Disusun Oleh:
Heni Puspita Sari
P2002025
B. Etiologi
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) dikutip dalam Prastowo F.A (2016).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare
a. Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
b. Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
c. Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,
giardia lambia), jamur (candida aibicans).
2. Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :
a. Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
b. Faktor makanan : basi, racun, alergi.
c. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
C. Patofisiologi
Menurut Suriadi (2001) dikutip dalam Prastowo F.A (2016), patofisiologi dari
Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada
intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada
sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
D. Manifestasi Klinik
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) dikutip dalam F.A
(2016) antara lain:
1. Seing BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan muka cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdomen.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Enoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
E. WOC (What Of Caution)
Faktor Malabsorbsi Faktor Makanan Faktor Psikologi
a. Karbohidrat a. Makanan zat besi a. Rasa takut
b. Lemak b. Beracun b. cemas
c. Protein c. Alergi makanan
Peradangan usus
Diare
Kerusakan
integritas kulit
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001) dikutip dalam Prastowo F.A
(2016):
1. Riwayat alergi obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan cairan.
4. Pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan adanya darah dalam tinja.
Adapun pemeriksaan penunjang lainnya:
1. Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intolerasi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
terhadap antibiotik.
2. Pemeriksaan darah: perifer lengkap, analisa gas darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah mengubah faal ginjal.
4. Duodenal intobation untuk mengetahui kuman penyebab kauntitatf dan kualitatif
terutama pada diare kronik.
G. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001) dikutip dalam Prastowo
F.A (2016):
1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram)
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia
4. Hiponatremi
5. Syok hipovalemik
6. Asidosis
7. dehidrasi
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
yang berlebihan dengan intrake yang kurang.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah.
c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
d. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan sering BAB
e. Gangguan eliminasi BAB : Diare berhubungan dengan peningkatan
frekuensi defekasi
3. Fokus Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Gangguan 1. Kebutuhan cairan 1. Kaji status dehidrasi : mata,
keseimbangan cairan a. Turgor kulit tugor kulit dan membran
dan elektrolit elastis (4) mukosa.
berhubungan dengan b. Mukosa bibir Rasional: Menunjukkan
out put yang lembab (4) kehilangan cairan berlebihan
berlebihan dengan atau dehidrasi.
intrake yang kurang. 2. Kaji pemasukan dan
pengeluaran cairan
Rasional: Memberikan
informasi tentang
keseimbangan cairan, fungsi
ginjal dan kontrol penyakit
usus juga merupakan
pedoman untuk pengganti
cairan.
3. Monitor TTV
Rasional : Dapat membantu
mengevaluasi pernyataan
verbal dan keefektifan
intervensi.
4. Pemeriksaan laboratorium
sesuai program : elektrolit,
Hb, Ph, dan albumin.
Rasional : Untuk menentukan
kebutuhan penggantian dan
keefektifan terapi.
5. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat anti
diare dan antibiotik.
Rasional : Untuk
memperbaiki ketidak
seimbangan cairan / elektrolit
2. a. Perubahan nutrisi 1. kebutuhan nutrisi 1. Timbang BB tiap hari
kurang dari kebutuhan a. BB klien Rasional : Untuk memberikan
berhubungan dengan kembali normal info tentang kebutuhan diet
muntah. (4) atau keefektifan terapi.
b. Nafsu makan 2. Monitor intake dan out put
meningkat (4) Rasional : Untuk mengetahui
berapa banyak masukan dan
pengeluaran cairan ke dalam
tubuh.
3. Hindari makanan buah-
buahan dan hindari diet tinggi
serat.
Rasional : Memungkinkan
aliran usus untuk memastikan
kembali proses pencernaan,
protein perlu untuk integritas
jaringan.
4. Lakukan kebersihan mulut
setiap habis makan
Rasional : Mulut yang bersih
dapat menigkatkan rasa
makanan.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : membantu
kebutuhan nutrisi pasien
dalam perubahan pencernaan
dan fungsi usus.
3. a. Hipertermi 1. Hipertermi teratasi 1. Observasi vital sign
berhubungan dengan a. Tubuh tidak Rasional : Membantu
proses infeksi. panas (4) mengevaluasi pernyataan
b. Suhu tubuh verbal dan keefektifan
normal (S : 36- intervensi.
37 o C) (4) 2. Berikan kompres air hangat
Rasional : Untuk
mengurangi/menurunkan rasa
panas yang disebabkan oleh
infeksi.
