Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Konsep Dasar
a. Definisi
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair ,bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering ( biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari . ( DEPKRES RI,2011 ).
Diare yaitu penyakit yang terjadi Ketika terdapat perubahan
konsistensi feses .seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari
biasanya ,dan bila buang air besar lebih dari tiga kali ,atau buang air besar yang
berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam .( Dinkes,2016 ).

b. Anatomi Fisiologi
Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut,tenggorokan
(faring ),kerongkongan ,lambung,usus halus ,usus besar ,rectum anus .
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstentinal (mulai dari mulut sampai
anus ) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan,mencernaanya menjadi zat-zat gizi dan energi ,menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat di cerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
c.Etiologi
Diare terjadi karena adanya infeksi ( bakteri,protozoa,virus,dan parasit )
alergi ,malabsorpsi,keracunan ,obat dan defisiensi imun adalah karegori besar
penyebab diare .pada balita ,penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama
Rotavirus ( Permatasari,2012 )
. Virus
Merupakan pemyebab diare akut terbanyak pada anak ( 70-80% ).Berapa
jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus soretype 1,2,8 dan 9 pada
manusia ,Norwalk virus ,Astrovirus ,Adenovirus,(tipe 40,41) ,small bowel structure
virus , chitomegalovirus .
. Bakteri
Enterotoxigenic E.coli ( ETEC ), Enteropathogenic E.coli ( EPC ).
Enteroaggregative E.coli ( EaggEC ).Enteroinvasine E coli (EIEC
),Enterohemorragic E.coli ( EHEC ),Shigella spp,Camphlobacterjejuni (
Helicobacter jejuni ),Vibrio cholera 01,dan V.Cholera 0139, salmonella (non -
thypoid).
. parasite
Protozoa ,Giardia lambia , Entamoeba histolityca,Balantidium coli,
Cryptasporidium,Microsporidium spp,Isospora belli, Cylospora cayatanensis .
. Heliminths
Strongyloides sterocoralis , Schitosoma spp,Capilaria philippinensis,
Trichuris trichurua .
. Non Infeksi
Malabsorbasi,keracunan makanan ,alergi ,ganguan motilitas
,imonodefisiensi ,obat dan lain-lain.
d.Fatofisiologi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah ganguan osmotic (
makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat sehingga usus berlebihan sehingga timbul diare ).Selain itu
menimbulkan ganguan sekresi akibat toksin didinding usus ,sehingga sekresi air
dan eloktrolit meningkat kemudian menjadi diare.Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistiik.Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilagan aiar
elekrtolit ( dehiderasi ) yang mengakibatkan gangauan keseimbangan asam basa (
asiodosis metabolik dan hypokalemia ),ganguan gizi (intake kurang ,ouput berlebih
),hipoglikemia dan ganguan sirkulasi darah (zein dkk,2004 ).
Menurut Tanto dan Liwang ( 2006 ) dan Surabaya ( 2007 ),proses terjadinya
diare di sebabkan oleh berbagai factor diantaranya :
1) Factor infeksi
Proses ini dapat di aali adanya mikroorganisme ( kuman ) yang masuk
ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus selanjutkan terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan
dan elektrolit .Atau juga di katakan adanya toksin bakteri akan
menyebkan transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami
iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat .
2) Faktor malabsorpsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorpasi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isis rongga
usus sehingga terjadilah diare.
3) Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik .Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang
kemudian menyebabkan diare.
4) Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus
yang dapat akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
dapat menyebabkan diare.
Infeksi Makanan Malabsorsi KH,lemak,
protein

Berkembangan di usus Toksik tidak dapat diserap

Meningkatkan tekanan osmotik


Hipersekresi air
Hiperperistaltik
Dan elektrolit

Penyerapan makanan Pergeseran air dan elektrolit


Isi usus diusus menurun ke usus

MK.Diare

BI (Breathing ) B2 (Blood ) B4(Blader) B5 (Bowel)

Frekuensi BAB
meningkat Peningkatan Frekuensi BAB Distensi abdomen
permcabilitas kapiler meningkat

Hilang cairan dan


elektrolit berlebihan
Hilang cairan dan Hilang cairan dan Mual muntah
elektrolit berlebihan elektrolit berlebihan
Asidosis metabolik

