Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN &

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DENGAN HIPERTENSI

OLEH :
NAMA : VLADITIA MARETA
NIM : 20143149001043

STIKES MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI NERS
2019/2020

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


A. KONSEP LANSIA
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Dengan
adanya pertambahan usia maka akan terjadi proses menua. Menua bukanlah suatu
penyakit melainkan sebuah proses yang berangsur-angsur mnegakibatkan perubahan
kumulatif yang merupakan proses menurunyya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Menua atau menjadi tua merupakan suatu
keadaan yang terjadi pada kehidupan manusia, dan proses ini dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang dapat diartikan bahwa seseorang
telah melewati tiga tahap dalam kehidupan yaitu dimulai dari anak, dewasa dan tua.
Meskipun begitu masih saja banyak diantara lanjut usia yang masih tetap prduktif dan
mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat
2. Teori – Teori Tentang Penuaan
1) Teori Biologi
a. Teori genetic dan mutasi
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk mengatur proses
menua selama rentang hidupnya. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia, sebagai contoh adalah mutase sel-sel kelamin (penurunan
kemampuan fungsional sel)
b. Wear and Tear Theory
Menurut teori ini menua dapat terjadi akibat kelebihan usaha dan stress yang di
alami seorang individu, karena dua akibat di atas maka dapat menyebabkan sel-
sel tubuh menjadi lelah dan akhirnya menjadi rusak.
c. Slow immunology theory
Menurut teori ini dengan bertambahnya usia maka menjadikan penurunan
sistem imun, dengan penurunan sistem imun serta masuknya virus kedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d. Teori Nutrisi
Teori ini menyatakan bahwa proses menua dan kualitas menua dipengaruhi
oleh intake nutrisi seseorang spanjang hidupnya. Apabila sepanjang hidupnya
manusia mengkonsumsi makanan yang bergizi maka ia akan hidup lebih lama
dan sehat.
e. Teori Stres

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Teori stress mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat hilangnya sel
yang biasa digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan menyebabkan kelebihan
usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas yang terbentuk dialam bebas dapat menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi yang akhirnya proses menua akan semakin cepat terjadi.
g. Teori Rantai Silang
Pada teori ini diungkapkan bahwa reaksi kimia dari sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat pada jaringan , khususnya pada jaringan
kolagen. Dengan adanya ikatan ini dapat menyebabkan penurunan elastisitas
dan hilangnya fungsi sel.
2) Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan dasar manusia
Menurut herarki maslow setiap manusia memiliki kebutuhan dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhanya, kebutuhan tertinggi pada piramida adalah
aktualisasi diri. Ketika individu mengalami proses menua maka ia akan
berusaha memenuhi kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri.
b. Teori Individualisme
Menurut teori ini proses menua dikatakan berhasil apabila seorang individu
melihat dan menilai dirinya lebih dari sekedar kehilangan atau pembatasan
fisik.
c. Teori pusat kehidupan manusia
Teori ini berpusat pada pencapaian tujuan kehidupan seseorang menurut lima
fase perkembangan :
- Masa anak-anak belum memiliki tujuan hidup yang realistic
- Remaja dan dewasa muda mulai memiliki konsep tujuan hidup yang
spesifik
- Dewasa tengah mulai memiliki tujuan hidup yang lebih kongkrit dan
berusaha untuk mewujudkannya
- Usia pertengahan melihat kebelakang mengevaluasi tujuan yang dicapai
- Lansia saatnya berhenti untuk melakukan pencapaian tujuan hidup
d. Teori tugas perkembangan
Jika lansia dapat menemuka arti dari hidup yang dijalaninya, maka lansia akan
memiliki integritas ego untuk menyesuaikan dan mengatur proses menua yang
di alaminya. Jika lansia tidak memiliki integritas maka ia akan marah, depresi
dan akan mengalami keputusasaan.
3) Teori Sosial
a. Teori Interaksi Sosial
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan sehingga interaksi
social mereka pun juga ikut berkurang.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


b. Teori Penarikan Diri
Menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan
menarik diri dari pergaulan disekitarnya. Bukan hanya dari kesehatan factor
lain juga bisa menyebablan penarikan di salah satunya tenang kehilangan peran
dan hambatan kontak social.
c. Teori Aktivitas
Menurut teori ini di proses menua yang sukses apabila seorang lansia
mengalami kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan
aktivitas.
d. Teori Berkesinambungan
Menurut teori ini pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambaran kelak pada saat menjadi lansia.
e. Subculture Teori
Menurut teori ini lansia memiliki norma dan standart budayanya sendiri.
Standart dan norma budaya ini meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan yang
membedakan lansia dan kelompok lainya.
4) Teori Spiritual
Pada teori ini dikatakan spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang
mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap Tuhan, dan perbuatan
juga harus baik menurut pada norma-norma masyarakat.
5) Teori Kultural
Teori ini menjelaskan tentang attitude, perasaan, nilai dan kepercayaan yang terdapat
pada suatu daerah atau yang di anut pada sekelompok lansia.

