ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir ini, peningkatan penggunaan media sosial dalam konteks
profesional dan pribadi telah menyebabkan pergeseran yang dinamis dalam batas-batas kehidupan
kerja. Dengan aksebilitas ketugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dan peluang jaringan
melalui platfrom keseimbangan kehidupan kerja tradisional. Penggunaan media sosial yang sangat
luas dan cepat menyebar didalam berbagai aspek kehidupan mempengaruhi lingkungan kerja (kaplan
& haelen, 2018). Beberapa penggunaan ini cukup positif, karena dapat membantu karyawan
membangun jaringan profesional kepada setiap individu mendapatkan informasi dan umpan balik
terkait.
Argumen saat ini adalah tentang digital kemampuan individu dalam memahami teknologi,
terutama dikalangan karyawan yang bekerja dalam konteks pekerjaan (Salju et al., 2023).
Perkembangan teknologi informasi, penggunaan media sosial tidak hanya menjadi cerminan
perubahan tetapi, juga membentuk landasan untuk pembentukan opini dan persepsi. Seiring
perkembangan, perubahan dalam tuntunan peran ganda ditempat kerja telah menjadi perhatian utama
dalam literatur manajemen sumber daya manusia ( powell & greenhaus, 2010).
Penggunaan media sosial tidak hanya terbatas pada integrasi sosial pribadi, tetapi juga telah
meluas kedomain profesional (dhir et al.,2018) plafrom seperti ini linkedln, twitter, whatsaap dan lain-
lain memungkinkan karyawan berinteraksi secara profesional, mengakses informasi industri, dan
memperluas jaringan profesional mereka diluar jam kerja ( majchrzak et al., 2013). Kinerja karyawan
memiliki keterkaitan dengan kegiatan dan tugas yang dilaksanakan karyawan secara efektif dan
efesiensi dan menentukan seberapa besar kontribusi karyawan kepada organisasi (Witriaryani et al.,
2022). Media sosial diharapkan dapat menghasilkan produktivitas dan mendorong kinerja bisnis yang
optimal (Septina Liftyawan et al., 2020).
Menurut Kross dkk. (2013) penggunaan media sosial dapat menghasilkan efek yang berbeda-
beda tergantung pada konten yang diedarkan konten positif dapat meningkatkan mood dan kinerja,
sedangkan konten negatif dapat mengganggu produktivitas (Rahmawan et al., 2019). teori media
richness dan social information processing media sosial mempengaruhi komunikasi dalam konteks
pekerjaan penggunaan media sosial dapat memiliki dampak positif dan negatif pada pekerjaan dan
kehidupan keluarga. Akbar & Padjadjaran, (2023) Penggunaan media sosial ditempat kerja terus
meningkat yang cukup signifikan dibidang ini, memiliki dampak negatif pada kinerja pekerjaan. Hal
ini menyebabkan tekanan tambahan pada karyawan untuk selalu “online” dan responsif terhadap
tugas atau permintaan, diluar jam kerja resmi. penggunaan media sosial memiliki dampak negative
seperti peningkatan kelelahan kerja, penurunan produktivitas, dan berpotensi meningkatkan stres.
Keterbukaan informasi pribadi melalui profil media sosial dapat menciptakan dinamika baru
diantara rekan kerja, atasan dan bawahan. Perubahan dalam tuntunan work family confict telah
membawa konsekuensi terhadap pekerjaan dan keluarga. Konflik peran ganda dapat muncul ketika
karyawan menghadapi tekanan dan tuntunan yang saling bersaing antara peran keluarga dan pekerjaan
(Giglietto et al., 2020). Seiring pertumbuhan pesat penggunaan media sosial menyebabkan dampak
penggunaan media sosial menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan cara yang
efektif, dalam kendala, penanganan dan konsisten dalam bekerja (Sulastri, 2021). Menyeimbangkan
kehidupan pribadi dan pekerjaan dapat menyebabkan masalah dan bahkan konflik peran ganda bagi
karyawan yang bekerja (Hastuti, 2018). Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan karyawan dan
performa kerja.
Keterkaitan antara media sosial dan konflik peran ganda terdapat celah penelitian dalam
pemahaman tentang bagaimana penggunaan media sosial dapat memperkuat atau meredakan konflik
peran ganda. Penelitian oleh (mesmer-magnus et al., 2012) menunjukkan bahwa penggunaan media
sosial diluar jam kerja dapat memperpanjang waktu kerja dan potensial memperburuk konflik peran
ganda. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan media sosial dan
konflik peran ganda serta dampaknya terhadap prestasi kerja.
Penggunaan media sosial dan konflik peran ganda memiliki hubungan yang signifikan karena
dampak negatif dapat memperkuat tekanan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis terkait peran
ganda. Menyebabkan konflik antara tuntunan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan pribadi,
memberikan dampak negatif pada keseimbangan hidup dan kesejahteraan psikologis individu.
Sehingga Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah konflik peran ganda dapat
digunakan untuk mengukur tingkat work-family conflict (Zhang et al., 2020). pada karyawan dimana
mereka mendapati pekerjaan mereka memiliki workload yang tinggi dan tidak memiliki sumber daya
dan kendali yang tinggi pada pekerjaannya sehingga menimbulkan adanya tekanan fisik, sosial dan
emosional dalam diri mereka dan menyebabkan tingkat stress, kelelahan, apatisme yang beresiko pada
penyakit gagal jantung. Konflik peran ganda adalah salah satu bentuk antar peran yang tekanan atau
ketidakseimbangan peran antara pekerjaan ditempat kerja dan peran didalam keluarga. sulit untuk
membedakan antara mengganggu pekerjaan mengganggu keluarga dan mengganggu keluarga
mengganggu pekerjaan (Ramadhani, 2018). Hal ini memunculkan konflik akibat tanggung jawab
terhadap keluarga yang mengganggu tanggung jawab terhadap pekerjaan, sehingga dampak yang
ditimbulkan adalah munculnya bentuk-bentuk dari stres kerja, konflik interpersonal di lingkungan
kerja, transisi karir, adanya organisasi atau atasan yang kurang mendukung, jumlah jam kerja yang
panjang dan tidak teratur serta meningkatnya beban kerja.
LITERATUR REVIEW
Media sosial
Perkembangnya media saat ini merupakan salah satu wujud era reformasi dan keterbukaan
informasi Penemuan fungsi smartphone komunikasi yang super canggih dijuluki berbagai internet,
media massa, media superhighway diantara facebook, instagram, twitter, tiktok dll. Menurut DetikInet
“Pengguna whatsapp sebagai pesan instant terpopuler didunia telah mencapai 1 milliar pengguna aktif
setiap harinya, rata-rata 1,3 milliar pengguna aktif menggunakan whatssap tiap bulan, dari 55 milliar
pesan, 4,5 milliar diantaranya berupa foto, sementara 1 milliar adalah video, mayoritas pesan berupa
tulisan, sedangkan di Indonesia pengguna whatssapp mencapai angka 58%” (Anjani et al., 2018).
Khatib, (2016) mengemukakan indikator tentang media sosial antara lain: 1. Melaksanakan
tugas dengan target yang jelas 2. Konten yang menarik dan menghibur 3. Interaksi antara konsumen
dengan penjual 4. Interaksi antara konsumen dengan konsumen lain 5. Kemudahan untuk pencarian
informasi produk.
Dengan adanya media sosial memang sangatlah membantu dalam berhubungan dengan o
Frone (1997) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga sebagai konflik peran ganda dimana
karyawan terpaksa melakukan pekerjaan mereka di luar rumah, sementara mereka juga harus
memperhatikan keluarga mereka secara keseluruhan. konflik peran ganda berdampak negatif pada
kesejahteraan individu dan prestasi kerja (ii et al., 2017).
Konflik peran ganda adalah salah satu bentuk antar peran yang tekanan atau
ketidakseimbangan peran antara pekerjaan ditempat kerja dan peran didalam keluarga. sulit untuk
membedakan antara mengganggu pekerjaan mengganggu keluarga dan mengganggu keluarga
mengganggu pekerjaan (Ramadhani, 2018). Hal ini memunculkan konflik peran ganda antara peran
pekerjaan dan keluarga yang dapat menghasilkan beberapa dampak negatif terhadap prestasi kerja.
Sehingga dampak yang ditimbulkan akibat konflik adalah kurangnya konsentrasi, penurunan kinerja,
ketidakhadiran dan keterlambatan, kurangnya kreativitas dan inovasi, rendahnya kepuasan kerja,
ketidakseimbangan karir dan pengembangan pribadi, konflik dengan rekan kerja, dan perasaan
kehilangan kendali.penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat merespons konflik peran ganda
dengan cara yang berbeda, dan faktor-faktor seperti dukungan sosial, kebijakan perusahaan, dan
strategi menajemen stres dapat memoderasi dampaknya.