3. Anjurkan pasien dan keluarga
untuk memberikan banyak
minum.
Rasional : Untuk mengurangi
dehidrasi yang disebabkan
oleh out put yang berlebihan.
4. Anjurkan pasien dan keluarga
untuk memberikan pakaian
tipis, longgar dan menyerap
keringat
Rasional : Agar pasien
merasa nyaman.
5. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian anti piretik
Rasional : Untuk membantu
memulihkan kondisi tubuh
dan mengurangi terjadinya
infeksi.
4. b. Kerusakan integritas 1. Kerusakan 1. Kaji kerusakan kulit atau
kulit behubungan integritas kulit iritasi setiap BAB
dengan sering BAB a. Kulit utuh (4) Rasional : Untuk mengetahui
b. Tidak ada lecet tanda-tanda iritasi pada kulit
pada area anus. misal : kemerahan pada luka..
(4) 2. Ajarkan selalu cuci tangan
sebelum dan sesudah
mengganti pakaian
Rasional : Untuk
mempertahankan teknik
aseptic atau antiseptik.
3. Hindari pakaian dan pengalas
tempat tidur yang lembab
Rasional : Untuk menghindari
pada daerah anus terdapat
kuman, bakteri, karena
bakteri suka daerah yang
lembab.
4. Observasi keadaan kulit
Rasional : Pada daerah ini
meningkat resikonya untuk
kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
5. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
Rasional : Untuk membantu
memulihkan kondisi badan
5. c. Gangguan eliminasi BAB dengan konsistensi 1. Observasi/catat frekuensi
BAB : Diare lunak/lembek, warna defekasi, karakteristik dan
berhubungan dengan kuning. jumlah
peningkatan frekuensi a. Menyatakan Rasional : Diare sering terjadi
defekasi pemahaman setelah memulai diet.
faktor 2. Dorong diet tinggi serat
penyebab (4) dalam batasan diet, dengan
b. Rasional masukan cairan sedang sesuai
program diet yang dibuat
pengobatan (4) Rasional : Meningkatkan
c. Meningkatkan konsistensi feses meskipun
fungsi usus cairan perlu untuk fungsi
mendekati tubuh optimal, kelebihan
normal (4) jumlah mempengaruhi diare..
3. Batasi masukan lemak sesuai
indikasi
Rasional : Diet rendah lemak
menurunkan resiko feses
cairan dan membatasi efek
laksatif penurunan absorbsi
lemak.
4. Awasi elektrolit serum
Rasional : Peningkatan
kehilangan gaster potensial
resiko ketidakseimbangan
elektrolit, dimana dapat
menimbulkan komplikasi
lebih serius / mengancam.
5. Berikan obat sesuai indikasi
anti diare
Rasional : Mungkin perlu
untuk mengontrol frekuensi
defekasi sampai tubuh
mengatasi perubahan akibat
bedah.
Daftar Pustaka
Prastowo F.A. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Diare Di Bangsal Melati RSUD Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Iniversitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu S & Harnanto A.M. 2016. Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Modul Ajar
Cetak Keperawatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Identitas Mahasiswa
NIM : P2002025
Jalur : Reguler
Kelompok : 2
HP : 085249023854
KASUS
Ruang Flamboyan RSUD AWS Samarinda, pasien Tn. R umur 41 tahun, jenis
kelamin laki-laki, status kawin, pendidikan SMA, pekerjaan swasta, agama islam,
alamat jalan Wahid Hasyim 2 samarinda. Diagnosa medis diare (gastroenteritis).
Penanggung jawab Ny. M agama islam, pekerjaan swasta, alamat jalan Wahid
Hasyim 2 samarinda, suku jawa hubungan dengan pasien sebagai istri.
