Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN


SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG OPERASI MAYOR IGD RSUD DR MOERWARDI
SURAKARTA

Disusun Oleh :

RATNASARI KURNIANINGRUM

J 230113027

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
2

Naskah Publikasi
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 1
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN


SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG OPERASI MAYOR IGD RSUD DR MOERWARDI
SURAKARTA

Ratnasari Kurnianingrum *
Abi Muhlisin **
Nanang Legawa S ***

Abstrak

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), untuk menekan angka kematian saat proses persalinan salah satu upaya yang
dilakukan adalah operasi sectio caesarea. Sectio caesarea adalah proses melahirkan jabang
bayi melalui sayatan dinding perut dan dinding rahim, salah satu indikasinya yaitu ketuban
pecah dini yang merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai. Tujuan
karya tulis ilmiah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang asuhan
keperawatan pada pasien pre, intra, post operasi sectio caesarea di RSUD DR Moewardi
Surakarta. Tehnik pengambilan data pada karya tulis ilmiah ini antara lain observasi,
wawancara, partisipasif. Hasil penelitian ini pada diagnosa keperawatan pre operasi yaitu
cemas berhubungan dengan krisis situasional (tindakan pembedahan sectio caesarea) teratasi
dengan mendorong pasien mengungkapkan perasaannya dan memberikan informasi tentang
prosedur operasi. Pada intra operasi dengan masalah risiko infeksi berhubungan dengan
prosedur invasif teratasi dengan kontrol infeksi, kemudian untuk masalah risiko kekurangan
volume cairan atau syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan dapat teratasi. Pada
post operasi dengan masalah mual berhubungan dengan efek anestesi post operasi teratasi
dengan memberikan aromaterapi dan tehnik relaksasi nafas dalam, serta risiko infeksi
berhubungan dengan pertahanan primer inadekuat (trauma jaringan kulit) teratasi dengan
kontrol infeksi dan dilanjutkan advice diruang perawatan.

Kata kunci: Sectio caesarea, ketuban pecah dini

Keterangan :
* : Mahasiswa Profesi Ners FIK UMS
** : Dosen Keperawatan FIK UMS
*** : Pembimbing Klinik RSDM
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 2
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

NURSING CARE IN Ny. S WITH SECTIO CAESAREA


PREMATURE RUPTURE INDICATION OF MEMBRANES IN THE
OPERATIONS MAJOR EMERGENCY ROOM DR MOEWARDI’S
HOSPITAL SURAKARTA

Abstract

Maternal and child health is one concern of the World Health Organization (WHO), to
reduce the death rate during the birth process one operation efforts are sectio caesarea. Sectio
caesarea is the process of giving birth baby through the abdominal wall incision and the uterine
wall, one indicaton that premature rupture of membranes is fetal membranes rupture which is
before labor starts. The purpose of scientific writing is to increase knowledge and experience of
nursing care for patients pre, intra, postoperative sectio caesarea DR Moewardi’s hospital in
Surakarta. Sampling technique in scientific papers, among other observations, interviews,
participatory. The results of this research on nursing diagnoses pre operation anxiety is related
to situational crisis (sectio caesarea surgery) resolved to encourage patients to express their
feelings and give information about the surgical procedure. In intra operation with the problem of
risk of infection related to invasive procedures to control infection is resolved, and then to issue
deficiency risk of fluid volume or hypovolemic shock associated with hemorrhage can be
resolved. On postoperative nausea with problems associated with adverse
postoperativeanesthesia resolved by providing aromatherapy and relaxation techniques and
deep breathing, as well as the risk of infection associated with primary defense inadekuat
(tissue trauma) resolved with continued control of infection and the room is maintenance
advices.

Key words: Sectio caesarea, premature rupture of membranes.


Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 3
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

PENDAHULUAN pengetahuan dan pengalaman tentang


Kesehatan ibu dan anak asuhan keperawatan pada pasien pre,
merupakan salah satu perhatian dari intra dan post operasi sectio caesarea
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), indikasi ketuban pecah dini.
khususnya di negara Asean karena
angka kematian ibu dan anak yang LAPORAN PENDAHULUAN
masih tinggi dibandingkan dengan
negara berkembang lainnya. Menurut Sectio Caesarea
survey demografi dan kesehatan di Sectio caesarea didefinisikan
Indonesia angka kematian ibu adalah sebagai lahirnya janin melalui insisi
390 per 100.000 kelahiran hidup dan dinding abdomen (laparotomi) dan
kematian perinatal adalah 40 per 1000 dinding uterus (histerektomi)
kelahiran hidup. Jika dibandingkan (Cunningham, 2006).
dengan negara Asia Tenggara lainnya, Menurut Sinsin (2008) alasan
maka angka kematian ibu di Indonesia medis operasi sesar yaitu :
adalah 15 kali angka kematian di a. Tingginya tekanan darah sang ibu
Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari b. Kelainan tulang panggul pada sang
Thailand atau 5 kali lebih tinggi dari ibu
pada Filipina (Wiknjosastro, 2006). c. Varises diwilayah vagina
Untuk menekan tingginya angka d. Ketuban pecah dini
kematian pada ibu dan janin saat e. Bobot bayi lebih dari empat kilogram
proses persalinan dilakukan berbagai f. Posisi bayi sungsang.
upaya, salah satu cara yang bisa Menurut Mochtar (2002) arah
dilakukan adalah persalinan dengan sayatan sectio caesarea dibagi :
tindakan operasi yaitu sectio caesarea. a. Sectio caesaria ismika (profunda/
Tiga puluh tahun yang lalu 1 dari 12 melintang) : Sectio caesaria yang
persalinan diakhiri dengan sectio dilakukan dengan membuat sayatan
caesarea, sekarang perbandingannya melintang konkaf pada segmen
adalah 1 dari 3 persalinan. bawah rahim (low servic transversal)
Kedaruratan ginekologi dan ± 10 cm.
obstetri dapat timbul mendadak dan b. Sectio caesaria klasik
tidak diduga. Dikhawatirkan perdarahan (corporal / sayatan memanjang) :
pervaginam, nyeri pelvis maupun Sectio caesarea klasik atau corporal
ketuban pecah dini memerlukan (dengan insisi memanjang pada
pertolongan medis segera. Ketuban corpus uteri) dilakukan dengan
pecah dini (KPD) adalah keadaan membuat sayatan memanjang pada
pecahnya selaput ketuban sebelum korpus uteri kira-kira 10 cm.
persalinan. Menurut Mitayani (2009)
Berdasarkan data dari catatan pemeriksaan diagnostik untuk sectio
rekam medis ruang operasi mayor IGD caesarea adalah :
RSUD Dr Moewardi Surakarta pada a. Hitung darah lengkap, golongan
tanggal 1 Januari 2012–21 Oktober darah (ABO) dan percocokan silang,
2012 jumlah pasien dengan persalinan serta tes coombs.
sectio caeseria sebanyak 1333 pasien, b. Urinalisis : menentukan kadar
dimana sectio caesarea dengan albumin/ glukosa.
indikasi KPD sebanyak 242 pasien, c. Kultur : mengidentifikasi adanya
preeklamsi sebanyak 213 pasien, virus herpes simpleks tipe II.
kelainan letak janin sebanyak 192 d. Pelvimetri : menentukan CPD.
pasien dan kasus lain-lain sebanyak e. Amniosentesis : mengkaji maturitas
686 pasien. paru janin.
Dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah penulis mempunyai tujuan yaitu
mahasiswa dapat menambah ilmu
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 4
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

