Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE CAIR AKUT (DCA)

Disusun oleh :

Putry Safrilia Fajar, S.Kep


NS.2304012

CI Lahan CI Institusi

(..................................)
(....................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PAOLOPO
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang
meningkat (Markum, 2008).
Diare adalah suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan
elektrolit secara belebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar
satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair (Suradi, 2001)
Diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen, yang di tandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir dan darah (Brunner&Suddart, 2014).

B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Internal
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama dari
diare pada anak yaitu infeksi bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio
kholera) infeksi virus (Enterovirus) dan infeksi parasit (cacing dan
Kandida (Candida Albicans).
b. Faktor Parenteral
Infeksi dari bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti otolis
media akut, tonsil faringitis, bronkopnia, ensefolitis, dsb. Keadaan
ini terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi lemak dan protein
3. Faktor Makanan
a. Makanan beracun
b. Makanan basi
c. Alergi terhadap makanan
4. Faktor Fisiologi
Rasa takut dan rasa cemas

C. Klasifikasi
1. Diare Akut
Diare akut merupakan penyakit yang dapat terjadi dan dapat
mengakibatkan kefatalan, diare akut adalah BAB dengan frekuensi
meningkat > 3x/hari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak
dan brlangsung dalam waktu dari 1 minggu. Diare akut lebih banyak
disebebakan oleh agen infeksisu (virus , bakteri dan pthogen parasit)
2. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadinya peningkatan frekuensi BAB dan
peningkatan konsistensi cair dengan duras 14 hari atau lebih.

D. Manifestasi Klinik
Menurut Bunner & Suddart (2014) adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula seseorang akan merasa gelisah, suhu tubuh meningkat,
nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek, ubun-ubun dan
mata cekung, membran mukosa kering dan penurunan berat badan.
6. Perubahan nadi dan respirasi cepat, tekanan darah menurun, denyut
jantung cepat, pasien lemas dan kesadaran menurun.
7. Diuresis berkurang ( oliguria sampai anuria ).
8. Mual dan muntah
9. Lemah
10. Pucat
11. Kram abdominal

E. Patofisiologi
Perjalanan penyakit diare disebabkan oleh virus yang berkaitan denga
enteropatogen bakteri atau parasit. Virus masuk melukai sel vilosa matur
akan menyebabkan absorpsi cairan menurun dan defeiensi disakardase,
sedangkan bakkteri menciderai usus hingga menginvasi mukosa usus
untuk merusak ermukaan vilosa atau melepas toksin (Kyle & Carman,
2016)
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat-zat yang tidak
dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
selama terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Akibat rangsangan tertentu
(toksin) pada dinding usus akan akan terjadi peningkatan sekali air dan
elektrolit ke dalam rongga usus, dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus (Amin, 2015).
Selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan hiper
sekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Faktor makanan juga dapat mengakibatkan diare apabila terdapat
pahtogen dalam maknan, toksin yang masuk saluran cerna tidak dapat
diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan peristlatik kemuadia
terjadi diare (Hidayat, 2012).
F. Pathway
Faktor Mal Absorbsi Faktor Makanan Faktor Psikologi

Penyerapan sari – sari


makanan dalam saluran
pencernaan tidak
adekuat

Terdapat zat – zat yang Peradangan isi usus Gangguan motilitas usus
tidak dapat terserap

Tekanan osmotif
Gangguan sekresi Hiperperistaltik
meningkat

Sekresi air dalam elektrolit Kesempatan makanan


Reabsorbsi di dalam menyerap makanan
dalam usus meningkat
usus besar terganggu

Merangsang usus
mengeluarkan isinya

Inflamasi saluran
pencernaan
BAB sering dengan DIARE
konsistensi encer

Kulit sekitar anus Cairan yang keluar


lecet dan teriritasi, banyak Frekuensi defekasi
kemerahan dan Agen pirogenic Mual dan
gatal, sering muntah
digaruk Dehidrasi BAB encer
dengan atau tanpa Suhu tubuh
darah meningkat Anoreksia
Gangguan
Kerusakan integritas pemenuhan cairan
dan elektrolit Gangguan Hipertermi Nutrisi kurang
kulit eliminasi BAB dari kebutuhan
Diare tubuhh
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja
Makropis dan mikroskopis untuk mencari kuman penyebab dan uji
resistensi terhadap berbgaia antibiotika pada diare persiten.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui darah perifer lengkap,
analisis gas darah dan elektrolit
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan Duodenal intubation
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kuman dan penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutaman pada diare kronik.

H. Penalaksanaan Medis
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Cairan peroral
Diberikan caiiran yang bersifat NaCl dan N4HCO3 dan glukosa.
Formula lengkap disebut oralit, sedangkan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
2. Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari
berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. Tingkat dehidrasi :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada
keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam,
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.
d. Diatetik ( pemberian makanan )
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minumkhusus kepada
klien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga
kesehatan klien.
e. Obat-obatan
Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-
imflamasi) dan antidiare (misalkan pemberian loperamida
(imodium)), defiknosilit (limotil) dapat mengurangi tingkat
keparahan diare. Terapi obat menurut Markum (2008):
obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari, dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamideantibiotik : bila
penyebab jelas, ada penyakit penyerta.
I. Komplikasi
Menurut Suria (2001) komplikasi Diare Cair Akut (DCA) adalah:
1. Hipoklasemia
2. Hiponatremia
3. Syok hipovolemia
4. Asidosis
5. Kejang biasanya terjadi pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi
J. Pengakajian Fokus

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
a. Awalan serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia
kemudian timbul diare.
b. Keluhan utama : feces semakin cair, muntah, bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan
menurun. Pada bagian ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor
kulit berkurang, mukosa bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4
kali dengan konsistensi cair.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi
4. Riwayat psikososial keluarga
5. Kebutuhan dasar
a. Pola eleminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya
e. Aktivits : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
6. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadaran komposmentis sampai
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak
cepat.
b. Pemeriksaan sistematik
-Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lender,
mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anuskemerahan.
-Perkusi : adanya distensi abdomen
-Palpasi : tugor kulit kurang elastis
-Auskultasi : terdengarnya bising usus
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun,
e. Pemeriksaan penunjang
f. Pemeriksaan tinja, hematologi dan widal

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan proses
infeksi sekunder terhadap diare

C. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan volume


cairan teratasi dengan Kriteria hasil :

a. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c,


RR : < 40 x/mnt )
b. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong,
UUB tidak cekung.
c. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit


Rasional: Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan
kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki
deficit.

2. Pantau intake dan output


Rasional: Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme.

3. Timbang berat badan setiap hari


Rasional: Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama
dengan kehilangan cairan 1 lt

4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3


lt/hr
Rasional: Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5. Kolaborasi :
a. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Rasional: koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk
mengetahui faal ginjal (kompensasi).

b. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur


Rasional:engganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

c. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)


Rasional: anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan
elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi
normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin.
DAFTAR PUSAKA

Carpenito, Lynda Juan. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi


10.Jakarta : EGC.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan : Konsep dan Aplikasi


ed.3.Yogyakarta. Pustaka pelajar.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Media Aesculapius

Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika.

Suriadi dan Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi 2.


Jakarta : Sagung Seto.

Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Edisi
6.Jakarta : EGC.
1. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVERENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jumlah cairan 1. Memberikan hidrasi tetap
cairan b/d kehilangan keperawatan selama 3x24 jam dan jenis intakecairan adekuat
cairan aktif klien dapat menunjukan serta kebiasaan 2. Mencegah terjadinya
keseimbangan cairan dengan eliminasi gangguan integritas kulit
kriteria hasil 2. Memonitor membrane dan mukosa bibir
mukos, turgor kulit dan 3. Memperhatikan pola makan
1. Turgor kulit normal respon haus klien sehingga penyebab
2. Membran mukosa lembab 3. Jaga pencatatan intake diare berkurang
3. Intake dan output cairan atau asupan output yang 4. Menurunkan sekresi cairan
seimbang (2000-2500cc) akurat dan elektrolit agar seimbang
4. Feses lembut dan 4. Ajarkan klien dan 5. Menjaga cairan tetap
berbentuk, pola eliminasi keluarga penggunaan seimbang
normal, frekuensi 2x sehari obat diare secara tepat 6. Menjaga cairan tetap
warna feseskecoklatan 5. Minum lebih banyak 7- seimbang
8 gelas perhari 7. Mengukur warna, volume,
6. Intruksikan pada klien/ frekuensi, dan konsistensi
amggota keluarga untuk tinja yang norma
mencatat warna, 8. Menjaga cairan tetap
volume, frekuensi dan seimbang
konsistensi tinja
7. Kolaborasi engan dokter
pemberian obat
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan nutiris 1. Untuk mengetahui asupan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam 2. Sajikan makanan dalam nutirisi pada klien
kebutuhan tubuh diharapkan pemenuhan kondisi hangat 2. Agar makanan enak untuk
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien 3. Selingi makanan dengan dimakan
kurang asupan makanan terpenuhi dengan kriteria hasil: minum 3. Agar klien tidak merasa
1. Nafsu makan 4. Berikan makanan serat kerika makan
meningkat sedikit tapi sering 4. Supaya klien tidak bosan
2. Mampu 5. Kolaborasi dengan ahli dengan makanan yang
mengidentifikasi gizi dimakan klien
kebutuha nutrisi 5. Untuk mengetahui asupan
3. Adanya peningkatan nutrisi yang dibutuhan oleh
BB sesuai dengan klien
tujuan
4. Tidak terjadi mual
dan muntah
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji area kulit klien 1. Untuk mengetahui keadaan
kulit berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor adanya tanda kulit klien
dengan ekskresi diharapkan kerusakan kemerahan pada kulit 2. Untuk mengetahui keadaan
integritas kulit berhubungan 3. Edukasi klien untuk kluit klien terdapat
dengan eksresi dapat teratasi menjaga kebersihan kelainan, alergi atau luka
dengan kriteria hasil: kulit agar 3. Agar klien mengerti dan
1. Tidak ada lesi pada 4. Kolaborasi dengan paham pentinganya
kulit dokter pemberian terapi menjaga kesehatan kulit
2. Integritas kulit dalam obat 4. Untuk meringankan atau
keadaan baik menghilangkan lesi atau
3. Kulit dalam keadaan luka pada kulit
lembab
4. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor 1. Mengetahui penyebab diare
dengan proses infeksi keperawatan selama 3x24 jam penyebab diare. 2. Mengetahui perkembangan
intestinal dan mal diharapkan Diare berhubungan 2. Monitor tanda dan diare
absorbsi dengan proses infeksi gejala diare. 3. Mengetahui penyebab dan
intestinal dan mal absorbsi 3. Periksa feaces rutin. efek dari diare.
dapat teratasi dengan kriteria 4. Ajarkan penggunaan 4. Untuk memperoleh efek
hasil: obat antidiare yang obat yang optimal
tepat. 5. Mengetahui perkembangan
a. Tidak diare. 5. Anjurkan pasien / diare
b. Pola eleminasi seperti keluarga untuk mencatat 6. Diet rendah serat
biasanya. / melaporkan warna, menurunkan kerja
c. Warna feaces normal. volume, frekwensi dan intestinal, tinggi kalori dan
d. Fesces lunak dan konsistensi feaces. protein mempertahankan
berbentuk. 6. Evaluasi catatan stamina pasien.
e. Tidak konstipasi pemasukan kandungan
(Skala penilaian= nutrisi.
1:dikompromi, 7. Anjurkan / berikan diet
2: dikompromi cukup, rendah serat, tinggi
3:dikompromi sedang, protein dan tinggi
4:dikompromi ringan, kalori.
5:tanpa kompromi)

5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda verbal dan 1. Untuk mengetahui seberapa
dengan perubahan besar keperawatan selama 3x24 jam non verbal kecemasan kecemasan yang diderita
status kesehatan diharapkan ansietas 2. Gunakan pendekatan oleh pasien
berhubungan dengan yang tenang dan 2. Agar klien tenan dan
perubahans status kesehatan menyakinkan percaya terhadap perawat
dapat teratasi dengan kriteria 3. Berikan aktivitas Pasien 3. Untuk menghilangkan dan
hasil: untuk mengurangi mengurangi kecemasan
1. Klien dapat kecemasan pada klien
mengurangi 4. Berikan informasi 4. Untuk menambah wawasan
kecemamasan terkait dengan atau informasi kepada klien
perubahan status agar klien mengerti dan
2. Klien tampak tenang kesehatan paham
5. Libatkan keluarga untuk 5. Agar keluarga kooperatif
mendammpingi pasien dan menjaga pasien

Anda mungkin juga menyukai