3. Pembagian Lansia
Menurut WHO batasan usia lansia dibagi menjadi 3 kategori, pada usia antara 60-74 tahun
dikategorikan usia lanjut (elderly), usia 75-90 tahun dikategorikan usia tua (old) dan usia
>90 tahun dikategorikan usia sangat tua (very old). Sedangkan menuruut Depkes RI
dijelaskan bahwa lansia juga memiliki 3 kategori yang pertama usia lanjut presenilis yaitu
antara usia 45-59 tahun, usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas dan usia lanjut berisiko yaitu
usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.
4. Perubahan Akibat Penuaan
Pada lansia sudah pasti akan mengalami perubahan maupun penurunan sejalan dengan
bertambahnya usia, penurunan yag biasa terjadi meliputi penurunan fungsi kognitif
maupun psikomotorik. Pada penurunan fungsi kognitif meliputi proses belajar,
pemahaman, pengertian, persepsi, perhatian dan lain sebagaianya, degan adanya penurunan
seperti ini sehingga menyebabkan reaksi maupun perilaku lansia menjadi lambat.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Sedangkan pada fungsi psikomotor meliputi gerakan, tindakan, koordinasi karena pada
fungsi ini berhubungan dengan kehendak dan apabila pada fungsi ini mengalami
penurunan secara otomatis membuat lansia menjadi kurang cekatan.
Pada lansia perubahan yang terlihat secara jelas yaitu mengenai perubahan fisik, dimana
terjadinya penurunan kekuatan fisik, stamina dan penampilan. Perubahan yang terjadi pada
fisik lansia pada fungsi sensori seperti penurunan penglihatan, perasa, peraba, pendengaran
meliputi mental dan sosial. Pada sistem muskuluskeletal terdapat perubahan dalam hal
kepatan tulang, otot kehilingan flesibilitas serta bergelambir, keterbatasan dalam rentang
gerak. Untuk kulit juga mengalami penurunan dalam elastisitas kulit sehingga
menyebabkan kulit menjadi kering dan bergelambir, untuk rambut juga terjadinya
penurunan melamin sehingga terjadi perubahan pada warna kulit. Pada perubahan mental
dengan adanya perubahan fisik yang terjadi pada lansia hal ini dapat menyebabkan
beberapa orang menadi depresif atau merasa tidak senang saat memasuki usia lanjut.
Secara otomatis lansia menjadi tidak efektif dalam peran sosial maupun pekerjaanya.
Penurunan produktifitas pada lansia akan terus mengalami penurunan hingga dapat
mempengaruhi activity daily living seperti makan, ke kamar mandi, berpakaian atau
lainnya, dan lansia pun dirasakan semakin mirip dengan anak-anak.
5. Faktor – Faktor Yg Mempengaruhi Penuaan Dan Penyakit Yang Sering Di Jumpai
Faktor yang dapat mempengaruhi penuaan yaitu tentang pola hidup, dengan pola hidup
yang baik maka dapat mempengaruhi umur dan kesehatan orang tersebut. Selain itu
aktifitas fisik juga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi. Maka dari itu pola hidup
juga harus diatur dalam hal ini meliputi pola tidur, makan, olahraga, tidak banyak stress
dan lain sebagainya. Secara garis besar penyakit yang biasa dialami oleh lansia adalah
penyakit infeksi meliputi influenza, diare, pneumonia, dan infeksi saluran kemih; serta
penyakit tidak menular/degeneratif
meliputi diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan penyakit sendi

B. KONSEP PENYAKIT PENYERTA LANSIA


1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah yang mengalami
peningkatan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan jantung bekerja lebih keras dari biasanya

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan menutrisi tubuh. Hipertensi juga merupakan
penyakit kronis yang umum terjadi diseluruh dunia dan merupakan faktor resiko utama
penyakit kardiovaskular. Jika keadaan seperti ini dibiarkan secara terus menerus maka
dapat mengganggu fungsi organ yang lainnya terutama organ vital dalam tubuh yaitu
jantung dan ginjal. Hipertesi merupakan salah satu dari beberapa jenis penyakit yang
paling sering menyerang lansia. Lebih dari setengah populasi lansia mempunyai tekanan
darah yang lebih dari normal, dengan tekanan darah yang lebih dari normal secara tidak
langsung akan mudah mengalami risiko penyakut kardiovaskuler
2. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi berdasarkan Joint National Commite (JNC)
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Klasifikasi hipertensi berdasarkan (ACC/AHA)
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg Dan <80 mmHg
Meningkat (Elevated) 120-129 mmHg Dan <80 mmHg
Stadium 1 130-139 mmHg Atau 80-89 mmHg
Stadium 2 ≥140 mmHg Atau ≥ 90 mmHg

3. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan tekanan sistole dan
atau diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2 parameter yang meningkat
yaitu peningkatan tahananperifer total tubuh dan peningkatan cardiac output / curah
jantung. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya
peningkatan salah satu atau keduanya, maka akan menyebabkan orang tersebut mengalami
peningkatan tekanan darah (hipertensi)
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan darah arteri oleh dokter yang memeriksa, hal ini

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


berarti hipertensi asrterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
teratur
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala yang lazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan, mual, muntah epistaksis, kesadaran menurun, sesak nafas,
gelisah.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK
1) Penilaian risiko kardiovaskular : Gula darah puasa, profil lipid, asam urat
2) Penilaian penyebab hipertensi : TSH (Thyroid-stimulating hormone)
3) Penilaian komplikasi hipertensi :
a. Serum kreatinin untuk perhitungan Egfr
b. Serum sodium, potassium dan kalsium
c. Urinalisa
4) CT-Scan : mengkaji adanya tumor cereberal, encelopati
5) EKG : dapat menunjukkan pola regangan dimana luas peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini peyakit jantung hipertensi
6) IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal dan masalah ginjal
lainnya.
6. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone renin akan diubah menjadi angiotensin
I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
(Anggraini, 2009) Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut
prorenin dalam sel-sel jukstaglomerular (sel JG) pada ginjal. Sel JG merupakan modifikasi
dari sel-sel otot polos yang terletak pada dinding arteriol aferen tepat di proksimal
glomeruli. Bila tekanan arteri menurun, reaksi intrinsik dalam ginjal itu sendiri
menyebabkan banyak molekul protein dalam sel JG terurai dan melepaskan renin.
Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat dan memiliki efek efek lain yang
juga mempengaruhi sirkulasi. Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh
pertama, yaitu vasokonstriksi, timbul dengan cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada
arteriol dan sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana angiotensin II meningkatkan
tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan ekskresi garam dan air.
7. PENATALAKSANAAN
Perkiraan Penurunan Tekanan
Intervensi Non-
Dosis Darah Sistolik
Farmakologis
Hipertensi Normotensi
Penurunan Berat Diharapkan penurunan 1 ± 5 mmHg ± 2/3 mmHg
Berat/lemak tubuh
Badan mmHg/ 1 kg berat badan
Diet kaya buah, sayur, ± 11 mmHg ± 3 mmHg
Diet Sehat DASH gandum, rendah lemak (rendah
lemak jenuh dan total)
Diet Rendah Target optimal < 1500mg/hari, ± 5/6 mmHg ± 2/3 mmHg
Diet natrium
Garam minimal < 1000mg
Target 3500 – 5000 mg/hari ± 4/5 mmHg ± 2 mmHg
Diet Tinggi dianjurkan untuk
Diet kalium
Kalium mengkonsumsi makanan kaya
kalium
Aerobik 90-150 menit/minggu ± 5/8 mmHg ± 2/4 mmHg
Dynamic resistance 90-150 menit/minggu ± 4 mmHg ± 2 mmHg
Aktivitas Fisik 4 x 2 menit (hand grip), 1 ± 5 mmHg ± 4 mmHg
Isometric resistence
menit istirahat antar gerakan
Pembatasan Ditujukan untuk pecandu ± 4 mmHg ± 3 mmHg
Konsumsi Konsumsi alcohol alcohol. Laki” ≤ 2 gelas/hari.
Alkohol Perempuan ≤ 1 gelas/hari

8. KOMPLIKASI
1) Jantung
Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
coroner. Pada penderita hipertensi kerja jantung akan meningkat dan otot jantung
akan mengendor dan berkurang elastisitasnya. Apabila jantung sudah tidak mampu
memompa, maka cairan akan banyak tertahan pada paru sehingga dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedem padaa paru. Kondisi ini disebut dengan gagal
jantung.
2) Otak

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Komplikasi hipertensi pada orak dapat menyebabkan resiko stroke apabila tidak
segera ditangani maupun diobati maka resiko terkena stroke akan 7 kali lebih besar.
3) Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, karena semakin lama ginjal tidak
akan mampu menampung zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tbuh yang masuk ke
aliran pembuluh darah dan akhirnya terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4) Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
9. PROGNOSIS
Terdapat beberapa skor prediktor yang dapat digunakan untuk menilai prognosis jangka
panjang. Tekanan darah termasuk salah satu komponen penting untuk penilaian risiko
kejadian kardiovaskular. Skor WHO/ISH memprediksi kejadian kardiovaskular (infark
miokard atau stroke) dalam jangka waktu 10 tahun berdasarkan tekanan darah sistolik,
kadar kolesterol total, diabetes, status merokok, jenis kelamin, serta usia.Skor prediksi
studi Framingham juga memprediksi kejadian kardiovaskular 10 tahun dengan komponen
penilaian berupa TDS, usia, penggunaan obat anti hipertensi, diabetes, status merokok,
kadar total kolesterol dan HDL serum. Penurunan tekanan darah terbukti memberikan
prognosis baik. Studi metaanalisis menunjukkan bahwa setiap penurunan tekanan darah
sistolik 10 mmHg dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung iskemik sebesar
17%, gagal jantung sebesar 28%, dan stroke sebesar 27%.