Nafsu makan menurun


Dehidrasi Dehidrasi
Sesak

MK.Risiko MK.Risiko Defisit


MK.Gangguan MK.Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
pertukaran gas Hipovolemia
cairan
e. Menisfentasi Klinis Diare
. Sering buang air besar dengan konsitensi tinja cair atau encer
. gelisah ,suhu tubuh mungkin meningkat ,nafsu makan berkurang .
. Warna tinja berubah menjadi kehijauan -kehijauhan karena bercampur
empedu
. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan
Tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
. Ada tanda gejala dehidrasi ,turgor kulit jelek ( elistitas kulit menurun )
Ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai
Penurunan berat badan
. Perubahan tanda -tanda vital,nadi dan respirasi cepat tekan darah turun
,denyut jantung cepat,pasien sangat lemas hingga menyebabkan
Kesadaran menurun .
. Diures berkurang ( oliguria sampai anuria ).
f. Pemeriksaan penunjang
Menurut ( Wijayaningsih,2013:82 ) adalah :
1) Pemeriksaan tinja
a. Makroskop dan mikroskopis .
b. PH dan kadar gula dalam tinja .
c. Bila perlu diadakan uji bakteri.
2) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asaam basa dalam darah,dengan
Menentukan ph dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
2) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui fal ginjal .
3) Pemeriksan elektrolit terutama kadar Na,k,kalsium dan posfat.
Menurut ( sudoyo,2009:552 ) pada pasien yang mengalami dehidrasi
atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebih dari beberapa hari ,di perlukan
beberapa pemeriksan penunjang .Pemeriksaan tersebut adalah pemeriksan darah
tepi lengkap ( hemoglobin ,hematokrit ,leukosit ,hitung jenis leukosit ),kadar
elektrolit serum ,ureum,dan kreatinin ,pemeriksaan tinja dan pemeriksan tinja dan
pemeriksaan Enzym-linkid immunosorbent assay ( ELISA ) mendeksih giardiasis
dan test serologic amerbiasis ,dan foto x-tray abdomen .
g.Penatalaksaan diare
Penatalaksanaan medis menurut Brunner&suddarth(2014)
a. .Penatalaksanaan medis primer di arahkan pada upaya mengontrol
Gejala ,mencegah komplikasi ,dan menyingkirkan atau mengatasi
Penyakit penyebab.
b. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic ;ages anti-imflamasi)
Antidiare ( misalkan pemberian loperamida ( Imodium),defiknosilit
(limotil) dapat mengrangi tingkat keparahan diare .
c. Menambah cairan oral,larutan elektrolit dan glukosa oral dapat
diprogramkan
d. Antimikroba di progamkan ketika agens infeksius telah teridefikasi
atau diare tergotong berat
e. Terapi IV di gunakan untuk Tindakan hidrasi cepat pada pasien yang
sangat muda atau pasien lansia.
f. Terapi obat menurut markum (2008):
1) Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30
mg,klorpromazine 0,5- mg /kg BB/ hari
2) Obat anti spasmotik : Papawerin,opium ,loperamide
3) Antibiotic : bila penyebab jelas,ada penyakit penyerta.
h.Komplikasi
Menurut Maryunani ( 2010 ) sebagai akibat dari diare akan terjadi
beberapa hal berikut .
a. Kehilangan air ( dehidrasi )
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input) ,merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa ( metabolic asidosis) hal ini terjadi
karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja .Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh ,terjadinya
penimbunan asa laknat karena adanya anorexia jaringan.Produk
metabolism yang bersifat asam meningakat karena tidsk dpat di keluarkan
oleh ginjal ( terjadi oliguria atau anuria ) dan terjadinya pemindahan ion
Na dari cairan ekstrasekuker ke dalam cairan intraseluler.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi 2-3% anak yang menderita diare ,lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita kekurangan kalori protein ( KKP).
Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan
glikogen dalam hati dan adanya gangguan etabol glukosa.Gejal
hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 %
pada bayi dan 50% pada anak-anak.
d. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat,hal ini di sebabkan
oleh makanan sering di hentikan . Karena takut diare atau mutah yang
bertambah hebat,walaupun susu di teruskan sering di berikan dengan
pengeluaran dan susu yang encer ini di berikan terlalu lama,makanan yang
di berikan sering tidak dapat di cerna dan di absorbs dengan baik karena
adanya hiperperistalik.
e. Gangguan sirkuasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock )hipovolemik,akibatnya
perfungsi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia,asidosis bertambah
berat,dapat mengakibatkan pendarahan otak,kesadaran menurun dan bila
tidak segera diatasi klien akan meninggal.
Menurut ngastiyah (2014) sebagai akibat diare baik akut maupun kronik
akan terjadi kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi )yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis
metabolis,hipokalemia),gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang
,pengeluaran bertambah ),hipoglikemia,gangguan sirkulasi darah.

Anda mungkin juga menyukai