Masuk ke rumah sakit dengan keluhan pasien BAB cair 4-5 kali perhari, warna
kekuningan, kemudian diperiksa kedokter tetapi belum sembuh dan pada tanggal 26
Januari 2020 oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD AWS Samarinda dengan keluhan
mual, muntah, badan lemas, diare 4-5 kali perhari, kosistensi cair, warna
kekuningan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
composmentis, keadaan umum lemas, TTV nadi 80 kali permenit, TD 130/80
mmHg, suhu 370C, RR 22 kali permenit. Hasil labolatorium hemoglobin 11,7 g/dL,
hematokrit 37%, eritrosit 4,6 juta/UL, leukosit 15.400/UL, trombosit 510.000/UL,
natrium 4,3 mEq/L, kalium 104 mEq/L. Terapi infus 0.9% sodium clorida 20 tpm,
Piralen 2 ml/6L, Ulceranin 2 ml/8jam, Amoxan 1 gr/8 jam, Lasix 2 ml/12 jam,
Tonar 3x1 rendah kalium
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PSIK ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak terlalu
memperhatikan kesehatannya tetapi setelah masuk rumah sakit pasien
mengatakan ternyata kesehatan sangatlah penting dan saat sakit seperti ini
sangatlah tidak nyaman.
2. Pola nutrisi/metabolik
a. Program diit RS:
Batasi makanan tinggi oksalat: bayam, tomat, seledri, gandum dan terigu
Batasi konsumsi protein hewani: daging, ikan dan telur
Batasi makanan tinggi kalsiun: susu, eskrim, kacang-kacangan dan keju
Batasi kunsumsi tinggi fosfat: organ dalam, daging merah, dan kacang-
kacangan
b. Intake makanan
Selama sakit pasien hanya habis 2-3 sendok makanan
Minum air putih kurang lebih habis 4 gelas (1000cc)/hari
c. Intake cairan
BAB (+) cair 4-5x/hari warna kekuningan
BAK 5-6x/hari
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
BAB (+) cair 4-5x/hari warna kekuningan dengan konsistensi cair
b. Buang air kecil
Pasien mengatakan BAK 5-6x/hari
.
4. Pola aktifitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Tolieting
Berpakaian
Mobilitas tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
Oksigenasi:
Pasien tidak terpasang oksigen bantuan
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
Pasien mengatakan untuk penglihatan, pengecap, pendengaran serta sensi masih
sangat baik serta tidak terdapat gangguan.
3. Hidung
a. Inspeksi
Hidung pasien nampak simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip,
tidak ada perdarahan dan tidak terpasang oksigenasi
4. Mulut/gigi/lidah
a. Inspeksi
Tampak simetris, mukasa bibir tampak kering, tidak ada gangguan menela,
gigi pasien masih lengkap dan tidak memakai gigi palsu.
5. Leher
a. Inspeksi
Tidak ada deviasi trakea
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, tidak ada
perlukaan dan vena jugularis tidak terlihat tetapi teraba.
6. Respiratori
Tidak ada batuk dan sesak
a. Dada
1) Inspeksi
Pengembangan dinding dada simetris kiri-kanan, deformitas tulang
dada (-), trakea tidak mengalami deviasi, frekuensi pernapasan normal
dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
2) Palpasi
Tidak ditemukan adanya benjolan dan masa, taktil fremitus seirama,
nyeri tekan (-)
3) Perkusi
Suara perkusi resonan dan tidak ada tanda-tanda penumpukan cairan
4) Auskultasi
Bunyi napas vesikuler pada perifer paru, bunyi napas bronchial diaas
trachea, bunyi napas broncovesiculer (+) dan tidak ada bunyi napas
tambahan crackles (-), whezing (-), mengi (-).
Sesak napas saat: pasien mengatakan tidak mengalami sesak
Ekspirasi Inspirasi Istirahat aktivitas
Tipe Pernapasan
Perut Dada Biot
Kussmaul Cynestokes Lainnya
7. Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Tidak nampak pembesaran vena jugularis dan bentuk dada simetris antara
kiri dan kanan serta tidak adanya sianosis
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5 mid klavikula
kiri, CRT > 2 detik.
c. Perkusi
Suara perkusi pekak ICS 4 dan 5 mid klavikula kiri
d. Auskultasi
Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan Bj2 normal (lub-dub). Bj1
terdengar bertepatan dengan teraba pulsase nadi pada arteri carotis
Riwayat Hipertensi: pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi
Masalah jantung : pasien tidak memiliki masalah pada jantung
Bunyi jantung: frekuensi : reguler, irama: sinus rhytm
Kualitas: normal
Murmur : tidak terdengar suara murmur pada jantung pasien
Nyeri dada, intensitas: pasien mengatakan tidak merasakan nyeri pada
dada
Pusing: pasien mengatakan tidak merasakan pusing
Cianosis: pasien tidak mengalami sianosi
Capillary refill: > 2 detik
Edema, lokasi: pasien tidak mengalami edema
Hemetoma, lokasi: pasien tidak mengalami hematoma
8. Neurologis
Rasa ingin pingsan/pusing: pasien mengatakan tidak ada rasa ingin pingsan
ataupun pusing
Sakit kepala: pasien mengatakan tidak merasakan sakit kepala untuk saat ini
GCS : Eye:4 Verbal: 5 Motorik: 6
Pupil : isokor
Reflek cahaya
Sinsitra : + cepat
Dekstra : + cepat
Bicara :
Komunikatif Aphasia Pelo
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan terarah.
