Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia p-ISSN: 2581-2769

JENIUS e-ISSN: 2598-9502

e
Peran Employee Engagement Sebagai Mediasi pada Pengaruh Stres Kerja
dan Keseimbangan Kehidupan Kerja Terhadap Turnover Intention
1Dwi Astuti, 2Dian Hasanah, 3Samuel Silitonga, 4Sarfilianty Anggiani
1Universitas
Pelita Bangsa, Cikarang, Indonesia
2,3,4Universitas
Trisakti, Jakarta, Indonesia
Email : astutidwi307@gmail.com,2dian.hasanah.kemendagri@gmail.com,
1
3silitongasamuel@gmail.com,4regina992001@yahoo.com

(Diterima: Januari 2022; Direvisi: Maret 2022; Dipublikasikan: Mei 2022)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stress kerja
dan keseimbangan kehidupan kerja terhadap turnover intention yang di mediasi
employee engagement. Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan spare part
otomotif daerah Cikarang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
kuantitatif. Populasi dan sample yang digunakan adalah seluruh staff dengan jumlah
55 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui google form dalam mengisi
survei online. Analisis data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan bantuan
program software smart PLS versi 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
stress kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap turnover intention, keseimbangan
kehidupan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap turnover
intention, stress kerja memiliki pengaruh terhadap employee engagement,
keseimbangan kehidupan kerja memiliki pengaruh terhadap employee engagement,
employee engagement berpengaruh terhadap turnover intention, stres kerja tidak
berpengaruh terhadap turnover intention yang di mediasi employee engagement,
employee engagement mampu memediasi pengaruh keseimbangan kehidupan kerja
terhadap turnover intention.

Kata Kunci: Stres Kerja, Keseimbangan Kehidupan Kerja, Employee


Engagement, Turnover Intention

Copyright © Pada Penulis JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022 543


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 544
JENIUS

PENDAHULUAN organisasi sudah memiliki modal


Perkembangan dunia industri besar, teknologi canggih, sumber
begitu pesat. Semua organisasi daya alam yang melimpah tetapi tidak
berusaha mencapai keunggulan ada sumber daya manusia yang dapat
bersaing yang berkelanjutan untuk mengelola dan memanfaatkannya
memperoleh keuntungan dan dapat maka sebuah organisasi tidak akan
bertahan di lingkungan pasar yang dapat meraih tujuannya. Untuk
semakin kompetitif. Salah satu faktor menjalankan modal, teknologi dan
penting akan keberhasilan suatu sumber daya alam yang dimiliki
organisasi atau perusahaan adalah organisasi membutuhkan sumber
sumber daya manusia. Menurut daya manusia yang berkualitas. Tanda
Soelton et al (2021) sumber daya bahwa sumber daya manusia dapat
manusia sangat penting bagi dikatakan berkualitas adalah memiliki
perusahaan atau organisasi dalam dedikasi untuk organisasi, memiliki
mengelola dan mengatur pegawai rasa pengabdian pada tugas dan
sehingga dapat berfungsi produktif. pekerjaan mereka, tidak bekerja
Di era sekarang perkembangan setengah-setengah serta fokus pada
teknologi selalu berubah tiap apa yang mau mereka wujudkan.
bidangnya. Untuk merespon Seorang karyawan harus
perubahan tersebut perusahan dituntut menghadapi setiap tantangan,
untuk mengelola semua sumber perubahan, maupun beban pekerjaan
dayanya terutama sumber daya agar menjaga eksistensi kinerjanya.
manusia supaya bisa menangkap Hubungannya dengan pekerjaan yang
semua perubahan yang terjadi. di tekuni, setiap karyawan memiliki
Pengelolaan sumber daya manusia kemampuan berbeda dalam
yang tepat akan berdampak positif mengelola beban pekerjaannya.
terhadap kualitas kinerja karyawan Apabila beban pekerjaan melampaui
terhadap perusahaan. Sehingga kemampuan karyawan, maka dapat
perusahaan bisa beroperasi dengan mengakibatkan stres. Apabila stres
efektif dan efisien. terjadi dalam pekerjaan maka dapat
Setiap organisasi pasti ingin berpengaruh secara langsung pada
memiliki sumber daya manusia yang kinerja karyawan (Atmaja, 2018).
berkualitas. Karena pada dasarnya, Stres dapat muncul apabila
sumber daya manusia yang akan seseorang mengalami beban atau
menggerakkan sebuah organisasi tugas berat dimana orang tersebut
untuk mencapai tujuan organisasi tidak dapat mengatasi tugas yang
tersebut. Potensi sumber daya yang dibebankan itu, maka tubuh akan
dimiliki manusia dapat dimanfaatkan berespon dengan tidak mampu
untuk meraih keberhasilan dalam terhadap tugas tersebut. Seseorang
mencapai tujuan di dalam organisasi. yang tidak mampu menangani stres,
Sumber daya yang dimiliki antara lain akan mengakibatkan seseorang
adalah waktu, tenaga dan kemampuan terbelenggu di situasi yang
manusia baik secara fisik atau memperburuk kondisi fisik maupun
pemikirannya, dapat dimanfaatkan mentalnya. Karyawan yang
secara optimal untuk kepentingan mengalami stress yang tinggi pada
organisasi. Apabila di dalam pekerjaan akan cenderung merasa

