TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
atau lebih buang air besar berbentuk encer dan berair. (Nari, 2019)
2.1.2 Etiologi
2018)
a. Faktor Infeksi
b. Faktor Malabsorbsi
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul BAB. Feses makin cair
sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya
ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit
berkurang, dan selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering.
2.1.4 Klasifikasi
kronik :
2018).
2.1.5 Patofisiologi
usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
Lestari, 2016)
Usus halus menjadi bagian absorbsi utama dan usus besar
absorbsi air menjadi terganggu. Selain itu, diare juga dapat terjadi
Diare
Frekuensi BAB ↑
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan tinja
tablet dinistest.
2. Pemeriksaan Darah
basa.
b. Analisis feses.
c. Endoskopin
2.1.8 Komplikasi
higlikemia.
hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemia.
tetapi sering (yaitu antara 5 sampai 15 ml). Tapi dalam hal dehidrasi
berat, anak harus segera dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan
(seperti nasi, gandum, sereal, kentang, dan roti), yogurt, daging tidak
PPNI, 2017).
Berdasarkan data diatas hipovolemia adalah kondisi ketika
yaitu :
3. Usia lanjut
5. Status hipermetabolik
7. Evaporasi
(BB 70 Kg → 1400ml)
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)dan zat
sebagai berikut :
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar
(Sari, 2019).
a) Asupan Cairan
tekanan darah.
b) Pengeluaran Cairan
1. Urine
2. Keringat
3. Feses
usus besar.
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
a. Usia
proses penguapan.
b. Temperatur
c. Diet
edema.
d. Sakit
a. Bayi 60-70% BB
b. Anak-anak 75-80% BB
36,8ºC)
urine, feses.
(0,5cc-1cc/kgBB/hari)
2.2.7 Klasifikasi Cairan Tubuh
a) Cairan Intraseluler
b) Cairan Ekstraseluler
yang terdapat pada cela antar sel atau disebut pula cairan
NSS)
atau trauma.
45NS)
5. Koloid
Menurut (Eko dan Atik, 2017) sangat mudah bagi orang tua
a. Umur 15 bulan
b. Umur 24 bulan
baik.
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Gastroenteritis Akut
1. Data Mayor
: Subjektif :
- Objektif :
h. Hematokrit meningkat.
2. Data Minor
: Subjektif :
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus.
Objektif :
2017).
1) Identitas Pasien
penghasilan.
2) Keluhan Utama
kronik.
asam.
gastroenteritis.
4) Riwayat Kesehatan
gastroenteritis.
menular.
6) Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
2. B2 (Blood)
4. B4 (Bladder)
akut.
5. B5 (Bowel)
didapatkan :
area abdomen.
mengalami kembung.
d. Auskultasi : Didapatkan peningkatan bising usus lebih
6. B6 (Bone)
lewat urine.
yang lemah.
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2019).
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses
tujuan.
belum.
Jenis evaluasi :
perencanaan.
Tabel 2.4 Tabel Matriks Jurnal
Nama Penelitian,
No. Judul Desain Penelitian Hasil Kesimpulan/Saran
Tahun
1. Ardiansyah, 2018 Gambaran Rancangan penelitian Penelitian ini Berdasarkan penelitian
Penggunaan Oralit yang digunakan adalah menjelaskan bahwa yang sudah dilakukan
Dan Zinc Pada penelitian deskriptif sampel pasien diare dapat disimpulkan bahwa
Kasus Diare. dengan pendekatan akut pada laki-laki gambaran penggunaan
Cross Sectional. Pada sebanyak 38 orang terapi pada penyakit
penelitian ini, peneliti (58%) dan gastroenteritis atau diare
melihat gambaran perempuan sebanyak pada pasien anak di rumah
farmakoterapi diare 27 orang (42%). sakit Batara Siang
akut pada anak di Pangkep, Sulawesi Selatan
RSUD Batara Siang sudah sesuai dengan
Pangkep, Sulawesi standart terapi diare pada
selatan periode Januari- anak meliputi 3 regimen
Desember. terapi yaitu paling banyak
pada obat cotrimoxazole
100%, oralit 97%, dan zink
3%.
