Anda di halaman 1dari 12

Analisis Dampak Psikologis Pada Pengguna Media Sosial

ANALISIS DAMPAK PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

Inneke Rizky Widowati


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Email: innekewidowati@mhs.unesa.ac.id

Muhammad Syafiq
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Email: muhammadsyafiq@unesa.ac.id

Abstrak
Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seperti Penelitian telah banyak
dilakukan untuk mengkaji dampak dari media sosial bagi penggunanya termasuk dampak psikologis..
Penelitian ini merupakan studi literatur dengan menggunakan metode penelitian systematic review yang
bertujuan untuk menganalisis dampak psikologis pada pengguna media sosial. Data penelitian merupakan
artikel penelitian yang membahas terkait dampak psikologis pada pengguna media sosial di Indonesia
yang diterbitkan di Jurnal Nasional pada kurun waktu 2013 hingga tahun 2020. Pengumpulan data
penelitian dilakukan melalui pencarian data di google scholar, garuda (Garba Rujukan Digital), DOAJ,
dengan menyertakan kata kunci dari Media sosial yaitu “sosial media”, disertai kata kunci dari dampak
psikologis ialah “dampak psikologi”. Peneliti melakukan pengecekan antar pustaka dan membaca ulang
pustaka dalam upaya menjaga ketepatan pengkajian dan mencegah kesalahan informasi dalam analisis
data. Hasil dari penelitian ini diperoleh dampak psikologis pada pengguna media sosial dapat memberikan
dampak positif dan negatif terhadap kesejahteraan psikologis. Dampak positif berupa dukungan sosial,
mengurangi kesepian, dan rasa malu, modal social, kepekaan sosial dan emosional. Dampak negatif
terjadi jika terdapat informasi berlebihan yang dapat menyebabkan “penularan emosi” sehingga pengguna
media sosial mengalami peningkatan efek psikologis negatif, timbulnya masalah signifikan dengan orang,
penundaan, manajemen waktu yang buruk, dan kurang mampu mengontrol diri terhadap penggunaan
jejaring sosial. Terdapat beberapa risiko yang signifikan, tetapi tidak jelas apakah risiko tersebut
memengaruhi beberapa kelompok orang lebih dari yang lain, bagaimana mereka berinteraksi dengan
kerentanan yang ada dan bagaimana mereka berkembang dari waktu ke waktu. Demikian pula, jelas ada
peluang untuk menggunakan media sosial untuk mendukung kesejahteraan, mengurangi risiko, dan
menawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.

Kata Kunci: Dampak Psikologis, Media sosial, Mental health.

Abstract

Social media has become a part of everyday life. Like many studies have been done to examine the
impact of social media on its users, including the psychological impact. This research is a literature study
using a systematic review research method that aims to analyze the psychological impact on social media
users. Research data is a research article that discusses the psychological impact on social media users in
Indonesia published in the National Journal from 2013 to 2020. Research data collection was carried out
through searching data on Google Scholar, Garuda (Digital Reference Garba), DOAJ, with include keywords
from social media, namely "social media", accompanied by keywords from psychological impact is
"psychological impact". Researchers checked between libraries and reread literature in an effort to maintain
the accuracy of the assessment and prevent misinformation in data analysis. The results of this study obtained
that the psychological impact on social media users can have a positive and negative impact on psychological
well-being. Positive impacts include social support, reduced loneliness and shame, social capital, social and
emotional sensitivity. A negative impact occurs if there is excessive information that can cause "emotional
contagion" so that social media users experience an increase in negative psychological effects, the emergence
of significant problems with people, procrastination, poor time management, and lack of self-control over the
use of social networks. There are significant risks, but it is not clear whether they affect some groups of
people more than others, how they interact with existing vulnerabilities and how they develop over time.
Likewise, there are clearly opportunities to use social media to support well-being, reduce risk, and offer help
to those who need it

Keywords: Psychological Impact, Social Media, Mental Health.

