NIM : 210610032
Kelompok :8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2022/2023
SKENARIO 2 : NYERI SELURUH PERUT ?
Agus, 55 tahun, dirujuk ke IGD RSCM dengan keluhan nyeriv seluruh lapang perut. Agus juga
mengaku tidak buang angin sejak 3 jam yang lalu. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa Agus
sering mengkonsumsi obat nyeri sendi yg sering di beli di depot obat terdekat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 120x/menit, suhu 39°C,
perut kembung, sedikit distensi dengan bising usus positif melemah. Agus kemudian dilakukan
pemeriksaan Laboratorium dengan hasil HB 13 gr/dl, Trombosit 250.000 dan Leukosit 17.000.
Agus kemudian dikonsulkan ke dokter bedah untuk mendapatkan tatalaksana selanjutnya. Dokter
bedah memutuskan Agus untuk dilakukan operasi eksplorasi laparatomi karena dokter curiga
adanya kebocoran dari lambung yang dikenal dengan istilah perforasi gaster. Setelah mendapat
informed consent dari keluarga, dokter segera memasang infus, memasang nasogastric tube dan
kateter urin serta injeksi antibiotik.
Di ruangan preoperasi, Anto bersebelahan dengan 2 orang pasien yang akan menjalani operasi
laparotomi eksplorasi. Pasien pertama menderita peritonitis diffusa et causa perforasi holbus
viscus akibat trauma tumpul abdomen karena kecelakaan lalu lintas, dan pasien kedua menderita
peritonitis ex causa hernia incarserata.
Bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada Agus dan kedua pasien tersebut?
JUMP 1 : Terminology
1. Operasi eksplorasi laparatomi
satu tindakan pembedahan dengan cara insisi abdomen hingga ke cavitas abdomen
dengan tujuan mendapatkan informasi untuk menegakkan diagnosis klinis.
2. Perforasi gaster destruksi
pada dinding gaster akibat adanya masuknya gaster kedalam cavum abdomen .
3. peritonitis ex causa hernia incarserata.
radang pertonium yang disebabkan oleh hernia incaserata ( obstruksi usus karena jepitan
cincin)
4. Peritonitis ex causa perforasi holbus viscus
peradangan peritonium yang menyeluruh disebabkan adanya lubang pada organ berlumen
( usus,gaster).
5. Abdomen akut
satu jenis sakit perut akut dengan gejala-gejala nyeri perut. Penyebab abdomen akut dapat
bersifat traumatik maupun non-traumatik dan umumnya oleh perforasi gastrointestinal.
5. Apakah ada hubungan antara keluhan yang dialami pasien dengan obat nyeri sendi yang
dikonsumsi? obat pereda nyeri seperti aspirin dan gol NSAID dapat merusak Barrier dari
gaster karena sekresi prostaglandin normalnta melindungi mukosa gaster namun nsaid
menghambat dr sintesis prostaglandin lalu dapat menurunkan mucus gaster dan
menurunya aliran darah pd mukosa gaster.
6. Apa Gejala dari Perforasi Gaster? Kebocoran lambung dapat menimbulkan gejala yang
tiba-tiba. Gejala yang timbul ini mungkin akan terasa sangat menyakitkan. Berikut gejala
perforasi gaster:
Sakit perut parah.
Panas dingin.
Demam.
Mual.
Muntah.
Kelelahan
Urine dan tinja yang lebih sedikit.
Sesak napas.
Detak jantung meningkat
7. Apa yang menjadi faktor risiko bagi seseorang untuk mengalami perforasi gaster?
- Ulkus Peptikum
- Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)
- Infeksi Helicobacter pylor
- Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
- Kanker Lambung
- Cedera Abdomen
8. Bagaimana perforasi gaster didiagnosis? -anamnesis - pem fisik - Tes darah lengkap untuk
mengetahui jumlah sel darah, mencari tanda-tanda infeksi, dan memeriksa fungsi organ-
organ. CT scan untuk mendapatkan gambaran kondisi perut. Rontgen pada dada dan/atau
perut. Pemeriksaan lainnya.
12. Apa tujuan utama dari operasi laparotomi eksplorasi yang dilakukan pada pasien pertama
dan kedua di ruang preoperasi?
Pasien Pertama (peritonitis diffusa akibat trauma tumpul abdomen): Operasi laparotomi
eksplorasi pada pasien pertama dilakukan untuk mengidentifikasi sumber peritonitis,
yaitu kebocoran pada organ dalam perut yang disebabkan oleh trauma tumpul abdomen
akibat kecelakaan lalu lintas. Dalam operasi ini, dokter bedah akan memeriksa rongga
perut dan organ-organ di dalamnya untuk menemukan lokasi kebocoran dan mengambil
tindakan yang diperlukan, seperti memperbaiki robekan atau mengeluarkan bagian usus
yang terluka. Tujuan utama operasi ini adalah menghentikan peritonitis, membersihkan
rongga perut, dan mengembalikan organ ke kondisi normal.
