2. Etiologi
Menurut teori underfilling : Hipertensi porta, Hipoalbuminemia yang
mengkibatkan volume cairan plasma menurun.
Menurut teori overfilling ; peningkatan aktivitas hormon anti-diuretik
(ADH) dan penurunan aktivitas hormone natriutik mengakibatkan
ekspansi cairan plasma dan reabsorpsi air di ginjal. (Sudoyo Aru, dkk.
2009:29)
3. Manifestasi Klinis
1. Perut membuncit seperti perut katak
2. Umbilicus seolah bergerak kearah kaudal mendekati simpisis os
pubis
3. Pada perkusi, pekak samping meningkat dan terjadi shifting dullness
Gejala-gejala (symptoms) asites antara lain :
1. Kehilangan selera/nafsu makan (anorexia)
2. Merasa mudah kenyang (early satiety)
3. Mual (nausea)
4. Nafas pendek/sesak nafas (shortness of breath)
5. Nyeri perut (abdominal pain)
6. Nyeri ulu hati atau sensasi terbakar/nyeri di dada, pyrosis
(heartburn)
7. Pembengkakan kaki (leg swelling)
4. Patofisiologi
Sirosis (pembentukan jaringan parut) di hati akan menyebabkan
vasokonstriksi dan fibrotisasi sinusoid. Akibatnya terjadi peningkatan
resistensi sistem porta yang berujung kepada hipertensi porta. Hipertensi
porta ini dibarengi dengan vasodilatasi splanchnic bed (pembuluh darah
splanknik) akibat adanya vasodilator endogen (seperti NO, calcitone
gene related peptide, endotelin dll). Dengan adanya vasodilatasi
splanchnic bed tersebut, maka akan menyebabkan peningkatan aliran
darah yang justru akan membuat hipertensi porta menjadi semakin
5. Klasifikasi Penyakit
Asites Tanpa Komplikasi
Asites yang tidak terinfeksi dan yang tidak terkait dengan
pengembangan sindrom hepatorenal. Asites dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Grade 1 ( mild ), asites hanya terdeteksi melalui pemeriksaan USG
Grade 2 ( moderate ), asites menyebabkan simetrikal moderate distensi
abdomen
Grade 3 ( large ), asites yang ditandai dengan adanya distensi abdomen.
Table 1. Tingkatan asites dan pilihan terapi
Asites Refrakter
Requisites
6. Pemeriksaaan Penunjang
a. Identitas
Umur, nama, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : sulit untuk bernapas (sesak) dan sulit
beraktivitas
2) Penyakit sekarang : bagian perut membesar, mual, muntah,
sesak napas, sulit beraktivitas, lemah, nyeri
3) Penyakit dahulu : pernah ada menderita penyakit yang sama
4) Penyakit keluarga : adanya angota keluarga yang pernah
mengalami penyakit yang sama
c. Pemeriksaan fisik
1) System pernapasan : sesak, epistaksia, napas dangkal,
pergerakan dinding dada, perkusi, auskultasi suara napas, nyeri
dada
2) System kardiovaskuler : terjadi kegagalan sirkulasi, nadi
bias cepat/lambat, penurunan tekanan darah
3) System integument : kulit tampak ikterik, tugor kulit
kembali >3 detik, kulit teraba agak kering, kulit diperut
menjadi kelihatan agak tipis
4) System perkemihan : produksi urine bias menurun,
kadang-kadang bias kurang dari 30 ͨ ͨ/jam
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d deformitas dinding dada (diafragma
menekan paru), ekspansi paru menurun
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi, ganguan
absorbs dan metabolisme (penurunan perfusi ginjal)
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan ASITES disesuaikan
dengan intervensi yang direncanakan.
5. Evaluasi Keperawatan
Adapun sasaran evaluasi pada pasien ASITES sebagai berikut :
Klien mengatakan rasa nyeri hilang atau berkurang
Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan klien
terpenuhi.
Aktivitas klien sehari-hari terpenuhi