272
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

PENDAHULUAN bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri,


pendidikan, dan pergaulan sosial, (Nurmadia, Wigati &
Berbagai sarana komunikasi telah dikembangkan
Masluchah, 2013). Senada dengan Aridarmaputri (2016),
mulai dari perkembangan telepon genggam atau
bahwa pengguna jejaring sosial dalam membangun
handphone hingga internet yang telah bertambah
hubungan interpersonal individu dapat bebas untuk
fungsinya sebagai jaringan komunikasi yang sangat
menunjukkan berbagi perasaan, pengalaman dan
efektif, (Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah., 2016).
pengetahuan di antara anggota online. Jejaring sosial
Sarana komunikasi saat ini adalah komunikasi dengan
membuka kesempatan bagi pengguna untuk bersosialisasi
menggunakan media sosial yang banyak diminati seperti
dengan orang-orang dan memperbesar profil jaringan
Facebook, Twitter, YouTube, Instagram hingga Path dll,
pertemanan mereka (Ali, 2014). Intensitas komunikasi
(Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah., 2016;
menggunakan jejaring sosial yang berlebihan dapat
Mulawarman & Nurfitri, 2017).
menjadi candu karena kesenangan yang ditawarkan,
Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni
seseorang dengan intensitas komunikasi tinggi dalam
“media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat
menggunakan jejaring sosial maka semakin rendah
komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003; dalam
intensitas komunikasi tatap muka pada komunikasi
Mulawarman & Nurfitri, 2017). Media sosial teknologi
antarpribadi, (Sarchan, 2013). Penelitian yang dilakukan
beberapa karakteristik seperti majalah, forum internet,
Nurmadia, Wigati & Masluchah (2013), Pengguna yang
weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto
mengalami kecanduan internet terutama jejaring sosial
atau gambar, video, peringkat dan bookmark social,
kerap memutus komunikasi dengan keluarga dan teman
(Cahyono, 2016).
sebaya di dunia nyata. Pengguna yang mengabaikan
Data Kementerian Komunikasi dan Informasi RI
aktifitas sosial dan kegiatan waktu luangnya tidak dapat
tahun 2011 menunjukkan terdapat 64% pengguna jejaring
mengendalikan konsumsinya akan internet.
sosial di Indonesia adalah kelompok remaja, tingginya
Terkadang situs jejaring sosial digunakan sebagai
penggunaan jejaring sosial dikalangan remaja
sarana pelarian dari kehidupan nyata yang memicu stres
menunjukkan bahwa remaja begitu antusias dalam
dan tidak menyenangkan bagi individu, (Maheswari dkk,
menggunakan media jejaring sosial untuk melakukan
2013). Ketika mengakses situs jejaring sosial, individu
komunikasi, (Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah.,
merasa bersemangat kembali dan muncul perasaan tenang
2016). Kota Jakarta mendominasi penggunaan jejaring
ketika dapat berinteraksi dengan orang lain melalui media
sosial mencapai 83%, disusul Kota Semarang dengan
internet tersebut, (Maheswari dkk, 2013).
total pengguna 2,2% dan Yogyakarta 1%. Namun
Senada dengan Nurmadia, Wigati & Masluchah
pertumbuhan tertinggi pada awal tahun ini (di bandingkan
(2013), menyatakan bahwa pengguna media sosial yang
3 bulan sebelumnya) terjadi di Kota Bandung 57% dan
mengalami kecanduan media sosial kerap memutus
Semarang 49% (Rahmawati, 2014; dalam Aridarmaputri,
komunikasi dengan keluarga dan teman sebaya di dunia
Akbar & Yuniarrahmah., 2016).
nyata, sehingga mengabaikan aktivitas sosial dan waktu
Media sosial membuka kesempatan bagi pengguna
luangnya. Selain itu menurut Gray (dalam Scheinbaum,
untuk bersosialisasi dengan orang-orang dan memperbesar
2017) tingkat narsisme diantara para dewasa menujukkan
profil jaringan pertemanan mereka, (Ali, 2014; dalam
nadanya peningkatan dalam hal narsisme dan depresi.
Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah., 2016). Sarchan
(dalam Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah., 2016).
menyatakan intensitas komunikasi menggunakan media Berdasarkan uraian hasil-hasil penelitian yang ada
sosial yang berlebihan dapat menjadi candu karena memiliki persamaan sekaligus perbedaan bentuk aspek-
kesenangan yang ditawarkan, seseorang dengan intensitas aspek yang disebutkan dalam dampak psikologis pada tiap
komunikasi tinggi dalam menggunakan jejaring sosial penelitian dan hasil observasi yang telah di uraikan, maka
maka semakin rendah intensitas komunikasi tatap muka studi literatur ini bertujuan untuk analisis dampak
pada komunikasi antarpribadi. Penelitian yang psikologis pada pengguna media sosial.
dilakukan Nurmadia., Wigati & Masluchah (dalam
Aridarmaputri, Akbar & Yuniarrahmah., 2016). Pengguna METODE
yang mengalami kecanduan internet terutama jejaring Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif
sosial kerap memutus komunikasi dengan keluarga dan dengan jenis penelitian systematic literatur review untuk
teman sebaya di dunia nyata, pengguna yang mengidentifikasi, menilai, dan menginterpretasi seluruh
mengabaikan aktifitas sosial dan kegiatan waktu temuan pada suatu topik penelitian. Metode Systematic
luangnya tidak dapat mengendalikan konsumsinya akan Literature Review (SLR) dilakukan secara sistematis
internet. dengan berdasarkan tahapan serta protokol yang
Media sosial tidak lagi hanya sekedar menjadi memungkinkan proses literature review ini terhindar dari
media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai pemahaman yang bersifat subjektif, (Wahono, 2016).

273
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

penelitian yang bertopik pada Dampak Psikologis pada


Prosedur Pencarian Pengguna Media Sosial di Indonesia. Informasi yang
Pencarian berkaitan dengan Dampak Psikologis pada ditulis meliputi tentang penulis, bahasa yang digunakan
Pengguna Media Sosial didapatkan dari beberapa data dan tahun terbitnya artikel, karakteristik subjek, objek
maupun literature relevan terkait Dampak Psikologis dan hasil temuan (kesimpulan penelitian). Kemudian data
pada Pengguna Media Sosial di Indonesia yang yang diperoleh dibandingkan dan hasil masing-masing
diterbitkan di Jurnal Nasional dari tahun 2013 hingga literatur dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh
tahun 2020. Database yang digunakan sebagai berikut: informasi dari setiap literatur.
Google Scholar, Garuda Indonesia dan DOAJ (Directory
of Open Access). Database Ini terpilih karena mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
membahas masalah yang berkaitan dengan Dampak Hasil
Psikologis dan media sosial. Selanjutnya kata kunci yang Malalui identifikasi literatur yang telah dilakukan
digunakan sebagai berikut: dampak psikologis, dapat diketahui bahwa sebagian besar penelitian
kesehatan mental, media sosial, jejaring sosial, pengguna menggunakan metode review untuk mengetahui dampak
media sosial. Selanjutnya pencarian literature online psikologis pada pengguna media sosial yang ada di
dilakukan dari tanggal 10 November 2020 hingga 20 Indonesia. Literatur yang dipilih terbitan jurnal nasional
Januari 2021. antara 2013 sampai 2020. Lima literatur dilakukan dari
berbagai macam Kota meliputi Depok, Malang, Kediri,
Prosedur Pemilihan Sukoharjo, Bogor, dua literatur dilakukan di Semarang,
Literatur yang dianalisis memiliki kriteria untuk dan Tiga literatur dilakukan di kota Jakarta, 3 Literatur di
dipenuhi sebagai berikut : Yogyakarta serta 2 literarur di Bandung. Ukuran sampel
1. Artikel harus mengandung data Dampak psikologis yang dilaporkan antara 20 sampai 1141 partisipan,
2. Artikel harus mengaplikasikan media sosial pada termasuk di dalamnya kelompok kontrol. Di mana sampel
setiap pengguna yang dilaporkan memiliki usia yang berbeda. Berbagai
Abstrak dan literatur yang diperoleh dari pencarian secara media sosial yang digunakan, seperti Facebook, SNS,
elektronik dan sesuai dengan kata kunci, selanjutnya wechat, dan Instagram.
dibaca untuk menentukan apakah sesuai dan cocok Desain metodologis bervariasi yaitu metode analisis
dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah dilakukan statistik, deskriptif kuantitatif, literatur review, survey
pemilihan abstrak, tahap selanjutnya membaca literatur online dan scoping review. Perbedaan dari hasil desain
secara lengkap dan dianalisis. Ditemukan 15 artikel peneitian juga dipengaruhi oleh adanya kelompok kontrol.
ilmiah berasal dari jurnal penelitian yang sesuai kriteria Meskipun terdapat persamaan penggunaan sosial media
yang membahas tentang Dampak Psikologis pada hasil yang dijabarkan bervariasi. Sebagian besar literatur
Pengguna Media Sosial di Indonesia. menyampaikan dampak psikologis pada pengguna media
Prosedur Analisis sosial dapat menimbulkan kecanduan dan hal negatif
Pengkajian literatur dilakukan secara mendalam lainnya.
untuk mendapatkan poin-poin dari beberapa hasil