DAFTARA PUSTAKA
Adriaansz, P. N., Rottie, J., & Lolong, J. (2016). HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMASRANOMUUT
KOTA MANADO. Ejournal Keperawatan, 4(1).
Adrian, S. J., & Tommy. (2019). HIPERTENSI ESENSIAL : DIAGNOSIS DAN

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


TATALAKSANA TERBARU PADA DEWASA. Tinjauan Pustaka, 46(3), 172–178.
Anggraeni, N., & Johani Dewita Nasution. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP LANSIA DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI DALAM PENGENDALIAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PUSKESMAS SIBOLANGIT, 009, 1–9.
Anorital. (2015). MORBIDITAS DAN MULTI MORBIDITAS PADA KELOMPOK LANJUT
USIA. Artikel Riset, 77–88.
C, N. N. P., & Meriyani, I. (2020). GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KADEMANGAN KABUPATEN.
Jurnal Keperawatan, 6(1), 64–69.
Kadir, A. (2016). HUBUNGAN PATOFISIOLOGI HIPERTENSI DAN HIPERTENSI RENAL.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 5(1), 15–25.
Kholifah, S. N. (2016). KEPERAWATAN GERONTIK. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan,
1–112.
Nugroho, S. M., & Febriati, L. D. (2019). PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP PENERIMAAN LANSIA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK
DAN PSIKOSOSIAL. Jurnal Medika Respati, 14, 69–74.
Pangkahila, J. A. (2013). PENGATURAN POLA HIDUP DAN AKTIVITAS FISIK
MENINGKATKAN UMUR HARAPAN HIDUP. Sport and Fitness Journal, 1(1), 1–7.
Surti, Candrawati, E., & Warsono. (2017). HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK
LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA.
Nursing News, 2(3), 103–111.
Sylvestris, A. (2014). HIPERTENSI DAN RETINOPATI HIPERTENSI. Jurnal Keperawatan,
10(1), 1–9.
Adriaansz, P. N., Rottie, J., & Lolong, J. (2016). HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMASRANOMUUT
KOTA MANADO. Ejournal Keperawatan, 4(1).
Adrian, S. J., & Tommy. (2019). HIPERTENSI ESENSIAL : DIAGNOSIS DAN
TATALAKSANA TERBARU PADA DEWASA. Tinjauan Pustaka, 46(3), 172–178.
Anggraeni, N., & Johani Dewita Nasution. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP LANSIA DENGAN RIWAYAT HIPERTENSI DALAM PENGENDALIAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PUSKESMAS SIBOLANGIT, 009, 1–9.
Anorital. (2015). MORBIDITAS DAN MULTI MORBIDITAS PADA KELOMPOK LANJUT
USIA. Artikel Riset, 77–88.
C, N. N. P., & Meriyani, I. (2020). GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KADEMANGAN KABUPATEN.
Jurnal Keperawatan, 6(1), 64–69.
Kadir, A. (2016). HUBUNGAN PATOFISIOLOGI HIPERTENSI DAN HIPERTENSI RENAL.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 5(1), 15–25.
Kholifah, S. N. (2016). KEPERAWATAN GERONTIK. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan,
1–112.
Nugroho, S. M., & Febriati, L. D. (2019). PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP PENERIMAAN LANSIA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK
DAN PSIKOSOSIAL. Jurnal Medika Respati, 14, 69–74.
Pangkahila, J. A. (2013). PENGATURAN POLA HIDUP DAN AKTIVITAS FISIK
MENINGKATKAN UMUR HARAPAN HIDUP. Sport and Fitness Journal, 1(1), 1–7.
Surti, Candrawati, E., & Warsono. (2017). HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA.
Nursing News, 2(3), 103–111.
Sylvestris, A. (2014). HIPERTENSI DAN RETINOPATI HIPERTENSI. Jurnal Keperawatan,
10(1), 1–9.