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 545
JENIUS

lelah dan sinis pada apa yang dia tujuan masing-masing. Selain tujuan
kerjakan, sehingga akan perusahaan yang harus mereka capai,
menimbulkan rasa acuh tak acuh pada masing-masing dari karyawan
pekerjaanya dan juga dapat tersebut juga memiliki tujuan lain
mengurangi kinerja dalam untuk memenuhi kebutuhan pribadi
pekerjaanya tersebut. Hal ini dapat mereka yang berbeda. Oleh karena
dikatakan bahwa stres sebagai bentuk itu, perusahaan harus
hubungan antara individu dengan 3 mempertimbangkan kebutuhan
lingkungannya yang dinilai sebagai kehidupan sosial setiap karyawannya
sesuatu yang mengancam atau untuk membuat karyawan merasa
sesuatu yang menekan (Soelton et al., bahagia dalam bekerja.
2021). Tingkat worklife balance
Alhogbi (2018) menjelaskan diperkuat dari hasil survey Own
bahwa ketika seorang karyawan elaboration based on the resulst
dapat memenuhi antara keterlibatan (2017) mengenai tingkat work-life
kehidupan dan kerjanya secara balance karyawan secara
seimbang maka tidak akan ada global.Adapun pemaparan mengenai
konflik peran ganda yang terjadi dan tingkat worklife balance karyawan
mereka akan mencapai kepuasan secara global dari hasil hasil survey
terhadap kehidupan sehari-hari dan Own elaboration based on the
juga kepuasan terhadap kinerjanya. resulst(2017) pada gambar 1.
Namun, setiap karyawan memiliki dibawah ini.

Balance

16%
2% Conflict - to much
46% work
Conflict - to much
36%
life family life
Difficult to say

Gambar 1. Laporan hasil survey tingkat Worklife balance


Sumber : Own elaboration based on the survey resulst(2017)

Meskipun sebagian besar dalam subjek ini. Rasa


responden bekerja di luar jam kerja, ketidakseimbangan yang dihasilkan
tidak selalu harus mengarah kekonflik dari jumlah pekerjaan yang
antara pekerjaan dan kehidupan berlebihan meningkat dengan jumlah
pribadi. Hampir setiap orang kedua waktu yang mereka curahkan untuk
(46%) berpikir bahwa ia berhasil itu. Sekelompok orang yang
menjaga keseimbangan dalam hidup, menghabiskan waktu di tempat kerja
meskipun pandangan ini sangat secara signifikan lebih banyak dari
mempolarisasi responden dan yang ditentukandalam kontrak,
sebanyak 36% merasakan konflik menunjukkan ketidakseimbangan

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 546
JENIUS

(70%), sedangkan persentase yang kehidupan, sumber daya manusia,


sama dari mereka yang menyatakan hukum, pemasaran, rantai pasokan
bekerja sesuai kontrak, menunjukkan dan pengadaan, real estate dan
keseimbangan hubungan kerja- konstruksi, serta penjualan dan
rumah.hampir satu dari lima orang teknologi. Survey yang dilakukan
(16%) tidak dapat menentukan oleh Michael Page Indonesia pada
perasaan mereka. Indonesia memiliki tahun 2017 menunjukkan bahwa upah
beberapa sektor pekerjaan dan tolak dan prospek pekerjaan dapat dilihat
ukur gaji, diantaranya digital, teknik dari beberapa fenomena. Seperti yang
dan manufaktur, keuangan dan ditunjukkan pada gambar 2.
akuntansi, ilmu kesehatan dan