Tabel 1. Hasil analisis literatur


Desain
No Penulis Judul Fokus Penelitian Partisipan Hasil
Penelitian
Pola Perilaku Menggambarkan Penelitian 30 orang Hasil penelitian menunjukan
Maheswari
Dewasa pola perilaku remaja kualitatif pengguna bahwa terdapat 7 orang
1 dkk (2013)
Muda yang yang cenderung dengan jejaring (18%) berada pada
Kecenderung faktual dan pendekatan sosial yang kecenderungan adiktif tinggi

274
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

an komprehensif mixed terdiri dari dan sebanyak 32 orang (82%)


Kecanduan kecanduan dengan method usia 18-25 berada pada kecenderungan
Situs situs jejaring sosial. research tahun adiktif. Dari hasil penelitian
Jejaring kualitatif menunjukan 3
Sosial partisipan memiliki
interpretasi yang positif dan
ketiganya memiliki 6
komponen
perilaku adiktif.
Hasil penelitian ini tidak
menunjukan bahwa adanya
sumbangan efektif sebesar
15,1% yang diberikan
kontrol diri, sedangkan
Hubungan antara
Hubungan sisanya 84,9% dipengaruhi
kontrol diri dengan
antara oleh faktor lain. Remaja
kecenderungan
Kontrol Diri memunculkan
Muna, R. kecanduan media
dengan Analisis kecenderungan kecanduan
F., dan sosial pada remaja,
Kecenderun regresi 164 orang di media sosial berkaitan
2 Astuti, T. dan Seberapa besar
gan sederhanada Semarang dengan kemampuan remaja
P. peran kontrol diri
Kecanduan n korelasi. untuk melakukan
(2014) terhadap
Media Sosial pengendalian atas
kecenderungan
pada Remaja perilakunya atau kontrol
kecanduan media
Akhir diri. Kemapuan kontrol diri
sosial.
yang dimiliki remaja mampu
membuat mereka terhindar
pada kecenderungan
kecanduan pada media
sosial.
Perilaku
Pengguna Untuk mengetahui
Media Sosial perilaku pengguna Hasil penelitian menunjukan
Mulawarm
beserta media sosial, serta bahwa perilaku manusia
an, M., dan
Implikasinya implikasi dari Studi Pengguna yang semakin hari semakin
3 Nurfitri, A.
Ditinjau dari tindakan mereka, literatur sosial media. tidak terpisahkan dari dunia
D.
Perspektif melalui perspektif maya menjadi perhatian yang
(2017)
Psikologi psikologis sosial serius.
Sosial yang diterapkan.
Terapan
Pengaruh 173 siswa-
Kepercayaan Untuk mengetahui siswi SMP Hasil dari penelitian ini
Diri terhadap pengaruh Uji regresi yang terdiri menunjukkan bahwa
Ardari Intensitas kepercayaan diri linier dari usia 12- kepercayaan diri tidak
4
(2016) Penggunaan terhadap intensitas sederhana 15 tahun dan berpengaruh terhadap
Media Sosial penggunaan media memiliki intensitas penggunaan media
pada Remaja sosial akun media sosial.
Awal sosial
Self- Faktor apa yang 20 orang Faktor-faktor yang
Studi
Arnus, Sri Disclosure mendorong mahasiswa mendorong informan
kualitatif
5 Hadijah Di Media mahasiswa IAIN antara 17-22 menuliskan
dengan
(2016) Sosial Pada Kendari tahum, status di facebook karena
wawancara
Mahasiswa melakukan self dengan 15 mereka merasa lebih lega

275
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Iain Kendari disclosure di perempuan dan tidak merasa malu


(Suatu facebook dan topik- dan 5 laki mencurahkan perasaan
Kajian topik apa saja yang laki mereka dibandingkan
Psikologi dibicarakan pada dengan cara face to face.
Komunikasi saat melakukan self Facebook juga sebagai ajang
Pada disclosure tersebut untuk menunjukkan
Pengguna eksistensi diri.
Media
Sosial)
Dampak
Hasil penelitian
Sosial
menunjukkan bahwa
Intensitas
Teknik intensitas penggunaan media
Penggunaan Dampak sosial yang
observasi 120 siswa sosial memiliki dampak
Media Sosial ditimbulkan akibat
Pratama & dengan yang diambil sosial pada remaja
Terhadap dari penggunaan
Sari pendekatan dari 3 SMP yaitu timbulnya gangguan
6 Kesehatan media
(2020) potong di kesehatan mental berupa
Mental sosial terhadap
lintang Kabupaten sikap apatis. semakin tinggi
Berupa sikap apatis di
(cross Sukoharjo tingkat
Sikap Apatis lingkungan sekitar.
sectional) intensitas penggunaan media
Di Smp
sosial maka sikap remaja
Kabupaten
semakin apatis.
Sukoharjo
Menggambarkan
Hasil survei menunjukkan
proses pengambilan bahwa sebagian besar remaja
Felita,
data dan yang aktif menggunakan
Siahaja,
penyusunan 150 remaja sosial media ingin terlihat baik
Wijaya,
Pemakaian kampanye berusia 15- dan menampilkan citra konsep
Melisa, Kuantitatif diri idealnya di profil media
Media Sosial mengurangi 25 tahun
Chandra, dengan sosial mereka, walaupun hal
7 Dan Self pemakaian media yang aktif
& metode itu tidak sesuai dengan konsep
Concept sosial pada remaja menggunaka
Dahesihsar survei diri nyata yang mereka miliki.
Pada Remaja terutama dalam hal- n sosial
i
hal yang media
(2016)
memberikan
dampak negatif bagi
konsep diri remaja.
Mengetahui Hasil penelitian menunjukan
Studi 254 orang
perbandingan terdapat perbandingan yang
Komparasi yang terdiri
dampak media signifikan antara dampak
Perbandinga Penelitian dari 174
sosial terhadap media sosial terhadap
n Dampak survey siswa di
Arista perilaku perilaku bulying pada SMK
8 Media Sosial dengan SMK Negeri
(2015) bullying remaja Negeri 2 dan SMK YKTB 1.
terhadap pendekatan 2 dan 80
pada siswa kelas XI
Perilaku komparatif Siswa di
di SMK Negeri 2
Bullying SMK YKTB
dan SMK YKTB 1
Remaja 1.
Kota Bogor.
Faktor faktor Tujuan penelitian didapatkan lima faktor yang
Dewi, yang ini adalah untuk mempengaruhi cyberbullying
Suryani & memengaruh mereview pada remajayaitu faktor
Literature
9. Sriati i berbagai faktor 15 makalah individudi antaranya
Rerview
(2020) cyberbullyin yang berhubungan pengalaman kekerasan,
g pada dengan persepsi, gender, usia,
remaja: A cyberbullying pada kontrol psikologis, dan

276
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Systematic remaja Penggunaan zat adiktif.


review Faktor keluarga meliputi
pola asuh, dukungan
keluarga, dan stress orang
tua. Faktor teman berupa
dukungan.
Peran Hasil menunjukkan bahwa
Syukur Kuantitatif terdapat peran yang
Melihat peran dari 200 orang
sebagai instrumen signifikan dari syukur
syukur sebagai remaja peng-
Moderator skala dalam pengaruh
variabel moderator, guna media
Pengaruh perbandinga perbandingan sosial
Putra, JS. dalam pengaruh sosial di DKI
Perbandinga n sosial terhadap self-esteem remaja
10. (2018) perbandingan sosial Jakarta
n Sosial INCOM, pengguna media sosial.
terhadap self- dengan
terhadap skala Syukur berfungsi
esteem menggunaka
Self-esteem syukur, dan meningkatkan self-esteem
remaja pengguna n incidental
pada Remaja self-esteem dari remaja yang
media sosia sampling
Pengguna state scale bersangkutan yang
Media Sosial menurun sebagai dampak
dari
perbandingan sosial.
Hasil penelitian menunjuk-
kan adanya pengaruh
Subjek kecemasan sosial terhadap
Untuk mendapatkan
Kecemasan penelitian ketergantunganmedia sosial
Azka, informasi mengenai
Sosial dan sebanyak pada mahasiswa, dengan
Firdaus & pengaruh Kuantitatif
Ketergantun 342 orang pengaruh sebesar 7.2%.
Kurniadew kecemasan sosial dan metode
11. gan Media mahasiswa Mayoritas mahasiswa UIN
i terhadap korelasi
Sosial UIN Sunan Sunan Gunung Djati Ban-
(2018) ketergantungan prediktif
pada Gunung dung mempunyai kecema-
media sosial pada
Mahasiswa Djati san sosial dan keter-
mahasiswa.
Bandung gantungan media sosial
dalam kategori sedang.

Temuan dari penelitian


bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan
Hubungan
antara skor neurotisme
Tingkat
Mengetahui Desain 110 subyek dengan Fear of Missing
Neurotisme
hubungan antara penelitian penelitian Out (FoMO) pada remaja .
dengan Fear
Christina, tingkat neurotisme korelasional dengan 63 Semakin tinggi Kecenderu-
of Missing
Yuniardi, dengan dengan perempuan ngan remajamemiliki
12. Out (FoMO)
& Prabowo Fear of Missing Out teknik dan 47 laki neurotisme maka akan
pada
(2019) (FoMO) pada pengambilan laki, rentang semakin tinggi pula risiko
Remaja
remaja pengguna purposive umur 13-18 untuk mengalami
Pengguna
aktif media sosial. sampling tahun kekhawatiranakan aktivitas
Aktif Media
orang lainyang dianggap
Sosial
lebih menyenangkan dan
berharga.
Aprilia, Hasilnya mengungkapkan
Tingkat Untuk mengetahui
Sriati, & bahwa sebagian besar
Kecanduan gambaran tingkat Deskriptif
13. Hendrawat 72 siswa remaja atau sebanyak
Media Sosial kecanduan media kuantitatif
i 51,4%mengalami
pada Remaja sosial pada remaja
(2020) kecanduan media sosial
tingkat rendah,

277
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

sedangkan hampir setengah


dari remaja atau sebanyak
48,6% mengalami
kecanduan media sosial
tingkat tinggi. Kecanduan
media sosial pada remaja
penting untuk segera diatasi
agar tidak semakin
mengalami peningkatan.
Temuan review
mengungkapkan bahwa ada
beberapa variabel yang
Presentasi dalam 5 tahun terakhir
diri di sosial sering di korelasikan dengan
media bagaimana presentasi diri di media sosial
(Instagram perkembangan lebih banyak pada faktor
Aiyuda &
dan penelitian Literature internal individu seperti
14. Syakarofat 22 Artikel
Facebook) presentasi diri di riview kepribadian, harga diri,
h (2019)
Sebuah media online dari 5 narsisme, maupun faktor
literature tahun terakhir bawaan seperti demografi,
review berupa gender atau faktor
sosial seperti budaya. Lebih
lanjut temuan ini akan
didiskusikan di
akhir.
Hasil penelitian
menunjukkan nilai korelasi
yang didapat adalah kuat
dan positif. Positif
Pengaruh maksudnya terjadi hubungan
Konten Metode 111 searah antara konten
Influencer Untuk mengetahui korelasional mahasiswa influencer di media sosial
DI pengaruh konten yang psikologi dan kesejahteraan psikologis
Mahdia Media Sosial influencer di media akan universitas X remaja akhir. Bila konten
15. (2014) Terhadap sosial terhadap dianalisis tingkat satu influencer sering ditonton
Kesejahtera kesejahteraan dengan dan dua maka akan terjadi
an psikologis remaja analisis dengan pembentukan kesejahteraan
Psikologis akhir. koefisien rentang usia psikologis pada remaja
Remaja korelas 17-21 tahun akhir. Pembentukannya
Akhir bersifat positif, sehingga
apabila remaja sering
melihat konten influencer,
kesejahteraan psikologisnya
juga akan meningkat..

278
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Tujuan penggunaan media sosial salah satunya yaitu


Pembahasan kebutuhan remaja untuk berafiliasi, (Muna dkk, 2014).
Beberapa tahun belakangan teknologi berkembang Muna dkk (2014), menjabarkan bahwa kebutuhan afiliasi
dengan pesat, bahkan di saat Pandemi Covid 19 yang adalah kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam
muncul tahun 2019 silam membuat masyarakat semakin hubungannya dengan orang lain, kebutuhan ini
bergantung dengan media sosial untuk memenuhi mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan
kebutuhan interaksi maupun komunikasi, Akibat secara akrab dengan orang lain. Oleh sebab itu Remaja yang
dilarangnya interaksi sosial secara langsung saat pandemi menghabiskan lebih banyak waktu di situs media sosial
membuat masyarakat akhirnya beradaptasi dengan cara ternyata lebih santai dan merasakan hubungan sosial dan
baru unruk berkomunikasi tanpa harus bertemu secara penerimaan yang lebih besar (Weinstein, 2018; dalam
langsung, adapun caranya antara lain melalui video call, McCrorry dkk, 2020). Sejalan dengan pendapat Muna dkk
(2014), remaja memunculkan kecenderungan kecanduan
chating, diberlakukannya WFH hingga saat ini media sosial.
ditemukannya ruang maya bernama Metaverse. Soliha (2015), menyatakan manusia secara fitrah
Terjadinya perubahan pola komunikasi ini difasilitasi adalah makhluk sosial yang tentunya membutuhkan orang
dengan berbagai media sosial yang menunjanganya, lain untuk mencurahkan isi hatinya, menyalurkan emosi dan
antara lain WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter, meminta pertolongan, sehinga bagi mereka media sosial
WeChat, dll. Media Sosial sendiri merupakan media di adalah alat yang efektif untuk memenuhi kebutuhan sosial
internet yang memungkinkan penggunaya untuk yang tidak diperolehnya di kehidupan sehari-hari. Mereka
mempresentasikan dirinya dan berkomunikasi, yang menunjukkan kesepian adalah salah satu faktor paling
bekerjasama, berbagi dengan pengguna lain serta umum yang memotivasi individu untuk masuk ke media
membentuk ikatan sosial secara virtual (Nurhadi sosial, (McCrorry, 2020). Media sosial merupakan sebuah
orang lain serta mengkurasi profil mereka untuk revolusi besar yang mampu mengubah perilaku manusia
menerima 'suka' dan kepuasan pribadi, (McCrorry, 2020). dewasa ini, dimana relasi pertemanan serba dilakukan
Penemuan menunjukkan bahwa lebih banyak waktu melalui medium digital menggunakan media baru (internet)
dihabiskan untuk menciptakan foto yang sempurna, yang dioperasikan melalui situs-situs jejaring social,
(McCrorry, 2020). Sehingga munculnya kecenderungan (Mulawarman & Nurfitri, 2017; Ardari, 2016; Chen, & Li,
kecanduan media sosial pada remaja diawali dengan 2017).
proses mengamati dan coba – coba, bila memunculkan
Dalam menggunakan media sosial, peningkatan waktu yang
penguatan positif atau reinforcement maka penguat
dihabiskan untuk menggunakan platform ini mendorong
tersebut akan mendorong individu untuk mengulangi
pengguna untuk melihat kiriman dan gambar perilakunya
dalam Rafiq, 2020). Menurut Michael Cross (dalam
secara terus menerus, (Muna dkk, 2014). Muna dkk (2014),
Suryaningsih, 2020) Media sosial adalah istilah yang
juga menyatakan bahwa remaja memunculkan
digunakan untuk merger, memberikan informasi, dan
kecenderungan kecanduan media sosial berkaitan dengan
menggunakan pesan berbasis web. Karena internet selalu
kemampuan remaja untuk melakukan pengendalian atas
berkembang, berbagai teknologi dan fitur dan layanan
perilakunya atau kontrol diri. Kemapuan kontrol diri yang
yang digunakan oleh pengguna juga berubah-ubah
dimiliki remaja mampu membuat mereka terhindar pada
Sedangkan menurut Dailey (dalam Suryaningsih, 2020)
kecenderungan kecanduan pada media social, (Muna dkk,
Media sosial adalah sebuah konten yang proses
2014).
pembuatannya menggunakan teknologi penerbitan yang
Media sosial efektif bagi individu yang memiliki
dapat diakses dengan mudah dan terukur.
kepribadian dengan ciri-ciri seperti rasa malu, gugup, diam,
Munculnya Media sosial sebagai cara baru untuk
dan mengantisipasi untuk tidak berinteraksi demi
berkomunikasi ini tentunya memiliki dampak psikologis
menghindari pandangan negatif dari orang lain kepada
yang berbeda daripada cara komunikasi terdahulu, baik
dirinya (Geçer & Gü mü s dalam Soliha, 2015). Karena
itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak
individu dapat dengan bebas berbicara tanpa ada rasa gugup,
psikologis negatif dapat diartikan sebagai pengaruh yang
tanpa perlu melibatkan emosi ketika berbicara dengan orang
kuat yang mengakibatkan hal buruk seperti Self esteem
lain dan juga dapat mengekpresikan diri kepada siapapun
uyang rendah, gaya hidup konsumtif, isolasi, dll,
tanpa perlu khawatir orang lain menilai kita seperti apa,
sedangkan dampak positif adalah pengaruh kuat kepada
karena media sosial memiliki sifat self presentation, (Soliha,
seseorang untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan
2015). Pendapat tersebut didukung oleh Ardari (2016),
kebaikan contoh Interkasi sosial yang lebih luas antar
bahwa Media sosial menyediakan fasilitas untuk berinteraksi
negara, Informasi yang lebih cepat, dsb (Cahyono, 2016).
atauberkomunikasi dengan orang lain tanpa tatap muka.
Khairuni (2016) Menyebutkan walaupun dibarengi
Dampak Psikologis Positif pada Pengguna Media
dengan dampak negatif sebenarnya media sosial memiliki
Sosial
279
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

