pembuluh Darah,
dengan demikian ilmu Orthopaedi dan Traumatologi menangani semua
kelainan pada organ yang disebut di atas. Penyakitpenyakit yang menjadi ruang
lingkupnya adalah kelainan sistem Lokomotorius yang meliputi; Trauma (paling
banyak), infeksi dan peradangan, tumor, kelainan sendi, degenerasi, gangguan
metabolism dan gangguan syaraf serta kelemahan otot.
34. Tujuan operasi orthopedi...
Memulihkan fungsi secara keseluruhan
35. Pemeriksaan pencitraan yang superior..
Rongent
36. Sindroma reperfusi serta kelumpuhan syaraf....
Deflasi dan re-inflasi
37. Besar tekanan torniket tindakan operasi open reduction dan internal fixation/ORIF..
Ekstremitas bawah 150 mmHg diatas sistol
Ekstremitas atas 80-100 mmHg diatas sistol
38. Modalitas untuk mengurangi risiko infeksi...
Shaving, membersihkan kulit, drapes, gaun, gloves, face mask
39. Implan tindakan operasi open reduction dan internal fixation fraktur tibia diafisis 1/3
tengah...
Plate screw
40. Modalitas untuk mengurangi kemungkinan terjadinya tromboembolisme..
Mobilisasi dini
41. Tindakan osteotomi..
Konveksi deformitas pemendekan, angulasi, rotasi pada kasus: kongenital,
degeneratif, kelainan penyembuhan tulang
42. Bone graft/ tandur tulang...
Autograft, allograft, BMP, synthetics
43. Jenis material bone graft...
- autograft (osteogenik,osteoinduksi,osteokonduksi)
- Allograft (osteoinduksi lemah, osteokonduksi)
- demineralized bone matrix (osteoinduksi,osteokonduksi)
- ceramics (osteokonduksi)
-komposit (osteoinduksi,osteokonduksi)
-bone morphogenic proteins (osteoinduksi)
44. Material implan untuk plate dan screws...
Stainless steel atau platinum
45. Tumor ganas tulang osteosarkoma...
Tumor ini umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Osteosarcoma banyak
ditemukan bagian lutut, paha, dan tulang kering.
46. Tindakan kuretase...
- Prosedur umum yang dilakukan untuk tumor jinak tulang :
 Aneurysmal bone cyst
 Simple bone cyst
 Ganglion cyst of bone

47. Kontraindikasi untuk tindakan remove implant..


- Lokasi & teknik operasi sulit
- Kondisi medis yang tidak memungkinkan
- Implan tertanam seluruhnya di dalam tulang
- Resiko refraktur tinggi
- Penyembuhan inkomplit
48. Jenis tindakan pada penyakit tulang belakang..
laminectomy, osteotomi
49. Implan alat stabilisasi tulang belakang...
TAMARA: plate,screws,nails,wires,arthroplasty ( ragu)
FADHIL:
Fusi – Ini adalah prosedur bedah untuk membuat persatuan antara tulang kaku
menggunakan cangkok tulang.

Implan tulang belakang fusi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:


Kandang
Piring
Batang
Kandang berfungsi sebagai penahan ruang antara 2 vertebra. Ini akan menjadi
bagian dari tulang belakang, sehingga cangkok tulang dapat ditempatkan untuk
memungkinkan “pertumbuhan” ke dalamnya. Mereka juga disebut kandang
antar-tubuh.

Kandang memberikan stabilitas dan dukungan setelah operasi. Mereka biasanya


tidak membutuhkan sekrup.

Seperti yang dinyatakan oleh Spine-health, “penelitian baru telah


mengungkapkan bahan yang digunakan dapat mempengaruhi pertumbuhan fusi
tulang yang sukses. Kandang titanium dengan permukaan nanoteknologi
mendukung pembentukan tulang. ”

Pelat , di sisi lain, sering dipasang dengan sekrup tulang ke tulang belakang.
Mereka mendukung dalam menstabilkan tulang belakang.

Fusi semacam ini adalah proses di mana ahli bedah menggunakan implan
ortopedi seperti piring dan sekrup untuk membantu tulang tumbuh bersama.
Mereka masih cukup fleksibel untuk memungkinkan tulang belakang menekuk.

Batang juga membantu dalam stabilisasi tulang belakang. Mereka terhubung


dengan sekrup pedikel atau kait ke vertebra.

Non-fusi – Ini adalah alternatif dari fusi tulang belakang tradisional, yang
secara permanen melekatkan 2 tulang atau lebih di tulang belakang.

50. Vertebrae...

MATA

51. Salah satu ciri operasi mata (?)


Penglihatan tidak jelas seperti ada kabut, peka terhadap sinar, kesulitan memfokuskan kerja
dengan dekat/ merasa di ruang gelap, tampak kecokelatan/putih susu pada pupil,
penglihatan ganda

52. Teknik sterilisasi instrumen pada bedah mata

53. Jenis anestesi operasi katarak konginetal


Anestesi umum
54. Teknik operasi katarak....
 Phacoemulsifikasi  menggunakan alat phacoemulsiikasi (laser)
 SICS (Small Incision Cataract Surgery)  teknik dengan irisan yang kecil (5-6 mm) pada
daerah skelera dan menembus daerah limbus menggunakan lensa intraokular yang
bisa di lipat/yang tidak bisa dilipat, memerlukan 1-3 jahitan
 ECCE (Ekstra Capsular Cataract Ekstraction)  pengeluaran isi lensa dengan merobek
kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui
robekan tsb.
 ICCE (Intra Capsular Cataract Ekstraction) dilakukan pada katarak yang keras,
dimana dilakukan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul

55. Tindakan operasi katarak....


 Sign In
 Posisikan pasien supine
 Perawat sirkular menyelimuti pasien dengan linen tidak steril sampai batas bawah
telinga.
 Perawat instrument melakukan surgical srubing, gowning, gloving dan membantu
operator serta asisten untuk gowning dan gloving
 Perawat instrument menyelimuti pasien dengan linen steril sampai dengan bawah
telinga.
 Intruksikan pasien untuk menutup mata dan Asisten melakukan desinfeksi area oparsi
(Palpebra) secara sirkuler dari dalam ke luar pada mata yang akan dioperasi dengan
betadine 10% dan menggunakan kassa sterile.
 Asisten melakukan draping menggunakan eye drape steril, dan berikan Scissor
Conjungtiva kepada operator untuk menggunting drape pada daerah palpebra.
 Dekatkan meja mayo, meja instrumen ke meja operasi,
 Time Out (Sebelum Incisi)
 Berikan Eye Speculum dan dokter operator memasang eye speculum.
 Tetes mata pasien dengan spuit 1cc berisi larutan Povidon Iodin + RL, berikan Spuit 10
cc berisi RL/BSS ke Dokter, dan dokter melakukan irigasi bola mata
 Perawat memberikan Ophthalmic knife 15’, operator membuat side port
 Perawat memberikan spuit 1 cc berisi TQM blue di tangan kanan operator. Dokter
operator mewarnai capsul anterior, lalu membilasnya dengan spuit 5cc BSS/RL +
lidocain, sekaligus untuk anastesi intra kameral
 Perawat memberikan viscoelastic di tangan kanan operator. Dokter operator mengisi
Bilik Mata Depan (BMD) dengan viscoelastic
 Perawat memberikan naldpoeder macro dengan benang prolene 5.0 di tangan kanan
operator, dan rectus forceps di tangan kiri operator. Dokter operator melakukan
fiksasi rectus superior, lalu klem benang pada eye drape.
 Perawat memberikan spuit 3 cc berisi lidocaine di tangan kanan operator, dan
mcpherson forceps di tangan kiri operator untuk melakukan injeksi anestesi local bila
perlu.
 Perawat memberikan conjunctiva scissors di tangan kanan operator, dan Lim’s forceps
di tangan kiri operator. Dokter operator membuka conjunctiva fornixbase. Jika
terdapat  bleeding, perawat membersihkan dengan MQA sponge.
 Perawat memberikan cauter di tangan kanan operator (jika diperlukan) dan Lim’s
forceps di tangan kiri operator. Dokter operator menghentikan bleeding dan perawat
meneteskan BSS/RL selama operasi untuk menjaga mata agar tidak kering.
 Perawat memberikan Ophthalmic knife 15’di tangan kanan operator untuk
melakukan grooving sclera, kira  –  kira 2 sampai 3 mm dari limbus.
 Perawat memberikan Cresent knife di tangan kanan operator untuk membuat scleral
tunnel.
 Perawat memberikan Clear cut knife 2,75 di tangan kanan operator. Dokter operator
melebarkan main port kira  –  kira sampai 6 mm.
 Perawat memberikan nalpoeder macro di tangan kanan operator, dan spuit 1 cc di
tangan kiri operator untuk membuat jarum capsulotomy, lalu melakukan
capsulotomy anterior.
 Perawat memberikan capsule forceps di tangan kanan operator. Dokter operator
mengambil capsul anterior melalui main port.
 Perawat memberikan spuit 5 cc berisi cairan BSS/RL + lidocain untuk hidrodisection
 Perawat memberikan sinskey di tangan kanan operator, untuk melakukan rotasi
nucleus ke BMD.
 Perawat memberikan viscoelastic untuk mengisi BMD dan melindungi endothel, serta
mengisi kapsul posterior agar tetap stabil.
 Perawat memberikan spuit 5 cc berisi cairan BSS/RL dengan vectis irigasi di tangan
kanan operator. Dokter operator mengeluarkan nucleus dari BMD melalui scleral
tunnel dan berikan sinskey sebagai alat bantu.
 Perawat memberikan I/A symcoe yang tersambung dengan selang infus di tangan
kanan operator, dan spuit 5cc untuk aspirasi yan Perawat memberikan viscoelastic di
tangan kanan operator untuk mengisi bag/kantong lensa
 Perawat menyiapkan lensa/IOL, dibasahi dengan cairan BSS/RL. Perawat memberikan
Mc pherson forceps di tangan kanan dan tying forceps di tangan kiri operator untuk
melakukan implantasi lensa/IOL ke dalam capsular bag
 Perawat memberikan sinskey/rotator lens di tangan kanan operator untuk
memposisikan Lensa/IOL.
 Perawat memberikan I/A symcoe yang tersambung dengan selang infus di tangan
kanan operator, dan spuit 5cc untuk aspirasi yang tersambung dengan selang I/A
symcoe di tangan kiri operator. Dokter operator mengaspirasi viscoelastic.
 Perawat memberikan naldpoeder micro dengan benang ethilon 10.0 di tangan kanan
operator, dan Lim’s forceps di tangan kiri operator untuk melakukan heachting
tersambung dengan selang I/A symcoe di tangan kiri operator. Dokter operator
mengaspirasi viscoelastic
 Perawat memberikan naldpoeder micro dengan benang ethilon 10.0 di tangan kanan
operator, dan Lim’s forceps di tangan kiri operator untuk melakukan heachting
 Perawat memberikan spuit 1 cc berisi carbachol di tangan kanan operator. Dokter
operator memasukkan cairan carbachol ke dalam BMD untuk mengecilkan pupil.
 Perawat memberikan spuit 10cc berisi BSS di tangan kanan operator untuk melakukan
irigasi BMD dan stromal hidrasi.
 Perawat memberikan spuit 1 cc berisi cefuroxime 0,1 mg di tangan kanan operator.
Dokter operator memasukkan larutan antibiotic pada mata dan BMD.
 Dokter operator melepaskan klem dan fiksasi rectus superior.
 Bila perlu perawat memberikan spuit 1 cc berisi kalmethason di tangan kanan
operator untuk injeksi kalmethason subkonjungtiva dan beri antibiotic topical
(tetes/salep mata)
 Sign out