f. Ultrasonografi : melokalisasi dalam obstetrik berkaitan dengan


plasenta menentukan pertumbuhan, penyulit kelahiran prematur dan
kedudukan, dan presentasi janin. terjadinya infeksi karioamniotis sampai
Menurut Mochtar (2002) sepsis, yang meningkatkan morbiditas
komplikasi sectio caesarea sebagai dan mortalitas perinatal, dan
berikut : menyebabkan infeksi pada ibu.
a. Infeksi puerperium (nifas), kenaikan Mekanisme terjadinya ketuban pecah
suhu beberapa hari merupakan dini dimulai dengan terjadinya
infeksi ringan. Kenaikan suhu pembukaan prematur serviks. Membran
disertai dehidrasi serta perut terkait dengan pembukaan terjadi
kembung termasuk infeksi sedang. devaskularisasi, nekrosis dan dapat
Sedangkan peritonitis, sepsis, serta diikuti pecah spontan, jaringan ikat
ileus paralitis merupakan infeksi yang menyangga membran ketuban
berat. makin kurang, melemahnya daya tahan
b. Perdarahan dapat disebabkan ketuban. Mengatasi hal tersebut
karena pembuluh darah banyak tindakan yang tepat adalah dilakukan
terputus atau dapat juga karena sectio caesarea, yaitu untuk
atonia uteri. menghindari fetal death dan infeksi
c. Luka kandung kemih bila repertonial pada ibu (Manuaba, 2001).
terlalu tinggi. Setiap fase persalinan terdapat
d. Kemungkinan ruptur uteri spontan kebutuhan emosional yang muncul
pada kehamilan mendatang. akibat rasa cemas, ketakutan, kesepian
nyeri dan ketegangan. Insisi abdoment
Ketuban Pecah Dini menyebabkan terputusnya jaringan kulit
Menurut Hossam dalam Mitayani juga merupakan faktor yang dapat
(2009) Ketuban pecah dini (KPD) menyebabkan infeksi karena
adalah pecahnya/ rupturnya selaput merupakan jalan masuk organisme dan
amnion sebelum dimulainya persalinan Insisi abdoment menyebabkan
yang sebenarnya atau pecahnya terputusnya pembuluh darah dan dapat
selaput amnion sebelum usia berakibat pada risiko kekurangan
kehamilan mencapai 37 minggu volume cairan. Hipotermi disebabkan
dengan atau tanpa kontraksi. anestesi regional (spinal) yang
Penyebab terjadinya ketuban berdampak mengalami redistribusi
pecah dini menurut Manuaba (2001) panas tubuh dari jaringan inti ke perifer,
antara lain: menghambat kontrol termoregulasi
a. Multiparitas secara sentral, menghambat aktivitas
b. Hidramnion saraf simpatis yang menyebabkan tak
c. Kelainan letak : sungsang atau terjadinya vasokonstriksi dan shivering
lintang pada bagian tubuh yang terblok. Efek
d. Cepalo pelvic disporportion (CPD anestesi menyebabkan meningkatkan
atau panggul sempit) asam lambung sehingga mual, setelah
Manifestasi klinisnya yaitu Ibu efek anestesi hilang nyeri terjadi
biasanya datang dengan keluhan penekanan pada ujung syaraf (Farrer,
utama keluarnya cairan amnion/ 2001).
ketuban melewati vagina. Selanjutnya Tindakan diagnostik harus
jika masa laten panjang, dapat terjadi dihubungkan dengan evaluasi
korioamnionitis. Untuk mengetahui kematangan janin dan kemungkinan
bahwa telah terjadi infeksi ini mula- infeksi intrauterin. Untuk
mula dengan terjadinya takikardi pada pemeriksaannya antara lain :
janin (Mitayani, 2009). a. Ultrasonografi : pengukuran
Patofisiologinya Ketuban pecah diameter biparietal, sirkumferensia
dini (KPD) merupakan masalah penting tubuh janin, dan panjangnya femur
memberikan perkiraan umur
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 5
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