dampak positif pula antara laun mempermudah kegaiatan psikologis. Luo & Hancock (2020), juga menambahkkan
belajar karena dapat diakses dimana saja dan oleh siapa orang yang kesepian dan cemas secara sosial lebih bersedia
saja, contoh adanya Udemy, Zoom, Skill Academy dll, mengungkapkannya di media sosial daripada orang yang
Mencari dan menambah teman baru, dengan adanya tidak cemas. Senada dengan Chen & Li. (2017), penggunaan
media sosial seperti facebook, twitter maupun instagram ponsel telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial
pengguna hanya perlu untuk memecet tombol add, follow, meningkatkan kesejahteraan karena secara signifikan
chat ataupun DM (Direct Message), Menghilangakan mengurangi kesepian dan rasa malu. Sehingga membuat
kepenatan belajar, media sosial memiliki fitur video orang percaya bahwa mereka diperhatikan atau dihargai dan
terbaru maupun berita terkini sehingga menjadi hiburan memiliki lebih banyak akses ke sumber daya dan peluang,
tersendiri sesuai dengan selera masing-masing pengguna. (Chen & Li, 2017).
Penelitian Karim, Oyewande, Abdalla, Ehsanullah, Khan Penelitian Rasmussen dkk (2019), juga menyatakan
mencari dukungan sosial di media sosial mungkin
(2020), menyatakan bahwa penggunaan media sosial
merupakan strategi standar yang mudah yang digunakan
dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak-anak orang dewasa untuk menghadapi perubahan dalam jaringan
dan remaja. Ini dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, dukungan yang mereka alami selama tahap perkembangan
masalah citra tubuh, melukai diri sendiri, penyalahgunaan ini (Ellison, Steinfield, & Lampe, 2007; dalam Rasmussen
zat dan bahkan kematian. Namun, bagi kaum muda, dkk, 2019), namun melakukan hal itu sebenarnya dapat
media sosial adalah alat untuk berjejaring, bersilaturahmi dikaitkan dengan persepsi isolasi sosiali, karena itu
dengan teman, bertukar informasi, sumber dukungan dan menggantikan komunikasi tatap muka dan/atau membuat
orang merasa dikecualikan dari peristiwa bahagia dalam
nasehat serta sumber pengetahuan yang kaya, (Karim,
kehidupan orang lain seperti yang disajikan di media sosial
Oyewande, Abdalla, Ehsanullah, Khan, 2020). Remaja (Primack dkk., 2017; dalam Rasmussen dkk, 2019). Dengan
sendiri memiliki kekhawatiran tentang risiko yang kata lain, alih-alih meningkatkan dukungan sosial,
ditimbulkan Internet terhadap kesehatan mental secara penggunaan media sosial di kalangan orang dewasa yang
langsung dengan mengarah ke gangguan suasana hati dan baru muncul mungkin, bagi sebagian orang pada beberapa
kecemasan dan secara tidak langsung melalui penindasan waktu, lebih baik digambarkan sebagai penggunaan media
maya, (O’Reilly dkk, 2018). Insomnia dan faktor terkait antisosial, (Rasmussen dkk, 2019).
Melalui penggunaan media sosial, persepsi pandemi di
tidur lainnya paling sering dilaporkan sebagai mediator
setiap individu mendorong komunikasi interpersonal yang
hubungan antara penggunaan media sosial dan suasana
lebih positif, karena seseorang memiliki banyak akses
hati yang tertekan, (Li dkk., 2017 ; Vernon dkk., 2017;
informasi (Xie, Zang & Ponzoa, 2020). Namun, ditemukan
dalam Keles dkk, 2019).
banyaknya informasi berlebihan tentang pandemi yang
Faktor risiko utama untuk depresi, kecemasan, dan dikirim melaui sosial media melebihi kemampuan
tekanan psikologis yang muncul dari ulasan ini terdiri dari pengguna dan akan berdampak negatif pada psikologis dan
waktu yang dihabiskan di media sosial, aktivitas seperti perilaku pengguna (Xie, Zang & Ponzoa, 2020). Senada
pemeriksaan berulang untuk pesan, investasi pribadi, dan dengan pendapat Chao, Xue, Liu, Yang, Hall (2020).
penggunaan yang membuat ketagihan atau bermasalah, Adapun perilaku yang dapat ditimbulkan seperti
(Keles dkk, 2019). Ada kemungkinan bahwa mereka yang Cyberbullying, memicu kejahatan, Pornografi, Komunikasi
ingin menghindari keharusan menghadapi emosi mereka, yang buruk, ancaman ujaran kebencian, perkembangan
atau mereka yang mengalami kesulitan menghadapi emosi yang cenderung tidak kuat, perkembangan fisik yang
emosi negatif, mengalihkan perhatian mereka dan kurang optimal karena kurangnya aktifitas fisik serta
melepaskan diri dari kehidupan dengan beralih ke kurangnya menjaga privasi (Cahyono, 2016)
penggunaan media, (Rasmussen dkk, 2019). Sehingga, Media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan
penggunaan media sosial dapat berdampak buruk pada rumor yang dapat membuat situasi tidak stabil
kesehatan mental anak-anak dan remaja. Ini dapat danmenyebabkan kerugian, sehingga terjadi “penularan
mengakibatkan kecemasan, depresi, masalah citra tubuh, emosi” yang dapat menyebabkan pengguna media
melukai diri sendiri, penyalahgunaan zat dan bahkan mengalami peningkatan efek psikologis negatif. Orang
kematian, (Glazzard & Stones, 2019). dewasa yang sedang berkembang sudah kurang mampu
Dampak Psikologis Negatif Pengguna Media Sosial daripada orang dewasa yang lebih tua dalam mengatur
Dengan media sosial setiap individu mendapatkan emosi mereka dengan cara yang membantu mengurangi
dukungan sosial yang dirasakan dan diperoleh. Pernyataan stres (Wang & Saudino, 2011; dalam Rasmussen dkk,
tersebut sesuai dengan pendapat Luo & Hancock (2020), 2019), Oleh karena itu, tidak mengherankan untuk
bahwa media sosial melibatkan kesan baik dan dukungan menemukan hubungan antara kesulitan dengan regulasi
sosial, dan dapat memiliki dampak positif langsung pada emosi dan stres yang dirasakan di antara demografi ini yang
kesejahteraan psikologis karena memberikan pengaruh ditandai dengan tingkat penggunaan media sosial yang
positif, rasa rekdiktabilitas, stabilitas dalam hidup tinggi, terutama karena penggunaan media sosial
seseorang, pengakuan harga diri, dan mengurangi tekanan menciptakan daftar pemicu stres yang unik itu sendiri. Fox
280
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