Greenhaus dan beutell (1985) mengemukakan konflik peran ganda (work-family conflict)
tuntutan pekerjaan dan keluarga dapat saling bersaing, menyebabkan konflik ada dua jenis konflik:
konflik peran (konflik peran ganda) dan konflik waktu (konflik berbasis waktu). liftyawan,dkk
(2020:4) konflik pekerjaan keluarga atau work family conflict adalah bentuk konflik antara peran
yang diakibatkan oleh tuntutan peran di tempat kerja dan keluarga saling bertentangan dalam
beberapa hal.
Greenhaus dan beutell dalam hasanah dan matuzahroh, (2017) juga mengemukakan ada tiga
indikator work family conflict, diantaranya : a. konflik berdasar waktu (time based conflict) b. konflik
berdasar tegangan (strain based conflict) c. konflik berdasar perilaku (behavior based conflict).
Faktor-faktor pemicu munculnya konflik peran ganda (work-family conflict) bersumber dari domain
tempat kerja dan keluarga. tekanan-tekanan tersebut berhubungan positif dengan konflik pekerjaan-
keluarga, berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh
kedua bagian (pekerjaan atau keluarga). Hal tersebut membuat tekanan peran terhadap pekerjaan dan
keluarga yang saling bertentangan dalam beberapa hal.
Prestasi Kinerja
Praktik SDM yang berkelanjutan sangat di pengaruhi oleh tingkat kinerja dan prestasi kerja
diketahui oleh pengetahuan mendalam tentang faktor-faktor ini sangat penting dalam mendefinisikan
ulang HRM sesuai dengan kebutuhan saat ini (Davidescu et al., 2020). Salah satu variabel yang telah
mendapat perhatian di antara prediktor sikap organisasi ini adalah work-family conflict (WFC) terjadi
ketika aspek pekerjaan dan keluarga tidak sesuai satu sama lain (Vickovic & Morrow, 2020).
Campbell (1990) menilai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah model prestasi kerja
(job performance model) yaitu memiliki kemampuan, motivasi, dan dukungan organisasi. Untuk
mencapai sebuah prestasi kerja yang mana disesuaikan dengan tempat kerja yang dikemukakan oleh
mangkunegara (2017) meliputi indikator – indikator yaitu: (1) kualitas kerja, (2) kuantitas kerja, (3)
disiplin kerja, (4) kerjasama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja menurut edy sutrisno, (2009) adalah
gabungan tiga faktor, yaitu: 1. kemampuan, perangai dan minat seorang pekerja. 2. kejelasan dan
penerimaan atas penjelasan peranan seorang pekerja. 3. tingkat motivasi kerja. Variabel-variabel
organisasi ini, penting untuk memahami faktor-faktor apa yang mempengaruhi dampak media sosial,
konflik peran ganda, dan prestasi kerja variabel ini berpengaruh pada menciptakan lingkungan kerja
yang mendukung prestasi kerja optimal.
Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh (Rachmaningrum & Makmuriana, 2018) berjudul pengaruh konflik peran
ganda (work-family conflict) terhadap stres kerja perawat wanita di rsud dr. soedarso pontianak. Hasil
penelitian konflik peran ganda berpengaruh terhadap prestasi kerja yang diakibatkan adanya dampak
penggunaan media sosial yang berlebihan ditempat kerja yang membuat stres dan kesejahteraan
mental terganggu, absensi dan kehadiran buruk, berkurangnya fokus dan produktivitas, konflik yang
sering terjadi ditempat kerja, pengaruh negatif pada hubungan, perubahan karir, kurangnya prestasi
kerja.
Penelitian oleh (Anita Novialumi, 2019) berjudul pengaruh media sosial terhadap prestasi
kinerja bahwa media sosial dapat membantu menghasilkan kinerja yang baik. Hasil penelitian
berpengaruh dibuktikan dari hasil pencapaian kinerja yang di evaluasi setiap 1 tahun sekali yang
menunjukkan bahwa karyuwan mampu mengerjakan jobdcsk dengan baik Hal tersebut iuga didukung
oleh whatsapp yang membantu proses pekerjaan.