2. Herdman, 2018 Hubungan Perilaku Jenis penelitian ini Hasil analisis Simpulan dari penelitian
Pengasuhan Balita adalah observasional univariat dan bivariat ini yaitu (1) ada hubungan
Terhadap analitik dengan desain dari penelitian antara pengetahuan
Terjadinya Diare cross sectional. mengenai hubungan pengasuh dengan kejadian
Akut Pada Balita. Populasi dalam antara pengetahuan diare pada balita di
penelitian ini adalah dan kebiasaan Kelurahan Bandarharjo,
ibu yang memiliki mencuci tangan (2) ada hubungan antara
balita (1-4 tahun) di pengasuh dengan kebiasaan cuci tangan
wilayah Kelurahan kejadian diare pada pengasuh setelah buang air
Bandarharjo. Sampel balita di Kelurahan besar dengan kejadian
pada penelitian ini Bandarharjo dapat diare pada balita di
adalah balita yang dilihat pada tabel 1. Kelurahan Bandarharjo,
pernah menderita diare Pada tabel 1 (3) ada hubungan antara
pada tahun 2015. menunjukkan bahwa kebiasaan mencuci tangan
Teknik sampling yang frekuensi terbanyak pengasuh sebelum
digunakan adalah dari usia sampel menyiapkan alat makan
random sampling. sebesar 33% adalah dengan kejadian diare pada
responden dalam berusia 1 tahun, balita di Kelurahan
penelitian adalah ibu kemudian usia 2 Bandarharjo.
dari bayi yang tahun sebesar 26%,
mengalami diare pada usia 3 tahun sebesar
usia antara 1-4 tahun 16% dan usia 4 tahun
yaitu sebanyak 70 sebesar 13%.
responden. Sumber Sedangkan frekuensi
data diperoleh dari data terbanyak dari jenis
primer dan data kelamin sampel
sekunder. Analisis data sebesar 54,3% adalah
dilakukan secara berjenis kelamin
univariat dan bivariate perempuan yaitu
dengan uji chi-square. berjumlah 38 sampel
dan laki-laki sebesar
45,7% berjumlah 32
sampel.
3. Titik Lestari, 2016 Penyuluhan Penelitian ini dilakukan Dianalisis data yang Berdasarkan hasil
Penggunaan Oralit secara observasional sudah didapat pembahasan, dapat diambil
Untuk dengan rancangan berdasarkan kajian kesimpulan sebagai berikut
Menanggulangi analitik cross sectional literatur dimana :
Diare Di (potong lintang) dan kemungkinan makna Gambaran terapi
Masyarakat. pengambilan data klinis bisa terjadi farmakologi dalam
secara prospektif pada yang mana meliputi : penanganan pasien diare
pasien diare rawat inap Analisis Inferensial rawat inap di RSUD
di RSUD Sleman, Dalam hal ini, dibagi Sleman adalah antibiotic
Yogyakarta. menjadi 2 kategori Sefotaksim (41%),
Pengambilan data dari hasil terapi yang diberikan cairan rehidrasi
dilakukan dengan cara didapat yaitu berhasil melalui infus dari tanpa
penelusuran data rekam dan tidak berhasil. derajat dehidrasi sampai
medik perawatan Terapi berhasil terjadi derajat dehidrasi berat,
pasien serta jika pasien dengan antidiare terbanyak
mengunjungi bangsal- mengalami ialah Zink (58%).
bangsal dimana pasien penurunan frekuensi
tersebut dirawat yang BAB yang bisa
kemudian digunakan dilihat dari rekam
sebagai alat untuk medik yaitu ≤ 3 kali
menelusuri demografi sehari, sedangkan
pasien dan riwayat terapi tidak berhasil
pengobatan pasien. jika pasien masih
memiliki frekuensi
BAB ≥ 3 kali sehari
atau tidak ada
perubahan dan
penurunan gejala.
4. Indah, 2017 Kebutuhan Dasar Penelitian ini Data yang didapatkan Berdasarkan hasil
Manusia Dan menggunakan metode pada penelitian ini pembahasan disimpulkan
Proses penelitian deskripsi setelah dilakukan bahwa diare adalah
Keperawatan. kualitatif dengan reduksi data gangguan saluran
pendekatan study didapatkan empat pencernaan yang
kasus. Penelitian ini data yaitu data mengakibatkan terjadinya
dilakukan di pengkajian, data buang air besar dengan
puskesmas Kabupaten rencana tindakan, feses cair ≥ 3 kali sehari.