dan Moreland (2015), menemukan beberapa penyebab sosial dapat berdampak negatif pada keberlangsungan
stres yang diabadikan oleh Facebook termasuk mengelola hubungan/relasi antar individu yang mengakibatkan
konten yang tidak pantas atau mengganggu, merasa rendahnya sosialisasi mereka dalam masyarakat sehingga
seperti harus terus memeriksa Facebook, kurangnya sangat berpengaruh pada hubungan komunikasi mereka.
privasi, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, Maheswari, dkk (2011) Menambahkan adanya
dan konflik hubungan, (Rasmussen dkk, 2019). Penelitian dampak negatif dari penggunaan media sosial seperti
Glazzard (2019), telah menemukan bahwa timbulnya masalah signifikan dengan orang, penundaan,
(1) empat dari lima platform media sosial yang paling manajemen waktu yang buruk, dan kurang mampu
banyak digunakan memperburuk perasaan cemas kaum mengontrol diri terhadap penggunaan jejaring sosial.
muda, (2) Penelitian menunjukkan bahwa anak muda
yang sering menggunakan media sosial, yaitu mereka PENUTUP
yang menghabiskan lebih dari 2 jam per hari di situs Simpulan
jejaring sosial lebih cenderung melaporkan kesehatan Berdasarkan simpulan hasil penelitian menunjukkan
mental yang buruk, termasuk tekanan psikologis, (3) bahwa dampak psikologis pada pengguna media sosial
Penindasan di dunia maya adalah masalah signifikan yang dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap
memengaruhi kaum muda, Media sosial juga dikaitkan kesejahteraan psikologis. Dampak positif berupa dukungan
dengan masalah citra tubuh, (4) Penelitian menunjukkan sosial, mengurangi kesepian, dan rasa malu, modal social,
bahwa ketika gadis remaja dan wanita di usia remaja dan kepekaan sosial dan emosional. Dampak negatif terjadi jika
awal dua puluhan melihat Facebook hanya dalam waktu terdapat informasi berlebihan yang dapat menyebabkan
singkat, perhatian citra tubuh lebih tinggi dibandingkan “penularan emosi” sehingga pengguna media sosial
dengan non-pengguna, Orang-orang muda melihat gambar mengalami peningkatan efek psikologis negatif, timbulnya
tubuh "ideal" dan mulai membuat perbandingan dengan masalah signifikan dengan orang, penundaan, manajemen
tubuh mereka sendiri, Hal ini dapat mengakibatkan waktu yang buruk, dan kurang mampu mengontrol diri
rendahnya harga diri, terutama jika orang muda merasa terhadap penggunaan jejaring sosial. Terdapat beberapa
bahwa tubuh mereka sendiri tidak sebanding dengan risiko yang signifikan, tetapi tidak jelas apakah risiko
tubuh "sempurna" yang mereka lihat di internet, (5) tersebut memengaruhi beberapa kelompok orang lebih dari
peningkatan penggunaan media sosial memiliki hubungan yang lain, bagaimana mereka berinteraksi dengan
yang signifikan dengan kualitas tidur yang buruk pada kerentanan yang ada dan bagaimana mereka berkembang
orang muda, (6) dari waktu ke waktu. Demikian pula, jelas ada peluang
Adanya pengaruh antara media sosial dan untuk menggunakan media sosial untuk mendukung
kesehatan mental, namun tergantung juga pada kesejahteraan, mengurangi risiko, dan menawarkan bantuan
kepribadian pengguna, jika menggunakan media sosial kepada mereka yang membutuhkannya. Hasil penelitian
tersebut dengan bijak dan positif, maka kesehatan mental pada akhirnya tidak dapat digeneralisasikan sebab media
pengguna akan terjaga seperti modal social, kepekaan sosial yang variatif. Dampak psikologis pada pengguna
sosial dan emosional, (Maheswari, 2013). Jika pengguna media sosial dari penelitian berbagai sumber di atas dapat
menggunakan media sosial secara sering dan negatif, disimpulkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif.
maka akan merusak kesehatan mental pengguna. Saran
Pengguna yang menyampaikan bahwa media sosial hanya Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan kepada
ajang hiburan, jadi tidak adanya pengaruh kepada Masyarakat harus lebih cermat dan selektif dalam
kesehatan mental peserta didik. menggunakan media sosial seperti memilih pertemanan,
Muna dkk (2013), meyampaikan bahwa pengguna komunitas / grup dan tidak latah terhadap perubahan
lain mengaku bahwa adanya media sosial memang perilaku atau trend/ “viral” negatif dikalangan pengguna
berpengaruh kepada kondisi kesehatan mental mereka. media sosial. Upaya koordinasi dan komunikasi antara
Mereka mengaku sangat asik dan ingin berlama-lama jika kelompok dan organisasi terkait harus menghasilkan strategi
menggunakan media sosial, Mereka juga kecanduan pencegahan bersama untuk media sosial yang mengatasi
dengan konten-konten lelucon, hiburan, bahkan drama dampak negatifnya, dengan tetap memanfaatkan aspek
korea, dan yang paling menarik bagi mereka adalah positifnya dan tidak membatasi kebebasan pengguna untuk
peristiwa-peristiwa viral yang terjadi di masyarakat. terlibat dalam komunitas online. Selain itu, remaja
Mereka juga mengaku tidak ada batasan dalam bermain tampaknya membutuhkan edukasi tentang makna kesehatan
media sosial, bahkan mereka kadang tidak peduli dan dan kesejahteraan mental, serta tentang penyakit jiwa dan
tidak menghargai orang yang ada di sekitar mereka, cara mencegah atau menanganinya jika didiagnosis suatu
hilangnya toleransi inilah yang membuat mereka terbujur kondisi.
kaku didepan telepon genggam untuk mengakses media
sosial yang mereka punya, sehingga kecanduan media DAFTAR PUSTAKA
281
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Aprilia, R., Sriati, A., & Hendrawati, S. (2020). remaja akhir. Jurnal Ilmiah Psikologi Volume,
Tingkat kecanduan media sosial pada remaja. 11(2). Diakses di
Journal of Nursing Care, 3(1). Diakses di https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psik
https://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/26928 o/article/view/2262
Maheswari, J., dan Dwiutami L. 2013. “Pola Perilaku
Aiyuda, N., & Syakarofath, N. A. (2019). Presentasi
Dewasa Muda yang Kecenderungan Kecanduan
diri Online di Sosial Media (Instagram dan
Situs Jejaring Sosial”. Jurnal Penelitian dan
Facebook). PSYCHOPOLYTAN
Pengukuran Psikologi. Vol. 2(1). Diakses di
(Jur
https://doi.org/10.21009/JPPP.021
nal Psikologi), 2(2), 124-130 Diakses di
Mulawarman, M., dan Nurfitri, A. D. 2017. “Perilaku
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/psi/article/v
Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya
iew/915
Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan”.
Ardari, Cicilia. 2016. Pengaruh kepercayaan diri Jurnal Psikologi. Vol. 25(1). Hal. 36-44. Diakses di
terhadap penggunaan media sosial pada remaja http://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.22759
awal. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Muna, R. F., dan Astuti, T. P. 2014. “Hubungan Antara
Dharma. Diakses di
Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Kecanduan
https://repository.usd.ac.id/6571/2/119114160_f
Media Sosial Pada Remaja Akhir”. Research
ull.pdf
Articles. Vol. 3(4). Hal. 481-491. Diakses di
Aridarmaputri, G. S., Akbar, S. N., Yuniarrahmah, E. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/artic
2016. “Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap le/view/7610
Kebutuhan Afiliasi Remaja Di Program Studi
Nurmadia, H., Wigati, D., Masluchah, L. 2013. “Hubungan
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Antara Kemampuan Sosialisasi dengan Kecanduan
Lambung Mangkurat”. Jurnal Ecopsy. Vol. 3(1).
Jejaring Sosial”. Vol. 04(2). Hal. 107-
Hal. 1-6. Diakses dihttp://dx.doi.org/10.20527/ecopsy.v3i1.1937
119. Diakses di
Arista, N. M. (2015). Studi Komparasi Perbandingan https://studylibid.com/doc/42801/hubungan-antara-
Dampak Media Sosial Terhadap Perilaku kemampuan-sosialisasi-dengan-kecanduan
Bullying Remaja. JKKP (Jurnal Kesejahteraan
Pang, H., Wang, J. 2020. “Promoting or prohibiting:
Keluarga dan Pendidikan), 2(2), 92-96.
Understanding the influence of social media on
DOI: https://doi.org/10.21009/JKKP.022.05
international students’ acculturation process, coping
Arnus, S. H. (2016). Self-Disclosure di Media Sosial strategies, and psychological consequences”.
pada Mahasiswa IAIN Kendari (Suatu Kajian Telematics and Informatics. Vol.
Psikologi Komunikasi Pada Pengguna Media 54. Hal. 101454. Diakses di
Sosial). Al-Izzah: Jurnal Hasil- https://doi.org/10.1016/j.tele.2020.101454
Hasil Penelitian, 11(2), 143-160. Diakses di
Pratama, B. A., & Sari, D. S. (2020). Dampak Sosial
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-
Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap
izzah/article/view/459
Kesehatan Mental Berupa Sikap Apatis di SMP
Azka, F., Firdaus, D. F., & Kurniadewi, E. (2018).
Kabupaten Sukoharjo. Gaster, 18(1), 65-75. Diakses
Kecemasan sosial dan ketergantungan media
di https://jurnal.aiska-
sosial pada mahasiswa. Psympathic: Jurnal
university.ac.id/index.php/gaster/article/view/487
Ilmiah Psikologi, 5(2), 201-210. Diakses di
Putra, J. S. (2018). Peran Syukur sebagai Moderator
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article
Pengaruh Perbandingan Sosial terhadap Self- esteem
/view/3315
pada remaja pengguna media sosial.
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 3(2),
perubahan sosial masyarakat di
197-210. DOI: 10.21580/pjpp.v3i2.2650
Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157. Diakses
Rafiq, A. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap
di https://journal.unita.ac.id/index.php/publician
Perubahan Sosial Suatu Masyarakat. Global
a/article/view/79
Komunika, 1(1), 18-29. Diakses di
Khairuni, N. (2016). Dampak positif dan negatif sosial
https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/GlobalKomuni
media terhadap pendidikan akhlak anak (studi
ka/article/view/1704
kasus di smp negeri 2 kelas viii banda
Rasmussen, E. E., Punyanunt-Carter, N., LaFreniere, J. R.,
aceh). JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan
Norman, M. S., & Kimball, T. G. (2020). The
Konseling, 2(1), 91-106. Diakses di
serially mediated relationship between emerging
http://dx.doi.org/10.22373/je.v2i1.693
adults’ social media use and mental well-
Luo, M., dan Hancock, J. T. 2020. “Self-disclosure being. serially mediated relationship between
and social media: motivations, mechanisms and emerging adults’ social media use and mental well-
psychological well-being”. Current Opinion in being”. Computers in Human Behavior. Vol. 102.
Psychology. Vol. 31(1). Hal. 110-115. Diakses Hal. 206-213. Diakses di
di https://doi.org/10.1016/j.copsyc.2019.08.019 https://doi.org/10.1016/j.chb.2019.08.019
Mahdia, A. (2018). Pengaruh konten influencer di Sarchan, B. I. 2013. “Intensitas Komunikasi Dengan
media sosial terhadap kesejahteraan psikologis Menggunakan Blackberry Messenger Ditinjau dari

