LAPARATOMI
1. KONSEP DASAR
1.1
Pengertian
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus
post
laparatomi
adalah
bentuk
pelayanan
hepatorektomi,
splenoktomi,
1.2 Etiologi
1) Trauma abdomen (tumpul atau tajam).
2) Peritonitis.
3) Perdarahan pada saluran pencernaan.
4) Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
1.3 Klasifikasi
1). Midline incision
Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit
perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di
tutup,
serta
tidak
memotong
ligamen
dan
saraf.
Namun
merupakan
bentuk
insisi
anatomis
dan
fisiologis,
tidak
1.4
Manifestasi Klinis
Kelemahan
Konstipasi
1.5
Indikasi Laparatomy
yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau
sabuk pengaman (sit-belt).
2. Peritonitis
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga
abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis
primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat
penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering
kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab peritonitis
tersier.
3. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)
Obstruksi
usus
dapat
didefinisikan
sebagai
gangguan
(apapun
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.
Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus
halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa
perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara
lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen), Intusepsi
(salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya
akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang mempunyai
mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan
dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi
usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen), dan
tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor
diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).
4. Apendisitis mengacu pada radang apendiks
Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian
inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi
lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa
menyebabkan inflamasi.
5. Tumor abdomen
6. Pancreatitis (inflammation of the pancreas)
7. Abscesses (a localized area of infection)
8. Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)
9.
intestines)
10. Intestinal perforation
11. Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)
12. Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)
13. Internal bleeding.
1.6 Komplikasi
a. Syok
1) Digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai
dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk metabolisme.
Manifestasi Klinis :
a. Pucat
b. Kulit dingin dan terasa basah
c. Pernafasan cepat
d. Sianosis pada bibir, gusi dan lidah
e. Nadi cepat, lemah dan bergetar
2 MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.6 Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian keperawatan pada klien dengan post
laparatomi sama seperti pada kasus keperawatan lainnya yaitu
terdiri
dari
dua
tahap
a. Pengumpulan Data
1) Identitas klien terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian dan
2) Riwayat Kesehatan Pasien.
a. Alasan Masuk Perawatan Menggambarkan tentang hal-hal
yang menjadikan pasien dibawa ke Rumah Sakit dan
dirawat.
Apendicitis,
dll)
dan
riwayat
pembedahan
sebelumnya.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga, Pada riwayat kesehatan
keluarga ini dikaji tentang penyakit yang menular atau
penyakit menurun yang ada dalam keluarga.
3) Pola Aktivitas Harian
Pengkajian pada pola aktivitas ini adalah membandingkan
antara kebiasaan selama di rumah sakit sebelum sakit dan
selama sakit di rumah sakit meliputi :
a. Pola Nutrisi, Dikaji mengenai makanan pokok, frekuensi
makan, pantangan makanan, alergi terhadap makanan dan
nafsu makan. Biasanya pada klien post operasi akibat
peritonitis terdapat mual, muntah dan anoreksia.
b. Pola Eliminasi, Pada pola eliminasi yang harus dikaji meliputi
frekuensi buang air besar, konsistensinya dan keluhan
Aktivitas,
aktivitas
Pada
pola
aktivitas
sehari-hari.
Pada
klien
meliputi
dengan
kebiasaan
post
operasi
tanda-tanda
syok
seperti
takikardi,
suhu
tubuh.
Sistem
Muskuloskeletal,
Kelemahan
dan
kesulitan
5) Aspek Psikologis
perasaan
terhadap
tubuhnya,
dengan
menganalisa
seberapa
jauh
Peran
yang
kelompok
diemban
masyarakat
dalam
dan
keluarga
atau
kemampuan
klien
mengganggu
keseimbangan
(Keliat,
2001).
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan
e. Harapan
dan
Pemahaman
Klien
tentang
Kondisi
Penunjang,
Data
penunjang
ini
terdiri
dari
pemeriksaan
laboratorium
serta
pemeriksaan
Rontgen.
Terapi obat :
antibiotik profilaksis spectrum luas (24 72 jam post op)
perawatan luka dengan gaas antibiotik.
Balutan luka : ganti sesuai order dokter. Luka yang ditutup
dengan balutan dibuka 3-6 hari.
Drain :
yang
dalam
dan
3. Nyeri
Tujuan
: klien akan mengalami pengurangan nyeri akibat luka
bedah dan posisi selama operasi.
Intervensi
-
Terapi obat :
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi
revisi. EGC : Jakarta.