56. Rehabilitasi penglihatan


Rehabilitasi mata (paska operasi katarak) rehabilitasi penderita katarak adalah dengan
memakai kaca mata afakia, lensa kontak atau pemakaian lensa tanam.

57. Kondisi operasi katarak (?)


NAD : Pemeriksaan USG mata untuk memperkirakan ukuran lensa, alergi obat, hasil lab,
pengukuran IOL, TIO, Tes bayangan iris, visus
TAMARA:
- Penglihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi obyek
- Peka terhadap sinar
- Kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa diruang gelap
- Tampak kecoklatan/putih susu pada pupil
- Penglihatan ganda saat melihat benda dgn satu mata

58. Perawatan paska operasi katarak


 Pasca operasi boleh minum saja
 2 jam berikutnya makan makanan lunak
 6 jam pasca operasi kepala baru boleh bergerak
 Tidur miring ke arah mata yang tidak dioperasi
 Tidak boleh terkena asap, uap, merokok, kemasukan kotoran, air
 Tidak boleh batuk, mengejan membungkuk, bersin, mengangkat benda > 7,5 kg dan
tidur pada posisi operatif
 Obat tetes & minum sesuai dosis

59. Jenis katarak


- Katarak yang di dapat sejak lahir (kongenital)
- Katarak yang di dapat pada anak sesudah lahir (infantil)
- Katarak yang di dapat pada lanjut usia (senelis)
- Katarak yang di dapat disebabkan penyakit lain
- Katarak yang di dapat disebabkan trauma

60. Faktor resiko/penyebab katarak trauma


Kecelakaan

Anda mungkin juga menyukai