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data umum klien
Nama : Ny. Ariyati
Usia : 61 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ngandat Mojorejo RT 21 RW 06 Kota Batu
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
TB/BB : 145/56
Penampilan umum : Berpakaian seperti biasa, rapi, bersih, wangi
Orang terdekat yg bisa dihubungi : Cucu
Hubungan dengan usila : -
Tanggal Masuk panti :-

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Dx medis :-
Tgl pengkajian : 16 – 17 Februari 2021
Reg :-

2. Keluhan utama
Saat Masuk panti : -
Saat pengkajian : Klien mengatakan kepala pusing, pasien juga mengatakan tensi
sering tinggi pernah sampai 160mmHg.
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan kepala pusing, dan memang klien mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi tensi sering naik sampai 160 atau lebih. Terakhir tensi pada tgl 15 ditensi saat
mengikuti posyandu lansia sekitar 140/100 mmHg. Dan juga saat diperiksa gula darah
mengalami kenaikan 200 pada saat itu ditensi dan pasien belum memakan apapun.
Memang keluarga ada yang mengalami riwayat diabetes mellitus. Pasien juga tidak minum
obat meskipun pusing, karena pasien sudah mengetahui apabila pusing darah naik, dan
pasien langsung membuat ramuan dari ketumbar yang direbus lalu airnya diminum. Saat
dikaji klien mengatakan nyeri dengan skor 5

3. Riwayat penyakit dahulu


-

4. Riwayat penyakit keluarga


Keluarga klien mempunyai riwayat penyakit DM

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


: Garis keturunan
: Hubungan pernikahan
: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal dunia

Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Ibu rumah tangga
Alamat pekerjaan :-
Jarak dari rumah :.km
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : -
Berapa jarak dari rumah :-
Sumber –sumber pendapatan dan kecukupan thdpkebutuhan : suami

5. Riwayat Lingkungan hidup di panti


Tipe tempat tinggal : Rumah Sederhana dengan luas 9m x 9m
Jumlah kamar : 3 Kamar
Kondisi tempat tinggal : Bersih, Ventilasi baik, tidak lembab
(pencahayaan cukup terang, ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap)
Jumlah org yg tinggal dirumah :laki laki 1orang/ perempuan 3 orang
Derajat privasi :-
Tetangga terdekat : kanan kiri terdapat tetangga dan dalam satu halaman
dengan keluarga yang lain
(sarana penghuni panti di wisma sendiri dan wisma lainnya)
Alamat / telpon :-
6. Sistem Pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/ Fisioterapi : Ada dokter praktik
Jarak dari rumah/ panti : km
Rumah Sakit/klinik : Rumah Sakit Jarak: 3.km
Pelayanan kesehatan di rumah :-

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Perawatan yang dilakukan keluarga/petugas panti sehari-hari :
Lain-lain: -
7. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Memasak
Keanggotaan organisasi: Mengikuti kegiatan PKK, Tahlil
Liburan perjalanan : Jarang
Sistem pendukung : Cucu dan Anak
8. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual : Sholat, mengikuti pengajian setiap minggu
Hal lainnya :-
Obat-obatan
N Nama Obat Dosis Keterangan
O

9. Status Imunisasi (catat tanggal terbaru)


Tetanus, difteri: - Influenza: -
Lain-lain: -
Alergi : (catat agen dan rekasi spesifik)
Obat obatan :-
Makanan :-
Faktor lingkungan : -
10. Kebutuhan ADL
ADL Sebelum di Panti Saat di Panti
Nutrisi Makan 2x1/hari Makan 2x1/hari
Minum 3 gelas besar/hari Minum 3 gelas besar/hari

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Pola dan Tidur nyenyak Tidur nyenyak
kebutuhan 7 jam 7 jam
tidur Mulai dari jam 9 mlm sampai jam Mulai dari jam 9 mlm sampai
4 pagi jam 4 pagi
Eliminasi BAB : 1-2x/hari BAB : 1-2x/hari
Normal Normal
BAK : 4x/hari BAK : 4x/hari
Normal Normal
Aktivitas Aktifitas seperti biasa, selalu jalan Aktifitas seperti biasa, selalu
pagi setiap hari jalan pagi setiap hari

Personal Mandi 2x/hari Mandi 2x/hari


hygiene Keramas setiap hari Keramas setiap hari
Ganti pakaian 2x/hari Ganti pakaian 2x/hari
Sikat gigi 2x/hari Sikat gigi 2x/hari

11. Pengkajian fisik


a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
b. Head to toe
 Kepala dan leher : tidak terdapat luka, tidak nyeri saat ditekan, rambut bersih,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun limpa, tidak ada nyeri telan
penyebaran rambut merata, tidak berbau
 Mata : Gerakan bola mata simetris, konjungtiva tidak anemis
 Hidung : Tidak ada nyeri tekan, bersih
 Mulut : Warna gusi merah, gigi sedikit kotor, klien juga
menggunakan gigi palsu, lidah bersih, mukosa bibir lembab.
 Telinga : Telinga bersih, tidak ada serumen, telinga simetris
 Wajah : warna kulit sawo matang, truktur wajah berbentuk oval.
 Dada / Thorax :

