M DENGAN
2. Etiologi
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
a. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare
67
Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
Infeksi
parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,
giardia
lambia), jamur (candida aibicans).
b. Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :
Faktor Malabsobsi: karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, racun, alergi.
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
3. Manefestasi Klinik
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
a. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
c. Kram abdominal.
d. Demam.
e. Mual dan muntah.
f. Anoreksia.
g. Lemah.
h. Pucat.
i. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
4. Patofisiologi
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat
dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan
sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis
metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada
sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal.
DIARE
Kulit disekitar cairan yang frekuensi agen pirogenik mual dan muntah
Anus lecet dan keluar banyak defekasi
Teriritasi
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
a. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
b. Hipokalsemia
c. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
d. Hiponatremi.
e. Syok hipovalemik.
f. Asidosis
g. Dehidrasi
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
b. Pemeriksaan intubasi duodenum.
c. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
d. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 )
a. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
terhadap berbagai antibiotik.
b. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ).
c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan
dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
1) Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya
air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan
memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang
terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
2) Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral
( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi
kedalam 1 liter air bersih.
3) Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.
b. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
1) Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
2) Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
3) Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen
dan cara mengurangi penularan.
B. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama/Inisial : Ny. “M”
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Tanrusampe
2. Alasan Masuk
Klien mengatakan BAB kurang lebih 4 kali sejak tadi pagi, klien mengatakan
perutnya sakit dan lemas
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan awalnya perutnya terasa mules, klien mengatakan BAB
lebih dari 4 kali sejak tadi pagi, klien mengatakan badannya terasa lemas.
Klien mengatakan perutnya sakit
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya dia sudah pernah terkena penyakit ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan sebelumnya ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
BB/TB : 58 Kg/160 cm
Tanda Vital : TD : 90/60 mmHg
Nadi: 78x/menit
Suhu : 36,5
Pernafasan : 20x/menit
a. Kepala
Rambut : Rambut berwarna hitam bersih.
Mata : Cekung, konjung tiva anemis
Telinga : Kemampuan mendengar baik, tidaka ada nyeri.
Hidung : Tidak ada secret.
Mulut dan gigi : Selaput melkosa kering, kebersihan gigi bersih.
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid.
c. Thorak
Paru-paru
I : Simetris kiri dan kanan
P : Vocal premitus kiri dan kanan
P : Bunyinya sonor
A : Suara nafas vesikuler
Jantung
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus Cordis teraba
P : Ditemukan batas-batas jantung
A : BJ I-II teratur, tidak ada bunyi tambahan
d. Abdomen
I : Tidak ada pembesaran rongga abdomen
A : Bising usus terdengar 30x/menit
P : Tidak ada pembesaran hepar
P : Terdengar bunyi thympani 37
e. Punggung
Tidak ada keluhan
f. Ekstremitas
Atas : Bentuk simetris kiri dan kanan
Bawah : Bentuk simetris kiri dan kanan
g. Genitalia
Genetalia bersih dan tidak terpasang kateter
h. Integumen
Keadaan kulit (turgor kulit) jelek, akral teraba dingin
5. Riwayat Alergi
Klien Tidak ada riwayat alergi makanan maupun alergi obat-obatan
6. Data Fokus