Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY.

I” DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN (DIARE) DI RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON

DISUSUN OLEH :

Wisye Souisa

1240212020063

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKPER RUMKIT TK.III.dr.J.A.LATUMETEN

AMBON

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Klinik Lapangan dan Institusi Pendidikan
serta Disahkan Oleh Ka Ur Mindik

Ambon, 11 November 2021

Mengetahui

C1 LAPANGAN C1 INSTITUSI

F.Kastela,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disahkan oleh
KA UR MINDIK

2
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN DIARE
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3
x sehari dengan atau tanpa darah atau tinja yang terjadi secara mendadak
berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut
Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan jumlah tinja yang
encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalaah BAB dengan jumlah
tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah
cair dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200ꞡ atau 200 ml /24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 x/hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah.
B. ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
umum diare
Infeksi bakteria : vibrio, E coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : rotavirus, calcivilus, enterovirus, adenovirus, astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,
giardia lambia), jamur (candida aibicans).
2. Infeksi parental : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti tonsilitis,
broncopneumonia, ensefalitis, meliputi :
Faktor malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, racun, alergi.
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

3
C. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejalah tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain:
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejalah dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abnominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.

D. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari gastroentritis adalaah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari
ganguan absorbsi dan eksresi cairan dan elektolit yang berlebihan, cairan sodium,
potasiumd dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektolit dan dapat terjadi asidosis
metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elekrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairran dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi padaa

4
sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Ganguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bila paristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipoklemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

5
E. PATHWAY

6
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Pemeriksaan intubasi duodenum
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000)
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar
gula juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit ( terutama Na, K, Ca, P serum pada diare yang disertai
kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui
faal ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif terutama pada diare kronik.

7
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaa medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah
pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa
apapun misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup,
air tajin, ASI. Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air
dalam botol karena cairan yang terlalu banyak mengandung gula
akan memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan
dehidrasi oral (LRO). LRO ini dibuat dengan mencampurkan
sebungkus garam dehidrasi kedalam 1 liter air bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intervena
disamping LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus di tempatkan pada tindakan
pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan
bila menyentuh barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya di didik mengenal cara perolehan
entero patogen dan cara mengurangi penularan.

8
H. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001) adalah :


1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah
bradikardi perubahan elektrokardiogram).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipoklemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi
5. Syok hipovalemik
6. Asidosis
7. Dehidrasi

I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data demografi
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : diare
2. Riwayat kesehatan sekarang : Diare, Muntah, Kurang cairan, Anoreksial
3. Riwayat kesehatan dahulu : pasien pernh mengalami keluhan yang sama
4. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama.

9
c. Pola Kesehatan sehari-hari
No Pola Hidup Sebelum Sakit Saat Sakit
1 Nutrisi
a.Makan
1) Frekuensi - 3 kali/hari - 1 kali/hari

2) Waktu - Pagi, siang, - Tidak menentu


malam

3) Jenis - Nasi, ikan, sayur - Bubur

- 1 porsi
4) Jumlah porsi - ½ porsi tidak
- Tidak ada habis
5) Keluhan - Diare, muntah
b.Minum - 6-7 kali/hari
1) Frekuensi - 2-3 kali/hari
- Air putih, teh,
2) Jenis susu - Air putih
- 6-7 gelas/hari
3) Jumlah - 2-3 gelas/hari
- Tidak ada
4) Keluhan - Diare, muntah
2 Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi - 2 kali/hari - + 5 kali/hari
2) Warna - Kuning - Kuning, encer
3) Konsistensi - Lunak - Cair
4) Keluhan - Tidak ada - Perut sakit
b. BAK
1) Frekuensi - 5 kali/hari - + 5 kali/hari
2) Warna - Kuning, jernih - Kuning
3) Jumlah - Tidak dikaji - Tidak dikaji
4) Keluhan - Tidak ada - Tidak ada
3 Istirahat dan tidur
a. Tidur siang - 2 jam - ± 30 menit
b. Tidur malam - 8 jam - ± 5 jam
c. Keluhan - Tidak ada - Diare, muntah
4 Personal hygiene
a. Frekuensi mandi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
b. Frekuensi sikat gigi - 2 kali/hari - 2 kali/hari
c. Ganti pakaian - 2 kali/hari - 2 kali/hari

10
d. Masalah saat mandi - Tidak ada - Tidak ada
5 Aktifitas
a. Aktifitas yang - Aktifitas ringan - Aktifitas dibantu
dilakukan oleh keluarga dan
perawat
- Aktifitas berat - Tidak ada

b. Aktifitas yang
dilakukan oleh orang
lain

c. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Lemas
2. Kesadaran : Komposmentis
3.
4. Tanda-Tanda Vital
TD : 100/70 mmH
N : 80x/menit
S : 36,7° C
R : 20x/menit
SpO2 : 95%

5. Kepala
Bentuk : Bulat
Warna : Hitam
Keadaan : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Kebersihan : Bersih

6. Mata
Kesimetrisan : Simetris
Konjungtiva : Merah muda
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Reflek pupil : Positif terhadap cahaya
Kebersiahn : Bersih

7. Telinga
Kesimetrisan : Simetris
Bengkak : Tidak ada bengkak

11
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih

8. Hidung
Kesimetrisan : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penciuman : Baik
Kebersihan : Bersih
Penggunaan oksigen : 3 liter selama 2 hari dan Nebulizer / 12 jam

9. Mulut
a) Bibir
Kesimetrisan : Simetris
Warna : Merah muda
Mukosa : Kering
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih
b) Gigi
Warna : Putih
Caries : Tidak caries
Jumlah : 32 buah
Kebersihan : Bersih
c) Lidah
Warna : Merah muda
Fungsi pengecapan : Baik
Kebersihan : Bersih

10. Leher
Bentuk : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih

11. Dada dan Thoras


Inspeksi        :    Simetris
Palpasi          :    Tidak ada bengkak dan benjolan

12
Perkusi          :    Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi     :    Tidak ada retraksi otot dada

12. Abdomen
Inspeksi        :    Normal
Palpasi          :    Tidak ada bengkak dan benjolan
Perkusi          :    Timpani
Auskultasi    :    Tidak ada bising usus

13. Ekstremitas
Ekstremitas atas       :    Tidak ada bengkak
Ekstremitas bawah   :    Bergerak bebas tanpa nyeri

14. Genetalia : Tidak ada luka

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output
berlebihan
DS :
 Pasien mengatakan minum air putih habis + 4 gelas ( +1000 /hari) Pasien
 mengatakan diare 4-5 x/ hari konsistensi cair, warna kekuningan
DO :
 Turgor jelek
 Kulit kering
 Mukosa bibir kering
 Feces konsistensi cair, warna kekuningan
 Ureum 2,5 mg/dl, Creatinin 4,1 mg/dl, Kalium 5,1 mmol/L
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
DS :
- Pasien mengatakan mual, muntah
- Pasien mengatakan hanya habis 2-3 sendok dari porsi RS
DO :

13
- Wajah tampak pucat
- Konjungtiva anemis
3. Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan hospitaalisasi
DS :
- Pasien mengatakan tidur + 3-4 jam/hari
DO :
- Wajah tampak pucat
- Mata tampak besar-besar, mata kemerahan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
out put yang berlebihan dengan intrake yang kurang (carpenito,
2000).
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : turgor kulit elastis dan mukosa bibir lembab
Intervensi :
a. Kaji status dehidrasi : mata, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : menunjukan kehilangan cairan berlebihan atau
dehidrasi
b. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,
fungsi ginjal dan kontrol penyakit usu juga merupakan
pedoman untuk pengganti cairan.
c. Monitor TTV
Rasional : Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.
d. Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph,
dan albumin.
Rasional : Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan
keefektifan terapi

14
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare
dan anti biotik.
Rasional : untuk memperbaiki ketidak seimbangan
cairan/elektrolit

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


muntah (Carpenito, 2000).
Tujuan :Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :BB klien kembali normal dan nafsu makan
meningkat
Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau
keefektifan terapi.
b. Monitor intake dan out put
Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan
pengeluaran cairan kedalam tubu.
c. Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat.
Rasional : Memungkinkan aliran usus untuk memastikan
kembali proses pencernaan, protein perlu untuk
integritas jaringan.
d. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : Membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam
perubahan pencernaan dan fungsi usus.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi (Doenges, 2001)
Tujuan : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil : Tubuh tidak panas dan suhu tubuh normal (S: 36-
37◦C).
Intervensi :
a. Observasi vital sign

15
Rasional : Membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.
b. Berikan kompres air hangat
Rasional : Untuk mengurangi / menurunkan rasa panas yang
disebabkan oleh infeksi.
c. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan banyak minum.
Rasional : Untuk mengurangi dehidrasi yang disebabkan oleh
out put yang berlebihan.
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan pakaian tipis,
longgar dan menyerap keringat.
Rasional : Agar pasien merasa nyaman
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi tubuh dan
mengurangi terjadinya infeksi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB
( Suriadi, 2001 ).
Tujuan : Kerusakan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil : Kulit utuh dan tidak ada lecet pada area anus
a. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit
misal : kemerahan pada luka.
b. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti
pakain.
Rasional : Untuk mempertahankan teknik aseptic atau anti
septik.
c. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
Rasional : Untuk menghindari pada daerah anus terdapat
kuman, bakteri, karena bakteri suka daerah yang
lembab.
d. Observasi keadaan kulit

16
Rasional : Pada daerah ini meningkat resikonya untuk
kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih
intensif.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi badan.
5. Ganguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan
frekuensi defekasi (Doenges, 1999).
Tujuan : BAB dengan konsistensi lunak/lembek,warna
kuning
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan
rasional program pengobatan dan meningkatkan
fungsi usus mendekati normal.
Intervensi :
a. Observasi / catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
Rasional : Diare sering terjadi setelah memulai diet.
b. Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan
cairan sedang sesuai diet yang di buat
Rasional : Meningkatkan konsistensi feses meskipun cairan
perlu untuk fungsi tubuh optimal, kelebihan jumlah
mempengaruhi diare.
c. Batasi masukan lemak sesuai indikasi
Rasional : Diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan
dan membatasi efek laksatif penurunan absorbsi
lemak.
d. Awasi elektrolit serum
Rasional : Peningkatan kehilangan gaster potensial resiko
ketidakseimbangan elektrolit, dimana dapat
menimbulkan komplikasi lebih serius / mengancam.
e. Berikan obat sesuai indikasi anti diare.
Rasional : Mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi
sampai tubuh mengatasi perubahan akibat bedah.

17
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat dalam membantu klien dari masalah status kesehatan yang
membaik sesuai intervensi atau rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya (Potter, 2015).

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan (Tarwoto & Wartonah, 2015

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Tn.A” DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN(ASMA) DI RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON

Ruangan : Kelas Ii
Tanggal Pengkajian : 08 november 2021

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.I
Tempat / tgl lahir : Ambon,02 september 1959
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : Islam
Suku : buton
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk RS : 08 november 2021
Sumber Informasi : keluarga pasien
NO.RM : XX43XX
Keluarga yang dapat : Nn.D
Dihubungi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

19
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Diarw
2. Riwayat keluhan utama :pasien datang dengan keluhan BAB encer, keluhan
disertai dengan nyeri hati, mual, dan muntah 2x berisi makanan.
3. Faktor pencetus :
4. LamanYa keluhan : 1 hari sebelum masuk RS
5. Timbulnya keluhan : nyeri ulu hati
6. Faktor yang memperberat :
7. Diagnosa medic : diare

