PASIEN DIARE
OLEH :
ALDA RESMA ELVARYANI LIMATAHU
171030100143
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2021
A. DEFENISI
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3x
sehari dengan tau tanpa darah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung
kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut
Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Defenisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3x/hari.
Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lender dan darah.
B. ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi eternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare
Infeksi bacteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, enterovirus, adenovirus, astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,
giardia lambia), jamur (candida aibicans).
2. Infeksi parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, ensefalitis, meliputi :
Faktor malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, racun, alergi
Faktor psikologis rasa takut dan cemas
C. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Anoreksia
6. Mual dan muntah
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisologi dari Gastroentreritis adalah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbs dan ekskersi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potassium dan
bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinak sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal.
Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsrbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbs intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh
berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Pemeriksaan intubasi duodenum
3. Pemeriksaan elektrolit dan kreatinin
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
terhadap berbagai antibiotic.
2. Pemeriksaan darah : Perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyeba secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengonatan dengan
cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya
air gula, sari buah segar, air the segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan
memberikan air kembag gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang
terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung
campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral (LRO). LRO ini
dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1 liter air
bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero pathogen
dan cara mengurangi penularan.
H. PENYEBAB
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya,
diare disebabkan oleh hal-hal berikut :
a. Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa
b. Alergi makanan
c. Efek samping dari obat-obatan tertentu
d. Infeksi bakteri, virus, atau parasit
e. Penyakit usus
f. Pasca operasi batu empedu
g. Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, olitis ulseratif,
atau olitis mikroskopik
I. PENCEGAHAN
1. Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk
dengan menggukan sabun dan air bersih.
2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang
sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin
kebersihannya.
J. PENGOBATAN
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima langkah tuntaskan
diare. Pemberian cairan bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/mengehntikan diare dan
mencegah kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Menurut Depkes RI (2011), program lima langkah tuntaskan diare yaitu :
a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolalitas rendah, dan bila tidak tersedia berikan
caran rumah tangga seperti air tajin, kauh sayur, air matang.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim
ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus.
c. Teruskan pemberian air susu ibu dan makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan.
d. Antibiotik selektif
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang
disebabkan oleh bakteri. Antibiotik hanya bermanfaat pada penderita diare dengan
darah (sebagian besar karena shigellosis), da suspek kolera.
e. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat tentang :
1) Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
a) Diare lebih sering
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan/minum sedikit
e) Timbul demam
f) Tinja berdarah
g) Tidak membaik dalam 3 hari
K. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi diare menurut Suriadi (2001) adalah :
1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi perubahan
elektrokardiogram)
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia
4. Hiponatremi
5. Syok hipovalemik
6. Asidosis
7. Dehidrasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Pengkajian dilakukan pada tgl 14 maret 2021. DiRuang Meranti
demam, batuk
sakit tifuspadabulanDesember2019danrirawatdiRSUDKota
tangerangselama7hari.Riwayatpenyakitkeluarga:Dalamkeluargatidakada
yangmenderitapenyakitmenularsepertiTBC,Hepatitis,danpenyakitmenuru
nsepertiHipertensi,DMdll.
x/menit
,suhu37,8derajadcelcius,respirasi22kalipermenit.Untukpemeriksaan head
mukosa bibir
kering,telingabentuksimetris,tidakadaserumen,bersih,biladitanyadapatme
njawab dengan jelas, leher tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri
:pekak,auskultasi:reguler,bunyijantung1dan2terdengar.Abdomeninspeksi
palpasi : suara tympani, perkusi : tidak ada nyeri tekan. Genetalia :bersih,
tidakadamasalah.Pemeriksaanpencernaannafsumakanmenurun (+),
DariPemeriksaandatapenunjangdidapatpemeriksaanlaboratoriumt
Keluhan utama :
klien mengatakan mual, muntah, demam 4 hari, pusing, batuk diare 2 hari -/+ 8x.
Penyakit yangFisik
Pemeriksaan pernah diderita :
Masalah:
Masalah:
GCS Eye:4 Verbal:5 Motorik:6 Total:15
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain: konjungtiva merh muda (+)
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga : baik
Penginderaan
Masalah:
Masalah:
Nafsu makan: Baik Menurun Frekuensi: x/hari
Porsi makan: Habis Tidak Ket: makan tidak habis 5 sendok/hari
Diet : makan lunak 1700 kalori
Minum : 2000 cc/hari Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Nyeri telan Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil Lain-lain:
Pencernaan
Masalah:
Kulit
Muskuloskeletal/ Integumen
Masalah:
Masalah:
Personal Higiene
Mandi : 2x1 hari Sikat gigi : 3x/ hari
Keramas : 2x1 hari Memotong kuku: 2 minggu sekali
Ganti pakaian : 2x/hari
Masalah:
Masalah:
Laboratorium
14 maret 2021
Hemoglobin : 15,4 g/dl. Hematokrit : 45,7 %. Leukosit 3,39 ribu/ul. Trombosit 116 ribu/ul. Eritosit 5,38 juta/ul.
Hitungjenis : basofil 1%, Eosinofil 1%, N. Batang 2%, neotrofil segmen 67%, limfosit 22%, monosit 10%, ratio
Pemeriksaan penunjang
Kimia klinik
Faal hati: SGOT 80 U/L, SGPT 48 U/L
Faal ginjal : ureum 26 mg/dl, kreatin 0,92 mg/dl, elektrolit: natrium 127 mmol/L, kalium 3,5 mmol/L, klorida 95
mmol/L, GDS 120 mg/dl
Pemeriksaan rotgen thorax kesan : pulmo tak nampak kelainan dan besar cor dalam batas normal.
Radiologi/ USG, dll
Ranitidin 2x1 4 mg ( IV ) jam 06:00 dan jam 18:00 wib
New diatab 3x600 mg ( PO) jam 06:00, jam 12:00 dan jam 18:00 wib
ANALISA DATA
Ds :
Ds :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi b/d Ketidakmampuan mencerna makanan d.d diare (D.0019) Hal. 56
2. Gangguan pola tidur b/d kurangnya kontrol tidur d.d mengeluh tidak puas tidur (D.0055) Hal.
126
3. Diare b/d proses infeksi d.d feses lembek atau cair (D.0020) Hal. 58
Dukungan tidur :
- Idenntifikasi
faktor gangguan
tidur
- Jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama
Setelah dilakukan sakit
perawatan/intervens
i selama 1x24 jam
3
.
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn.M
Diagnosis Medis : Diare
Ruang Rawat : Meranti
P: intervensi dihentikan
- mengidenntifikasi
faktor gangguan tidur
- menjelaskan
pentingnya tidur S:
cukup selama sakit
- Pasien mengatakan
sudah kembali tidur
normal dan teratur
O:
Masalah teratasi
O:
Intervensi dihentikan
- mengidentifikasi
penyebab diare
- mengidentifikasi
riwayat pemberian
makanan
- memonitor warna,
volume, frekuensi,
dan konsistensi tinja
- menganjurkan
makanan porsi kecil
dan sering secara
bertahap S:
- menganjurkan
menghindari - pasien mengatakan
makanan berbentuk diare 5x kali perhari,
gas, pedas, dan konsistensi cair ,
mengandung laktosa warna kekuningan
- mengkolaborasi Do :
pemberian obat
pengeras feses - pasien masih terlihat
lemas
- Feces konsistensi cair,
Warna kekuningan
P:
O:
Intervensi dilanjutkan