kehamilan. Sonografi dapat METODELOGI PENELITIAN


mengidentifikasi kehamilan ganda,
anomali janin, atau melokalisasi Pendekatan
kantong cairan amnion pada Penyusunan karya tulis ilmiah ini
amniosentesis. penulis menggunakan metode deskriptif
b. Amniosentesis : cairan amnion dapat dengan pendekatan studi kasus yaitu
dikirim ke laboratorium untuk metode ilmiah yang bersifat
kematangan paru janin, pewarnaan mengumpulkan data, menganalisis data
gram dan hitung koloni kuantitatif dan menarik kesimpulan data.
membuktikan adanya infeksi
intrauterin. Tempat dan Waktu
c. Pemantauan janin : membantu Penulisan karya tulis ilmiah ini
dalam evaluasi janin mengambil kasus di Ruang Operasi
d. Protein C-reaktif : peningkatan Mayor IGD RSUD Dr Moewardi
protein c-reaktif serum menunjukkan Surakarta pada tanggal 25 Juli 2012.
peringatan awal korioamnionitis.
Menurut Nanda Internasional Langkah-Langkah Penelitian
(2009-2011) diagnosa yang mungkin 1. Pengkajian
muncul adalah : Pengkajian dilakukan pada tanggal
a. Diagnosa keperawatan yang muncul 25 Juli 2012 jam 16.15 WIB.
pada pasien pre sectio caesarea : Pengkajian adalah pemikiran dasar
1) Nyeri akut berhubungan dengan dari proses keperawatan yang
kontraksi uterus, perubahan bertujuan untuk mengumpulkan
hormon progesteron. informasi atau data tentang pasien,
2) Ansietas berhubungan dengan agar dapat mengidentifikasi
krisis situasional. masalah.
b. Diagnosa keperawatan yang muncul 2. Diagnosa keperawatan
pada pasien intra sectio caesarea Diagnosa keperawatan berfokus
1) Risiko infeksi berhubungan pada respons atau reaksi pasien
dengan prosedur invasif. terhadap penyakitnya.
2) Risiko kekurangan volume cairan 3. Perencanaan
/ syok hipovolemik berhubungan Petunjuk tertulis yang
dengan perdarahan. menggambarkan secara tepat
c. Diagnosa keperawatan yang muncul mengenai rencana tindakan yang
pada pasien post sectio caesarea diberikan kepada pasien sesuai
1) Risiko infeksi berhubungan dengan masalahnya berdasarkan
dengan pertahanan primer kebutuhan yang sudah ditetapkan
inadekuat (trauma jaringan kulit). dalam diagnosa keperawatan.
2) Hipotermia berhubungan dengan 4. Pelaksanaan
paparan lingkungan dingin, Pengelolaan dan perwujudan dari
pemberian obat-obatan yang rencana keperawatan yang telah
menyebabkan vasodilatasi. disusun pada tahap perencanaan.
3) Nyeri akut berhubungan dengan 5. Evaluasi atau penilaian
trauma jaringan / luka Perbandingan yang sistematik dan
pembedahan. terencana tentang kesehatan pasien
4) Mual berhubungan dengan efek dengan tujuan yang telah
anstesi post operasi. ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya.
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 6
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