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan : tidak pernah mengalami kecelakaan
b. Pernah dirawat : belum pernah dirawat
c. Operasi : belum pernah dioprasi
d. Alergi : tidak mengalami riwayat alergi makan, minuman ataupun
obat-obatan
e. Imunisasi : pasien menerima imunisasi yang lengkap
f. Kebiasaan : makan makanan berminyak
g. Obat-obatan :

20
IV. GENOGRAM

21
22
V. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan penyakit yang diderita hanyalah
penyakit ringan sehingga pasien berfikir lama kelamaan akan sembuh sendiri,
2. Riwayat penyakit saat ini :
a. Keluhan utama : diare, mual dan muntah
b. Riwayat keluhan pertama : pasien datang dengan keluhan BAB encer,
keluhan disertai dengan nyeri hati, mual, dan muntah 2x berisi makanan.
c. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan pada

beberapa bulan yang lalu pernah dirawat di RSUD Dr. M.


Haulussy Ambon dengan diagnosa tifus.
d. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga tidak mengalami penyakit yang saman.
3. Pemeriksaan fisik :
a. Kebersihan rambut : warna merata, dan sedikit lepek
b. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi
c. Kebersihan kulit : kulit bersih
d. Higiene rongga mulut : mulkosa bibir kering
a. Kebersihan genetalia : normal tidak ada kelaianan
b. Kebersihan anus : bersih

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit : makan 3x sehari, tidur nyenyak
2. Keadaan sejak sakit makan 3x sehari(bubur) stirahat terganggu dengan
lingkungan sekitar terlalu gaduh/ramai pada saat jam kunjung pasien.
3. Observasi : diare menganggu pola makan dan istirahat.
4. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan rambut : warna merata. Sedikit lepek
b. Hidrasi kulit : kulit kering

23
c. Conjungtiva : kemerahan
d. Sclera : tidak interik
e. Hidung : normal dan simetris
f. Rongga mulut : bibir pucat dan kering, lidah berwarna merah mudah sekidit
putih, mukosa lembab, tonsil tidak membesar.
g. Gigi : tidak ada karies gigi
h. Kemempuan mengunyah : baik
i. Lidah : bersih, normal
j. pharing :
k. kelenjar getah bening : normal, tidak ada pembengkakan/.
l. kelenjar parotis
m. abdomen
 inspeksi : dinding perut cekung dari dada, tidak ada lesi,
 auskultasi : bunyi usus paritastaltik
 palpasi tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada penumpukan
cairan
 perkusi : terdengar bunyi Timpani
n. kulit
 edema [ ] positif [ ] negetif
 icterik [ ] positif [ ] negetif
 tanda-tanda radang : kulit kering
o. lesi : tidak terdapat kelaian pada kulit.

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : sebelum sakit pasien mengatakan BAB satu kali
sehari setiap pagi dengan konsistensi lunak, warna kuning, bau khas dan
tidak encer, sebelum sakit pasien BAK 6-7 kali per hari, warna kuning, bau
khas dan tidak ada keluhan saat BAK

24
2. Keadaan sejak sakit : frekuensi BAB 4-5 x/ hari, warna Kuning ,tekstur
Cair ,Bau khas feces, BAK 5-6 x/ , warna Kuning, bau Obat
3. Observasi : aktivitas BAB dan BAK tergangu sejak sakit.
4. Pemeriksaan fisik :
a. Peristaltik usus : tidak terdapat hemoroid
b. Palpasi kantung kemih :kosong
c. Nyersi ketuk ginjal :
d. Mulut uretra : bersih

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit : sebelum sakit pasien mengatakan melakukan semua
aktivitasnya secara mandiri
2. Keadaan sejak sakit : Selama sakit aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat karena pasien merasa badannya lemas
3. Observasi : penyakit yang diderita pasien membatasi aktivitas pasien
a. Aktivitas harian :
 Makan : 3x/hari
 Mandi : 2x/hari
 Pakaian : bersih, 2x ganti setiap habis mandi
 Kerapian: baik
 Buang air besar : Buang air kecil 4-5 x/ hari sehari, BAK 5-6x/hari
 Mobilisasi ditempat tidur :
b. Postur tubuh : oval
c. Gaya jalan : tegak
d. Anggota gera yang cacat : tidak ada
e. Fiksasi :
f. Tracheostomi :
4. Pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah

25
Berbaring :130/80
Duduk :
Berdirih :
Kesimpulan :
b. Hr :
c. Kult : kering
Keringat dindin :
Basar :
d. JVP :
Kesimpulan :
e. Perfusi kapiler kuku :
f. Thorax dan pernafasan :
Inspeksi :
Bentuk torak : simetris
Retrasi intercostal : cepat
Sianosis :
Stridor :.
g. Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis : ictuscordis tidak tampak.
 Palpasi :
Ictus cordis : ictus cordis terdengar di ICS V mid clavicula kiri
 Perkusi
Batas atas jantung :
Batas bawah jantung :
Batas kiri jantung : linea stenarlis destra ics 5
Batas kanan jantung : linea stenarlis destra ics 4
 Alkutasi
Bunyi jantung II A : normal reguller, gallop (-), murmur(-)
Bunyi jantung II P: : normal reguller, gallop (-), murmur(-)
Bunyi jantung I T:
Bunyi jantung I M:

26
Bunyi jantung IIIirama gallop:
Murmur :
Bruit : aorta :
A renalis :
Afemoralis:
h. Lengan dan tungkai
 Atrofi : positif
 Rentang gerang : normal
Nyeri sendi : tidak ada
Fraktur :
Parese :
Paralisi :
 Uji kekuatan otot
kanan kiri
tangan
4 4

4 4

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit : Pasien tidur 7-8 jam perhari
2. Keadaaan sejak sakit : Pasien mengatakan saat sakit tidur
terganggu
1. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : negatif
Banyak menguap : positif
Palpebra interio warna gelap : positif

27
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Keadaan sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan baik,
pandangan pasien bersih dan jlas.
2. Keadaaan sejak sakit : pasien tidak dapa berkomunikasi dengan
jelas karnanyeri pada ulu hati,
3. Observasi :
4. Pemeriksaan fisik
 Penglihatan : normal
Korna : bening
Pupil : normal
Lensa mata :

28
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan sebelum sakit :tingkat percaya diri sangat baik
2. Keadaaan sejak sakit : rasa percaya diri menurun karena penyakit
yang di derita pasien membatasi aktivitas pasien.
3. Observasi :
a. Kotak mata : normal
b. Rentang perhatian : normal
c. Suara dan cara bicara : terbata-bata karena nyeri ulu hati
d. Postur tubuh : oval
4. Pemeriksaan fisik :
a. Kelalaian bawaan yang nyata : tidak ada
b. Bentuk/postur tubuh : oval
c. Kulit : kecolatan

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit : berinteraksi dan kolaborasi antar sesama sangat
baik
2. Keadaaan sejak sakit : pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga,
dan masyarakat dikarenakan keluarga yang menunggu selalu bergantian
dan banyak pula tetangga yang menjenguk pasien
3. Observasi : penyakit yang derita pasien tidak mengurasi hubungan
antar sesama

29
I. POLA PRODUKSI DAN SESUAL
1. Keadaan sebelum sakit : pasien selalu menjalankan sholat
2. Keadaaan sejak sakit : selama sakit hanya mampu berdoa untuk
kesembuhanya
3. Observasi : penyakit yang diderita pasien tdiak menghambat pasien
untuk selalu beribah

1. Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan data-data berupa


keadaan umum pasien lemah dan tingkat kesadaran compos mentis. Tanda-
tanda vital pasien dengan hasil pemeriksaan tekanan Status umum esadaran
Composmentis, GCS E : 4, V : 5, M: 6 = 15, Keadaan umum
Lemah, TD 130/80 mmHg, Nadi 80 x/ menit, Suhu 37◦c, Respirsi
22 x/ menit, Pada kepala pasien didapatkan bentuk kepala mesochepal,
warna rambut hitam, bersih, tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.

J. MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit : tidak khawatir dengan penyakit yang di alami
sekarang, karena pasien berfikir penyakit tersebut berangsung-angsur akan
membaik dengan sendrinya
2. Keadaaan sejak sakit : pasien lebih sering curhat kepada keluarga dan orang
yang dipercainya tentang penyakit yang dialami.
3. Observasi : pasien sering merasa emosi dan ketakutan dengan penyakit
yang dialami

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit : rajin sholat
2. Keadaaan sejak sakit : sholat jarang jika rasa sakit masih dapat di tahan
3. Observasi : penyakit yang diderita menghambat aktivitas pasien dalam
beribadah

30
VI. UJI SARAF KRANIAL
1. Nervus 1 (olfaturis) : pasien menghidup dengan baik
2. Nervus II (optikus) : pasien mampu membaca hingga jarak 1 meter, dan
luas pandang
3. Nervus III, IV, dan VI (OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,
ABDUSENS)
: pasien mampu mengerakan bola mata dengan baik
4. Nervus V (TRIGEMIUS)
Sensorik : pasien dapat membedakan rasa panas dan dingin
Motorik : pasien mampu meraskan benda yang mengunyak makanan dengan
baik
5. Nervus VII (FASIALIS)
Sensorik : membedakan rasa
Motorik : mampu mengerakan oto wajah
6. Nervus VIII (akustikus)
Vestibularis
Akustikus
7. Nervus IX (glosofaringeus)
Motorik : mampu merasakan muntah
Sensorik : mampu buka mulut, dan menelan
8. Nervus X (VAGUS) :
9. Nervus XI (aksesorius spinalis) : pasien mampu mengangkat dan
menahan tekanan pada bahu
10. Nervus VII (hipoglosus) : gerakan lidah pasien terkoordinasi ,pasien mampu
melakukan tes jari-jari dan hidung.

31
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal Nama pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


Rujukan
08/11/21 HB 11,5 g/dl (p)12,0-14,0
(L)13,0-16,0
3
Leukosit 6,0 10 /ul 5,0-10,0
3
Trombosite 254 10 /ul 150-400
Gula darah puasa 115 mg/dl 70-100
HBsAg Negatif Iu/ml <0,05
HIV Negatif
C-19 Non-Reaktif

J. TERAPI MEDIS YANG DIBERIKAN

tanggal Obat Rute Dosis waktu


09/11/21 IVFD infus 28 tpm

Ranitidin inject 50mg/12jam 08:00 wit

ondancentron inject 4mg/8jam 08:00 wit

Newdiatab VO 1x2-3x1/tab 13:00 wit

32
K. KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Pasien mengatakan nyeri ulu 1. Pasien terlihat lemas, kesakitan, dan


hati, mual dan muntah.
merasa perut kembung
2. Keadaan umum lemah
3. RR 20 x/menit
4. Suara nafas wheezing kanan kiri
5. Tampak pernafasan cuping hidung

L. ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif : Gangguan
Out put berlebihan
Pasien mengatakan keseimbangan
minum air putih habis + 4 gelas (+ cairan dan
1000 ) / hari Pasien mengatakan diare 4- elektrolit
5 x 1 hari, konsistensi cair, warna
kekuningan,
Data Objektif :
Turgor jelek, kulit kering Mukosa
bibir kering Feses konsistensi cair,
warna kekuningan Ureum 2,5 mg/dl
Creatinin 4,1 mg/dl
Kalium 5,1 mmol / L

33
2. Data subjektif :
Intake tidak adekuat
Pasien mengatakan mual, Resti pemenuhan
muntah Pasien mengatakan nutrisi kurang

data objektif :
Wajah tampak pucat
Konjungtiva anemis

3. Data subjektif :
: Pasien mengatakan tidur kurang kebutuhan Hospitalisasi

+ 3-4 jam/hari istirahat tidur

Data objektif :
Wajah tampak pucat
Mata tampak besar-besar,
mata kemerahan

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


berhubungan dengan output berlebihan
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat

3. Gangguan istirahat tidur sehubungan dengan


hospitaalisasi

34
35
N. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Nama pasien : Ny.I Ruangan : kelas II


Umur : 62tahun NO.REGISTER : XX43XX
DX.medis : Appendisitis
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN INTEVENSI RASIONAL
Gangguan Kebutuhan cairan dan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
1.
keseimbangan cairan elektrolit terpenuhi setelah dehidrasi sejauh mana pasien
dan elektrolit dilakukan tindakan 2. memantau pemasukan dan mengalami kehilangan
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 pengeluaran cairan cairan bila terus menerus
out put berlebihan : jam dengan kriteria hasil : 3. Observasi TTV BAB
4. Jelaskan pentingnya cairan 2. Dalam hal ini untuk
-Turgor kulit elastis untuk tubuh mempertahankan
-Mukosa bibir lembab 5. Lanjutkan terapi dari keseimbangan cairan dan
-Feces konsistensi dokter untuk obat anti diare elektrolit
lembek/padat dan anti biotik 3.Dengan memonitor
tanda-tanda vital penulis
diharapkan dapat
mengetahui keadaan
umum pasien secara rinci
sehingga bisa
mengobservasi proses
perkembangan penyakit
dan tingakat keberhasilan
perawatan
4. Muntah dan diare dapat

36
dengan cepat
menyebabkan dehidrasi
5. Untuk memperbaiki
ketidakseimbangan
cairan/elektrolit
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1.Menganjurkan pasien 1. Dengan pemberian
pemenuhan nutrisi keperawatan diharapkan untuk makan sedikit tapi makanan yang sedikit tapi
kurang dari aktifitas dapat kembali sering sering dapat menurunkan
kebutuhan tubuh normal dengan kriteria : 2. Menjelaskan pentingnya kelemahan dan
berhubungan dengan nutrisi yang adekuat meningkatkan pemasukan
intake tidak adekuat : -Klien dapat berpartisipasi 3. Memberikan diet sesuai untuk mencegah distraksi
pada aktivitas yang dengan kondisi pasien gaster
diingankan -Memenuhi 4. Melanjutkan advice dokter 2. Memberikan informasi
perawatan diri sendiri untuk obat anti ematik tentang ketidakmampuan
-Mencapai peningkatan untuk memenuhi
toleransi aktivitas yang kebutuhan metabolisme
dapat di ukur, dibuktikan menyebabkan menurunnya
oleh menurunnya berat badan,
kelemahan dan kelelahan memburuknya kesehatan,
menurunnya kemampuan
tubuh untuk memperbaiki
sel-sel
3.Memberikan diet sesuai
dengan metode makanan
dan kebutuhan kalori
didasrkan pada ssituasi
atau kebutuhan individu

37
untuk memberikan nutrisi
maksimal
4. Anti ematik mencegah
muntah dengan
menghambat rangsang
terhadap pusat muntah
Gangguan istirahat Kebutuhan istirrahat tidur 1. Ciptakan lingkungan yang 1. Mengurangi kebisingan
tidur berhubungan terpenuhi setelah dilakukan tenang dan lampu untuk
dengan hospitalisasi : tindakan keperawatan 2x 2. Batasi jumlah pengunjung memberikan situasi yang
24 jam dengan kriteria 3. Kaji kebiasaan pasien konduktif
hasil : sebelum tidur 2. Mengurangi kebisingan
4. Anjurkan kepada pasien untuk memberikan situasi
- Pasien bisa tidur + 8 jam / untuk memilih posisi tidur yang konduktif agar
hari senyaman mungkin pasien lebih tenang dalam
-Wajah tampak segar 5. Anjurkan pada pasien beristirahat
bersikap rileks 3.Mengetahui pola
kebiasaan tidur dan
perubahan yang terjadi,
sehingga dapat untuk
menentukan intervensi
selanjutnya
4. Menurunkan rangsang
eksentrik HCL,
menurunkan resiko
perdarahan ulang