Karang Asem dan data pelaksanaan, dan Dalam melaksanakan
Puskesmas Bangli data evaluasi. Data perawatan anak Diare
tahun 2019. tersebut disajikan dengan masalah defisit
Partisipasinya dalam dalam tema, sub nutrisi, hipovolemia dan
penelitian ini adalah tema. Tema dengan kesiapan peningkatan
perawat yang bekerja bold, sub tema kebutuhan cairan dengan
di puskesmas sebanyak dengan italic. tahap proses perawatan
2 orang dan 6 orang Pemaparan keempat yaitu pengkajian, diagnosa
pasien diare yang data diperoleh data keperawatan, perencanaan,
terdiri dari 2 pasien hasil wawancara 2 pelaksanaan, dan evaluasi.
resiko hipovolemia dan perawat, 6 Pada tahap pengkajian
2 pasien defisit nutrisi dokumentasi pasien pasien hipovolemia, dan
serta 2 orang pasien dan observasi 6 defisit nutrisi dengan diare
kesiapan peningkatan pasien. ditemukan frekuensi buang
keseimbangan cairan. air besar ≥ 3 kali sehari
Partisipan dipilih dan encer maka
dengan metode perawatannya diberikan
purposive sampling oralit dan neokaolana zink
untuk mencapai sirup. Oralit berfungsi
saturasi data. Cara mencegah terjadinya
mengumpulkan data dehidrasi, sedangkan
dengan wawancara neokaolana atau zink
mendalam dan berfungsi untuk
observasi partisipasi meningkatkan daya tahan
serta dokumentasi. tubuh dan penyerapan
Sebelum melakukan bakteri. Dalam
penelitian peneliti mengantisipasi tingginya
mengajukan kelaikan suhu panas badan naik di
etik di instansi berikanlah paracetamol
setempat dan dan anjuran minum.
dinyatakan laik etik.
5. Nari, 2019 Peranan Zinc Pada Kegiatan pengabdian Kegiatan pengabdian Hasil kegiatan penyuluhan
Penanganan Kasus masyarakat ini diikuti masyarakat pada kesehatan mengenai
Penyakit Diare oleh 15 orang tua dan tanggal 24 Desember penanganan diare pada
Yang Dialami Bayi anak dalam rentang 2020. Panitia anak usia 2-16 tahun di
Maupun Balita. usia 2-16 tahun yang memperkenalkan diri dapatkan hasil 14 (93,3%)
dilakukan secara online dan menjelaskan orang tua (ayah/ibu) yang
melalui Google Meet. tujuan dari kegiatan memahami mengenai
Dalam pelaksanaannya yang dilakukan. Pada penanganan diare pada
kegiatan penyuluhan tahap pertama yaitu anak dan 1 (6,6%) orang
terdiri dari beberapa tahap pretest panitia tua (ayah/ibu) yang aktif
tahap yaitu : pertama, melakukan tanya bertanya dalam kegiatan.
tahap pretest yaitu jawab kepada peserta
melakukan tanya jawab seputar penanganan
seputar materi yang diare dengan benar.
akan diberikan untuk Berdasarkan hasil
mengetahui sejauh tanya jawab,
mana pengetahuan didapatkan bahwa
awal orang tua peserta belum
mengenai penanganan mengetahui
diare. Kedua, tahap penanganan diare
penyuluhan yaitu dengan benar.
pemateri Kegiatan selanjutnya
menyampaikan materi yaitu melalukan
mengenai penanganan penyuluhan
diare dan setelahnya kesehatan yang
melakukan tanya dilakukan oleh
jawab. Ketiga, tahap panitia. Materi yang
demonstrasi yaitu diberikan yaitu
peserta melakukan pengertian diare, cara
penanganan diare salah mengatasi diare, cara
satunya menggunakan pemberian madu dan
madu. Keempat, cara pencegahan
evaluasi yaitu diare. Kemudian,
menanyakan kembali kagiatan berikutnya
kepada peserta seputar yaitu demonstrasi
materi yang sudah di dari materi yang telah
berikan. disampaikan.
Demonstasi yang
dilakukan adalah
melakukan
pemberian madu.
Tahap akhir yaitu
tahap evaluasi panitia
melakukan bertanya
kembali seputar
materi yang
diberikan. Semua
peserta dapat
menjawab dengan
baik pertanyaan
yang diberikan dan
dapat disimpulkan
bahwa peserta sudah
mengerti penyuluhan
penanganan diare
pada anak.
