e
Peran Employee Engagement Sebagai Mediasi pada Pengaruh Stres Kerja
dan Keseimbangan Kehidupan Kerja Terhadap Turnover Intention
1Dwi Astuti, 2Dian Hasanah, 3Samuel Silitonga, 4Sarfilianty Anggiani
1Universitas
Pelita Bangsa, Cikarang, Indonesia
2,3,4Universitas
Trisakti, Jakarta, Indonesia
Email : astutidwi307@gmail.com,2dian.hasanah.kemendagri@gmail.com,
1
3silitongasamuel@gmail.com,4regina992001@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stress kerja
dan keseimbangan kehidupan kerja terhadap turnover intention yang di mediasi
employee engagement. Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan spare part
otomotif daerah Cikarang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
kuantitatif. Populasi dan sample yang digunakan adalah seluruh staff dengan jumlah
55 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui google form dalam mengisi
survei online. Analisis data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan bantuan
program software smart PLS versi 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
stress kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap turnover intention, keseimbangan
kehidupan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap turnover
intention, stress kerja memiliki pengaruh terhadap employee engagement,
keseimbangan kehidupan kerja memiliki pengaruh terhadap employee engagement,
employee engagement berpengaruh terhadap turnover intention, stres kerja tidak
berpengaruh terhadap turnover intention yang di mediasi employee engagement,
employee engagement mampu memediasi pengaruh keseimbangan kehidupan kerja
terhadap turnover intention.
lelah dan sinis pada apa yang dia tujuan masing-masing. Selain tujuan
kerjakan, sehingga akan perusahaan yang harus mereka capai,
menimbulkan rasa acuh tak acuh pada masing-masing dari karyawan
pekerjaanya dan juga dapat tersebut juga memiliki tujuan lain
mengurangi kinerja dalam untuk memenuhi kebutuhan pribadi
pekerjaanya tersebut. Hal ini dapat mereka yang berbeda. Oleh karena
dikatakan bahwa stres sebagai bentuk itu, perusahaan harus
hubungan antara individu dengan 3 mempertimbangkan kebutuhan
lingkungannya yang dinilai sebagai kehidupan sosial setiap karyawannya
sesuatu yang mengancam atau untuk membuat karyawan merasa
sesuatu yang menekan (Soelton et al., bahagia dalam bekerja.
2021). Tingkat worklife balance
Alhogbi (2018) menjelaskan diperkuat dari hasil survey Own
bahwa ketika seorang karyawan elaboration based on the resulst
dapat memenuhi antara keterlibatan (2017) mengenai tingkat work-life
kehidupan dan kerjanya secara balance karyawan secara
seimbang maka tidak akan ada global.Adapun pemaparan mengenai
konflik peran ganda yang terjadi dan tingkat worklife balance karyawan
mereka akan mencapai kepuasan secara global dari hasil hasil survey
terhadap kehidupan sehari-hari dan Own elaboration based on the
juga kepuasan terhadap kinerjanya. resulst(2017) pada gambar 1.
Namun, setiap karyawan memiliki dibawah ini.
Balance
16%
2% Conflict - to much
46% work
Conflict - to much
36%
life family life
Difficult to say
Stres Kerja
H1
H3 H6
H5 Turnover
Employee
Intention
Engagement
H4 H7
H2
Kehidupan
Keseimban
gan Kerja