Keluhan lain:
Kesemutan Bingung Tremor Gelisah kejang
Pasien tidak mengeluh keluhan lain
koordinasi ekstermitas
Normal Paralisis, lokasi Plegia, lokasi
Pasien mampu menggerakan seluruh ekstremitas
Keluhan lain
Pasien mengatakan tidak ada keluhan untuk bagian ekstremitas
9. Integumen
Warna kulit
Kemerahan Pucat Sianosi Jaundice Normal
Akral pasien hangat dan tidak merasa kedinginan
Kelembaban:
Lembab Kering
Turgor: elatis
> 2 detik < 2 detik
Keluhan lain: Pasien mengatakan bahwa anus terasa gatal dan selalu
digaruk, kulit disekitar anus lecet dan kemerahan
10. Abdomen
a. Inspeksi
Tidak nampak adanya perlukaan, tidak ada pembengkakan pada abdomen,
tidak ada jejas
b. Auskultasi
Peristaltik usus 36x/menit
c. Perkusi
Suara perkusi timpani, pada perut tidak ada penumpukan cairan
d. Palpasi
Ada nyeri tekan pada perut bawah, pembesaran hepar (-)
Nyeri tekan: pasien mengalami nyeri tekan pada bagian perut bawah
Lunak: tidak ada penumpukan cairan
Massa: tidak ada pembesaran hepar
Ukuran/lingkar perut: 80 cm
Bising usus: 20x/menit
Asites: tidak ada penumpukan cairan di rongga perut
Keluhan lain: pasien mengalami diare 4-5x/hari
11. Muskuloskeletal
Nyeri otot/tulang, lokasi : pasien mengatakan tidak mengalami nyeri otot
Kaku sendi, lokasi : pasein mengatakan tidak mengalami kaku sendi
Bengkak sendi, lokasi : tidak adanya bengkak pada sendi pasien
Fraktur (terbuka/tertutup), lokasi : tidak adanya fraktor pada pasien
Alat bantu, jelaskan : pasien tidak menggunakan alat bantu
Prgerakan terbatas, jelaskan : pasien mengalami keterbatasan gerak karena
mengalami nyeri pada bagian punggung
Keluhan lain, jelaskan : pasien mnengatakan nyeri di punggung dan
mengalami keterbatasan gerak
12. Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : pasien mengatakan sering melakukan
hubungan seksual
Penggunaan alat kontrasepsi : selama berhubungan seksual pasien
mangatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi tetapi istrinya yang
menggunakan alat kontrasepsi
Masalah/kesulitan seksual : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
melakukan hubungan seksual
Perubahan terakhir dalam frekuensi: pasien mengatakan sering mangalami
nyeri pinggang sehingga untuk berhubungan seksual mengalami
penurunan
Pria
Rabas penis : pasien mengatakan tidak ada masalah
Sirkumsisi : pasien mengatakan tidak ada masalah
Impoten : pasien mengatakan tidak ada masalah
Gangguan prostat : pasien mengatakan tidak ada masalah
Vasektomi : pasien mengatakan tidak ada masalah
Ejakulasi dini : pasien mengatakan tidak ada masalah
V. Program terapi
Terapi infus 0.9% sodium clorida 20 tpm
Piralen 2 ml/6L
Ulceranin 2 ml/8jam
Amoxan 1 gr/8 jam
Lasix 2 ml/12 jam
Tonar 3x1 rendah kalium
Perawat
DO: Dehidrasi
Turgor jelek, kulit kering.
Mukosa bibir kering.
Fases konsistensi cair, warna Resiko ketidakseimbangan
kekuningan.