Teknik Pengumpulan Data suhu 366 °C. Pemeriksaan yang


Penulisan karya tulis ilmiah ini penting pada kehamilan yaitu
mengambil sumber data dengan cara: pemeriksaan abdomen didapatkan
1. Wawancara yaitu dengan inspeksi : perut membesar, terdapat
mengajukan pertanyaan langsung linia nigra, palpasi : leopold I : Teraba
pada pasien dan keluarga untuk tegang, tinggi fundus uteri 2 jari
menggali permasalahan klien. dibawah prossesus xipoideus, leopold
2. Observasi dengan cara II: Pada bagian kanan teraba panjang,
pengumpulan data melalui hasil pipih, seperti (punggung) dan disebelah
pengamatan. kiri teraba ekstremitas, Pu-Ka letak
3. Pemeriksaan fisik yaitu cara memanjang, leopold III: Pada bagian
pengumpulan data melalui bawah teraba keras,bulat melenting
inspeksi, (kepala ), leopold IV: Kepala sudah
palpasi, perkusi, auskultasi, dan dan masuk PAP, kontraksi belum teratur,
pemeriksaan fisik lainnya. auskultasi : DJJ: 144 kali/ menit.
Hasil pemeriksaan laboratorium
darah rutin, tanggal 25 Juli 2012
HASIL didapatkan hasil Hemoglobin 11.7 g/dl
(normal 12.0-15.0), Leukosit 11.5
Data Profil Objek Ribu/ul (normal 4.5-11), Golongan
Pasien bernama Ny.S, dengan darah B, HBs Ag Non reaktif (normal
umur 35 tahun, jenis kelamin Non reaktif). Hasil pemeriksaan USG
perempuan, pendidikan SMP, agama tanggal 25 Juli 2012 yaitu tampak janin
Islam, bersuku jawa, dengan tunggal, letak memanjang, puka,
status menikah, pekerjaan IRT, alamat preskep, DJJ positif. Air ketuban kesan
pasien Songgo Runggi 2/5 Jaten sedikit. Tak tampak jelas kelainan
Karanganyar, nomor rekam medik kongenital mayor. Kesan saat ini janin
01141468, penanggung jawab Tn.S, hidup tunggal dalam keadaan baik.
umur 36 tahun selaku suami pasien.
Asuhan Keperawatan
Gambaran Kasus 1. Pre Operasi
Riwayat kesehatan pasien datang a. Ansietas berhubungan
ke RSUD Dr Moewardi Surakarta dengan krisis situasional
tanggal 25 Juli 2012 pukul 14.00 WIB, (tindakan pembedahan / SC).
pasien G3 P2 A0, , gerakan janin masih Data subjektif yaitu pasien
dirasakan. Air kawah sudah dirasakan mengatakan operasi sesar ini
keluar sejak 1 hari yang lalu. HPHT 31 merupakan pengalaman
Oktober 2011, HPL 8 Agustus 2012 pertamanya, pasien khawatir dan
dan usia kehamilan 38 minggu 1 hari. takut dan untuk data objektif
Anamnesa dokter pasien mengalami ekspresi wajah tegang, pasien
KPD 1 hari sehingga perlu dilakukan bertanya bagaimana nanti
tindakan operasi sectio caesarea. Dari operasinya, TD 120/80 mmHg, Rr
pengkajian pola management koping :20 kali/ menit, N : 84 kali/ menit,
dan stres, pasien mengatakan S : 366 °C.
tindakan persalinan operasi ini Tujuan setelah dilakukan
merupakan pengalaman pertama asuhan keperawatan 1x15 menit
sehingga pasien khawatir dan takut. pasien dapat mengontrol
Hasil pemeriksaan fisik fokus cemasnya, dengan kriteria hasil
kesadaran composmentis, GCS : E4 V5 pasien dapat mengungkapkan
M6, tanda-tanda vital untuk tekanan dan menunjukkan tehnik
darah 120/80 mmHg, pernafasan 20 mengontrol cemas.
kali/ menit, nadi 84 kali/ menit, Rencana keperawatan kaji
tingkat kecemasan pasien,
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 7
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

