TINJAUAN PUSTAKA
Laparatomy adalah karena di sebabkan oleh beberapa hal (Smeltzer, 2001) yaitu;
Klinik Manifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatomy diantaranya:
2.4 Patofisiologi
Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun yang berongga.
Trauma tumpul kemungkinan besar menyebabkan kerusakan yang serius bagi organ-
organ padat, dan trauma penetrasi sebagian besar melukai organ-organ berongga.
Kompresi dan perlambatan dari trauma tumpul menyebabkan fraktur pada kapsula dan
parenkim organ padat, sementara organ berongga dapat kolaps dan menyerap energi
benturan. Bagaimanapun usus yang menempati sebagian besar rongga abdomen,
rentan untuk mengalami oleh trauma penetrasi. Secara umum, organ-organ padat
berespons terhadap trauma dengan perdarahan. Organorgan berongga pecah dan
mengeluarkan isinya dan ke dalam rongga peritoneal menyebabkan peradangan dan
infeksi.
Diagnosis dini adalah penting pada trauma abdomen. Pasien yang memperlihatkan
adanya cedera abdomen penetrasi fasia dalam peritoneal, ketidakstabilan
hemodinamik, atau tanda-tanda dan gejala-gejala abdomen akut dilakukan eksplorasi
dengan pembedahan. Pada kebanyakan kasus trauma abdomen lainnya, dilakukan
lavase peritoneal diagnostic (LPD). LPD yang positif juga mengharuskan dilakukan
ekplorasi pembedahan. Baik LPD ataupun scan CT adalah 100 % diagnostic, sehingga
pasien-pasien trauma dengan hasil negatif harus diobservasi. Dilakukan serangkaian
pengukuran tingkat hematokrit dan amylase. Pengobatan nyeri mungkin ditunda
sehingga tidak mengaburkan tanda-tanda dan gejala-gejala yang potensial. Masukan
per oral juga ditunda untuk berjaga-jaga jika diperlukan pembedahan. Pasien dikaji
untuk mendapatkan tanda-tanda abdomen akut : distensi, rigiditas, guarding dan nyeri
lepas. Eksplorasi pembedahan menjadi perlu dengan adanya awitan setiap tanda-tanda
dan gejala-gejala yang mengindikasikan cedera.
2.5 Komplikasi
a. Syok
Digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai
dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk metabolisme. Manifestasi
Klinis :
a) Pucat
b) Kulit dingin dan terasa basah
c) Pernafasan cepat - Sianosis pada bibir, gusi dan lidah
d) Nadi cepat, lemah dan bergetar
e) Penurunan tekanan nadi
f) Tekanan darah rendah dan urine pekat.
b. Hemorrhagi
a) Hemoragi primer : terjadi pada waktu pembedahan
b) Hemoragi intermediari : beberapa jam setelah pembedahan ketika kenaikan
tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan yang tersangkut
dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak terikat
c) Hemoragi sekunder : beberapa waktu setelah pembedahan bila ligatur slip
karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi
atau mengalami erosi oleh selang drainage.
Manifestasi Klinis Hemorrhagi : Gelisah, terus bergerak, merasa haus, kulit
dinginbasah-pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernafasan cepat dan dalam, bibir
dan konjungtiva pucat dan pasien melemah.
Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi kaji warna, jumlah urine, out put
urineà- Dower catheter < komplikasi ginjal 30 ml / jam
b. Sistem Gastrointestinal.
Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus, suara usus (-),
distensi abdomen, tidak flatus.
Meningkatkan istirahat.
Memonitor perdarahan.