6. Swana, 2020 Status Gizi Dengan Penelitian ini Kebiasaan cuci Penyakit diare merupakan
Kejadian Diare. menggunakan desain tangan dan masalah kesehatan utama
penelitian cross- penggunan jamban di Indonesia dengan angka
sectional, menurut sehat dengan kejadian kesakitan dan kematian
notoatmodjo cross diare balita, yang masih tinggi.
sectional adalah suatu didapatkan bahwa Lingkungan yang tidak
penelitian untuk ada hubungan yang sehat dan perilaku tidak
mempelajari suatu signifikan antara higienis sangat erat
dinamika korelasi kebiasaan cuci tangan kaitannya dengan penyakit
antara faktor-faktor dengan kejadian diare diare. Perilaku hidup
resiko dengan efek, dan pada balita yang bersih dan sehat sangat
dengan suatu memiliki hubungan amat diperlukan oleh
pendekatan, observasi yang rendah. Aspek seluruh makhluk hidup,
ataupun dengan perilaku mencuci karena ini dapat membantu
pengumpulan data tangan didapatkan kita semua dalam
suatu saat tertentu hasil bahwa meningkatkan kualitas
(point time approach). masyarakat kota hidup dan kesehatan
Bogor selalu mencuci pemberian ASI eksklusif
tangan menggunakan pada bayi, rajin mencuci
sabun tetapi angka tangan, menggunakan air
kejadian diarenya bersih, adalah beberapa
masih tinggi. perilaku yang dapat
Menurut asumsi mencegah seseorang dari
peneliti, hasil ini terserangnya berbagai
mungkin bisa penyakit, terutama diare
didapatkan karena pada anak.
mencuci tangan yang
baik dan benar yaitu
dengan mencuci
tangan menggunakan
sabun tanpa
kandungan anti
mikroba meliputi
seluruh permukaan
tangan dan membilas
dengan air mengalir.
9. Sari, 2019 Hubungan Antara Jenis penelitian yang Berdasarkan pada Faktor-faktor yang
Pengetahuan Ibu digunakan dengan hasil penelitian berhubungan dengan diare
Dengan Kejadian desain penelitian cross menunjukkan bahwa antara lain sanitasi
Diare Akut Pada sectional. sebagian besar lingkungan, ketersediaan
Balita. penduduk Desa Solor air bersih, hygiene
mengalami diare perorangan, sanitasi
(74,29%). Hasil makanan, ketersediaan
penelitian ini sejalan jamban, dan perilaku
dengan penelitian buang tinja.
terdahulu yaitu lebih
dari setengah
responden yang
diteliti mengalami
diare. Penelitian
lainnya juga
menjelaskan bahwa
sebanyak 68,5%
balita mengalami
diare.
10. Hertia, 2020 Determinan Jenis penelitian ini Secara keseluruhan, Berdasarkan hasil
Kejadian Diare menggunakan metode subjek yang penelitian menunjukkan
Pada Anak Balita di deskriptif dengan mengikuti penelitian bahwa dari 116 balita yang
Indonesia. pendekatan cross ini adalah 116 balita. menderita diare akut pada
sectional. Teknik Karakteristik bulan September 2018 –
pengambilan sampel deskriptif yang Januari 2019 di Puskesmas
dalam penelitian ini dianalisis (Tabel 1) Tanah Kali Kedinding
adalah non probability menunjukkan bahwa Surabaya, mayoritas dari
sampling yaitu hanya balita dengan jenis subyek merupakan balita
yang memenuhi kelamin perempuan dengan jenis kelamin
kriteria inklusi yang sebanyak 59 (50,9%) perempuan, berada dalam
dapat menjadi subyek orang, sedangkan kelompok umur 1-2 tahun,
penelitian. laki-laki berjumlah mempunyai orang tua
57 (49,1%) orang. dengan pendidikan terakhir
Umur dari balita SMA dan pendapatan
dengan diare yang keluarga kurang dari UMK
mendominasi adalah Surabaya. Selain itu,
pada kelompok umur mayoritas subyek
1-2 tahun sebanyak mempunyai riwayat
64 (55,2%) orang, pemberian ASI eksklusif
disusul kelompok hal ini kemungkinan
umur > 2-3 tahun dikarenakan sang ibu
sebanyak 23 (19,8%) sudah menerima dan
orang, kelompok menerapkan penyuluhan
umur > 4-5 tahun mengenai pentingnya ASI
sebanyak 16 (13,8%) eksklusif oleh pihak
orang dan terakhir Puskesmas. Diharapkan
kelompok umur > 3-4 penelitian ini menjadi
tahun dengan 13 sumber informasi bagi
balita (11,2%) orang. Dinas Kesehatan dan
Hasil penelitian ini Puskesmas setempat untuk
menunjukkan bahwa mengurangi kejadian diare
balita dengan diare akut.
akut yang berjenis
kelamin perempuan
lebih banyak daripada
yang berjenis kelamin
laki-laki.