Penelitian oleh (Septina Liftyawan et al., 2020) berjudul pengaruh konflik pekerjaan-
keluarga, kelelahan emosional, dan stress kerja terhadap prestasi kerja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh konflik peran ganda yang negatif signifikan terhadap prestasi kerja.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang ditunjukkan peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “Investigasi Dampak Penggunaan Media Sosial dan Konflik Peran Ganda Terhadap
Prestasi Kerja” melakukan pembaruan agar penelitian yang dilakukan semakin kokoh, karena isi yang
terdapat pada masing-masing jurnal dapat dijadikan acuan untuk mengetahui masalah-masalah apa
saja yang terjadi dan menyelesaikan masalah menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi
karyawan dalam menyeimbang konflik peran ganda (work-family conflict) pada karyawan. Dari
beberapa jurnal penelitian sebelumnya tidak ada yang membahas tentang dampak penggunaan media
sosial dan konflik peran ganda terhadap prestasi kerja karyawan. dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa penelitian yang akan dilakukan tergolong masih baru dan belum banyak dilakukan oleh
peneliti terdahulu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Air Mineral PAM Tirta Mangkaluku Kota Palopo
yang beralamat di Jl.Pong simpin No.14, Kel. Murante, Kec. Mungkajang, Kab. Luwu, Kota Palopo,
Provinsi Sulawesi Selatan, indonesia dimulai 4 november hingg 10 desember 2023.
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan di Perusahaan Air Mineral PAM Tirta
Mangkaluku Kota Palopo yaitu sebanyak 316 karyawan. Jumlah populasi yang terlalu banyak maka
jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 177 karyawan dengan menggunakan rumus slovin.
Teknik propotionate stratified random sampling:
Ket:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner sejumlah 30 item pernyataan, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen media sosial (X1), dan konflik peran ganda (X2) sedangkan variabel dependen prestasi
kerja (Y). Selanjutnya, berdasarkan (Koopmans, 2014) Semua pengukuran variabel dinilai pada skala
tipe Likert 5 poin mulai dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Secara keseluruhan
kegiatan pengolahan dan analisis dan ini dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program
SPSS (statistical productfor service solusion) versi 26.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang
dikemukakan oleh (koopmans, 2016) dengan rumus: Y = a + teknik analisis data menggunakan uji
deskriptif, uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), uji regresi linear berganda, uji hipotesis uji t
uji F, dan uji koefisien determinasi R2.
Saling terhubung
Konflik peran mengamati sejauh mana seseorang Waktu yang terbatas Rachmaningrum
ganda (X2) berhasil menjalankan dua peran atau & Makmuriana,
lebih dalam membagi waktunya, Stres dan kecemasan (2018)
Kemampuan memecahkan
masalah
Kerangka konsetual
Dalam penelitian ini variabel independen adalah media sosial dan konflik peran ganda.
Sedangkan variabel dependen adalah prestasi kerja. Kerangka konseptual penelitian ini digunakan
untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah dari kerangka konseptual diatas maka, hipotesis tindakan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
H1: Media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
H2: Konflik peran ganda berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
H3: Media sosial dan konflik peran ganda secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja pegawai.
HASIL PEMBAHASAN
Uji validitas instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner,
suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dan r
tabel untuk mengetahui validitas suatu instrumen ;jika r hitung > r tabel, maka instrumen pernyataan
tersebut dinyatakan valid ;jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid menggunakan
signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 26.
Tabel 2
Hitung Tabel
X1.1 0,376 0,148 Valid
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel diatas maka diketahui bahwa semua variabel penelitian
setiap variabel item-item pernyataan yang diuji berdasarkan aplikasi SPSS versi 26,2023 dinyatakan
semua valid yang menunjukkan nilai r hitung > r tabel.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur apakah realibel dan
konsisten, dengan nilai Cronbach’s alpha > 0,6 menunjukkan reliabilitas.
Tabel 3
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisiensi
Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dikatakan semua konsep pengukuran masing-
masing variabel dari kuesioner adalah realibel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-
masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dan hubungan antara
variabel bebas yang lebih dari dua variabel terhadap variabel dependen, digunakan persamaan regresi
liniear berganda antara media sosial (X1), konflik peran ganda (X2), dan prestasi kerja (Y) dengan
dibantu program SPSS dalam perhitungan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh
secara parsial terhadap variabel terkait dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 5% atau 0,5.
Dengan demikian apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak H1 diterima artinya bahwa variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Demikian sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0
diterima H1 ditolak artinya bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Uji simultan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama
(simultan). Dengan demikian apabila nilai F hitung > nilai Ftabel, maka secara bersama-sama variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Berikut dibawah ini hasil uji F dalam penelitian ini:
Uji koefisiensi (R2) ditujukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
media sosial, konflik peran ganda terhadap prestasi kerja. Dengan rumus koefisiensi determinasi
berikut:
KP = R2x100%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai investigasi dampak penggunaan media sosial dan
konflik peran ganda terhadap prestasi kerja maka peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai
jawaban atas rumusan masalah yang dapat
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka saran yang dapat diberikan
kepada pihak Perusahaan Pam Tirta Mangkaluku dari penelitian ini, yaitu
REFERENSI
Akbar, A., & Padjadjaran, U. (2023). Dampak Negatif dan Positif Penggunaan Media Sosial
Terhadap Kinerja Karyawan. 3(3), 948–971.
Anjani, A., Ratnamulyani, I. A., & Kusumadinata, A. A. (2018). Penggunaan Media Komunikasi
Whatsapp Terhadap Efektivitas Kinerja Karyawan. Jurnal Komunikatio, 4(1), 41–50.
https://doi.org/10.30997/jk.v4i1.1211
Chen, X., Wei, S., Davison, R. M., & Rice, R. E. (2020). How do enterprise social media affordances
affect social network ties and job performance? Information Technology & People, 33(1), 361–388.
https://doi.org/10.1108/ITP-11-2017-0408
Davidescu, A. A. M., Apostu, S. A., Paul, A., & Casuneanu, I. (2020). Work flexibility, job
satisfaction, and job performance among romanian employees-Implications for sustainable human
resource management. Sustainability (Switzerland), 12(15). https://doi.org/10.3390/su12156086
Eliyana, A., Ma’arif, S., & Muzakki. (2019). Job satisfaction and organizational commitment effect in
the transformational leadership towards employee performance. European Research on Management
and Business Economics, 25(3), 144–150. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2019.05.001
Giglietto, F., Farci, M., Marino, G., Mottola, S., Radicioni, T., & Terenzi, M. (2022). Mapping
nefarious social media actors to speed-up Covid-19 fact-checking. 1–9.
Novita, H., Afriani, S., & Ariska, Y. I. (2021). The Relationship Of Multiple Role Conflict On Work
Stress Of State Civil Services ( Asn ) At The Health Office Of Kaur District Hubungan Konflik Peran
Ganda Terhadap Stress Kerja Aparatur Sipil Negara ( Asn ) Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur.
Jurnal Emba Review, 1, 32–37.
Obrenovic, B., Jianguo, D., Khudaykulov, A., & Khan, M. A. S. (2020). Work-Family Conflict
Impact on Psychological Safety and Psychological Well-Being: A Job Performance Model. Frontiers
in Psychology, 11(March), 1–18. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.00475
Rachmaningrum, R., & Makmuriana, L. (2018). Pengaruh Konflik Peran Ganda ( Work-Family
Conflict ) Terhadap Stres Kerja Perawat Wanita Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan, 9(2), 33–44.
Rahmawan, D., Mahameruaji, J. N., & Anisa, R. (2019). Pengembangan konten positif sebagai bagian
dari gerakan literasi digital. Jurnal Kajian Komunikasi, 7(1), 31.
https://doi.org/10.24198/jkk.v7i1.20575
Saleem, F., Malik, M. I., & Qureshi, S. S. (2021). Work Stress Hampering Employee Performance
During COVID-19: Is Safety Culture Needed? Frontiers in Psychology, 12(August), 1–13.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.655839
Salju, S., Junaidi, J., & Goso, G. (2023). The effect of digitalization, work-family conflict, and
organizational factors on employee performance during the COVID-19 pandemic. Problems and
Perspectives in Management, 21(1), 107–119. https://doi.org/10.21511/ppm.21(1).2023.10
Septina Liftyawan, K., Susilo Hadi, F., & Siwi Agustina, T. (2020). Pengaruh Konflik Pekerjaan-
Keluarga Kelelahan Emosional dan Stres Kerja Terhadap Kinerja. Jurnal Penelitian Ipteks, 5(1), 1–
16.
Venkatesh, V. (2020). Impacts of COVID-19: A research agenda to support people in their fight.
International Journal of Information Management, 55, 102197.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2020.102197
Vickovic, S. G., & Morrow, W. J. (2020). Examining the Influence of Work–Family Conflict on Job
Stress, Job Satisfaction, and Organizational Commitment Among Correctional Officers. Criminal
Justice Review, 45(1), 5–25. https://doi.org/10.1177/0734016819863099
Witriaryani, A. S., Putri, A., Jonathan, D., Mohd, T., & Abdullah, K. (2022). Pengaruh Work-life
Balance dan Flexible Working Arrangement terhadap Job Performance dengan Dimediasi oleh
Employee Engagement. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4(7), 932–947.
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue/article/view/1202