Gambar 2. Outlook Gaji dan Pekerjaan


Sumber : Michael Page 2017

Berdasarkan survey, sejak tahun sebanyak 65%, dan fleksibilitas


2017 terdapat 53% perusahaan yang tempat kerja sebesar 36%. Perusahaan
disurvei berencana untuk mulai memperkuat fokusnya pada
meningkatkan jumlah karyawan, D&I sebanyak 96% dan menyadari
lebih tinggi dari rata-rata Asia sebesar bahwa lingkungan yang beragam dan
44%. Secara umum terdapat insklusif mampu mendorong
permintaan yang tinggi akan kandidat tumbuhnya inovasi dan kreativitas.
yang memenuhi syarat di berbagai Perusahaan dengan keberagaman
546ngageme, 60% perusahaan secara gender yang tinggi, memiliki
aktif mencari dan merekrut karyawan. kemungkinan 55% untuk mampu
Mayoritas pengusaha yang disurvei mengungguli kompetitornya.
82% berharap untuk menawarkan gaji Sementara perusahaan dengan tingkat
lebih dari 5% dalam 12 bulan keberagaman agama yang tinggi
kedepan. Perusahaan di Indonesia memiliki kemungkinan sebesar 38%.
berinisiatif menarik dan Dan tingkat keberagaman etnis yang
mempertahankan bakat dengan tinggi memiliki kemungkinan 30%
menawarkan gaji sebesar 72%. untuk mampu meraih keberhasilan
Peluang untuk pengembangan karir

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 547
JENIUS

yang lebih unggul dari stres kerja dan kehidupan


kompetitornya. keseimbangan kerja sebagai variabel
Employee engagement pada independen, employee engagement
perusahaan sangat berpengaruh sebagai variabel pemediasi dan
penting bagi proses produksi. Rasa turnover intention sebagai variabel
yang dimiliki oleh karyawan dan dependen.
keinginan untuk terus berkembang,
komitmen yang kuat dapat memicu TINJAUAN PUSTAKA
kinerja yang maksimal bagi setiap 1. Turnover Intention
karyawan. Dengan adanya employee Turnover intention
engagement akan memudahkan merupakan puncak dari segala
perusahaan untuk melihat seberapa engagement perilaku yang
besar karyawan memiliki rasa terikat, dipengaruhi ketidakpuasan
kesadaran terhadap bisnis, dan karyawan dalam pekerjaannya,
kemampuan bekerja sama dengan jika karyawan tidak puas dengan
maksud yaitu tercapainya tujuan dari pekerjaannya, maka mereka akan
organisasi (Handoyo & Setiawan, mencari tempat kerja lain (Ekhsan,
2017). Karyawan yang merasa terikat 2019). Menurut Kartono (2021)
merasa benar-benar terlibat dan terdapat tiga dimensi dalam
memiliki antusias akan pekerjaan dan turnover intention, diantaranya:
organisasinya. Pernyataan work life Intention to quit (niat untuk keluar)
balance dapat berpengaruh positif yang diawali dengan perubahan
terhadap job engagement diperkuat perilaku karyawan seperti tingkat
dengan penelitian oleh Sheppard absensi dan kemangkiran yang
(2016) yang mencatat bahwa tinggi; job search (mencari
karyawan akan lebih merasa puas dan pekerjaan) dengan cara mencari
terikat aktif jika mereka menerima pekerjaan lain dan mencari
adanya dukungan sosial secara resmi tambahan penghasilan dari luar
dari perusahaan. Selain itu penelitian organisasi; serta thinking of quit
Patricia (2017) dan Oludayo (2018) (berpikir untuk keluar)
berpendapat bahwa jika karyawan memikirkan keputusannya
diberikan kesempatan untuk sebelum mengambil sikap keluar
mengurus urusan pribadinya, hal ini pekerjaanya
akan meningkatkan keterikatan 2. Stres Kerja
produktif karyawan. Jika karyawan Manoppo (2020)
sudah memiliki job engagement yang menyatakan stress dapat
baik dikarenakan sudah mendapat menimbulkan perubahan perilaku
work life balance yang baik pula yang dapat mengganggu hubungan
maka akan memperbesar antar individu dalam suatu
kemungkinan turunnya turnover individu. Kategori potensial akibat
intention pada suatu organisasi. stress anatara laim, subyektif
Penelitian ini mengacu pada berupa ketakutan dan apatis,
penelitian oleh Jaharuddin (2019) perilaku berupa alkoholisme,
yang menyatakan dampak work life ketergantungan obat dan mudah
balance pada job engagement dan mendapat kecelakaan, kognitif
turnover intention. Pada penelitian ini berupa konsentrasi rendah,