38
O. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N TGL/J IMPLEMENTASI EVALUASI


O AM
1. 08-11- 1. Mengobservasi TTV S : pasien mengatakan
2021 Hasil :
- Minum air putih habis + 8 gelas
10.00 TD : 130/80 mmHg
(+ 200 cc) dalam sehari-hari
Wit N : 80x/ menit
S : 37◦c O :
R : 22 x/ menit
- Turgor kulit elastis
2. Menjelaskan pentingnya cairan - Mukosa bibir lembab
untuk tubuh
10.15 Hasil : A :
Wit - Pasien - Masalah teratasi
memperhatikan
penjelasan dari P :
pertanyaan - Intervensi dihentikan

3. Memantau pemasukan dan


pengeluaran urine
10.20 Hasil :
Wit - Pasien BAK 2x (100
cc)
- Minum + 2 gelas
(520 cc)

4. Melanjutkan terapi dokter


untuk memberikan obat anti
diare dan anti biotik
10.30 Hasil :
Wit - Pasien bersedia

39
disuntik

5. Memantau tanda dan gejala


dehidrasi
Hasil :
- Kulit tidak kering
10.35 - Lembab
Wit - Mukosa bibir lembab
2. 09-11- 1. Menganjurkan pasien untuk S : pasien mengatakan
2020 makan sedikit tapi sering
- Makanannya habis ₁⁄⁴ porsi dari
10.00 Hasil :
RS (+ 4 sendok)
Wit - Dengan pemberian
makanan yang - Masih merasa sedikit mual
sedikit tapi sering
dapat menurunkan O :
kelemahan dan - Pasien makan habis ₁⁄⁴ porsi
meningkatkan
pemasukan untuk A :
mencegah distraksi - Masalah teratasi
gaster sebagian

2. Menjelaskan pentingnya P :
nutrisi yang adekuat - Intervensi dilanjutkan
10.45 Hasil :
Wit - Memberikan
informasi tentang
ketidak mampuan
untuk memenuhi
kebutuhan
metabolisme
menyebabkan
menurunnya berat

40
badan
- Memburuknya
kesehatan
- Menurunnya
kemampuan tubuh
untuk nmemperbaiki
sel-sel

3. Memberikan diet sesuai


dengan kondisi pasien
Hasil :
10.50 - Pemberian diet
Wit sesuai dengan
metode makanan dan
kebutuhan kalori
didasarkan pada
situasi atau
kebutuhan individu
11.00 untuk memberikan
Wit nutrisi maksimal

4. Melanjutkan advice dokter


untuk obat anti ematik
Hasil :
- Mencegah muntah
dengan menghambat
rangsang terhadap
pusat muntah

41
3. 09-11- 1. Menciptakan lingkungan yang S : pasien mengatakan
2020 tenang
- Tidur nyenyak
10.00 Hasil :
Wit - Pasien mengatakan O :
sudah mengantuk
- Pasien tidur + 8 jam/
sekitar kalau pasien
hari
mau tidur
A :
2. Memberikan pengertian
kepada keluarga dan - Masalah teratasi
10.15 lingkungan sekitar kalau
Wit pasien mau tidur, mengkaji
kebiasaan pasien sebelum tidur P :
Hasil : Intervensi dihentikan pasien pulang.
- Pasien sebelum tidur
ingin minum

3. Pasien minum air putih ₁⁄₂


10.20 gelas dan membatasi jumlah
Wit pengunjung
Hasil :
- Pasien ditunggu
suaminya saja

4. Menganjurkan pasien untuk


10.30 bersikap rileks
Wit Hasil :
- Pasien berfikir
tenang
- Pasien terlihat tenang

42
43

Anda mungkin juga menyukai