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Inspeksi : Simetris normal
Pernafasan : irama regular
Tidak ada tanda kesulitan benafas
- Jantung
Inspeksi : tidak ada ictus cordis
Palpasi : Tidak adanya pulsasi pada dinding thorax
Perkusi : Batas atas : ICS II Mid sternalis
Batas bawah : ICS V
Batas kiri : ICS V Mid clavikula sinistra
Batas kanan : ICS IV Mid sternalis dextra
- Paru
Inspeksi : eupnea
Palpasi : tidak ada fremitus
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
 Abdomen :
Inspeksi : Tidak ditemukan benjolas
Auskultasi : Peristaltic 24x/menit
Palpasi : tidak ditemukan nyeri
 Genetalia : tidak ada penyakit genetalia
 Integumen : Kulit kering, bersih, hangat, turgor kulit <2 detik
 Punggung : Tidak terdapat lesi dan nyeri
 Ekstrimitas : tidak ada oedem dan pergerakan baik
 Pemeriksaan TTV
 Nadi : 85 x/mnt  RR : 22 x/mnt
 TD : 160/100 mmHg  S : 36,5 ºC

12. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif Dan Afektif


a. Pengkajian Status Fungsional
INDEKZ KATZ
Skor Kriteria

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


A. Kemandirian dalam hal makan, berpindah tempat, kekamar kecil,
berpakaian dan mandi
B. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut.
C. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tersebut.
D. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G. Ketergantungan pada ke lima fungsi tersebut.
Lain – Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Lain sebagai C, D, E atau F

Analisa Klien Mandiri


klien

b. PengkajianStatus Kognitif dan Afektif


Short Portable Mental Status Questionnaire
Skor No Pertanyaan Jawaban
+ - 1. Jam berapa sekarang? 08.00
0 2. Tahun berapa sekarang? 2021
0 3. Kapan Anda lahir? 08-08-1959
0 4. Berapa umur Anda sekarang? 61 tahun
0 5 Dimana Alamat anda sekarang? Ngandat
mojorejo
0 6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal 3
bersama Anda?
0 7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Ariyati, nur
Anda indah, aisyah
0 8. Thun berapa kemerdekaan RI? 1945
0 9. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
0 10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? 10,9,8,7,6,5,4,
3,2,1
Jumlah Kesalahan Total 0 (fungsi
intelektual
Fugsi Intelektual Utuh
utuh)
Keterangan :
1. Kesalahan 0 -2 : Fungsi Inteletual Utuh
Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020
2. Kesalahan 3-4 : Kerusakan Inteletual Ringan
3. Kesalahan 5-7 : Kerusakan Inteletual Sedang
4. Kesalahan 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya berpendidikan
sekolah dasar.

c. MMSE (Mini Mental State Exam)


No Item Penilaian Benar Salah
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? ˅
2. Musim apa sekarang ? ˅
3. Tanggal berapa sekarang ? ˅
4. Hari apa sekarang ? ˅
5. Bulan apa sekarang ? ˅
6. Dinegara mana anda tinggal ? ˅
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? ˅
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? ˅
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? ˅
10. Di desa mana anda tinggal ? ˅
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. Meja ˅
12. Kursi ˅
13. Pintu ˅
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal” BAPAK “
14. K ˅
15. A ˅
16. P ˅
17. A ˅
18. B ˅
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek
diatas
19. Meja ˅
20. Kursi ˅
21. Pintu ˅
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan ˅
23. Pensil ˅
b. Pengulangan

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Minta klien mengulangi tiga kalimat
berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “ ˅
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! ˅
26. Lipat dua ! ˅
27. Taruh dilantai ! ˅
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata ˅
29. Tulis satu kalimat ˅
30. Salin gambar ˅

JUMLAH : 29 29 1
Analisis hasil :
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif

d. Inventaris Depresi Beck


Inventaris Depresi Beck
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk masa depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar – benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami,
istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apa pun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah – olah saya sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


0 Saya tidak merasa benar benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahyakan diri sendiri
H. Menarik Diri Dari Lingkungan Social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri sya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari yang biasanya.
Nilai total : Depresi Tidak Ada

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada Atau Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
> 16 : Depresi Berat

e. Skala Depresi Geriatrik


Skala Depresi Geriatric Yesavage
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya Tidak
Sudahkah anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? Ya Tidak
Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? Ya Tidak
Apakah anda sering bosan? Ya Tidak
Apakah anda sering bosan? Ya Tidak
Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? Ya Tidak
Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? Ya Tidak
Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, Ya Tidak
dari pada pergi dan melakukan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak Ya Tidak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya?
10. Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup Ya Tidak
sekarang ini?
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan Ya Tidak
keadaan anda sekarang?
12. Apakah anda merasa penuh energy? Ya Tidak
13. Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tak ada harapan? Ya Tidak
14. Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik Ya Tidak
dari pada anda?
Keterangan : penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1
(nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban “YA” atau
“TIDAK” setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi
Analisa klien : Klien tidak mengalami depresi

f. Apgar Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman - teman) saya untuk membantu pada saat
saya sedang mengalami kesusahan.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman - teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya mengekpresikan afek, dan berespon terhadap
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya 2
menyediakan waktu bersama – sama.
Keterangan : jika pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan kata selalu (poin
2), kadang – kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
Analisa klien :