berikan penjelasan tentang Evaluasi keperawatan tidak


prosedur pembedahan, berikan ada tanda-tanda infeksi,
kesempatan pasien mengungkap TD:122/65 mmHg, Rr :22 kali/
kan perasaannya. menit, N : 84 kali/ menit, SPO2 :
Implementasi keperawatan 97%, S : 365 °C. masalah risiko
pada pukul 16.17 menanyakan infeksi teratasi, rencana
keluhan yang dirasakan pasien dihentikan
dan memberikan dorongan b. Risiko kekurangan volume cairan
kepada pasien untuk /syok hipovolemik b/d
mengungkapkan perasaannya, perdarahan.
pukul 16.20 menjelaskan Diagnosa keperawatan
prosedur operasi/ pembedahan diatas diangkat dengan data
saat masih diruang induksi. objektif jenis sayatan operasi
Evaluasi pada pukul 16.30 adalah klasik (corporal / sayatan
pasien mengatakan setelah memanjang) membuat sayatan
mendengar penjelasan perawat, memanjang pada korpus uteri
siap melakukan operasi, masalah kira-kira 10 cm, Hemoglobin :
cemas teratasi, rencana 11.7 g/dl.
dihentikan. Tujuan Setelah dilakukan
2. Intra Operasi asuhan keperawatan 1 x 2 jam,
Pasien dipindahkan dari ruang kekurangan volume cairan/ syok
induksi kedalam ruang operasi pada hipovolemik tidak terjadi, dengan
pukul 16.30. kriteria hasil tidak ada tanda-
a. Risiko infeksi berhubungan tanda dehidrasi, membran
dengan luka operasi (tindakan mukosa lembab, tidak terjadi
pembedahan/ SC). perdarahan >750cc.
Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan kaji
diatas diangkat dengan data tekanan darah dan nadi, catat
objektif terdapat sayatan operasi kehilangan cairan/ darah pada
jenis adalah klasik (corporal / waktu operasi, kolaborasi dalam
sayatan memanjang), TD:126/85 pemberian injeksi methergin
mmHg, Rr :20 kali/ menit, N : 84 untuk mencegah perdarahan.
kali/ menit, S : 366 °C, leokosit : Implementasi keperawatan
11.5 ribu/ul mengobservasi saat mulai
Tujuan Setelah dilakukan pembedahan sampai heating,
asuhan keperawatan 1 x 2 jam, pukul 17.25 memberikan injeksi
infeksi tidak terjadi, dengan methergin 0.4mg pada uterus,
kriteria hasil tanda infeksi luka mengobservasi kehilangan
operasi tidak ada (panas, cairan/ darah pada waktu operasi.
kemerahan, bengkak, adanya pus Evaluasi keperawatan yaitu
dan bau), suhu tubuh 365°C- Hemoglobin : 11.7 g/dl, jumlah
375°C. total cairan dan darah 350 cc
Intervensi keperawatan kaji dihitung dari mesin suction dan
suhu, nadi dan jumlah sel darah darah yang terserap pada kasa,
putih, pertahankan tehnik aseptik risiko kekurangan volume cairan/
dan steril, kolaborasi dalam syok hipovolemik teratasi,
pemberian antibiotik. rencana dihentikan.
Implementasi keperawatan 3. Post Operasi
pukul 17.00 melakukan Operasi selesai pukul 18.00,
desinfektan pada kulit abdomen, pengkajian kala IV pada pasien TFU
mempertahankan tehnik steril, setinggi pusat, kontraksi baik,
pukul 17.50 membersihkan luka. terdapat luka post operasi SC
dengan posisi klasik (corporal/
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 8
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

sayatan memanjang) ± 10 cm, tidak Pembahasan


ada tanda-tanda infeksi, perineum Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
utuh, lochea rubra warna merah cemas berhubungan dengan
terang. BB bayi 2900gr, hidup, apgar krisis situasional ( tindakan
score 7-8-9. pembedahan/ SC). Sesuai dengan
a. Mual berhubungan dengan efek pernyataan Muttaqin & Sari (2009),
anestesi post operasi. yang menyatakan cemas berbeda
Diagnosa keperawatan dengan rasa takut, dimana cemas
diatas diangkat dengan data disebabkan oleh hal-hal yang tidak
subjektif pasien mengatakan jelas termasuk pasien yang akan
perutnya munek-munek, data menjalani operasi karena mereka tidak
objektif ekspresi wajah pasien tahu konsekuensi pembedahan dan
seperti mual ingin muntah, TD prosedur pembedahan. Implementasi
124/75mmHg, Rr 20 kali/ menit, N yang dilakukan penulis yaitu
84 kali/ menit, S 365°C. memberikan dorongan untuk
Tujuan setelah dilakukan pengungkapan perasaan,
asuhan keperawatan 1x15 menit mendengarkan, memahami dan
mual dan muntah tidak terjadi, memberikan informasi yang adekuat
dengan kriteria hasil pasien dapat terhadap pertanyaan yang diajukan
mengendalikan mual dan muntah. pasien tentang pembedahan dan fungsi
Intervensi keperawatan Kaji tubuh untuk menurunkan kekhawatiran
mual pada pasien kaji turgor kulit, dan kecemasan. Hal tersebut sejalan
kaji tingkat kelemahan, beri dengan penelitian yang dilakukan oleh
aromaterapi untuk menurunkan Pinar (2011) dengan judul The efficacy
mual (misal bau minyak kayu of preopoerative instruction in reducing
putih), ajarkan tehnik relaksasi anxiety following gyneoncological
nafas dalam. surgery: a case control study, pasien
Implementasi keperawatan yang mendapatkan informasi tentang
pada pukul 18.00 mengkaji mual prosedur operasi menunjukkan tingkat
pada pasien, mengobservasi kecemasan lebih rendah dibandingkan
TTV, pukul 18.07 memberikan pasien yang hanya mendapatkan
aromaterapi untuk menurunkan perawatan rutin.
mual (bau minyak kayu putih),
pukul 18.15 mengajarkan tehnik Diagnosa Keperawatan Intra Operasi
relaksasi nafas dalam., pukul Risiko infeksi berhubungan
18.55 mengobservasi nilai dengan luka operasi ( tindakan
bromage score 1. pembedahan /SC). Penulis
Evaluasi keperawatan pada menegakkan diagnosa keperawatan ini
pukul 19.00 pasien mengatakan karena semua tindakan invasif memiliki
mualnya berkurang dan risiko besar ataupun kecil, operasi
mengantar pasien ke bangsal sectio cesarea pun demikian, sehingga
perawatan masalah mual teratasi, implementasi pencegahan infeksi harus
rencana dihentikan. Dilanjutkan dilakukan dengan lengkap dan teliti
advice diruang perawatan monitor untuk menekan risiko terjadinya infeksi
TTV, monitor tanda – tanda pascaoperasi, alat / instrumen harus
infeksi, Inj. Ceftriaxon 1gr/ 12 steril (Rasjidi, 2009). Termasuk
jam, Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam, pemberian desinfektan povidon iodin/
Inj. Asam tranexamat 500 mg/ 8 betadin dan alkohol sebelum
jam. menginsisi kulit abdomen. Povidon
iodin mempunyai aktivitas spektrum
yang luas membunuh bakteria
vegetatif, virus mikrobakteria, jamur
serta alkohol sebagai desinfektan
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 9
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

sangat efektif mengurangi SIMPULAN DAN SARAN


mikroorganisme dikulit, etil dan
isopropil alkohol 60-90% merupakan simpulan
antiseptik yang baik dan mudah 1. Pengkajian pada pasien perioperatif
diperoleh serta murah. sectio caesarea perlu dilakukan
Risiko kekurangan volume cairan/ terutama untuk pengkajian fokus
syok hipovolemik berhubungan dengan yang bermasalah pada pasien baik
perdarahan. Dalam penelitian dengan untuk pemeriksaan fisik, tanda-tanda
judul Effects of caesarean section on hemodinamik seperti tekanan darah,
maternal health in low risk nulliparous nadi, suhu, frekuensi pernafasan
women, mendapatkan hasil bahwa dan DJJ janin yang dikandung
kejadian komplikasi kelompok operasi pasien.
sesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan 2. Diagnosa keperawatan yang
pada kelompok persalinan pervaginam. diangkat penulis saat pre operasi
Risiko perdarahan pada awal adalah ansietas atau cemas. Intra
persalinan sampai 2 jam post partum operasi yaitu risiko infeksi dan risiko
pada kelompok sesar 3,6 lebih besar kekurangan volume cairan/ syok
dibandingkan kelompok persalinan hipovolemik . Serta untuk diagnosa
pervaginam (Wang, 2010). Dan post operasi yaitu mual.
memberikan injeksi methergin 0,4 mg 3. Rencana keperawatan pada setiap
pada uterus sebagai vasokontriksi diagnosa keperawatan yang
sehingga mengecilkan rahim setelah diangkat untuk menyelesaikan
persalinan dan mencegah perdarahan. masalah pada pasien.
4. Implementasi keperawatan
Diagnosa Keperawatan Post Operasi merupakan tindakan yang diberikan
Mual berhubungan dengan efek kepada pasien dengan mengacu
anestesi post operasi, ditegakkan rencana yang telah dibuat dan
diagnosa tersebut karena anestesi menyesuaikan dengan kebutuhan
spinal menekan saraf simpatis pasien pada saat itu, dalam
sehingga akan terlihat efek melakukan implementasi diperlukan
parasimpatis lebih menonjol, dimana kerjasama dan kolaborasi tim namun
pada usus terjadi peningkatan tidak semua diagnosa keperawatan
kontraksi, tekanan intralumen dan secara teoritis dilakukan
terjadi relaksasi sfingster (Rasjidi, implementasi.
2009). Untuk mengurangi mual pada 5. Evaluasi keperawatan untuk pre
pasien, penulis memberikan operasi masalah ansietas atau
implementasi aromaterapi minyak kayu cemas teratasi. Intra operasi dengan
putih dan teknik relaksasi nafas dalam. masalah risiko infeksi teratasi dan
Untuk implementasi ini sejalan dengan risiko kekurangan volume cairan/
hasil penelitian Allen (2004) syok hipovolemik teratasi. Post
Aromatherapy’s effect postoperative operasi dengan masalah mual
nausea, setelah lima menit diberikan teratasi dan dilanjutkan advice di
aromaterapi minyak pepermint dan ruang perawatan.
tehnik nafas dalam, dapat menurunkan
respons awal ketika pasien mengeluh Saran
mual setelah operasi. 1. Pasien dan keluarga disarankan
menambah pengetahuan dan
perawatan tentang sectio caesarea
sehingga mengetahui perawatan
yang tepat bagi keluarganya.
2. Institusi pendidikan diharapkan lebih
menyediakan fasilitas dan tenaga
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah Dini 10
di Ruang Operasi Mayor IGD RSUD Dr Moerwardi Surakarta (Ratnasari Kurnianingrum)

pengajar yang berkualitas dan Konsep, Proses, dan Aplikasi.


memunculkan inovasi- inovasi baru Jakarta : Penerbit Salemba
yang dapat mendukung terciptanya Medika.
perawat yang berkualitas dan Nanda Internasional. 2009-2011.
profesional. Diagnosis Keperawatan Definisi
3. Instalasi pelayanan kesehatan dan Klasifikasi Alih bahasa Made
diharapkan meningkatkan kinerja Sumarwati, Skep,MN. Jakarta :
perawat dan tenaga medis sehingga EGC.
dapat meningkatkan asuhan
keperawatan terhadap pasien Pinar, Gul.et all .2011. The Efficacy of
khususnya pasien dengan sectio Preopoerative Instruction in
caesarea. Reducing Anxiety Following
Gyneoncological Surgery: A Case
Control Study. BMC Journal.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, George. 2004. Aromatherapy’s Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu
Effect Postoperative nausea; Kebidanan. Jakarta : Bina
intravenous lidocaine; ignition of Pustaka.
drape material; rofecoxib.
ProQuest Journal. Rasjidi, Imam. 2009. Manual Seksio
Sesarea & Laparotomi Kelainan
Cunningham, F, dkk. 2006. Obstetri Adneksa. Jakarta : CV Sagung
William Edisi 21. Jakarta : EGC. Seto.

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Sinsin, Iis. 2008. Seri Kesehatan Ibu
Maternitas Edisi 2 . Jakarta :EGC. dan Anak Masa Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta : PT Alex
Himatusujanah. 2008. Perilaku Ibu Media Komputindo..
Sectio Caesarea Terhadap
Perawatan Luka Sectio Caesarea Wang, Bhing sun. 2010. Effects of
di RSU Mitra Sejati Medan caesarean section on maternal
(Skripsi). Medan: Universitas health in low risk nulliparous
Sumatera Utara. women: a prospective matched
cohort study in Shanghai, China.
Manuaba, I.G.B. 2001. Kapita Selekta BMC Journal.
Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta : Winkjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan.
EGC. Jakarta : Bina Pustaka
Prawirohardjo.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
*Ratnasari Kurnianingrum:
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Mahasiswa Profesi Ners FIK UMS.
Obstetri Edisi 2 Jilid 1. Jakarta : Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura
EGC. ** Abi Muhlisin, SKM., M.Kep.:
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln
Moleong, L J. 2004. Metodologi A Yani Tromol Post 1 Kartasura.
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Jemmars. *** Nanang Legawa S, SKM.,
S.Kep.: Pembimbing Klinik RSDM.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2009.
Asuhan Keperawatan Perioperatif

Anda mungkin juga menyukai