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 548
JENIUS

hambatan dan lebih, fisiologis kerja dengan kebutuhan pribadi


berupa naiknya tekanan darah, dan diluar pekerjaan.
gangguan jantung naik, 4. Employee Engagement
organisasional berupa employee engagement
produktivitas rendah, absensi dan adalah sebuah pernyataan
engagement hukum. Hubungan psikologis dimana karyawan
antara stress kerja dan berbagai merasa tertarik untuk ikut
penyakit dapat menimbulkan menentukan kesuksesan
gangguan suasana hati dan tidur, perusahaan serta memiliki
gangguan pencernaan dan sakit keinginan dan motivasi kuat untuk
kepala, gangguan hubungan berkinerja melebihi kewajibannya.
dengan keluarga dan antar teman. Secara umum employee
Nurjaya (2020) Stress yang engagement dapat didefinisikan
dialami oleh seseorang akan sebagai tingkat komitmen dan
merubah cara kerja engagement keterikatan karyawan yang
kekebalan tubuh. dimiliki terhadap organisasi dan
3. Kehidupan Keseimbangan nilai nilai yang diterapkandalam
Kerja organisasi (Handoyo & Setiawan,
Keseimbngan kehidupan 2017). Employee engagement
kerja adalah sejauh mana merupakan keadaan dimana
keterlibatan dan kepuasan individu terdapat komitmen emosional dan
dalam peran mereka diantara intelektual pada individu untuk
kehidupan pribadi dan kehidupan sebuah organisasi atau kelompok
pekerjaan serta tidak menimbulkan untuk membangun dan
konflik diantara keduanya mempertahankan kinerja sehingga
(Irawanto et al., 2021). Sedangkan dengan demikian akan
menurut Bendhe (2020) meningkatkan produktivitas pada
keseimbangan kehidupan kerja perusahaan (Bhardwaj et al., 2021)
adalah kemampuan individu 5. Design Penelitian
untuk menjaga keseimbangan Adapun design dalam
antara kewajiban mereka di tempat penelitian ini tertera dalam gambar
3 di bawah ini.

Stres Kerja
H1
H3 H6

H5 Turnover
Employee
Intention
Engagement
H4 H7
H2

Kehidupan
Keseimban
gan Kerja

Gambar 3. Design Penelitian

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 549
JENIUS

Hipotesis : mengetahui antar variable melalui


H1 : Stres kerja berpengaruh proses bootstrapping untuk precision
berpengaruh terhadap turnover dan estimasi PLS. Bootstrapping
Intention adalah teknik statiska yang berada
H2 : Keseimbangan kehidupan kerja dibawah judul resampling yang lebih
berpengaruh terhadap turnover luas. Teknik ini melibatkan prosedur
intention yang relative sederhana namun
H3 : Stres kerja berpengaruh berkali-kali diulang sehingga sangat
terhadap employee engagement bergantung pada perhitungan
H4 : Keseimbangan kehidupan kerja software Smart PLS.
berpengaruh terhadap employee
engagement HASIL PENELITIAN
H5: Employee engagement Pengujian Model Struktular (Inner
berpengaruh terhadap turnover Model)
intention Pengujian model struktural
H6 : Stres kerja berpengaruh (Inner model) dapat dilakukan dengan
terhadap turnover intention tiga metode yaitu R-square, path
yang di mediasi employee coefficients dan specific indirect
engagement effects.
H7 : Keseimbangan kehidupan kerja R-Square
berpengaruh terhadap turnover Tabel 1. Hasil Uji R-Square
intention yang di mediasi Variabel R Square
employee engagement Employee Engagement 0.588
Turnover Intention 0.691
METODE PENELITIAN Sumber : Output SmartPLS 3,0
Jenis Penelitian yang dilakukan (2020)
adalah penelitian dengan pendekatan Berdasarkan Tabel 1. dapat
kuantitatif. Populasi pada penelitian dilihat bahwa stres kerja terhadap
ini adalah seluruh staff di perusahaan employee engagement memberikan
spare part otomotif yang berlokasi di nilai R-square sebesar 0,588 dapat
daerah Cikarang dengan jumlah 55 diartikan bahwa variabel employee
karyawan. Metode pengumpulan data engagement dapat dijelaskan dengan
yang dilakukan adalah dengan cara variabel konstruk sebesar 58,8%,
membagikan daftar pertanyaan sedangkan 41,2% dijelaskan oleh
kepada responden agar responden variabel lain diluar penelitian ini.
tersebut memberikan jawabannya. Pengaruh lainnya terdapat dalam
Metode analisis data menggunakan model turnover intention dengan nilai
software SmartPLS versi 3.0. Metode R-square sebesar 0,691 dapat di
analisis data yang digunakan adalah artikan bahwa variabel turnover
uji R- square, Bootstrapping, Path intention dapat dijelaskan dengan
Coefficient, dan Specific indirect variabel kontruk employee
effects dengan software Smart PLS. engagement sebesar 69,1%
Pengujian model struktural dilihat sedangkan 30,9 % dijelaskan oleh
dari nilai R-Square. Selanjutnya variabel lain diluar penelitian ini.
evaluasi model dilakukan dengan
melihat nilai signifikan untuk