Klien tidak ada disfungsi keluarga

g. Penilaian Resiko Jatuh Pada Geriatric


Skor Hari Perawatan Ke
No Resiko Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, 4 0
menghentak, berayun)
2 Pusing/pingsan pada posisi tegak 3 0
3 Kebingungan setiap saat 3 0
4 Nokturia/inkontinen 3 0
5 Kebingungan interm itten 2 0
6 Kelemahan umum 2 0
7 Obat-obat beresiko tinggi (diuretic, 2 0
nakrotik, sedative, antipsikotik,
laksatif, vasodilator, antiangina,
antihipertensi, obat hipoglikemik, anti
depressant, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan 2 0
sebelumnya
9 Osteoporosis 1 0
10 Gangguan pendengaran dan atau 1 0
penglihatan
11 Usia >70 tahun 1 0
TOTAL SKOR 0

Keterangan:

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Tingkat resiko:
1. Resiko rendah bila skor 1-3 : lakukan intervensi resiko rendah
2. Resiko tinggi bila skor > 4 : lakukan intervensi resiko tinggi

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


ANALISA DATA

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Klien mengatakan bahwa sekarang Faktor Predisposisi : Usia,


klien merasa kepala pusing, klien memang Genetic, Jenis Kelamin,
Alokohol, Gram, Obesitas Nyeri Kronis
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi

Hipertensi
Do : Keadaan Umum : Compos Mentis
Kerusakan Vaskuler Pembuluh
Skala Nyeri : 5 nyeri sedang, rasa nyut-
Darah
nyut
Perubahan Struktur
TD : 160/100mmHg
Penyumbatan Pembuluh Darah
RR : 22x/menit
Vasokontriksi
Nadi : 85x/menit
Gangguan Sirkulasi
MAP : 140 mmHg
Otak

Resistensi Pembuluh Darah Ke


Otak

Nyeri Kepala

Gangguan Rasa Nyaman


Nyeri

Faktor Predisposisi : Usia,


Genetic

2. Hipertensi Defisiensi
Ds : Klien mengatakan tidak mau minum
Pengetahuan
obat, dan saat kepala terasa sakit dan
Perubahan Status Kesehatan
tekanan darah naik juga tidak mau minum
obat Paparan Informasi Kurang
Do : Pasien tidak mempunyai obat untuk
Defisiensi Pengetahuan
hipertensi. Pasien lebih suka meminum
minuman herbal raccikan sendiri tanpa tau
dosis. Pasien tidak mengetahui obat dan
bagaiamana cara yang benar untuk
menurunkan tekanan darah.
3.
Faktor Predisposisi : Usia,
Genetic, Jenis Kelamin, Resiko
Ds : Klien mengatakan kepala pusing dan ketidakefektifan
Alokohol, Gram, Obesitas
lien juga mengatakan bahwa klien perfusi jaringan otak
mempunyai tekanan darah tingi
Hipertensi
Rahmawati Maulidia
Do : TD Form ASKEP
: 160/100 Gerontik 2020
mmHg
Kerusakan Vaskuler Pembuluh
N : 85x/menit Darah
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri Akut b.d Agens Cidera Biologis


2. Defisiensi Pengetahuan b.d Kurang Informasi
3. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak
4. …………………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………………
6. …………………………………………………………………………………
7. …………………………………………………………………………………

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. Ariyati Umur : 61 thn No.Reg: Dx Medis: Hipertensi

No Dx Keperawatan NOC NIC


1. Nyeri Akut b.d Agens Cidera 1) Tingkat Nyeri 1) Manajeemen Nyeri Akut
Biologis  Nyeri yang dilaporkan (3-5)  Lakukan pengkajian nyeri
 Panjangnya episode nyeri (3-5) komprehensif yang meliputi lokasi,
 Ekspresi nyeri wajah (4-5) karakteristik, onset/durasi, frekuensi

 Frekuensi nafas (4-5) dan kualitas, intensitas serta apa yang

 Tekanan darah (2-4) mengurangi nyeri dan faktor yang


memicu
 Denyut nadi radial (4-5)
 Yakinkan bahwa pasien menrima
2) Tanda-Tanda Vital
perawatan analgesik yang tepat
 Suhu tubuh (4-5)
sebelum nyeri menjadi lebih parah dan
 Tekanan darah sistolik (2-4)
sebelum melakukan aktifitas yang
 Tekanan darah diastolic (2-4)
dapat memicu terjadinya nyeri
 Tekanan nadi (4-5)
2) Monitor Tanda-Tanda Vital
3) Nyeri: Efek Yang Mengganggu
 Monitor tekanan darah, status
 Ketidaknyamanan (3-5)
pernafasan, nad dan suhu dengan tepat
 Gangguan aktifitas fisik (4-5)
 Monitor tekanan darah setelah pasien
4) Kontrol Nyeri
meminum obat jika memungkinkan
 Menggambarkan nyeri (3-1)
 Menggunakan tindakan pengurangan
nyeri tanpa analgesic (4-2)

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


2. Defisiensi Pengetahuan b.d
Kurang Informasi 1) Pengetahuan : Manajemen Nyeri 1) Pengajaran Proses Penyakit
 Tanda dan gejala nyeri (2-4)  Jelaskan tanda dan gejala yang umum
 Penggunaan obat yang benar (2-4) dari penyakit sesuai dengan kebutuhan
 Pentingnya kepatuhan terhadap obat  Identifikasi kemungkinan penyebab
(2-4) sesuai dengan kebutuhan
 Tindakan-tindakan pencegahan (2-4)  Berikan informasi mengenai keadaan

 Teknik relaksasi yang efektif (2-4) pasien sesuai kebutuhan

 Aplikasi panas dingin yang efektik (2-  Edukasi pasien untuk meminimalkan

4) serta mengontrol gejala sesuai dengan

2) Manajemen diri : Hipertensi kebutuhan

 Memantau tekanan darah (2-4)  Edukasi pasien mengenai tanda gejala

 Mempertahankan target tekanan darah yang harus dilaporkan kepada petugas

(2-4) kesehatan sesuai kebutuhan

 Menggunakan obat-obatan (2-4)


 Membatasi konsumsi kafein (3-4)
 Membatasi asupan garam (3-4)
3. Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak 1) Manajemen Hipertensi
1) Keparahan Hipertensi
 Instruksikan terkait dengan pola diet
 Sakit Kepala (3-4)
yang sehat
 Pusing (3-4)
 Instruksikan untuk melakukan aktifitas
 Peningkatan tekanan darah sistol (2-4)
fisik selama 30-45 menit/hari
 Peningkatan tekanan darah diastole (2-
 Instruksikan terkait dengan kebiasaan
4)

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


2) Perfusi Jaringan : Serebral gaya hidup yang berkontribusi yang
 Tekanan darah sistolik (2-4) harus dihindari
 Tekanan darah diastolic (2-4)  Intrsuksikan terkait dengan monitor
 Nilai rata-rata tekanan darah (2-4) tekanan dara sendiri dan untuk
melaporkan temuan yang tidak normal
 Instruksikan pasien dan keluarga
dalam penggunanaan pengobatan dan
indikasi.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl No Implementasi Evaluasi
Dx

17/02/21 1,2,3  Melakukan pengkajian nyeri S: Klien masih mengatakan sakit kepala

komprehensif yang meliputi O: TD : 150/100


lokasi, karakteristik,
MAP : 134 mmHg
onset/durasi, frekuensi dan
Skala Nyeri : 5 rasa nyeri nyut-nyutan
kualitas, intensitas serta apa
yang mengurangi nyeri dan A: Masalah belum teratasi

faktor yang memicu P : lanjutkan intervensi pada nomor 123


 Memonitor tekanan darah,
status pernafasan, nadi dan
suhu dengan tepat
 Menjelaskan tanda dan gejala
yang umum dari penyakit
sesuai dengan kebutuhan
 Mengidentifikasi kemungkinan
penyebab sesuai dengan
kebutuhan
 Memberikan informasi
mengenai keadaan pasien
sesuai kebutuhan
 Mengedukasi pasien untuk
meminimalkan serta
mengontrol gejala sesuai
dengan kebutuhan
 Mengedukasi pasien mengenai
tanda gejala yang harus
dilaporkan kepada petugas
kesehatan sesuai kebutuhan
 Menginstruksikan terkait
dengan pola diet yang sehat
 Mengistruksikan untuk
melakukan aktifitas fisik
selama 30-45 menit/hari
 Menginstruksikan terkait
dengan kebiasaan gaya hidup
yang berkontribusi ya g harus
dihindari
 Intrsuksikan terkait dengan
monitor tekanan dara sendiri
dan untuk melaporkan temuan
yang tidak normal
 Menginstruksikan pasien dan
keluarga dalam penggunanaan
pengobatan dan indikasi.
Pathway
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, stress, kurang olahraga, garam, obesitas, genetic, alcohol

Perubahan status kesehatan Hipertensi


Paparan info yang kurang Ansietas Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Defisiensi pengetahuan Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi

Pembuluh darah Otak Suplai darah O2 ke otak menurun Ginjal


Sistemik Retensi pembuluh darah ke otak Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak Vasokontriksi ginjal
Vasokontriksi Nyeri Kepala Blood flow darah menurun
After load Gangguan rasa nyaman nyeri Respon RAA
Penurunan curah Jantung Merangsang aldosteron
Retensi Na
Edema
Kelebihan volume cairan

Retina
Spasme arteriol
Resiko cidera

Anda mungkin juga menyukai