Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang
diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan
suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan
dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di rumah sakit, untuk
melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Bisa merasa tenang selama dirawat
b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
c. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang dapat
dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak (Champbell dan Glaser, 2005).

B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori
a. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
b. Meningkatkan perkembangan semua indra
c. Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
d. Memberikan pelampiasan kelebihan energi
2. Perkembangan yang intelektual
a. Memberikan sumber – sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran
b. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna.
c. Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
d. Kesempatan untuk mempraktikan dan memperluas keterampilan berbahasa
e. Memberikan kesempatan untuk melatih masa lalu dalam upaya
mengasimilasinya kedalam persepsi dan hubungan baru
f. Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan
antara fantasi dan realita.
3. Perkembangan sosialisasi dan moral
a. Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.
b. Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan.
c. Mengembangkan keterampilan sosial
d. Mendorong interaksi dan perkembangan sikap positif terhadap orang lain.
e. Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui standar moral.
4. Kreativitas
a. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif
b. Memungkinkan fantasi dan imajinasi
c. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus
5. Kesadaran diri
a. Memudahkan perkembangan identitas diri
b. Mendorong pengaturan perilaku sendiri
c. Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri)
d. Memberikan perbandingan antara kemampuasn sendiri dan kemampuan orang
lain.
e. Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat
mempengaruhi orang lain
6. Nilai Teraupetik
a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
b. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima
dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima
c. Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang
aman.
d. Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang
kebutuhan, rasa takut, dan keinginan.

C. Tujuan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
RumahSakit

D. Prinsip - Prinsip Bermain


Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :
1. Perlu ekstra energi
Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak
yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif
maupun bermain pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya
menurun karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.
2. Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup
untuk mengenal alat-alat permainannya.
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur
edukatif bagi anak.
4. Ruang untuk bermain
Aktifitas bermain dapat dilakukan dimana saja, diruang tamu, dihalaman, bahkan
diruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila
memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk
menyimpan permainannya.
5. Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau
diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak
lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan
tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan
yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi
kurang hangat.
6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan
kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan
mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua
untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan
untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami
perbedaan.
Sedangkan prinsip – prinsip bermain di rumah sakit yaitu :
1. Permainan tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana
2. Relatif aman dan terhindar dari infeksi silang
3. Sesuai dengan kelompok usia
4. Peramainan tidak boleh bertentangan dengan terapi yang sedang dijalankan
5. Perlu partisipasi orang tua dan keluarga

E. Faktor yang Mempengaruhi Bermain


1. Tahap perkembangan anak
Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Orang tua dan Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis
permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Status kesehatan anak
Aktivitas bermain memerlukan energi maka Perawat harus mengetahui kondisi anak
pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai
dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di Rumahsakit.
3. Jenis kelamin
Pada dasarnya dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin
laki-laki atau perempuan namun ada pendapat yang diyakini bahwa permainan
adalah salah satu alat mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan
adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki – laki dan perempuan dan hal ini
dipelajari melalui media permainan.
4. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup
ruang untuk bermain.
5. Alat dan jenis permainan yang cocok
Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Alat permainan
harus aman bagi anak.

F. Karakteristik Bermain
1. Sosial affective play
Inti permainan ini adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak
dengan orang lain (contoh: ciluk-baa, berbicara sambil tersenyum dan tertawa).
2. Sense of pleasure play
Permainan ini sifatnya memberikan kesenangan pada anak (contoh: main air dan
pasir).
3. Skiil play
Permainan yang sifatnya meningkatkan keterampilan pada anak, khususnya motorik
kasar dan halus (misal: naik sepeda, memindahkan benda).
4. Dramatik Role play
Pada permainan ini, anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. (misal: dokter dan perawat).
5. Games
Permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor
(Contoh : ular tangga, congklak).
6. Un occupied behaviour
Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada
disekelilingnya, yang digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit,
bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).

G. Alat Permainan Edukatif


Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.Contoh alat
permainan pada balita dan perkembangan yang distimuli :
1. Pertumbuhan fisik dan motorik kasarseperti sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll.
2. Motorik halusseperti gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Kecerdasan/ kognitif sepertibuku gambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil, warna,
dll.
4. Bahasa seperti buku bergambar, Buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
5. Menolong diri sendiri seperti gelas/ piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki,
dll.
6. Tingkah laku sosialseperti alat permainan yang dapat dipakai bersama misal
congklak, kotak pasir, bola, tali, dll.
H. Bermain di Rumah Sakit
Perawatan di Rumah Sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress,
baik bagi anak maupun orang tua. Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat
mengeskpresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama degan petugas kesehatan
selama dalam masa perawatan.Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di
RS akan memberikan keuntungan sebagai berikut :
1. Meningkatkan hubungan klien dan perawat
2. Aktivitas beramain yang terpogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak
3. Permainan di RS membantu anak mengekspresikan perasaannya
4. Permainan yang terapeutik akan membentuk tingkah laku yang positif

I. Tekhnik Bermain di Rumah Sakit


1. Berikan alat permainan untuk merangsang anak bermain sesuai dengan umur
perkembangannya
2. Berikan cukup waktu dalam bermain dan menghindari interupsi
3. Berikan permainan yang bersifat mengurangi sifat emosi anak
4. Tentukan kapan anak boleh keluar atau turun dari tempat tidur sesuai dengan kondisi
anak
PRE PLANNING TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain dengan Bermain Ular Tangga
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari/Tanggal : 12 April 2019
Jam :11.00
Media : Meja, Kursi dan permainan ular tangga
Tempat Bermain : Di dalam ruangan
Peserta :
Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi dan
dapat mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah sakit, untuk
melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan khusus
a. Bagi anak
1) Dapat mengembangkanimajinasi
2) Dapat berlatih bersosialisasi
3) Dapat berlatih bersikap sportif
4) Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak
b. Bagi perawat
1) Membangun trust antara pasien anak dan perawat
2) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 5 tahun
3) Mampu mengenal karakter tiap anak usia 5 tahun

A. Sasaran dan Target


Sasaran : Klien dengan umur 5 tahun

Target : Klien dan Keluarga Klien


SETTING TEMPAT

Meja

Ket : : anak
: orang tua

: perawat

: Pembimbing

B. Definisi
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2
orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa
kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan
kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870.
Tidak ada papan permainan standar dalam ular tangga - setiap orang dapat
menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak, ular dan tangga yang
berlainan.
Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut
kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai
dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat di ujung bawah
sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila
mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular.
Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir.
Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat
giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.
C. Manfaat
Banyak manfaat yang dapat diambil dari sebuah permainan. Bagi anak, permainan
yang dilakukan dengan menyenagkan akan berdampak positif terhadap
perkembangan anak, sikap mental, dan nilai kepribadian anak. Permainan ular tangga
juga memiliki banyak manfaat dalam hal pendidikan yang bisa diperoleh
anak dari permainan ular tangga :
1. 1 anak dapat menambah kosa kata baru melalui gambar dalam papan ular tangga
tersebut berlatih mendeskripsikan gambar,
2. 2 melatih anak belajar matematika sederhan,
3. 3 melatih anak belajar membaca,
4. 4 melatih anak belajar memahami kalimat permintaan atau perintah,
5. 5 anak bermain peran ketika melakukan perintah atau permintaan sesuai dengan
pertanyaan yang tertulis dalam tiap kotak ular tangga tersebut
Freddy, 2011: 39.Ahmad Susanto 2011: 4 mengemukakan bahwa hikmah
dari permainan antara lain: 1 anak belajar keteraturan, peraturan, dan latihan
menjalani komitmen dari yang dibangun dalam permainan, 2 anak akan belajar
memecahkan masalah, 3 anak berlatih sabar menunggu giliran.
Menurut Agus N.Cahyo 2011: 109 permainan ular tangga memiliki
manfaat bagi otak kiri dan kanan anak yaitu anak akan belajar mengenal kata,
mengenal angka, menghitung langkah sesuai dengan mata dadu, mengenal
gambar, dan menghafal gambar. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditegaskan
bahwa manfaat permainan ular tangga yaitu 1 anak dapat menambah kosa kata, 2
melatih anak belajar membaca, 3 melatih anak belajar memahami kalimat
permintaan atau perintah,anak akan belajar memecahkan masalah, 5 anak akan
belajar mengenal kata.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan (5 menit)
a. Membuat kontrak dengan anak dan mempersiapkan tempat pertemuan
b. Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, tidak rewel, keadaan umum baik)
c. Menyiapkan alat
2. Fase Orientasi (5menit)
a. Salam terapeutik
b. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu permainan ular tangga
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika anak ingin buang air kecil harus minta izin pada lider
b) Kontrak waktu
c) Menanyakan persetujuan anak sebelum melakukan kegiatan
3. Fase Kerja (± 20 menit)
a. Leader memperkenalkan diri beserta co-leader, fasilitator, observer dan anak
b. Leader menjelaskan cara bermain. Setelah selesai bermain anak akan diminta
untuk menceritakan apa yang telah dilakukan.
c. Mempersilahkan anak untuk bertanya jika belum jelas
d. Leader mempersilahkan anak menocok dadu sendiri atau dibantu
e. Memotivasi keterlibatan anak
f. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan permainan
g. Leader mempersilahkan anak untuk menceritakan apa yang telah dilakukan
h. Leader menanyakan perasaan anak setelah bermain
i. Beri pujian saat anak berhasil menjawab pertanyaan dan ajak anak lain untuk
bertepuk tangan
j. Memberitahu anak bahwa waktu bermain telah selesai
4. Terminasi (5 menit)
a. Evaluasi struktur yang diharapkan
1) Alat-alat yang digunakan lengkap
2) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Evaluasi proses yang diharapkan
1) Terapi dapat berjalan dengan lancar
2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4) Kerjasama anggota kelompok baik
c. Evaluasi hasil sesuai dengan tujuan
1) Anak terlibat aktif dalam terapi bermain
2) Anak mengikuti permainan sampai selesai
3) Anak mau berinteraksi dengan anak lain dan perawat
4) Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui permainan yang telah
dilakukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain
sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi
secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses
Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
EVALUASI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN (ULAR TANGGA)

Tanggal pelaksanaan : Selasa,25 September 2018

Nama pasien : An “ K ”

Umur : 5 tahun

Diagnosa Medik :

Ruangan :

Jenis permainan : Ular Tangga

Alat yang digunakan : Meja,Kursi Dan Permainan Ular Tangga

Tingkat perkembangan

1. Personal sosial
Kondisi klien :
 Klien mampu berkomunikasi dengan perawat dan menerima keberadaan
perawat dengan baik.
2. Motorik Kasar
Kondisi klien :
 Klien mampu memainkan ular tangga.
 Klien dapat mengikuti permainan dengan baik dan bekerja sama dengan
teman-teman dan perawat.
3. Motorik Halus
Kondisi klien :
 Klien mampu membedakan macam-macam warna.
 Klien mampu menghitung
 Klien mampu mengetahui angka-angka pada dadu dan kertas ular tangga
EVALUASI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN (ULAR TANGGA)

Tanggal pelaksanaan : Selasa,25 September 2018

Nama pasien : An “ S ”

Tanggal lahir :15 Juni 2013

Umur : 5 tahun,3 bulan,10 hari

Jenis permainan : Ular Tangga

Alat yang digunakan : Meja,Kursi Dan Permainan Ular Tangga

Tingkat perkembangan

1. Personal sosial
Kondisi klien :
 Klien mampu berkomunikasi dengan perawat dan menerima keberadaan
perawat dengan baik,namun awalnya malu-malu untuk berinteraksi
2. Motorik Kasar
Kondisi klien :
 Klien mampu bermain ular tangga.
 Klien dapat mengikuti permainan dengan baik dan bekerja sama dengan
teman-teman dan perawat
3. Motorik Halus
Kondisi klien :
 Klien mampu membedakan macam-macam warna.
 Klien mampu menghitung
 Klien mampu mengetahui angka-angka pada dadu dan kertas ular tangga
EVALUASI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN (ULAR TANGGA)

Tanggal pelaksanaan : Selasa,25 September 2018

Nama pasien : An “ K ”

Tanggal lahir :12 Mei 2013

Umur : 5 tahun,4 bulan,13 hari

Jenis permainan : Ular Tangga

Alat yang digunakan : Meja,Kursi Dan Permainan Ular Tangga

Tingkat perkembangan

1. Personal sosial
Kondisi klien :
 Klien mampu berkomunikasi dengan perawat dan menerima keberadaan
perawat dengan baik.
2. Motorik Kasar
Kondisi klien :
 Klien mampu bermain ular tangga.
 Klien dapat mengikuti permainan dengan baik dan bekerja sama dengan
teman-teman dan perawat
3. Motorik Halus
Kondisi klien :
 Klien mampu membedakan macam-macam warna.
 Klien mampu menghitung
 Klien mampu mengetahui angka-angka pada dadu dan kertas ular tangga
EVALUASI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN (ULAR TANGGA)

Tanggal pelaksanaan : Selasa,25 September 2018

Nama pasien : An “ N ”

Tanggal lahir :5 April 2013

Umur : 5 tahun,4 bulan,5 hari

Jenis permainan : Ular Tangga

Alat yang digunakan : Meja,Kursi Dan Permainan Ular Tangga

Tingkat perkembangan

1. Personal sosial
Kondisi klien :
 Klien mampu berkomunikasi dengan perawat dan menerima keberadaan
perawat dengan baik,namun awalnya malu-malu untuk berinteraksi
2. Motorik Kasar
Kondisi klien :
 Klien mampu bermain ular tangga.
 Klien dapat mengikuti permainan dengan baik dan bekerja sama dengan
teman-teman dan perawat
3. Motorik Halus
Kondisi klien :
 Klien mampu membedakan macam-macam warna.
 Klien mampu menghitung
 Klien mampu mengetahui angka-angka pada dadu dan kertas ular tangga
DOKUMENTASI
Bagian Keperawatan Anak
Program Profesi Ners
Stikes Mega Rezky Makassar

TERAPI BERMAIN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Evi Rafidah

Novi Tidore

Zulkifli

Isma Hajar

Nurmadinah

Program Studi Profesi Ners


STIKes Mega Rezky
Makassar
2018

Anda mungkin juga menyukai