OLEH :
NAMA : VLADITIA MARETA
NIM : 20143149001043
3. Pembagian Lansia
Menurut WHO batasan usia lansia dibagi menjadi 3 kategori, pada usia antara 60-74 tahun
dikategorikan usia lanjut (elderly), usia 75-90 tahun dikategorikan usia tua (old) dan usia
>90 tahun dikategorikan usia sangat tua (very old). Sedangkan menuruut Depkes RI
dijelaskan bahwa lansia juga memiliki 3 kategori yang pertama usia lanjut presenilis yaitu
antara usia 45-59 tahun, usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas dan usia lanjut berisiko yaitu
usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.
4. Perubahan Akibat Penuaan
Pada lansia sudah pasti akan mengalami perubahan maupun penurunan sejalan dengan
bertambahnya usia, penurunan yag biasa terjadi meliputi penurunan fungsi kognitif
maupun psikomotorik. Pada penurunan fungsi kognitif meliputi proses belajar,
pemahaman, pengertian, persepsi, perhatian dan lain sebagaianya, degan adanya penurunan
seperti ini sehingga menyebabkan reaksi maupun perilaku lansia menjadi lambat.
3. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan tekanan sistole dan
atau diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2 parameter yang meningkat
yaitu peningkatan tahananperifer total tubuh dan peningkatan cardiac output / curah
jantung. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya
peningkatan salah satu atau keduanya, maka akan menyebabkan orang tersebut mengalami
peningkatan tekanan darah (hipertensi)
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan darah arteri oleh dokter yang memeriksa, hal ini
8. KOMPLIKASI
1) Jantung
Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
coroner. Pada penderita hipertensi kerja jantung akan meningkat dan otot jantung
akan mengendor dan berkurang elastisitasnya. Apabila jantung sudah tidak mampu
memompa, maka cairan akan banyak tertahan pada paru sehingga dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedem padaa paru. Kondisi ini disebut dengan gagal
jantung.
2) Otak
DAFTARA PUSTAKA
Adriaansz, P. N., Rottie, J., & Lolong, J. (2016). HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMASRANOMUUT
KOTA MANADO. Ejournal Keperawatan, 4(1).
Adrian, S. J., & Tommy. (2019). HIPERTENSI ESENSIAL : DIAGNOSIS DAN
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data umum klien
Nama : Ny. Ariyati
Usia : 61 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ngandat Mojorejo RT 21 RW 06 Kota Batu
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
TB/BB : 145/56
Penampilan umum : Berpakaian seperti biasa, rapi, bersih, wangi
Orang terdekat yg bisa dihubungi : Cucu
Hubungan dengan usila : -
Tanggal Masuk panti :-
2. Keluhan utama
Saat Masuk panti : -
Saat pengkajian : Klien mengatakan kepala pusing, pasien juga mengatakan tensi
sering tinggi pernah sampai 160mmHg.
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan kepala pusing, dan memang klien mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi tensi sering naik sampai 160 atau lebih. Terakhir tensi pada tgl 15 ditensi saat
mengikuti posyandu lansia sekitar 140/100 mmHg. Dan juga saat diperiksa gula darah
mengalami kenaikan 200 pada saat itu ditensi dan pasien belum memakan apapun.
Memang keluarga ada yang mengalami riwayat diabetes mellitus. Pasien juga tidak minum
obat meskipun pusing, karena pasien sudah mengetahui apabila pusing darah naik, dan
pasien langsung membuat ramuan dari ketumbar yang direbus lalu airnya diminum. Saat
dikaji klien mengatakan nyeri dengan skor 5
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Ibu rumah tangga
Alamat pekerjaan :-
Jarak dari rumah :.km
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : -
Berapa jarak dari rumah :-
Sumber –sumber pendapatan dan kecukupan thdpkebutuhan : suami
JUMLAH : 29 29 1
Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
f. Apgar Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman - teman) saya untuk membantu pada saat
saya sedang mengalami kesusahan.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman - teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya mengekpresikan afek, dan berespon terhadap
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya 2
menyediakan waktu bersama – sama.
Keterangan : jika pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan kata selalu (poin
2), kadang – kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
Analisa klien :
Keterangan:
Hipertensi
Do : Keadaan Umum : Compos Mentis
Kerusakan Vaskuler Pembuluh
Skala Nyeri : 5 nyeri sedang, rasa nyut-
Darah
nyut
Perubahan Struktur
TD : 160/100mmHg
Penyumbatan Pembuluh Darah
RR : 22x/menit
Vasokontriksi
Nadi : 85x/menit
Gangguan Sirkulasi
MAP : 140 mmHg
Otak
Nyeri Kepala
2. Hipertensi Defisiensi
Ds : Klien mengatakan tidak mau minum
Pengetahuan
obat, dan saat kepala terasa sakit dan
Perubahan Status Kesehatan
tekanan darah naik juga tidak mau minum
obat Paparan Informasi Kurang
Do : Pasien tidak mempunyai obat untuk
Defisiensi Pengetahuan
hipertensi. Pasien lebih suka meminum
minuman herbal raccikan sendiri tanpa tau
dosis. Pasien tidak mengetahui obat dan
bagaiamana cara yang benar untuk
menurunkan tekanan darah.
3.
Faktor Predisposisi : Usia,
Genetic, Jenis Kelamin, Resiko
Ds : Klien mengatakan kepala pusing dan ketidakefektifan
Alokohol, Gram, Obesitas
lien juga mengatakan bahwa klien perfusi jaringan otak
mempunyai tekanan darah tingi
Hipertensi
Rahmawati Maulidia
Do : TD Form ASKEP
: 160/100 Gerontik 2020
mmHg
Kerusakan Vaskuler Pembuluh
N : 85x/menit Darah
Diagnosa keperawatan
Aplikasi panas dingin yang efektik (2- Edukasi pasien untuk meminimalkan
17/02/21 1,2,3 Melakukan pengkajian nyeri S: Klien masih mengatakan sakit kepala
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Retina
Spasme arteriol
Resiko cidera