- Pasien Kedua (peritonitis ex causa hernia incarcerata): Operasi laparotomi eksplorasi pada
pasien kedua dilakukan untuk mengatasi hernia incarcerata yang menyebabkan peritonitis.
Hernia incarcerata adalah kondisi di mana organ atau jaringan terjepit di dalam perut dan
tidak dapat kembali ke posisi normalnya. Dalam operasi ini, dokter bedah akan membuka
rongga perut untuk membebaskan organ yang terjepit dan memperbaiki hernia. Tujuan
utama operasi ini adalah menghilangkan obstruksi, mengembalikan organ ke posisi normal,
menghentikan peritonitis, dan membersihkan rongga perut.
JUMP 4 : Skema
JUMP 5 : Learning Objective
1. Akut abdomen
2. Trauma Sistem Digestivus
ANAMNESIS
Apakah nyeri terlokalisir atau sukar ditentukan lokasinya. Adanya referred pain juga
membantu untuk mengetahui asal nyeri tersebut, adanya nyeri tekan pada pem fisik juga
menunjukkan bentuk nyeri tersebut. Nyeri abdomen bias timbul tiba-tiba ataupun berlngsung
lama.
Nyeri abdomen berasal dari organ dalam peritoneum visceral atau peritoneum parietal/otot.
Nyeri pertama ditimbulkan terlokalisir dan berbentuk khas, nyeri yang berasal dari organ padat
kurang jelas dibanding nyeri orang berongga.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: dilakukan dengan teliti, focus pada posisi tidur dan apakah pasien tetap
merasakan nyeri pada posisi supine dan berusaha pada posisi yang menghindari nyeri. Pada
pasien peritonitis cenderung untuk imobilitas dan terus menerus kesakitan karena
perubahan posisi akan merangsang peritoneumnya dan meningkatkan nyeri abdomen
Palpasi: menentukan lokasi nyeri abdomen dan apakah nyeri tersebut lokalisir atau tidak.
Pada palpasi dapat ditentukan apakah adanya nyeri tekan, nyeri lepas, dan adanya massa.
Jika adanya nyeri lepas maka mengarah ke peritonitis.
Auskultasi: mendengar bising usus yang didengar cukup variasi tergantung penyebab dari
akut abdomen tersebut.
Pada ileus paralitik/peritonitis umum bising usus tidak terdengar .
Pada obstruksi usus bising usus akan meningkat dan kadang yerdengar Metallics
sound.
Pada kelainan vascular terdengar suara bruit, jika pasien kurus maka suara bruit pada
daerah epigastrium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah perifer dan urin lengkap
Pemeriksaan lab lainnya yaitu: amilase, lipase, elektrolit.
Pemeriksaan foto abdomen 3 posisi untuk menentukan adanya tanda perforasi, ileus, dan
obstruksi usus, klasifikasi pada prankeas, fraktur tulang.
Pemeriksaan rutin seperti: USG abdomen untuk menentukan kelainan pada sistem
hepatobilier, traktus urinarius, dan apendisitis akut.
TATALAKSANA
Menentukan terlebih dahulu pasien dengan akut abdomen ini merupakankasus bedah yang harus
dilakukan tindakan operasi atau tidak.
Terapi farmakologi, terapi bedah, terapi endoskopi, terapi radiologi. Prndekatan radiologi adalah
pilihan utama pada abses hati dimana aspirasi abses melalui USG abdomen dilakykan bersamaan
dengan terapi antibiotic.
Sumber: Buku Imu Penyakit Dalam (IPD) Edisi VI 2014
Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan pada selaput serosa yang melapisi rongga abdomen dan organ
viseral di dalamnya (peritoneum) dan merupakan suatu kegawatdaruratan yang biasanya
disertai dengan bakteremia atau sepsis. Peritonitis harus didiagnosis dan ditangani sedini
mungkin karena penanganan yang tidak tepat waktu dapat mengancam jiwa. Namun,
kenyataannya masih ditemukan kasus penundaan pengobatan pasien yang datang dengan
keluhan nyeri akut abdomen akibat peritonitis di UGD.