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 550
JENIUS

Path Coefficient Model Test:


Pengujian ini dilakukan untuk - Jika nilai T-statistic > 1,96 maka
mengetahui pengaruh langsung antara Hipotesis diterima
variabel eksogen dengan endogen - Jika nilai T-statistic < 1,96 maka
dengan melakukan bootstrapping. Hipotesis ditolak
Diketahui melalui nilai T-Statistic. Berikut ini adalah hasil uji path
Dimana nilai T-statistic yang coefficient dalam SmartPLS 3,0 oleh
digunakan adalah 1.96. peneliti :
Tabel 2. Path coeffiecient
Variabel Original Sample Standard T Statistics P
sample (O) Mean Deviation (|O/STDEV|) Values
(M) (STDEV)
Stres Kerja -> Turnover
0,185 0,167 0,136 1,359 0,087
Intention
Keseimbangan Kehidupan
0,362 0,377 0,184 1,964 0,025
Kerja -> Turnover Intention
Stres Kerja
0,255 0,267 0,146 1,750 0,040
-> Employee Engagement
Keseimbangan Kehidupan
Kerja -> Employee 0,562 0,570 0,131 4,288 0,000
Engagement
Employee Engagement ->
0,372 0,372 0,143 2,591 0,005
Turnover Intention
Sumber : Output SmartPLS 3,0 (2020)
Berdasarkan tabel 2. dapat statistic sebesar 4,288 > 1,96 (nilai t-
dilihat bahwa pengaruh langsung statistic yang digunakan), artinya
antara variabel stress kerja dengan hipotesis diterima. Pengaruh
variabel turnover intention langsung antara variabel employee
memberikan hasil uji t-statistic engagement dengan variabel turnover
sebesar 1,359 < 1,96 (nilai t-statistic intention memberikan hasil uji t-
yang digunakan), artinya hipotesis statistic sebesar 2,591> 1,96 (nilai t-
ditolak. Pengaruh langsung antara statistic yang digunakan), artinya
variabel keseimbangan kehidupan hipotesis diterima.
kerja dengan variabel turnover Specific Indirect Effect
intention memberikan hasil uji t- Pengujian dilakukan untuk
statistic sebesar 1,964 > 1,96 (nilai t- mengetahui pengaruh tidak langsung
statistic yang digunakan), artinya antara variabel eksogen dengan
hipotesis diterima. Pengaruh endogen dengan melakukan
langsung antara variabel stress kerja bootstrapping. Diketahui melalui
dengan variabel employee nilai T-Statistic. Dimana nilai t-
engagement memberikan hasil uji t- statistic yang digunakan adalah 1.96.
statistic sebesar 1,750 > 1,96 (nilai t- Model Test:
statistic yang digunakan), artinya - Jika nilai T-statistic > 1,96 maka
hipotesis diterima. Pengaruh Hipotesis diterima
langsung antara variabel - Jika nilai T-statistic < 1,96 maka
keseimbangan kehidupan kerja Hipotesis ditolak
dengan variabel employee
engagement memberikan hasil uji t-

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 551
JENIUS

Berikut ini adalah hasil uji


specific indirect effect dalam
SmartPLS 3,0 oleh peneliti :
Tabel 3. Specific Indirect Effects
Original Sample Standard
T Statistics
Variabel sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Stres Kerja ->
Employee Engagement 0,095 0,103 0,078 1,211 0,113
-> Turnover Intention
Keseimbangan
Kehidupan Kerja ->
0,209 0,207 0,088 2,378 0,009
Employee Engagement
-> Turnover Intention
Sumber : Output SmartPLS 3,0 (2020)
Berdasarkan tabel 3. dapat keseimbangan kehidupan kerja
dilihat bahwa pengaruh tidak ,employee engagement dan turnover
langsung antara variabel stress kerja intention memberikan hasil t-statistic
,employee engagement dan turnover sebesar 2,378 < 1,96 (nilai t-statistic
intention memberikan hasil t-statistic yang digunakan), artinya dalam uji
sebesar 1,211 < 1,96 (nilai t-statistic tersebut hipotesis ditolak. Berikut ini
yang digunakan), artinya dalam uji adalah gambar hasil uji bootstrapping
tersebut hipotesis ditolak. Pengaruh dalam SmartPLS 3,0 yang dilakukan
tidak langsung antara variabel oleh peneliti :

Gambar 4. Output Bootstrapping

PEMBAHASAN HASIL semakin rendah tingkat turnover


PENELITIAN intention. Penelitian ini tidak sejalan
Berdasarkan hasil analisis data dengan penelitian yang dilakukan
dapat dinyatakan bahwa variabel stres oleh Saragih (2021), bahwa stress
kerja berpengaruh positif dan tidak kerja berpengaruh terhadap turnover
signifikan terhadap variabel turnover intention. Hasil penelitian ini
intention. Artinya semakin tinggi menunjukan bahwa semakin
variabel stress kerja maka akan tingginya stress kerja yang diberikan

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 552
JENIUS

perusahaan terhadap karyawannya untuk menjamin kemajuan


akan semakin rendah usaha yang organisasi/perusahaan yaitu dengan
dilakukan karyawan untuk memberikan kinerja yang baik kepada
melakukan turnover intention. organisasi/perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis data, Berdasarkan hasil analisis data,
dapat dinyatakan bahwa variabel dapat dinyatakan bahwa variabel
keseimbangan kehidupan kerja keseimbangan kehidupan kerja
berpengaruh positif dan signifikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel turnover intention. terhadap variabel employee
Artinya semakin tinggi variabel engagement. Penelitian ini sejalan
keseimbangan kehidupan kerja maka dengan penelitian yang dilakukan
akan semakin rendah tingkat turnover oleh Widyawati (2021) yang
intention pada karyawan. Penelitian menjelaskan bahwa keseimbangan
ini sejalan dengan hasil penelitian kehidupan kerja berpengaruh
sebelumnya yang menjelaskan bahwa terhadap employee engagement. Hasil
keseimbangan kehidupan kerja penelitian ini menunjukan bahwa
berpengaruh terhadap turnover adanya keseimbangan kehidupan
intention (Afnisya’id & Aulia, 2021). kerja terhadap organisasi/perusahaan
Hubungan ini menunjukkan bahwa menjadikan karyawan lebih berusaha
jika keseimbangan kehidupan kerja untuk memberikan kinerja yang baik
tinggi maka turnover karyawan akan kepada organisasi/perusahaan.
rendah. Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil analisis data,
menunjukan bahwa adanya turnover dapat dinyatakan bahwa variabel
yang tinggi dapat diatasi dengan employee engagement berpengaruh
adanya keseimbangan kehidupan positif dan signifikan terhadap
kerja terhadap organisasi/perusahaan. variabel turnover intention. Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data, ini sejalan dengan penelitian yang
dapat dinyatakan bahwa variabel stres dilakukan oleh Fauzia (2020) yang
kerja berpengaruh positif dan menjelaskan bahwa employee
signifikan terhadap variabel employee engagement berpengaruh terhadap
engagement. Penelitian ini sejalan turnover intention. Hasil penelitian
dengan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa employee
oleh Misbah (2021) yang engagement berpengaruh positif dan
menjelaskan bahwa stress kerja penting terhadap turnover intention.
berpengaruh terhadap employee Dalam hal ini employee engagement
engagement. Hasil penelitian berdampak baik terhadap tingkat
menunjukkan bahwa stress kerja turnover karyawan. Hasil penelitian
berpengaruh positif dan penting ini menunjukan bahwa adanya
terhadap employee engagement. peningkatan employee engagement
Dalam hal ini employee engagement dapat menurunkan tingkat turnover
berdampak baik terhadap kinerja Berdasarkan hasil analisis data,
karyawan perusahaan. Hasil dapat dinyatakan bahwa variabel stres
penelitian ini menunjukan bahwa kerja berpengaruh positif dan tidak
adanya employee engagement signifikan terhadap variabel turnover
terhadap organisasi/perusahaan intention melalui mediasi employee
menjadikan karyawan lebih berusaha engagement. Artinya semakin tinggi

