ASITES
A. Definisi
Ascites adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang adalah
cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut
berlokasi dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragma. Cairan ascites
dapat mempunyai banyak sumber-sumber seperti penyakit hati, kanker-kanker, gagal
jantung , atau gagal ginjal. (Randi, 2009)
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di ronga peritonium. Pada
dasarnya penimbunan cairan di peritonium dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar
yakni transudasi dan eksudasi (Sudoyo,Aru, dkk 2009).
B. Etiologi
Penyabab yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati yang telah lanjut
atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh
cirrhosis. Meskipun mekanisme yang tepat dari perkembangan tidak dimengerti
sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan yang
meningkat adalam aliran darah hati) sebagai penyumbang utama. Asas dasarnya
adalah serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di tubuh yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan tekanan antara sirkulasi dalam (sistim tekanan tinggi) dan
luar, dalam kasus ini, rongga perut (ruang tekanan rendah). Kenaikan dalam tekanan
darah portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang diangkut dalam darah)
mungkin bertangung jawab dalam pembentukan gradien tekanan dan berakibat pada
ascites perut.
Faktr-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada ascites adalah penahanan
garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh
sensor-sensor dalam ginjal-ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin
menghabiskan beberapa volume dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal
untuk menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume
yang hilang.
Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan dengan gradien
tekanan yang meningkat adalah gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah
lanjut yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.
Pada kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam sistim portal dapat
disebabkan oleh rintangan internal atau eksternal dari pembuluh portal, berakibat pada
portal hypertension tanpa cirrhosis. Contoh-contoh dari ini dapat adalah massa (atau
tumor) yang menekan pada pembuluh-pembuluh portal dari rongga perut bagian
dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam pembuluh portal yang
menghalangi aliran normal dan menongkatkan tekanan dalam pembuluh (contoh,
Budd-Chiari syndrome).
Pembentukan ascites sebagai akibat dari kanker-kanker, yang disebut
malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini secara khas adalah manifestasi-manifestasi dari
kanker-kanker yang telah lanjut dari organ-organ dalam rongga perut, seperti, kanker
usus besar, kanker pankreas, kanker lambung, kanker payudara, lymphoma, kanker
paru-paru, atau kanker indung telur.
Pancreatic ascites dapat terlihat pada orang-orang dengan pancreatitis atau
peradangan pankreas kronis. Penyebab yang paling umum dari pankreatitis kronis
adalah penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Pancreatic ascites dapat juga
disebabkan oleh pankreatitis akut serta trauma pada pankreas.
C. Klasifikasi
Secara tradisi, ascites dibagi kedalam dua tipe-tipe; transudative atau
exudative. Klasifikasi ini didasarkan pada jumlah dari protein yang ditemukan dalam
cairan. Sistim yang lebih berguna telah dikembangkan berdasarkan pada jumlah dari
albumin dalam cairan ascitic dibanding pada serum albumin (albumin diukur dalam
darah). Ini disebut Serum Ascites Albumin Gradient atau SAAG.
1. Ascites yang berhubungan dengan hipertensi portal (cirrhosis, gagal jantung
congestif, Budd-Chiari) umumnya adalah lebih besar dari 1.1.
2. Ascites yang disebabkan oleh sebab-sebab lain (malignant, pancreatitis) adalah
lebih rendah dari 1.1.
D. Manifestasi klinis
1. Perut membuncit seperti perut katak
2. Umbilikus seolah bergerak ke arah kaudal mendekati simpisis pubis
3. Pada perkusi, pekak samping meningkat dan terjadi shifting dullness.
E. Tanda dan gejala
1. Kehilangan nafsu makan
2. Merasa mudah kenyang atau enek
3. Mual muntah
4. Nafas pendek atas sesak nafas
5. Nyeri perut
6. Nyeri ulu hati
7. Pembengkakan kaki
8. Peningkatan BB
9. Perut membesar
F. Patofisiologi
Sirosis (pembentukan jaringan parut) di hati akan menyebabkan vasokonstriksi
dan fibrotisasi sinusoid. Akibatnya terjadi peningkatan resistensi sistem porta yang
berujung kepada hipertensi porta. Hipertensi porta ini dibarengi dengan vasodilatasi
splanchnic bed (pembuluh darah splanknik) akibat adanya vasodilator endogen
(seperti NO, calcitone gene related peptide, endotelin dll). Dengan adanya
vasodilatasi splanchnic bed tersebut, maka akan menyebabkan peningkatan aliran
darah yang justru akan membuat hipertensi porta menjadi semakin menetap.
Hipertensi porta tersebut akan meningkatkan tekanan transudasi terutama di daerah
sinusoid dan kapiler usus. Transudat akan terkumpul di rongga peritoneum dan
selanjutnya menyebabkan asites.
Selain menyebabkan vasodilatasi splanchnic bed, vasodilator endogen juga
akan mempengaruhi sirkulasi arterial sistemik sehingga terjadi vasodilatasi perifer
dan penurunan volume efektif darah (underfilling relatif) arteri. Sebagai respons
terhadap perubahan ini, tubuh akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik dan
sumbu sistem renin-angiotensin-aldosteron serta arginin vasopressin. Semuanya itu
akan meningkatkan reabsorbsi/penarikan garam (Na) dari ginjal dan diikuti dengan
reabsorpsi air (H20) sehingga menyebabkan semakin banyak cairan yang terkumpul
di rongga tubuh.
Asites dapat terjadi pada peritoneum yang normal atau peritoneum yang
mengalami kelainan patologis. Jika peritoneum normal (tidak ada kelainan), maka
penyebab asites adalah hipertensi porta dan hipoalbuminemia. Sedangkan pada
peritoneum yang mengalami kelainan patologis, penyebab asites antara lain infeksi
(peritonitis bakterial/TBC/fungal, peritonitis terkait HIV dll), keganasan/karsinoma
peritoneal dll.
Bendungan inflamasi di
Penurunan serum Tekanan hidrostatik
vena porta
albumin meningkat
Resiko ketidakefektifan
Kelebihan volume perfusi ginjal
Penekanan diafragma
cairan