Disusun Oleh :
1. Bagas Alfin Saputro
2. Alfita Maryanti
3. Meilia Delta
4. Dyah Ayu Safalas
5. Erni Agustina
6. Femin Setia Putri
7. Indah Pratiwi
2022
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................... 22
ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 22
BAB III ................................................................................................................. 28
PENUTUP ............................................................................................................. 28
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
c. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaringan
penghubung (kolagendan elastin), kartilago, tulang, otot dan
sendi. Kolagen sebagai pendukungutama kulit, tendon, tulang,
kartilago dan jaringan pengikat mengalamiperubahan menjadi
bentangan yang tidak teratur.
1) Kartilago: jaringan kartilagopada persendian menjadi
lunak danmengalami granulasi, sehingga permukaansendi
menjadi rata. Kemampuan kartilago untuk regenerasi
berkurang dandegenerasi yang terjadi cenderung kearah
progresif,konsekuensinya kartilagopada persendiaan
menjadi rentan terhadap gesekan.
2) Tulang: berkurangnyakepadatan tulang setelah diamati
adalah bagian dari penuaan fisiologi, sehinggaakan
mengakibatkan osteoporosis dan lebih lanjut akan
mengakibatkan nyeri,deformitas dan fraktur.
3) Otot: perubahan struktur otot pada penuaan
sangatbervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut
otot, peningkatan jaringanpenghubung dan jaringan lemak
pada otot mengakibatkan efek negatif.
4) Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti
tendon, ligamen dan fasiamengalami penuaan elastisitas.
d. Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia
adalah massa jantungbertambah, ventrikel kiri mengalami
hipertropi sehingga peregangan jantungberkurang, kondisi ini
terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan inidisebabkan
oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node dan
jaringankonduksi berubah menjadi jaringan ikat.
e. Sistem Respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat
paru, kapasitas total parutetap tetapi volume cadangan paru
bertambah untuk mengkompensasi kenaikanruang paru, udara
yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot,kartilago
dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu
dankemampuan peregangan toraks berkurang.
f. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti
penurunan produksisebagai kemunduran fungsi yang nyata
karena kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar
menurun
(kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati) makinmengecil
danmenurunnya tempat penyimpanan, dan berkurangnya aliran
darah.
b. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang
signifikan. Banyak fungsi yangmengalami kemunduran,
contohnyalaju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi olehginjal.
c. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi
dan atropi yang progresifpada serabut saraf lansia. Lansia
mengalami penurunan koordinasi dankemampuan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
d. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary danuterus. Terjadi atropi payudara. Pada
laki- laki testis masih dapat memproduksispermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
2. Perubahan kognitif
Perubahan Kognitif: (1) Daya Ingat (Memory); (2) IQ (Intellegent
Quotient); (3) Kemampuan Belajar (Learning); (4) Kemampuan
Pemahaman (Comprehension); (5)Pemecahan Masalah (Problem
Solving); (6) Pengambilan Keputusan (Decision Making);
(7)Kebijaksanaan (Wisdom); (8)Kinerja (Performance); (9)Motivasi
(Motivation)
3. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan keluarga.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri,perubahan konsep diri. Perubahan spiritual
agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya. Lansia semakinmatang (mature) dalam
kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir
danbertindak sehari-hari.
4. Perubahan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat
meninggal terutama jikalansia mengalami penurunan
kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat,gangguan
mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan
hewan kesayangandapat meruntuhkan pertahanan jiwa
yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebutdapat memicu
terjadinya gangguanfisik dan kesehatan.
e. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan
kosong, lalu diikuti dengankeinginan untuk menangis yang
berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresijuga dapat
disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya
kemampuanadaptasi.
f. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik,
gangguan cemas umum,gangguan stress setelah trauma dan
gangguan obsesif kompulsif, gangguan-gangguantersebut
merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungandengan sekunder akibat penyakit medis, depresi,
efek samping obat, atau gejalapenghentian mendadak dari
suatu obat.
g. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan
waham (curiga), lansiasering merasa tetangganya mencuri
barang- barangnya atau berniatmembunuhnya. Biasanya
terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi ataumenarik diri
dari kegiatan sosial.
h. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan
perilaku sangatmengganggu. Rumah atau kamar kotor dan
bau karena lansia bermain-main dengan feses dan urinnya,
sering menumpuk barang dengan tidak teratur.Walaupun telah
dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.
1.1.8 Tujuan Pelayanan Pada Lansia
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, kahan,
pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal ter, Tanggal
MRS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa medis Identitas Penanggung
jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga,
pekerjaan, alamat.
b. Keluhan Utama : alasan kenapa pasien memutuskan untuk datang
ke RS
c. Riwayat penyakit sekarang:
1) Provocatif atau paliatif:
Apa yang menyebabkan gejala dan apa yang menguranginya.
2) Quality/quantity:
Bagaimana rasanya, tampilannya, atau suaranya? Bagaimana
anda merasakan sekarang?
3) R e g i o / R a d i a s i :
Di bagian mana bagian mana gejala dirasakan?Ba
akan?Bagian kepala, bercak diseluru bercak diseluruh tubuh,
edema pada kelopak mata Apakah menyebar?
4) S a v e r u t y / K e p a r a h a n ( s c a l a )
Bagaimana intensitasnya (skala)?Bagaimana pengaruhnya
terhadap aktivitas?
5) T i m e / W a k t u
Kapan hal itu mulai timbul dan bagaimana terjadinya?Berapa
lama terjadinya?Frekwensi?Durasi
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah dialami dan tindakan pengobatan yang
dilakukan? Penggunaan obat?Pernah dirawat/dioperasi? Lamanya
dirawat? Alergi? Status imunisasi?Riwayat kehamilan dan
persalinan
e. Riwayat Riwayat Psikososial
Psikososial Meliputi bahasa yang sering digunakan, persepsi
pasien tentang penyakitnya penyakitnya konsep diri : Body
image, ideal diri, harga diri, peran diri, personal personal identity,
identity, keadaan keadaan emosi, perhatian perhatian terhadap
terhadap orang lain/lawan lain/lawan bicara, bicara, hubungan
hubungan dengan saudara, saudara, kegemaran/hobby,
kegemaran/hobby, mekanisme mekanisme pertahanan diri, danj
interaksi sosial.
f. Pola Kebias Pola Kebiasaan sehari-hari aan sehari-hari meliputi:
meliputi:
1) Pola nutrisi sebelum dan sedah sakit disini yang harus
dikaji adalah frekuensi,jumlah,jenis nafsu makan
sebelum dan setelah sakit harus di kaji apakah ada
perubaha
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit Yang harus dikaji adalah
frekuensi,waktu,konsitensi, waarna, BAB terakhir.
Sedangk Sedangkan pada BAK yang harus di kaji
sebelum sakit adalah frekuensi, warna dan bau.
Saat Sakit: yang harus dikaji pada BAB adalah
frekwensi,waktu, konsistensi, warna, BAB terakhir,
penggunaan pencahar, riwayat perdarahan, perdarahan,
terdapat terdapat ada tidaknya tidaknya diare, sedangkan
sedangkan pada BAK yang harus dikaji adalah
frekwensi,warna, bau, jumlahj, nyeri/rasa terbakar,
riwayat penyakit ginjal/kandung kemih,penggunaan
deuretika,penggunaan alat bantu, adanya penyakit
saluran kemih dll.
3) Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Sebelum sakit : Kegiatan dalam pekerjaan, jenis
olahraga dan frekwensinya
Saat Sakit: kegiatan perawatan seperti mandi,
berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi,
ambulasi, dilakukan secara mandiri , di bantu sebagian,
perlu bantuan o bantu sebagian, perlu bantuan orang
lain, mengguna rang lain, menggunakan alat atau
tidak kan alat atau tidak mampu sama sekali.
4) Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit: harus dikaji waktu tidur, waktu bangun,
masalah tidur, hal-hal yang mempermudah tidur, hal-hal
yang mempermudah bangun.
Saat sakit: harus dikaji waktu tidur, waktu bangun,
masalah tidur, halhal yang mempermudah tidur, masalah
tidur.
5) Pola Kebersihan
Sebelum sakit: Mandi (x/hari),keramas (x/minggu),
ganti pakaian (x/hari), sikat gigi (x/hari), memotong
kuku( x/minggu).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda vital : Tensi, RR, nadi,suhu, BB, TB
c. Pemeriksaan ABC Head to toes
1) Kepala dan rambut
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut, Gigi, Lidah, tonsil, dan Pharing
6) Leher dan tenggorokan
7) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi,
jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, payudara dan
ketiak, abdomen
8) Ekstremitas/ muskoluskletal
9) Genetalia dan anus
10) Integumen
11) Neurologi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang perubahan tubuh yang normal
berhubungan dengan perimenopause, menopause, dan gaya hidup.
2. Ketidak mampuan mempertahankan berhubungan dengan tuntutan
pekerjaan, pertambahan berat badan dan pola hidup yang monoton.
3. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi
seksual
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan syndrome menopause
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh,
penuruan sekresi vagina.
6. Inkontinensia urine berhubungan dengan proses penuaan degenerative
pada oto pelvic, prolap uteri, vaginitis.
C. Rencana Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi
1 Klien mengungkapkan disfungsi seksual - Ciptakan lingkung an
teratasi setelah diberi tindakan keperawatan saling percaya dan beri kesempat
a. klien tidak menolah bila an kepada klien untuk mengga
diajak berhubungan mbarkan masalahn ya dalam kata-
b. vagina lembab dan elastic kata sendiri.
c. nyeri hilang bila berhubungan - Beri informasi tentang kondisi
individu.
- Anjurkan klien
untuk berbagi pikiran atau
masalah dengan pasangan /orang
terdekat
- Diskusik an dengan klien
tentang penggun aan pelumas.
- Kolabora si dengan dokter. Beri
obat sesuai indikasi
estrogen pengganti
2 Tujuan: Dalam waktu 40 menit klien - Kaji tingkat pengetah uan klien
mengungkapkan pengetahuannya bertambah tentang keadaany a/proses
Kriteria hasil; menopau se.
a. klien tahu penyebab keadan saat ini - Beri penjelasa n tentang proses
b. Klien dapat menyesuaikan diri dengan menopau se, penyebab gejala
keadaannya. menopaus
c. klien tidak bertanya-tanya tentang - Beri penjelasa n pada klien
keadaannya tentang pada klien
d. klien Nampak ceria tentang proses pengobat an
- Diskusik an
tentang perlunya pengatur an/diet
makanan, penggun aan suplemen
3 Klien mengungkapkan disfungsi seksual - Ciptakan lingkung an
teratasi setelah diberi tindakan keperawatan saling percaya dan beri
dengan kriteria: kesempatan kepada klien untuk
a. Nyeri hilang bila berhubun gan mengga mbarkan masalahn ya
b. Klien tidak menolak bila dalam kata-kata sendiri.
diajak berhubun gan - Beri informasi tentang kondisi
individu.
- Anjurkan klien
untuk berbagi pikiran/masalah
dengan pasangan /orang dekat.
- Diskusik an dengan klien
tentang penggun aan cara/teknik
khusus saat berhubun gan
Kolabora si dengan dokter
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada - Anjurkan klien untuk
klien, pola tidur klien normal. Dengan kriteria memakai pakaian yang menyerap
hasil : keringatAnjurkan klien untuk
a. Klien tidaksering terbangu n saat tidur menghin dari makanan berbumbu,
b. Palpebra tidak hitam pedas, dan gorenggorengan ,
alkohol
- Anjurkan klien untuk menghin
dari beraktivitas di cuaca
yang panas
- Anjurkan klien untuk mencuci
muka saat hotflashes terjadi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menopau Menopause sebagai bagian dari bagian dari proses kehidupan
memang tidak dapat memang tidak dapat dihindari. Menopause bukanlah
suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada
kehidupan kehidupan wanita. wanita. Beberapa Beberapa gejala dari
menopause menopause tersebut tersebut yaitu: Penurunan
Penurunan jumlah jumlah dan lama siklus menstruasi, menstruasi,
Frekuensi Frekuensi menstruasi menstruasi abnormal, abnormal,
Ketidakteraturan Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir dalam beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama sekali.
Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup
menjadi lebih sehat dan selalu berpikiran positif.
B. Saran
Untuk menghadapi agar tidak timbul gangguan emosional yang pada diri
maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif
agar dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental
secara menyeluruh sejak masih muda, juga memperluas wawasan
pengetahuan tentang masalah menopause. Pada saat sudah masuk pada
masa menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu luang yang ada
dengan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga
ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan positif dilingkungan
sosialnya, menyalurkan hobi yang kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu
hasil karya ataupun mendatangkan uang sehingga para wanita menopause
tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia merasa diperhatikan, dibutuhkan
dan dihargai dengan demikian masa menopause justru merupakan awal
kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri hikmah yang
diperolehnya dalam kehidupan ini.