GEJALA KLINIS
Berbagai macam gejala klinis yang ditemukan seperti sembelit, kembung, penurunan nafsu
makan, malaise, menggigil, syok, dehidrasi, mual dan muntah. Konstipasi juga dapat muncul,
kecuali jika terjadi abses panggul yang dapat menyebabkan diare. Melalui auskultasi juga akan
ditemukan ileus para litik.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klnis nyeri perut, nyeri tekan, biasa disertai deman. lokasinya berdasarkan letak
nyeriya ataupun yang mendasari kekakuan pertontis ataupun dinding perutnya merupakan
kondisi yang umum. Bunyi usus biasanya tidak ada, taikikardi hipotensi, dan tanda-tanda
dehidrasi. Leukositosis dan asidiosis adalah hal nyata dalam lab. foto polos mungkin
menunjukkan pelebaran usus dengan dinding usus. Udara bebas dibawah diafragma dikaitkan
dengan viskus yang berlubang. CT scan dapat identifiasi adanya cairan. atau abses. Ketika
asites ada mara. > 250 sel neutrofil protein dan laktat.
DIAGNOSIS
Diagnosis peritonitis dapat ditegakkan melalui klinis pasien, pemeriksaan fisik,pemeriksaan
radiologis, dan pemeriksaan laboratorioum.
Pada pemeriksaan fisik, yaitu palpasi abdomen, dapat ditemukan nyeri tekan dan rebound
tenderness, sedangkan pada pemeriksaan x-ray toraks tegak, ditemukan gambaran
pneumoperitoneum pada sekitar 70-80% perforasi viseral.
PROGNOSIS
Bergantung pada resusitasi cairan, koreksi natrium elektrolit, antibiotic dan koreksi bedah.
Tingkat kematian < 10 % untuk yang tidak rumit. Tingkat kematian <40% untuk orangtua yang
memiliki penyakit yang mendasarinya
Sumber: Jurnal Abdomen Akut tahun 2021, Vol 9, No 1
Perforasi Gaster
Perforasi gaster menyebabkan terjadinya nyeri abdomen atas yang bersifat akut dan berat,
umumnya disebabkan oleh ulkus gaster.
ETIOLOGI
Komplikasi akut dari ulkus gaster seperti obat-obatan, gaya hidup, stress psikologi, cedera tembus
mengenai bagian bawah perut.
KLASIFIKASI
Tipe 1: (55%) proksimal korspus dan antrum
Tipe 2: (25%) menyertai ulkus duodenum
Tipe 3: (15%) pre-pilorik sampai pilorirus
Tipe 4: (5%) kurvatura mayor sampai gastroesofageal junction.
PATOFISIOLOGI
orang yang memiliki masalah gaster sebelumnya berada pada resiko kontaminasi peritoneal pada
perforasi gaster. Kebocoran asam lambung kedalam rongga peritoneum sering menimbulkan
peritonitis kimia. Bila kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan mengenai rongga peritoneum,
peritonitis kimia akan diperparah oleh perkembangan yang bertahap dari peritonitis bakterial.
GEJALA KLINIS
Nyeri seperti ditikam di epigastrium -> fase akut
Nyeri subyektif -> dirasakan waktu bergerak
TATALAKSANA
Resusitasi cairan
Intervensi bedah dalam bentuk laparotomi explorasi dan penutupan perforasi dan pencucian
pada rongga peritoneum (evakuasi medis)
Pipa nasogastrik
Pembedahan seperti vagotomi dan anterektomi.
Terapi konservatif
PROGNOSIS
Penurunan fungsi ginjal
Terlambat tindakan
Usia >70 tahun
Sirosis
Gangguan imunokompromaise
Sumber: Jurnal perforasi gaster oleh Theresia Murti Tahun 2021, Vol 9, No 2
PEMERIKSAAN FISIK
Dijumpai jejas pada abdomen
Tanda rangsang nyeri peritoneum
Shifting dullness (darah dakam)
Bising usus melemah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen 3 posisi untuk mengetahui adanya udara bebas
TATALAKSANA
Stabilisasi airway
Pemasangan NGT
Pemasangan kateter urin
Laparotomy apabila diindikasikan adanya kerusakan intraperitoneum
Trauma tajam
Organ yang sering terkena adalah hepar dan usus.
ANAMNESIS
Dinyatakan dengan keterangan selengkap mungkin seperti senjata, arah tususkan serta bagaimana
kecelakaan terjadi.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi abdomen: jejas dinding perut
Palpasi: colok dubur jia ada anorectal cedera, adanya eviserasi usus/omentum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap
USG
Ct scan
TATALAKSANA
Stabilisasi airway
Resusitasi cairan
NGT
Kateter
Pembedahan (definitive)
Sumber: Jurnal trauma tajam tahun 2020 oleh Said Habil