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 553
JENIUS

variabel stress kerja dan employe telah dilakukan mengenai pengaruh


engagement maka akan semakin stres kerja dan keseimbangan
meningkat tingkat turnover. kehidupan kerja terhadap turnover
Penelitian ini tidak sejalan dengan intention yang di mediasi employee
penelitian yang dilakukan oleh engagement, maka dapat disimpulkan
Yumna (2021) yang menyatakan bahwa stres kerja tidak mempunyai
stress kerja memberikan pengaruh pengaruh terhadap turnover intention,
yang signifikan terhadap turnover artinya bahwa peningkatan stres kerja
intention. Hasil penelitian ini secara positif searah terhadap
menunjukan bahwa adanya employee turnover intention, akan tetapi tidak
engagement sebagai variabel mediasi berpengaruh terhadap turnover
menjadikan karyawan lebih intention. Keseimbangan kehidupan
mengedepankan kepentingan kerja berpengaruh positif dan
organisasi agar mampu tetap bertahan signifikan terhadap turnover
dalam organisasi/perusahaan intention, sehingga dapat disimpulkan
tersebut. Jadi adanya stress kerja yang semakin meningkat keseimbangan
tinggi akan teralihkan dengan adanya kehidupan kerja maka akan
employee engagement terhadap berpengaruh terhadap penurunan
perusahaan. tingkat turnover. Stres kerja dan
Berdasarkan hasil analisis data, keseimbangan kerja berpengaruh
dapat dinyatakan bahwa variabel positif dan signifikan terhadap
keseimbangan kehidupan kerja employee engagement. Stres kerja
berpengaruh positif dan signifikan tidak mempunyai pengaruh terhadap
terhadap variabel turnover intention turnover intention yang di mediasi
melalui mediasi employee employee engagement. Employee
engagement. Artinya semakin tinggi engagement mampu memediasi
variabel keseimbangan kehidupan pengaruh keseimbangan kehidupan
kerja dan employe engagement maka kerja terhadap turnover intention,
akan semakin rendah tingkat sehingga dapat disimpulkan bahwa
turnover. Penelitian ini tidak sejalan semakin meningkat employee
dengan penelitian yang dilakukan engagement serta keseimbangan
oleh Putri (2021) yang menyatakan kehidupan kerja, maka akan
stress kerja memberikan pengaruh menurunkan tingkat turnover.
yang signifikan terhadap turnover
intention. Hasil penelitian ini Saran
menunjukan bahwa adanya employee Manajemen perlu melakukan
engagement sebagai variabel mediasi peningkatan employee engagement
menjadikan karyawan dapat terhadap karyawannya melalui
menyeimbangkan kehidupan kerja evaluasi dari hasil yang sudah ada,
sehingga tetap bertahan dalam serta dengan memperhatikan
perusahaan tersebut. beberapa aspek indikator yang
mempengaruhi stres kerja. Bagi
KESIMPULAN DAN SARAN peneliti lain diharapkan dapat
Kesimpulan mengembangkan variabel lain diluar
Berdasarkan hasil pengujian, model, sehingga dapat diketahui
pengolahan dan analisis data yang faktor-faktor lain yang

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 554
JENIUS

mempangaruhi turnover intention. Pendidikan, 7(3), 192-206.


Selain itu peneliti selanjutnya Ekhsan, M. (2019). The Influence Job
diharapkan bisa mengembangkan Satisfaction And
penelitian dibidang lainnya. Organizational Commitment
On Employee Turnover
DAFTAR PUSTAKA Intention. Journal of Business,
Afnisya’id, M. D., & Aulia, P. (2021). Management, and Accounting,
Pengaruh Work-life Balance 1(1), 48–55. http://e-
Terhadap Turnover Intention journal.stie-
Karyawan Kantor Pusat Perum kusumanegara.ac.id
Bulog Jakarta. EProceedings of Fauzia, N. K. (2020). Pengaruh
Management, 8(5). Employee Engagement
Alhogbi, B. G. (2018). Bab Ii terhadap Turnover Intention
Tinjauan Pustaka Dan Studi Kasus PT XYZ Bandung.
Landasan Teori. Journal of Jurnal Riset Bisnis Dan
Chemical Information and Investasi, 6(1), 33–42.
Modeling, 53(9), 21–25. Handoyo, A., & Setiawan, R. (2017).
Atmaja, I. G. I. W., & Suana, I. W. Pengaruh Employee
(2018). Pengaruh Beban Kerja Engagement Terhadap Kinerja
Terhadap Burnout Dengan Role Karyawan Pada Pt. Tirta Rejeki
Stress Sebagai Variabel Dewata. Agora, 5(1), 1–8.
Mediasi Pada Karyawan Irawanto, D. W., Novianti, K. R., &
Rumours Restaurant. E-Jurnal Roz, K. (2021). Work from
Manajemen Universitas home: Measuring satisfaction
Udayana, 8(2), 815. between work–life balance and
https://doi.org/10.24843/ejmun work stress during the COVID-
ud.2019.v08.i02.p09 19 pandemic in Indonesia.
Bhardwaj, A., Mishra, S., & Jain, T. Economies, 9(3), 96.
K. (2021). Analysis of strategic Jaharuddin, N. S., & Zainol, L. N.
leadership for organizational (2019). The impact of work-life
transformation and employee balance on job engagement and
engagement. Materials Today: turnover intention. The South
Proceedings, 37, 161–165. East Asian Journal of
Bhende, P., Mekoth, N., Ingalhalli, Management.
V., & Reddy, Y. V. (2020). Kartono, J. (2021). Influence of High-
Quality of work life and work– Performance Work Practices
life balance. Journal of Human and Public Service Motivation
Values, 26(3), 256–265. toward Turnover Intention.
Damayanti, D., Rimadias, S., Haque, Enrichment: Journal of
M. G., Sunarsi, D., Kosasih, K., Management, 12(1), 565–571.
& Kesumadewi, R. R. V. Kumala, D., Utarindasari, D., &
(2021). Peran Work Overload, Joesyiana, K. (2022). Effect Of
Work Environment, Work Work Stress On Employee
Family Conflict & Work Stress Productivity At Pt Unggul
Terhadap Job Performance. Karya In The Extruder
Jurnal Ilmiah Wahana Division. International Journal

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 555
JENIUS

of Sharia Business Turnover Intention Dengan Job


Management, 1(1), 27-32. Engagement Sebagai
Manoppo, V. P. (2020). Pemediasi Pada Tenaga Medis
Transformational leadership as Di Rumah Sakit Panti Rini
a factor that decreases turnover Yogyakarta. Universitas Atma
intention: a mediation of work Jaya Yogyakarta.
stress and organizational SARAGIH, C. T. (2021). Pengaruh
citizenship behavior. The TQM Stres Kerja Terhadap Turnover
Journal. Intention Pada Yayasan
Misbah, R. C., Arifin, R., & ABS, M. Perguruan Gajah Mada Di
K. (2021). Pengaruh Work Life Kota Medan.
Balance Dan Stres Kerja Sheppard, G. (2016). Work-life
Terhadap Employee balance programs to improve
Engagment (Studi Kasus pada employee performance. Walden
Skyrocket Supply). Jurnal University.
Ilmiah Riset Manajemen, 10(2). Soelton, M., Astuti, P., Naswardi,
Nurjaya, N., Erlangga, H., Hong, L. Susilowati, E., & Nugrahati, T.
Z., & Wijayanti, K. D. (2020). (2021). Bagaimanakah Beban
The Effect of Work Stress and Kerja dan Stres Kerja
Work Conflict on Employees Mempengaruhi Kinerja
Turnover Intention In Middle Karyawan dengan Burnout
Small Micro Enterprises sebagai Variabel Mediasi.
(MSMEs) In South Tangerang Conference on Economic and
Region. International Journal Business Innovation, 1(1), 1–
of Educational Administration, 14.
Management, and Leadership, Widyawati, W., Manggabarani, A., &
51–62. Marzuki, F. (2021). Analisis
Oludayo, O. A., Falola, H. O., Pengaruh Kompensasi, Work
Obianuju, A., & Demilade, F. life balance, Kesempatan
(2018). WORK-LIFE Berkembang terhadap
BALANCE INITIATIVE AS A Employee Engagement Gen Y
PREDICTOR OF PT “X.” SALAM: Jurnal Sosial
EMPLOYEES’BEHAVIOUR Dan Budaya Syar-I, 8(5),
AL OUTCOMES. Academy of 1421–1434.
Strategic Management Journal, Yumna, L. W., & Ibrahim, R. (2021).
17(1), 1–17. Pengaruh Stres Kerja Dan
Patricia, B. (2017). Bi-directional Keterlibatan Kerja Terhadap
work to life conflict: An Turnover Intention Yang
investigation of work-life Dimediasi Oleh Kepuasan
balance for nurses in acute Kerja Masa Pandemi Covid-19
public hospital settings in Pada Perawat Rsud Zainal
Ireland. Thesis in NUI Galway. Abidin Banda Aceh. Jurnal
Putri, L. O. K. (2021). Pengaruh Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Work Life Balance Terhadap Manajemen, 6(4).

JENIUS. Vol. 5, No. 3, Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai