Anda di halaman 1dari 10

Laporan I Konsep Diare

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MK Modul II


Dosen Pengampu
Husnul Khatimah, S.Kep., MPH

Oleh :
BAGAS ALFIN SAPUTRO
NIM : 25201087

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-ISLAM YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Diare


1. Definisi
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi
buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih
encer. Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan
BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai
dengan darah dan atau lender (Riskesdas, 2013). Diare adalah kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan, 2011).

2. Etiologi
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare
Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus,
Astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba
histolica, giardia lambia), jamur (candida aibicans).
2. Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
Tonsilitis, broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :
 Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
 Faktor makanan : basi, racun, alergi.
 Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

3. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001)
antara lain:
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas
kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 )
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula
juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab
dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit ( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
BAB II

PEMBAHASAN

Pertanyaan istilah

1. Definisi kesadaran apatis : keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan
segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya.
http://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/download/37/32
2. Turgor menurun : Tanda-tanda dehidrasi, Dehidrasi sedang (6-8%Bb)
Menilai turgor kulit dapat dilakukan dengan mencubit sedikit kulit perut, jika kulit
tidak segera kembali setelah dilepaskan, artinya turgor kulit menurun..
https://fk.unair.ac.id/kenali-tanda-tanda-dehidrasi-pada-anak/
3. Cairan intravena : Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam
tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (Darmadi,2010).
12. Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang
dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang
diperlukan untuk metabolisme dan memberikan medikasi (Perry & Potter, 2006).
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1202116032-3-BAB%20II%20BUDI.pdf
4. Urin output : pengeluaran urin, Asupan cairan yang masuk dalam tubuh berasal
dari sumber makanan dan minuman, cairan yang dibutuhkan oleh tubuh dalan
24jam antara 1800 ml – 2500 ml. Sedangkan pengeluaran (output) didapatkan
dalam bentuk urin 1200 ml – 1500 ml/hari, pengeluaran feses 100 ml/hari, paru-
paru pengeluaran sekitar 300 ml – 500 ml/hari, serta pengeluaran melalui kulit
Insesible Water Loss (IWL) 600 ml – 800 ml.
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab%202-converted.pdf
5. Mukosa : Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan
lingkungan eksternal.Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga
tubuh lainnya.Pada rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous
membrane atau oral mucosa. Fungsi sensoris oral mukosa akan memberikan
informasi mengenai hal-hal yang terjadi di rongga mulut. Dalam rongga mulut,
reseptor akan berespon terhadap suhu, sentuhan dan rasa sakit. Reseptor tertentu
dalam rongga mulut juga akan berespon terhadap kebutuhan akan air. Reflek seperti
menelan, muntah, dan salivasi juga diinisiasi oleh reseptor-reseptor pada oral
mukosa
http://eprints.undip.ac.id/43732/3/Bab_2.pdf
6. Definisi diare : Diare adalah buang air besar pada lebih dari 3 kali sehari disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu (Juffrie dan Soenarto, 2012).
http://repository.unimus.ac.id/1769/4/BAB%20II.pdf
7. Memeriksa elektrolit maksudnya apa : untuk menilai keseimbangan kadar elektrolit
dalam tubuh adalah pemeriksaan Na+ , K+ , Cl- .
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4444/142401036.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
8. Definisi muntah : Muntah adalah suatu aktivitas yang tidak menyenangkan akibat
dari ekspulsi isi lambung lewat mulut. Muntah pada bayi dan anak dapat terjadi
secara regurgitasi dari isi lambung sebagai akibat refluks gastroesofageal atau dengan
menimbulkan reflek emetic yang menyebabkan mual, kontraksi dari diafragma,
interkostal dan otot abdomen anterior serta ekspulsi dengan kekuatan isi lambung.
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/GE01_Muntah.pdf
9. Definisi muntaber : Penyakit diare di masyarakat (Indonesia) lebih dikenal dengan
istilah "Muntaber". Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-
mencret, tinjanya encer, dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-
muntah.
http://eprints.ums.ac.id/14941/2/BAB_1.pdf

Pertanyaan masalah
1. Apa yang menyebabkan tekanan darah 70/50 mmHg : penyebab hipotensi 
(1) kurangnya pemompaan darah dari jantung ke seluruh organ tubuh, biasanya
adanya kelainanlkerusakan pada jantung, (2) volume darah berkurang, disebabkan
adanya pendarahan hebat, diare, keringat yang berlebihan atau buang air kecil yang
berlebihan dan (3) kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi)
yang menyebabkan menurunnya tekanan darah. Hal ini biasanya sebagai dampak dari
shock septic (penurunan tekanan darah akibat infeksi berat), diare dan obat
vasodilator yang melebarkan pembuluh darah (nitrat dan penghambat kalsium).
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/64643/PRO2011_MRD.pdf
;jsessionid=9834F03D17934264C36093E90FB963A3?sequence=1
2. output urin normal : Dalam kondisi normal output urin normal yaitu 1400-1500
ml/hari, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa.
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI
/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf
3. Kenapa perlu dilakukan cek darah untuk elektrolit : Pemeliharaan homeostasis cairan
tubuh sangat penting bagi kelangsungan hidup, sehingga pemeriksaan perlu
dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4444/142401036.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
4. Kenapa pasien diare mengalami kulit dingin dan lembab :

5. TD Normal : anak 7-11 thn100/60 mmHg… remaja 12-17 thn115/70… dewasa


20-45 thn125/75-80 mmHg… lansia 45-65 thn135-140/85
Nadi normal : Denyut nadi normal dapat dikategorikan sesuai umur yaitu: dewasa
60-80 kali/menit, anak 80-100 kali/menit dan bayi 100-140kali/menit (Kasenda,
2014).
https://repository.usu.ac.id
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0a96319e4668a6110bd194e250cbadf
4.pdf
6. Peradangan pencernaan (usus) : IBD terdiri dari dua jenis yaitu kolitis ulseratif yang
terjadi keradangan hanya terjadi di area usus besar, sedangkan pada penyakit Crohn,
keradangan terjadi di seluruh saluran pencernaan seperti usus besar maupun usus
kecil. Keradangan yang terjadi pada IBD berupa luka atau hilangnya lapisan terluar
dari saluran cerna atau dalam istilah medis disebut sebagai ulserasi.
http://news.unair.ac.id/2020/09/24/sariawan-kambuhan-dan-penyakit-radang-usus/
7. apa saja yg dikaji dlm diare : frekuensi BAB, konsistensi feses,
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2269/3/BAB%20II.pdf
8. Bagaimana pemeriksaan elektrolit : pemeriksaan kadar elektrolit serum darah dengan
menggunakan elektrolit analyzer.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4444/142401036.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
9. Tindakan pertama mengatasi pasien diare : rehidrasi oral (URO): Pemberian oralit
untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti, Memberikan cairan rumah tangga,
seperti sayur, kuah sup, dan air mineral,.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-
anak-dan-cara-pencegahannya/
10. Penyebab mata cekung : mata cekung merupakan salah satu tanda gejala yang terjadi
pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/3fc69226be09d5dd4233f9546bdd5df
0.pdf
11. Penyebab trombosit menurun : penurunan tromosit Trombositopenia atau
defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana trombosit dalam sistim sirkulasi
jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007).
Trombositopenia biasanya dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus
dan protozoa yang diperantarai oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam
berdarah dan malaria). Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain
adalah kegagalan produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi
trombosit abnormal, dan kehilangan akibat dilusi. Penggunaan obat-obat tertentu
juga dapat menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah kotrimoksazol.
http://eprints.ums.ac.id/26160/2/04_BAB_I.pdf
12. Mengapa cairan melalui intavena : Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian
obat melalui intravenalangsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya
pada kasus infeksibakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan
keuntungan lebihdibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi,
meskipun pemberianantibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius,
rumah sakitmemberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi.
Antibiotika oral(dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di
RS denganinfeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan
lebihmenguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan,
danlamanya perawatan
https://www.scribd.com/doc/139415922/Pemberian-Cairan-Infus-Intravena
13. Berapa lama diare dapat sembuh : Tergantung klasifikasinya diare akut (<14
hari, kronik >14 hari
http://repository.unimus.ac.id/1769/4/BAB%20II.pdf
14. Selain menggunakan terapi cairan melalui intravena,apakah diare bisa sembuh
dengan diberikan obat : bisa, Berdasarkan penelitian dengan oralit osmolaritas rendah
diberikan kepada penderita diare dapat mengurangi volume tinja hingga 25%,
mengurangi mual muntah hingga 30%, mengurangi secara bermakna pemberian
cairan melalui intravena sampai 33% (Kemenkes RI, 2011).
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/316e4a19f57f916aa
58ec0e2e5bc86c8.pdf
15. Penyebab tekanan nadi lemah : karena terjadi hipovelemi yaitu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi karena kehilangan
cairan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan sehingga dapat menimbulkan
syok hypovolemia.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1136/3/BAB%20II.pdf
16. ciri dehidrasi : disebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar
(diare, muntah, keringat, dll)
 Dehidrasi ringan (kehilangan BB 4-5%) gejala : tugor kulit menurun, mulut
kering, mata sedikit cekung, haus, sadar, cubitan kulit perut kembalinya segera,
penurunan tekanan intraokuler dan kadang-kadang anak mengalami perubahan
perilaku.
 Dehidrasi sedang (kehilangan BB 6-9% gejala sangat haus, gelisah,
rewel/mudah marah (apatis), kulit kering mata sangat cowong, fontanella anterior
cekung, minum dengan lahap, kulit tampak keriput dan cubitan kulit kembalinya
lambat yaitu <2 detik.
 Dehidrasi berat (kehilangan BB 10% atau lebih) gejala letargis atau tidak sadar,
kolaps sirkulasi, sianotik dan lembab. nadi cepat dan dangkal, mata cekung, tidak
bisa minum atau malas minum, vasokontriksi perifer, Hipotensi, Hiperpireksia,
tugor kulit buruk, kulit tampak keriput, cubitan kulit kembalinya sangat lambat 2
detik, letargis berat atau koma dan syndrome renjatan (syok syndrome).
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2677
17. Apakah di usus ada bakteri atau virus : Usus manusia memiliki sekitar 100 triliun sel-
sel mikrobiota yang terdiri dari 1.000 spesies yang berbeda. Mikrobiota merupakan
suatu kumpulan yang kompleks dari bakteri, archae, virus, dan jamur yang pada
umumnya hidup di setiap bagian tubuh manusia . Jumlah mikrobioma pada manusia
paling banyak terdapat di usus (Dietert, 2015). Bakteri pada mikrobioma manusia
memiliki peran pada imunitas, nutrisi, dan perkembangan manusia. Hasil penelitian
mengatakan, microbioma atau mikrobiota (kumpulan bakteri) pada setiap orang
berbeda sebagai akibat dari efek diet, gaya hidup, dan sumber bakteri di masa kecil
(Prakash et al.,2011).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/viewFile/15221/14782
BAB III

Asuhan Keperawatan

Kasus :
Seorang pasien perempuan berusia 24 thn dirawat di bangsal penyakit dalam karena muntah
dan diare selama 5 hari sehingga mengalami dehidrasi. Kesadaran pasien apatis. Pada
pemeriksaan fisik didapat tekanan darah 70/50 mmHg, nadi 120 x/menit lemah dan dalam.
Mukosa mulut kering, turgor menurun, kulit dingin dan lembab, mata cekung, urin output
400 cc/24 jam. Berat badan klien 50 kg. perawat A melakukan pemeriksaan darah untuk
memeriksa elektrolit dari pasien. Ia kemudian memberikan terapi cairan melalui intravena.

Pengkajian :
1. Nama : Nn. S
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 24 th
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Guru SD
6. Alamat :-
7. Diagnosa Medis : Diare Akut
8. Riwayat sakit dan
kesehatan
a) Keluhan utama : Klien menyatakan diare dan muntah selama 5 hari.
b) Riwayat : Klien menyatakan sudah diare ± 5 hari yang lalu disertai
kesehatan muntah.
sekarang
c) Riwayat : Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit
kesehatan seperti ini.
dahulu
9. Riwayat kesehatan : Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
keluarga mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit menurun
lainnya.
10. Pola : Aktivitas sehari-hari Nn.S bekerja sebagai guru SD
kegiatan/aktivitas
11. Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum : : Diare dan muntah

Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah : 70/50 mmHg
- N : 120 X/menit
- Urin output : 400 cc/24 jam
- Berat Badan : 58 kg
DATA FOKUS :

DS:

- Klien mengatakan diare dan muntah selama 5 hari

DO:

- Terlihat Mukosa bibir Klien kering


- Tugor kulit menurun
- Kesadaran pasien apatis
- Kulit klien teraba dingin dan lembab
- Mata klien terlihat cekung.
- Tekanan Darah : 70/50 mmHg
- N : 120 X/menit
- Urin output 400 cc/24 jam

Diagnosa Keperawatan :
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah
(179)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan kebutuhan cairan klien dapat
terpenuhi.
NOC :
Fluid Balance
Hydration
Bowel Elimination
1. Turgor kulit tidak terganggu
2. Kelembaban membrane mukosa tidak terganggu
3. Tekanan darah normal
4. Denyut nadi normal
5. Berat jenis urin tidak terganggu
6. Kelembababan membrane mukosa tidak terganggu
7. Tidak ada cekungan pada bola mata
8. Pola Eliminasi tidak terganggu
9. Tidak terjadi diare
10. Feses lembut dan berbentuk tidak terganggu
11. Tidak ada Nyeri pada saat BAB
12. Suara bising usus tidak terganggu
DAFTAR PUSTAKA

Paramita, L. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE DI


RUANG 2 IBU DAN ANAK RS REKSODIWIRYO PADANG.

Najah, H. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK DENGAN


DIARE YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT

Prastowo, F. A. (2009). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn . S DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD
SRAGEN.

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses : Definition &


Classification, 2018-2020. Jakarta; EGC
Moorhead, dkk. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes
Kesehatan, Edisi ketujuh. Singapore: Elsevier Icn.

Anda mungkin juga menyukai