282
Volume 9 No 2 Tahun 2022, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Konformitas dan Tipe Kepribadian Ekstraversion”.


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Diakses di
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus /article/
viewFile/435/404
Suryaningsih, A. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap
Prestasi Belajar Peserta Didik. Edsuaintek: Jurnal
Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 7(1), 1 - 10.
https://doi.org/10.47668/edusaintek.v7i1.45
Scheinbaum, A. C. (2017). The Dark Side of Social
Media. 1 Edition.| New York: Routledge, 2018.:
Routledge.
Soliha, Silvia Fardila. 2015. “Tingkat Ketergantungan
Pengguna Media Sosial Dan Kecemasan
Sosial”. Jurnal Interaksi. Vol. 4(1). Hal. 1-10.
Diakses di
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/a
rti cle/view/9730/7798
Wahono. 2015. “A Systematic Literature Review of
Software Defect Prediction: Research Trends,
Datasets, Methods and Frameworks”. Journal of
Software Engineering. Vol. 1(1). Hal. 1-16.
Diakses di
https://romisatriawahono.net/lecture/rm/ro
mi-slrsdp-2015.pdf
Xie X., Zang, Z., Ponzoa, J. M. 2020. “The
information impact of network media, the
psychological reaction to the COVID-19
pandemic, and online knowledge acquisition:
Evidence from Chinese college students”.
Journal of Innovation & Knowledge. Vol. 5.
Hal. 297-305. Diakses di
https://doi.org/10.1016/j.jik.2020.10.005
Young, L., Kolubinski, D. C., Frings, D. 2020.
“Attachment style moderates the relationship
between social media use and user mental health
and wellbeing”. Heliyon. Vol. 6(6). Hal. 1-7.
Diakses di https://doi.org/10.1016/j.h
eliyon.202

283

Anda mungkin juga menyukai