Tekanan darah 110/80 mmHg elektrolit
Pernapasa 22x/menit
Nadi 105x/menit
Suhu 38oC
DO:
Wajah tampak pucat. Defisit nutrisi
Konjungtiva anemis
BB sebelum sakit 49kg
BB sesudah sakit 45kg
Gerakan peristaltik usus
35x/menit
Nyeri dibagian perut bawah
Nafsu makan menurun
hemoglobin 11,7 g/dL
hematokrit 37%
eritrosit 4,6 juta/UL
leukosit 15.400/UL
trombosit 510.000/UL
natrium 4,3 mEq
kalium 104 mEq/L
3. Ds: Gangguan rasa nyaman
Klien menyatakan bahwa anus Kulit disekitar anus dan
terasa gatal dan selalu digaruk teriritrasi
Do:
Kulit sekitar anus lecet dan Kemerahan dan gatal
teriritrasi.
Kemerahan pada anus
Sering digaruk
P:
Intervensi dihentikan
Rabu 3 S:
27/01/2021 pasein mengatakan sudah berkurang
11.05 3.1 Memonitor peristaltik usus secara dari yang 4-5x perhari sekarang
teratur menjadi 3c perhari
Hasil: pasein mengatakan sudah O
berkurang dari yang 4-5x perhari pasien mampu mengikuti arahan
sekarang menjadi 3c perhari dengan baik
Pasein mampu memenuhi kebutuhan
11.12 3.2 Menganjurkan waktu yang sesuai yang dianjurkan
konsisten untuk buang air besar
Hasil: pasien mampu mengikuti A:
arahan dengan baik Gatal saat dikaji cukup meningkat
skoring 2 dengan tujuan cukup
11.20 3.3 Menganjurkan asupan cairan yang menurun skoring 4 dan hasil tercapai
adekuat sesuai kebutuhan Iritabilitas saat dikaji cukup
Hasil: pasein mampu memenuhi meningkat skoring 2 dengan tujuan
kebutuhan sesuai yang dianjurkan cukup menurun skoring 4 dan hasil
tercapai
Pola eliminasi saat dikaji cukup
memburuk skoring 2 dengan tujuan
cukup membaik skoring 4 dan hasil
tercapai
P:
Intervensi dihentikan
FORMAT ANALISA KETERAMPILAN
NIM: P2002025
Laporan Pendahuluan
NAMA MAHASISWA : Heni Puspita Sari
TEMPAT PRAKTEK : Daring
TANGGAL :
NO ASPEK NILAI
MAKS SKOR
1 Teori tentang penyakit
(definisi, patofisiologi, tanda
20
pemeriksaan
komplikasi)
2 Ketepatan rumusan 20
diagnosa keperawatan
3 Prioritas diagnosa 5
4 Ketepatan rumusan tujuan 10
5 Perencanaan tindaka
20
keperawatan
6 Rasionalisasi tindaka
10
keperawatan
7 Daftar Pustaka 5
8 Penampilan laporan 10
TOTAL
Keterangan :
Nilai :
A = > 81
B = 70 – 80
Penilai, C = 60 – 69,9
(…………………………………)
NO ASPEK NILAI
MAKS SKOR
1 Ketepatan pengumpulan 20
2 Kelengkapan data / 20
3 Identifikasi Diagnosa
keperawatan/ Masala 5
kolaborasi
4 Ketepatan rumusan 15
diagnosa keperawatan
5 Ketepatan rumusan tujuan 10
6 Ketepatan Tindaka
15
keperawatan
7 Evaluasi 10
8 Penampilan laporan 5
TOTAL NILAI
Keterangan :
Nilai :
A = > 81
B = 70 – 80 Penilai,
C = 60 – 69,9
(……………………………….)
4 Pelaksanaan 20
a. Sesuai rencana tindakan
b. Menggunakan kalimat kerja
Operasional
c. Tercantum waktu dan tanda tangan
5 Evaluasi 20
a. Respon klien
b. Terdapat waktu dan tanda tangan
Total Skor 100
C. responsi (40%)
Skore
1 2 3 4
No Aspek yang dinilai Bobot Bobot x Skore
1 Mampu menjawab dan 30
berargumentasi dengan benar
2 Menggunakan landasan teori 30
3 Efektifitas waktu dalam 20
menjawab
4 Bersikap profesional 20
Total 100
(…………………………………………………)
__
Prastowo F.A. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Diare Di Bangsal Melati RSUD Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Iniversitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu S & Harnanto A.M. 2016. Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Modul Ajar
Cetak Keperawatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia