Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal Psychology of Science and Profession) Vol. 3, No.

3, Desember 2019: 151-160


ISSN: 2598-3075 e-ISSN: 2614-2279

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SELF-DISCLOSURE PADA DEWASA AWAL


PENGGUNA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI KOTA BANDUNG

Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi N0. 229, Sukasari, Bandung, Indonesia 40152
Email : alyazachra@student.upi.edu

ABSTRAK. Media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi, selain dimanfaatkan untuk berbagi informasi dan inspirasi juga ser-
ingkali digunakan sebagai sarana pengungkapan diri. Fenomena yang sedang terjadi saat ini pada pengguna instagram, diantaranya
mereka seolah tak segan untuk mengungkapkan semua problematika yang sedang dihadapi di Instagram. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian terhadap self-disclosure pada dewasa awal pengguna instagram di Kota Bandung.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analisis regresi linear sederhana.
Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 400 orang dewasa awal pengguna instagram. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Revised Self-Disclosure Scales (RSDS) untuk mengukur self-disclosure dan Eysenck Per-
sonality Questionnaire Brief version (EPQ-BV) untuk mengukur tipe kepribadian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
regresi linear sederhana. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan tipe kepribadian terhadap
self-disclosure. Extraversion dan neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-disclosure pada dewasa awal peng-
guna instagram di Kota Bandung. Dengan kata lain, tipe kepribadian merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan
diri seseorang terutama ketika sedang berkomunikasi menggunakan media sosial.

Kata kunci: Tipe Kepribadian; extraversion; neuroticism; self-disclosure; media sosial; instagram

THE INFLUENCE OF PERSONALITY TYPES ON SELF-DISCLOSURE IN EARLY ADULTS OF I


NSTAGRAM USERS IN BANDUNG

ABSTRACT. Social media as a means of communication, besides being used to share information and inspiration,
is also often used as a means of self-disclosure. The phenomenon that is happening right now for Instagram users,
including them seems to not hesitate to reveal all the problems that are being faced on Instagram. This study aims to
determine the effect of personality types on self-disclosure in early adults of Instagram users. The research approach
used in this study is quantitative with a simple linear regression analysis method. The number of participants involved
in this study were as many as 400 early adult users of Instagram. The instrument used in this study was Revised
Self-Disclosure Scales (RSDS) to measure self-disclosure and the Eysenck Personality Questionnaire Brief version
(EPQ-BV) to measure personality types. Data analysis in this study used simple linear regression. The results obtained
show that there is a significant influence on personality type on self-disclosure. Extraversion and neuroticism have a
significant effect on self-disclosure in early adults of Instagram users. The recommendation for further researchers is
to add other variables that can influence self-disclosure and use other methods. In other words, personality type is a
factor that can affect one's self-expression, especially when communicating using social media.

Keywords: Personality types; extraversion; neuroticis; self-disclosure; social media; instagram


PENDAHULUAN nesia menghabiskan 3 jam 23 menit sehari untuk men-
gakses media sosial.
Penggunaan internet terutama pada media sosial Media sosial memiliki beberapa fungsi untuk me-
semakin meningkat digunakan oleh masyarakat. Ber- menuhi kebutuhan individu diantaranya, membangun
dasarkan informasi dari Asosiasi Penyelenggara Jasa In- hubungan sosial melalui dunia maya, menyampaikan
ternet Indonesia (APJII) tahun 2017, jumlah pengguna apa yang dialami dan dirasakan individu, serta segala hal
internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa, angka yang dapat dituangkan di jejaring sosial (Weiser, 2001).
tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2016 yang Media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi, se-
tercatat mencapai 132,7 juta jiwa. Sebagaimana dikutip lain dimanfaatkan untuk berbagi informasi dan inspirasi
dari harian online tekno.kompas.com (2018) bahwa juga seringkali digunakan sebagai sarana ekspresi diri,
perkembangan Internet semakin pesat sejak muncul si- pencitraan diri, serta sebagai sarana berkeluh kesah (Ok-
tus jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram tavianti, 2018). Hal ini juga berlaku pada media sosial
dan sebagainya. Lebih lanjut lagi, rata-rata orang Indo- instagram. Instagram merupakan aplikasi jejaring sosial
Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan 152
berbasis foto dan video yang memungkinkan penggu- Kenyataan dari self-disclosure saat ini, banyak
nanya dapat mebagikan konten apapun kepada publik. masyarakat terutama remaja dan dewasa awal, berbeda
Tujuan dari dibuatnya instagram agar pengguna dapat pengungkapan dirinya pada dunia nyata dengan media
selalu terhubung dengan orang lain serta menjadi wa- sosial khususnya instagram. Dari hasil jajak pendapat
dah untuk mengekspresikan diri melalui foto atau video sebuah televisi swasta Amerika Serikat terhadap 2000
yang bagikan (Hasan, 2016). orang menyatakan bahwa setengah diantaranya setuju
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizkia jika media sosial dijadikan sebagai tempat untuk menge-
(2017), instagram menjadi aplikasi jejaring sosial yang luarkan unek-unek terutama hal bersifat negatif. Lebih
paling banyak digunakan, sebesar 82 persen, meninggal- lanjut lagi, sebanyak 52%, tujuan seseorang curhat di
kan Facebook yang sebesar 66 persen. Indonesia sendiri jejaring sosial untuk mendapatkan simpati dari orang
menjadi negara dengan pengguna instagram terbesar se- lain. Sedangkan 30% ingin meluapkan kemarahannya,
Asia Pasifik (Bohang, 2017). Sebagaimana dikutip dari bisa karena dendam, iri ataupun cemburu (Liputan6.
media masa liputan6.com (2016) mayoritas pengguna com, 2012). Konteks self-disclosure pada media sosial
instagram yang aktif didominasi usia 18-24 tahun den- secara umum mencakup cara orang berbagi informasi
gan presentase 59 persen. Sementara, pengguna dengan dalam bentuk status, foto/video, chatting, komentar dan
usia 25-34 tahun sebanyak 30 persen, dan usia 34-44 ta- lain sebagainya.
hun berada di angka 11 persen. Berdasarkan fakta terse- Hakikatnya, self-disclosure merupakan hal pent-
but, usia pada masa dewasa awal menduduki pengguna ing bagi individu yang khususnya yang memasuki
aktif terbanyak se-Indonesia. tahap dewasa awal, karena pada masa tersebut indivi-
Penggunaan media sosial seperti instagram tidak du membutuhkan sarana untuk membangun hubungan
selamanya dianggap baik, karena dapat menimbulkan sosial dengan orang lain (Hurlock, 2003), serta untuk
masalah seperti menyebarluaskan informasi diri secara kebutuhan eksistensi diri (Nurdania, 2013). Akan tetapi
berlebihan bahkan pada orang tidak dikenal sekalipun, berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti pada
sehingga dapat mempermudah pihak-pihak yang mem- pengguna instagram memberikan data bahwa ditemu-
punyai maksud kurang baik (Anwar, 2017). Karena kan sejumlah masalah pada pengguna instagram dian-
pada hakikatnya dalam bermedia sosial, seseorang dapat taranya mereka seolah tak segan untuk mengungkapkan
menentukan informasi apa yang ingin ia sampaikan, ka- semua problematika yang sedang dihadapi di Instagram.
pan ia ingin mengungkapkan informasi tentang dirinya, Responden juga sering mem-posting mengenai aktivi-
bagaimana informasi itu disampaikan, serta kepada sia- tas sehari-hari yang sedang dijalani, hobi, pengalaman
pa informasi itu akan disampaikan. pribadi, pengungkapan pendapat serta pengungkapan
Istilah dalam psikologi yang menjelaskan men- perasaan di akun instagramnya, kedalam bentuk foto,
genai kegiatan membagi atau menyampaikan informa- video, maupun instastory.
si diri kepada orang lain dinamakan dengan self-dis- Selain itu, ditemukan data bahwa responden
closure (Hasan, 2016). Self-disclosure yaitu kegiatan memiliki intensitas penggunaan instagram selama 3
membagi informasi diri kepada orang lain berupa in- jam bahkan lebih dalam sehari. Responden menjelaskan
formasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, bahwa mereka sering membuka instagram agar selalu
serta ide yang terdapat dalam diri individu (Dayakisni mendapatkan informasi, hiburan, serta konten-konten
& Hudaniah, 2009). Wheeless, dkk (1986) menjelas- lainnya yang dibagikan oleh orang lain. Dalam sehari
kan bahwa pengungkapan diri merupakan bagian dari mereka mampu mengupload foto/video/instastories
referesni diri yang dikomunikasikan dan diberikan in- sebanyak 3 kali. Hal ini menurut peneliti disimpulkan
dividu secara lisan pada suatu kelompok. Konsep self bahwa responden tidak bisa lepas dari instagram setiap
dislcosure sendiri adalah cara untuk menunjukkan siapa harinya, termasuk dalam menyuarakan hal-hal yang se-
kita dan mengungkapkan kebutuhan kita (Leung, 2002). dang mereka lakukan serta hal yang dirasakan, terkait
Menurut Ekasari (2013) dengan adanya self-disclosure dengan dirinya.
seorang individu dapat mengungkapkan pendapatnya, Melihat fenomena tersebut, instagram dapat
perasaannya, cita-citanya dan sebagainya. Seiring den- membuat pengguna nya kecanduan dilihat dari inten-
gan berjalannya waktu, self-disclosure yang biasanya sitas penggunaannya yang cukup tinggi karena terus
dilakukan dengan bertatap muka langsung, saat ini ber- menggunakannya khususnya dalam hal pengungkapan
tranformasi untuk cenderung melakukannya pada media diri. Intensitas yang tinggi dalam pengungkapan diri
sosial. Menurut Boyd dan Heer (2006) self-disclosure di media sosial berdampak pada privasi individu yang
dalam media sosial bermanfaat sebagai sarana dalam terenggut karena informasi tentang dirinya telah menja-
mempresentasikan identitas diri. di rahasia publik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
153 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Self-Disclosure pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram
di Kota Bandung

Paramithasari & Dewi (2013) yang menjelaskan bahwa yang lebih tinggi dibandingkan tipe introvert.
pengungkapan yang dilakukan di media sosial cend- Selain itu, ada juga penelitian yang membahas
erung berisiko karena setiap orang dapat mengakses dan bahwa kepribadian tidak memiliki korelasi dengan per-
juga membaca data pribadi yang telah diungkapkan di ilaku di media sosial, seperti contohnya penelitian yang
jejaring sosial. Apalagi jika self-disclosure tersebut ber- dilakukan Maisarah & Noviekayati (2018) mengenai
sifat negatif seperti berkata kasar, mencela, atau meny- hubungan tipe kepribadian ekstrovert dengan kecend-
inggung perasaan orang maka individu akan mendapa- erungan cyberbullying pada remaja awal pengguna me-
tkan respon negatif seperti penolakan dari orang lain, dia sosial Instagram, yang menjelaskan tidak ada hubun-
dicemooh, dikucilkan, dan dihindari dari pergaulan so- gan yang signifikan diantara kedua variabel tersebut.
sial (Devito, 2011). Sebagai mana dikutip pada tribun- Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti lebih
news.com (2018) pada kasus salah satu artis Lyra Virna, dalam mengenai pengaruh tipe kepribadian terhadap
berawal dari postingan instagram yang telah melakukan self-disclosure pada pengguna Instagram. Beberapa
pencemaran nama baik kemudian terjerat Undang-Un- penelitian sebelumnya menjelaskan tipe kepribadian
dang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dengan perilaku pengungkapan diri pada media sosial.
kepada biro pemberangkatan umrah/haji karena keke- Studi yang dilakukan oleh Seidman (2013) terhadap
salan yang dialami. Selanjutnya, dilansir dari detik.com mahasiswa dengan rata-rata usia 19 tahun di Amerika
(2018) menyebarkan data pribadi orang lain (doxing) pengguna Facebook, bahwa ekstraversion berkaitan se-
di media sosial dapat terjerat UU ITE nomor 19 tahun cara positif dengan pengungkapan emosi, karena orang
2016. Tentunya, penyebaran informasi seseorang tanpa yang memiliki ekstravert tinggi merasa lebih nyaman
mendapatkan persetujuan dari orang yang bersangkutan mengekspresikan perasaan mereka kepada orang lain.
akan masuk dalam pelanggaran. Menurut Ross dkk (2009) mereka yang tinggi dalam
Dengan demikian, penting bagi individu yang neuroticism menunjukkan minat yang kuat dalam meng-
memasuki dewasa awal untuk mampu mengungkapkan gunakan Internet untuk komunikasi. Neuroticism ini
dirinya di media sosial Instagram secara bijaksana. Ter- menggambarkan keadaan stabilitas emosi seseorang. In-
dapat berbagai faktor yang mempengaruhi self-disclo- dividu dengan kecenderungan neurotisme tinggi, cend-
sure seseorang, diantaranya besar kelompok, perasaan erung mengalami emosi negatif (Ross dkk, 2009), serta
menyukai/mempercayai, efek diadik, topik, budaya, memiliki dukungan sosial yang rendah (Swickert dkk,
gender, kepribadian serta usia (Devito,1997). Salah satu 2002) sehingga media sosial dirasa cocok untuk indivi-
faktor yang akan peneliti teliti yaitu faktor kepribadian. du dengan kepribadian ini sebagai wadah untuk men-
Kepribadian merupakan karakter yang melekat pada diri gungkapkan informasi mengenai dirinya.
seseorang yang bersifat unik (Suranto, 2011). Adapun penelitian Amichai-Hamburger (2002)
Banyak teori yang dapat menjelaskan kepribadi- yang menjelaskan bahwa ekstraversion tidak berhubun-
an individu, salah satu tokoh yang menjelaskan teori gan dengan pengekspresian diri, ini dikarenakan perbe-
kepribadian yaitu Hans Jurgen Eysenck. Menurut Ey- daan pada konteks media yang digunakan, karena me-
senck, kepribadian adalah suatu keseluruhan dari pola dia yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada
tingkah laku aktual atau potensial dari organisme yang komunikasi chat anonim. Pada Amichai-Hamburger
ditentukan oleh faktor hereditas dan lingkungan (dalam (2002) individu yang introvert cenderung berbagi infor-
Hall & Lindzey, 1985). Eysenck membagi kepribadian masi intim tentang dirinya daripada ekstrovert.
mejadi tiga tipe, yaitu tipe kepribadian ekstraversion Dari penjelasan mengenai penelitian sebelumnya,
(vs.introversion), neuroticsm, dan psychoticism (Eysen- terjadi perbedaan hasil penelitian dari penelitian sebel-
ck, dalam Hall & Lindzey, 1985). umnya dan juga self-disclosure telah diteliti kepada sub-
Beberapa penelitian banyak mengaitkan kepribadi- jek kalangan mahasiswa atau pelajar saja. Pada peneli-
an pada perilaku di media sosial. Seperti penelitian dari tian ini, peneliti ingin meneliti pada subjek dewasa awal
Anggraeni, dkk (2014) menjelaskan bahwa tipe keprib- secara umum tidak pada individu yang berstatus sebagai
adian introvert memiliki hubungan yang signifikan pelajar tetapi juga pada individu yang tidak bekerja dan
dengan kecanduan internet pada siswa, karena mereka juga sedang bekerja. Kemudian, karena banyak peng-
menggunakan jejaring sosial sebagai wadah mencari guna instagram di Indonesia didominasi oleh individu
teman untuk bersosialisasi. Penelitian dari Widiantari & yang memasuki usia dewasa awal yaitu sebanyak 89%
Herdiyanto (2013) menjelaskan perbedaan intensitas ko- penggunanya berusia 18-34 tahun, menjadi alasan pe-
munikasi melalui jejaring sosial antara tipe kepribadian neliti lebih tertarik dengan penelitian ini. Kemudian
ekstrovert dan introvert pada remaja SMA di Denpasar, didasarkan dengan melihat perkembangan media sosial
bahwa tipe ekstrovert mempunyai intensitas komunikasi khususnya instagram yang terus berkembang dan men-
Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan 154
jadi alasan pentingnya penelitian ini dilakukan. Maka dari HASIL DAN PEMBAHASAN
itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh tipe kepribadian
dari Eysenck terhadap perilaku self-disclosure pada peng- Berdasarkan demografi sampel, dapat diketahui bahwa
guna media sosial dewasa awal khususnya instagram. partisipan dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki berjumlah
131 orang atau 33% dan perempuan berjumlah 269 orang
METODE atau 67%. Sehingga jumlah keseluruhan partisipan dalam
penelitian ini berjumlah 400 orang. Dari data tersebut dapat
Penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantita- diketahui bahwa jumlah partisipan perempuan lebih banyak
tif dengan desain regresi linear sederhana. Partisipan daripada partisipan laki-laki.
dalam penelitian ini adalah dewasa awal pengguna Pada aspek usia diketahui bahwa responden yang ber-
media sosial instagram di Kota Bandung berjumlah partisipasi dalam penelitian ini cukup variatif, usia partisipan
400 responden. Peneliti menyebarkan kuesioner pada berkisar antara 18 hingga 31 tahun. Kategori usia tersebut
responden yang sesuai dengan kriteria yang telah di- termasuk dalam usia dewasa awal sebagaimana disusun ber-
tentukan yaitu individu dewasa awal (18-40 tahun) di dasarkan penjelasan dari Hurlock (1986) yaitu dimulai dari
Kota Bandung yang aktif menggunakan dan mengakses usia 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dalam penelitian ini,
media sosial instagram, melakukan aktivitas di Insta- terdapat 264 responden atau 66% dengan rentang usia 18-22
gram (membuka home dan explore, melihat Instagram tahun, ada sebanyak 126 responden atau 32% dengan usia
Story, mengunggah foto dan video, serta memberikan 23-27 tahun, kemudian hanya 3% responden atau sebanyak
like dan comment pada postingan orang lain). 10 orang dengan rentang usia 28-31 tahun. Dari data tersebut
Pengukuran self-disclosure (self-disclosure) da- kita dapat mengetahui presentase responden terbanyak yaitu
lam penelitian ini diukur menggunakan skala yang di- sejumlah 264 orang dengan rentang usia 18-22 tahun yang di
adaptasi dan disusun berdasarkan 5 aspek self-disclo- dapat dari pengguna aktif instagram pada usia dewasa awal di
sure. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kota Bandung. Dari hasil penelitian ini, kita dapat mengetahui
Revised self-disclosure Scale (RSDS) dari Wheeless bahwa mahasiswa merupakan responden terbanyak yang ber-
(1986) kemudian diadaptasi oleh Fitri (2017) terdiri atas partispasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 226 responden
26 item setelah melakukan uji coba. Skala yang digu- atau 57% dari total 400 responden. Kemudian, responden den-
nakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 4 poin gan status pekerjaan sudah bekerja sebanyak 146 atau 37%.
alternatif jawaban, berupa Sangat Setuju (SS), Setuju Sebanyak 28 responden atau 7% merupakan responden yang
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). belum bekerja. Kemudian, dari data demografi terdapat data
Kemudian, untuk alat ukur kepribadian diukur menggu- intensitas penggunaan instagram pada dewasa awal di Kota
nakan Eysenck Personality Questionnaire Brief Version Bandung, durasinya yaitu meliputi kurang dari 10 menit (1),
(EPQ-BV) yang dikembangkan oleh Sato (2005) memi- 10-30 menit (2), 31-60 menit (3), 1-2 jam (4), 2-3 jam (5),
liki dimensi Ekstraversion dan Neuroticsm. Instrumen lebih dari 3 jam (6). Dari hasil perhitungan, hanya sebanyak
ini terdiri dari 24 item, dimana 12 item berkaitan dengan 21 orang (5%) responden yang mengakses instagram selama
aspek extraversion, dan 12 item lainnya mengukur as- kurang dari 10 menit dalam sehari, sebanyak 69 responden
pek neuroticsm. Instrumen EPQ-BV (Eysenck Person- (17%) mengakses instagram selama 10-30 menit, sebanyak
ality Questionnaire Brief Version) menggunakan pilihan 59 responden (15%) mengakses instagram selama 31-60
jawaban dalam bentuk 5 poin skala likert yaitu dengan menit, sebanyak 60 responden (15%) mengakses 1-2 jam da-
skala STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N lam sehari, 45 orang atau 11% mengakses instagram selama
(Netral) , S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai). 2-3 jam kemudian sebanyak 146 responden (37%) mengakses
Reliabilitas instrumen self-disclosure dan Eysen- instagram selama lebih dari 3 jam. Dari hasil data demografi
ck Personality Questionnaire Brief version (EPQ-BV) sampel, disimpulkan bahwa data terbanyak intensitas penggu-
adalah sebagai berikut: na instagram yaitu sejumlah 146 reponden dengan intensitas
lebih dari 3 jam dalam sehari setiap mengakses instagram.
Tabel 1. Reliabilitas instrumen self-disclosure dan Eysen-
ck Personality Questionnaire Brief version (EPQ-BV) Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linear antara Tipe Kepribadian
Variabel Reliabilitas terhadap self-disclosure pada Dewasa Awal
B R R2 Sig
Self-disclosure 0.85
Ekstraver- 0,159 0,202 0,041 0,000
Eysenck Personality Ques- sion
tionnaire Brief version 0.76 Neuroti- 0,100 0,157 0,025 0,002
(EPQ-BV) cism
155 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Self-Disclosure pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram
di Kota Bandung

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gan kategori self-disclosure yang rendah yaitu seban-
ing-masing dimensi tipe kepribadian extraversion dan yak 105 responden dan yang termasuk dalam kategori
neuroticism, keduanya memiliki pengaruh yang sig- self-disclosure tinggi sebanyak 93 responden serta san-
nifikan terhadap self-disclosure pada dewasa awal peng- gat tinggi sebanyak 4 responden. Dalam penelitian ini
guna media sosial instagram. Penelitian ini mendukung juga, dijelaskan bahwa dewasa awal pengguna media
teori yang telah diungkapkan oleh Devito (1997) bahwa sosial instagram yang memiliki skor extraversion yang
salah satu faktor yang mempengaruhi self-disclosure tinggi sebanyak 209 responden atau 52%. Individu yang
adalah kepribadian. Meskipun, tipe kepribadian extra- memiliki kecenderungan dalam extraversion memiliki
version dan neuroticism memiliki pengaruh yang sedikit karakteristik banyak teman, sociable, suka bergaul, re-
terhadap kemampuan individu untuk melakukan self-dis- sponsif dan membutuhkan orang lain untuk berkomuni-
closure yaitu hanya sebesar 4,1% dan 2,5%. Maka dari kasi (Hall & Lindzey, 1985).
itu, dapat dikatakan bahwa masih terdapat banyak faktor Kemudian, introversion merupakan level rendah
atau variabel lain yang dapat mempengaruhi self-disclo- dari extraversion. Dalam penelitian ini, responden yang
sure seseorang selain dari tipe kepribadian. memiliki skor introversion adalah sebanyak 191 re-
Hasil penelitian ini menambah sudut pandang baru sponden atau 48%. Individu dengan tipe intorversion
mengenai pengaruh self-disclosure seseorang dalam cenderung memiliki nilai rendah pada self-disclosure
bermedia sosial khususnya pada instagram berdasarkan dilihat dari kebanyakan responden dengan kategori in-
faktor kepribadian dari Eysenck. Eysenck (Suryabra- troversion memiliki nilai self-disclosure yang rendah.
ta, 2008) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan Didukung dari hasil data deskriptif, responden terban-
keseluruhan pola tingkah laku manusia yang potensial yak yaitu 127 orang yang termasuk dalam kategori self
(covert) maupun aktual (overt) yang mempengaruhi per- disclosure rendah dimiliki oleh responden yang cend-
ilakunya termasuk perilaku dalam mengungkapkan diri erung introvert. Hal ini dijelaskan karena tipe kepriba-
ke lingkungannya. dian introversion cenderung rendah dalam sosiabilitas,
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dari ditandai dengan kurang pandainya bergaul, menyukai
Seidman (2013) extraversion berkaitan secara posi- aktivitas sendiri, serta menjada jarak dari orang lain
tif dengan pengungkapan emosi, oleh karena itu orang (Hall & Lindzey, 1985). Berkaitan juga dengan peneli-
yang memiliki ekstravert tinggi merasa lebih nyaman tian yang dilakukan Widiantari dan Herdiyanto (2013)
mengekspresikan perasaan mereka kepada orang lain. bahwa tipe kepribadian introvert mempunyai intensitas
Seseorang yang cenderung memiliki kepribadian ex- komunikasi yang lebih rendah.
trovert akan nyaman mengungkapkan berbagai hal baik Hasil analisis selanjutnya dalam penelitian ini,
impersonal maupun personal pada media sosial, mas- ditemukan bahwa individu dengan tipe kepribadian
alah pribadinya, hubungan percitannya dengan orang neuroticism dengan skor tinggi terdapat sebanyak 51%.
lain (Adnan, 2018). Menurut Moore (2012) bahwa Neuroticism berhubungan dengan stabilitas emosi seseo-
kepribadian extraversion memiliki hubungan positif rang, jika pada asumsi sebelumnya menyatakan bahwa
dengan penggunaan jejaring sosial, karena orang dengan orang dengan level neurotisme tinggi (unstable) cend-
kepribadian ini memiliki banyak teman di media sosial- erung mengalami emosi negatif (Ross dkk, 2009), serta
nya serta lebih mungkin membuat postingan tentang ke- memiliki dukungan sosial yang rendah (Swickert dkk,
giatan yang dilakukannya dalam sebuah status di media 2002) sehingga media sosial dijadikan wadah untuk me-
sosialnya. Temuan ini menunjukan bahwa extraversion ngungkapkan ekspresi dirinya. Penelitian ini berkaitan
terkait dengan pengungkapan pribadi seseorang seper- dengan penelitian yang dilakukan oleh Amichai-Ham-
ti mengungkapkan aktivitas saat ini, pemikiran tentang burger (2002), yaitu individu dengan neuroticsm yang
minat mereka. tinggi mungkin memiliki kecenderungan untuk men-
Dalam penelitian ini extraversion memiliki pen- gungkapkan informasi pribadi di jejaring sosial, dan se-
garuh yang signifikan terhadap self disclosure dengan bagian besar disebabkan oleh kebutuhan presentasi diri
nilai sig yaitu 0,000 (<0,05). Artinya, seseorang yang (Seidman, 2013).
memiliki kecenderungan extraversion akan cenderung Menurut Ross dkk (2009) bahwa orang dengan
juga melakukan self-disclosure pada media sosial. Akan neuroticism yang tinggi memiliki minat yang kuat juga
tetapi, hasil pada penelitian ini extraversion menunju- dalam menggunakan internet untuk berkomunikasi. Di-
kan besaran pengaruh yang sedikit terhadap self-dis- lihat dari hasil uji hipotesis bahwa neuroticism memiliki
closure yaitu hanya sebesar 4,1%. Didukung dari hasil pengaruh yang signifikan terhadap self-disclosure dan
data deskriptif, bahwa individu dengan tipe kepribadian memiliki nilai sig 0,002 (<0,05). Meskipun dalam pene-
extraversion, mayoritas dimiliki oleh responden den- litian ini, menunjukan bahwa neuroticism memiliki pen-
Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan 156
garuh yang kecil yaitu hanya sebesar 2,5%. Didukung ngungkapan diri yang dapat diukur dengan mengetahui
oleh data deskriptif penelitian, bahwa individu yang ter- frekuensi atau tingkat keseringan pengungkapan diri
masuk pada skor tinggi neuroticism (unstable) mayori- yang dilakukan individu di instagram. Hal ini terlihat
tas dimiliki oleh responden yang termasuk pada kategori dari frekuensi individu ketika mengunggah foto mau-
self-disclosure yang rendah yaitu sebanyak 113 respon- pun video pada instagram berkaitan dengan kegiatan
den, sedangkan yang termasuk pada kategori self-disclo- sehari-hari, perasaan, kehiduan pribadi ketika ada kes-
sure tinggi yaitu sebanyak 75 responden. empatan.
Selanjutnya, level rendah pada dimensi ini dise- Valence merupakan dimensi yang menjelaskan hal
but dengan stable. Responden dengan skor neuroticism positif dan negatif dari perilaku pengungkapan diri di-
rendah (stable) terdapat sebanyak 49% atau 197 respon- mana individu dapat menunjukkan perilaku mengenai
den. Orang dengan kecenderungan stable dimiliki oleh hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
responden dengan self-disclosure yang rendah yaitu 119 Ketika peneliti melakukan uji coba terhadap instrumen,
orang. Orang yang memiliki neurotisme yang rendah responden lebih suka menceritakan hal-hal positif dan
cenderung memiliki ciri-ciri tenang, bergairah, dan yang menyenangkan yang terjadi pada diri mereka pada
aman (Robbins, 2001). instagram. Dapat dilihat dari unggahan foto/video/in-
Menurut Eysenck, individu yang memiliki skor stastories yang mereka bagikan di instagram. Pada di-
tinggi dalam extraversion dan neuroticism, memiliki mensi depth/intimacy yang menujukkan sifat pribadi
karakteristik mudah tersinggung, tidak dapat tenang, yang diungkapkan individu kepada orang lain, dapat
agresif, mudah tergugah, mudah berubah-ubah pikiran, dilihat dari kedalaman seseorang dalam mengungkap-
impulsive (menuruti dorongan hati), penuh harapan, dan kan informasi mengenai dirinya seperti percintaan, kel-
aktif (Hall & Lindzey, 1985). Menurut (Hall & Lindzey, uarga, masalah pribadi kedalam unggahan foto/video/
1985), individu yang cenderung ekstrovert memiliki insta stories pada instagram. Dimensi honesty/accuracy
sosiabilitas tinggi, berani mengambil resiko, mudah ter- merupakan dimensi yang menjelaskan tentang ketepatan
pengaruh, suasana hati cepat berubah, dan perasaannya dan kejujuran individu dalam mengungkapkan dirinya.
tidak berada dibawah kontrol yang ketat. Kemudian in- Hal tersebut dapat dilihat dari unggahan foto/video/in-
dividu yang memiliki neurotisme yang tinggi tidak stabil stastories yang mengungkapkan keadaan diri yang se-
secara emosional, cenderung lamban dalam bertindak, benarnya pada instagram.
kurang tetap pendirian, dan cenderung menekan hal-hal Dari hasil analisis data yang diperoleh, mahasiswa
tidak menyenangkan (Suryabrata, 1982). Dengan de- merupakan partisipan paling banyak dalam penelitian ini
mikian dapat dikatakan, bahwa individu dengan keprib- yang menggunakan instagram secara aktif. Mahasiswa
adian extraversion-neurotic menggunakan media sosial merupakan kelompok usia yang memasuki masa dewasa
sebagai wadah untuk mengungkapkan informasi men- awal. Menurut Santrock (2002) pada masa ini, individu
genai dirinya. mulai memasuki tahap transisi, meliputi transisi secara
Dari pembahasan diatas, media sosial tidak hanya fisik, intelektual, dan juga transisi peran sosial. Sehing-
di dominasi untuk tipe kepribadian tertentu saja. Media ga pada masa dewasa awal ini, menentukan relasi atau
sosial yang ada secara luas ditargetkan untuk seluruh hubungan sangatlah penting, artinya mahasiswa perlu
individu yang ingin berinteraksi serta terlibat dalam memiliki kemampuan hubungan dengan banyak orang
hubungan interpersonal (Harbaugh, 2010). Maka dari serta dapat membina jaringan sosial yang baik melalui
itu, tidak hanya orang dengan kepribadian ekstraversi hubungan yang terjalin (Syaifussalam Wibisono, 2016).
saja yang dapat menggunakan fasilitas media sosial, ti- Menurut Dariyo (2016) mereka memenuhi kebutuhan
dak menutup kemungkinan orang dengan kecenderun- untuk berafiliasi dengan cara menggunakan jejaring so-
gan neurotik juga dapat terbuka di media sosial. sial untuk berkomunikasi secara online. Selain itu juga
Dewasa awal yang melakukan pengungkapan diri pada kelompok usia awal masa dewasa menurut Erikson
pada media sosial instagram berupa unggahan foto/ merupakan masa seorang individu memasuki fase dima-
video/insta stories yang terdiri dari lima aspek yaitu na mereka lebih sering untuk melakukan self-disclosure
intention, amount, valence, depth/intimacy, honesty/ atau keterbukaan diri dan berbagi pikiran-pikiran per-
Accuracy. Intention merupakan keluasan individu untuk sonal kepada orang lain sebagai tanda sebuah keintiman
mengungkapkan tentang apa yang ingin diungkapkan. (dalam Santrock, 2011).
Hal tersebut menjelaskan bahwa unggahan foto/video/ Berdasarkan hasil penelitian pada variabel self-dis-
insta stories mereka menujukan hal tentang informasi closure terhadap dewasa awal di Kota Bandung diketahui
diri kepada teman-teman mereka di instagram . Amount terdapat 2% atau 6 responden termasuk dalam kategori
merupakan dimensi yang menjelaskan kuantitas dari pe- self-disclosure yang sangat tinggi, dan sebanyak 37%
157 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Self-Disclosure pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram
di Kota Bandung

atau 146 responden termasuk dalam kategori respon- tertinggi partisipan pada instagram yaitu selama lebih
den tinggi. Kemudian, responden yang tergolong dalam dari 3 jam. Berkaitan dengan penelitian sebelumnya
self-disclosure rendah adalah sebanyak 232 responden menyatakan bahwa semakin intensif individu meng-
atau 58%, dan yang termasuk sangat rendah sebanyak gunakan media sosial maka individu semakin terbuka
16 responden atau 4%. Dapat disimpulkan bahwa dewa- untuk mengungkapkan diri (Ariani, 2018). Hal ini juga
sa awal pengguna instagram di Kota Bandung mayoritas berkaitan dengan salah satu dimensi dari self-disclo-
termasuk dalam kategori self-disclosure rendah. Apabi- sure yaitu amount yang merupakan intensitas seseorang
la, dewasa awal yang memiliki self-disclosure yang ting- dalam melakukan self-disclosure (Wheeless, 1986).
gi akan merasa nyaman untuk mengungkapkan berbagai Menurut Ningsih (2015) bahwa tujuan seseorang men-
hal di dunia maya khususnya instagram dalam bentuk gungkapkan diri untuk menambah pertemanan, sebagai
postingan foto/video/instastory karena keterbukaan sarana komunikasi bahkan tempat curhat. Hal ini berkai-
dirinya tentang hal-hal yang personal dan impersonal. tan dengan fenomena saat ini yang dilansir dari tekno.
Rossen (2008) berpendapat bahwa seseorang merasa kompas.com (2018) bahwa rata-rata orang di Indonesia
aman mengungkapkan hubungan interpersonalnya den- dapat menghabiskan waktu selama 3 jam 23 menit untuk
gan orang lain di media sosial. Kemudian seseorang mengakses media sosial. Lebih lanjut lagi, di Indonesia
yang memiliki self-disclosure rendah cenderung lebih sendiri menjadi negara pengguna instagram terbesar se-
berhati-hati dalam mengungkapkan diri di media sosial, Asia Pasifik (Bohang, 2017). Dengan kata lain, bahwa
mereka hanya akan mengungkapkan diri tentang hal responden tidak bisa lepas dari media sosial instagram
yang bersifat impersonal atau tentang hal tertentu saja setiap harinya. Hal tersebut juga berkaitan dengan pe-
(Widiyastuti, 2016). Pengungkapan diri termasuk dalam ngungkapan diri individu pada instagram terutama da-
kegiatan yang bersifat evaluatif, yakni mengungkapkan lam menyuarakan hal-hal yang sedang mereka alami
pendapat atau perasaan individu tentang suatu hal yang dan dirasakan terkait dirinya sendiri, dan hal-hal yang
disukai atau tidak disukai, Pengungkapan diri juga ber- sedang mereka lakukan.
sifat deskriptif, yakni mengungkapkan mengenai fakta Seseorang yang berada pada kategori self-disclo-
diri sendiri kepada orang lain yang sebelumnya belum sure rendah cenderung lebih selektif dalam melakukan
diketahui oleh lingkungan sekitar (Dayakisni, 2003). pengungkapan diri dan cenderung menggunakan media
Aspek paling tinggi yang diperoleh dewasa awal sosial sesuai kebutuhan. Didukung oleh penelitian Wi-
pengguna instagram yaitu mayoritas pada aspek depth/ diastuti (2016) yang menjelaskan bahwa individu yang
intimacy. Artinya dalam penelitian ini dewasa awal di memiliki pengungkapan diri yang rendah cenderung
Kota Bandung yang menggunakan media sosial insta- akan lebih selektif dalam mengungkapkan dirinya di
gram untuk mengungkapkan diri dengan cara mengung- media sosial, mereka hanya akan mengungkapkan diri
kap hal-hal yang bersifat pribadi kepada orang lain, tentang hal-hal yang bersifat interpersonal saja. Sehing-
seperti mengunggah foto atau video bersama keluarga ga mereka akan menyaring terlebih dahulu informasi-in-
atau pasangan, aktifitas sehari-hari, mengungkapkan formasi yang akan diungkapkan, namun hal-hal yang di-
perasaan, pengalaman pribadi, serta hal-hal yang disu- anggap menjadi kekurangan dirinya, hal yang dianggap
kai dan tidak disukai yang mereka bagikan pada insta- tabu, aib pada dirinya umumnya cenderung tidak dibuka
gram. Kemudian, aspek kedua yang paling tinggi adalah atau ditutupi karena muncul perasaan takut dan cemas
Amount yaitu berkaitan dengan frekuensi individu da- jika masalah pribadinya diketahui oleh orang lain.
lam hal pengungkapan diri kepada orang lain. Dalam hal Temuan lain dari penelitian ini yaitu jenis kelamin
ini dapat dilihat dari tingkat keseringan individu dalam pada dewasa awal pengguna instagram tidak memiliki
membagikan postingan apapun berkaitan tentang dirin- perbedaan yang signifikan karena berdasarkan anali-
ya pada instagram. sis ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Hasil analisis lebih lanjut dari data demografi, tingkat self-disclosure dengan kategori jenis kelamin
peneliti melakukan analisis ANOVA untuk mengetahui antara laki-laki dan perempuan, dengan memiliki nilai
perbedaan berdasarkan intensitas penggunaan insta- sig sebesar 0,608(α>0,05). Berbeda dengan teori yang
gram. kemudian, terdapat perbedaan yang cukup sig- diungkapkan oleh Devito (1997) bahwa salah satu fak-
nifikan berkaitan dengan intensitas penggunaan insta- tor penentu munculnya self-disclosure adalah jenis ke-
gram dan self-disclosure seseorang. Dari hasil analisis lamin. Hal tersebut karena semakin berkembangnya
yang dilakukan, terdapat nilai signifikansi senilai 0,044 jejaring sosial sehingga semua kalangan baik laki-laki
(α<0,05). Dengan kata lain, intensitas penggunaan in- atau perempuan dapat saja menggunakan media sosial
stagram mempengaruhi seseorang dalam melakukan sebagai sarana untuk mengungkapkan diri kapan saja
self-disclosure. Dilihat dari skor rata-rata intensitas dan dimana saja melalui akun media sosialnya terutama
Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan 158
instagram. DAFTAR PUSTAKA
Self-disclosure dapat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana seseorang bertingkah laku. Menurut Albertia dan Anwar, Fahmi. 2017. Perubahan dan Permasalahan Me-
Emmons (2002) salah satu faktor yang mempengaruhi dia Sosial. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora,
komunikasi seseorang adalah pendidikan. Self-disclo- dan Seni. Vol. 1 (1); 137-144.
sure sendiri merupakan salah satu bentuk komunikasi
Alberti, R. dan Emmons, M., 2002. Your Perfect Right.
interpersonal. Namun temuan dalam penelitian ini, ti-
Penterjemah Buditjahya, PT. Elex Media Kom-
dak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat
putindo, Jakarta.
pendidikan dengan self-disclosure seseorang. Artinya,
dalam penelitian ini tingkat pendidikan tidak mempen- APJII. (2017). Profil Penggunaan Internet Indonesia. Ja-
garuhi self-disclosure seseorang dalam mengungkapkan karta: APJII
dirinya di media sosial. Kemudian, ditemukan bahwa Bohang, Fatimah Kartini. (2017 Juli 2017). Indo-
status pekerjaan juga tidak memiliki perbedaan yang nesia, Pengguna Instagram se-Asia Pasifik.
signifikan dengan tingkat self-disclosure. Artinya pada Retrieved from: http://tekno.kompas.com/
mahasiswa, yang sudah bekerja maupun belum bekerja read/2017/07/27/11480087/indonesia-penggu-
memiliki tingkat self-disclosure yang sama. na-instagram-terbesar-se-asia-pasifik (Diakses
Menurut Gainau (2009) bahwa keterampilan 26 Desember 2017)
self-disclosure sebagai tingkah laku sosial dapat dipen-
garuhi oleh budaya, yakni budaya subjektif seperti sikap, Boyd, Danah M & Ellison, B. Nicole. 2008. Social Net-
norma, dan nilai-nilai dalam kelompok tertentu, kare- work Sites : Definition, History and Scholarship.
na keterampilan komunikasi termasuk self-disclosure Journal Of Computer Mediated Communication,
dipengaruhi oleh lingkungan atau budaya di mana ses- International Communication Association
eorang itu bertingkah laku. Sama halnya dengan berper- Dariyo, A. (2016). Hubungan antara Kesepian dan Motif
ilaku di media sosial, self-disclosure pada media sosial Persahabatan dengan Komunikasi On Line pada
khususnya instagram dapat dipengaruhi oleh budaya. Remaja Akhir.
Munculnya budaya berbagi dan self-disclosure di dunia
Devito, J. A. (2011). The International Communication
maya salah satunya merupakan dampak dari media so-
Book Thirteen Edition. New York : University of
sial (Nasrullah, 2017), budaya ini muncul karena pada
New York
media sosial memungkinkan siapapun dapat mengung-
gah apapun. Pengungkapan itu menjadi suatu budaya Devito, J. A. 2011. Edisi Kelima: Komunikasi Antarma-
yang pada akhirnya mengaburkan batas-batas antara nusia. Terj: Agus Maulana. Tanggerang Selatan:
ruang pribadi dan juga ruang publik (Sagiyanto & Ardi- Karisma Publishing Group
yanti, 2018). Maka dari itu tidak hanya tipe kepribadian
Devito, J.A. 1986. Komunikasi antar manusia, edisi
yang dapat mempengaruhi self-disclosure seseorang,
kedua. Tanggerang: Karisma Publishing Group.
masih terdapat banyak faktor lain yang memiliki besar
pengaruh terhadap tingkat self disclsoure seseorang. Dayakisni. 2003. Psikologi Sosial. Malang : UMM.
Dayakisni. 2006. Psikologi sosial Edisi Revisi. Malang
SIMPULAN : UMM Press.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Ekasari, Nurshanti. (2013). Hubungan Antara Self-dis-
400 orang dewasa awal di Kota Bandung pengguna aktif closure (Self-Disclosure) Melalui Blackberry
media sosial Instagram, dapat disimpulkan bahwa tipe Messenger dan Kualitas Hidup (Quality of Life)
kepribadian extraversion dan neuroticism berpengaruh pada Remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universi-
pada self-disclosure seseorang di media sosial instagram tas Surabaya, Vol.2, No.2 (2013)
namun dari masing-masing kategori hanya memiliki sedikit Eysenck, H.J. (1974). Dimensions of Personality. New
kontribusinya pengaruh tipe kepribadian terhadap self-dis- Jersey : Transaction Publishers
closure. Maka dari itu, masih terdapat banyak variabel lain
yang dapat mempengaruhi self-disclosure seseorang pada Fitri, Nidatul. (2017). Hubungan Dukungan Sosial
media sosial instagram selain tipe kepribadian seperti usia, Online dengan Pengungkapan Diri di Media Sosial In-
budaya (culture), efek diadik, besar kelompok, perasaan stagram pada Mahasiswa Psikologi Universitas
menyukai atau mempercayai, dan topik/pembahasan. Islam Negeri Sunan Gungung Djati Bandung.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gun-
159 Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Self-Disclosure pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram
di Kota Bandung

gung Djati, Bandung. Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial: Perspektif Ko-
munikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Band-
Gainau, Maryam. (2009). Keterbukaan Diri (Self-dis-
ung: Simbiosa Rekatama Media.
closure) Siswa dalam Perspektif Budaya dan Im-
plikasinya bagi Konseling. Madiun: Jurnal Ilmi- Ningsih, Widiyana. (2015). Self-disclosure pada Me-
ah Widya Warta,. Vol 33, No 1. dia Sosial (Studi Deskriptif Pada Media Sosial
Anonim LegaTalk). (Skripsi). Program Studi
Hall, C. S., & Lindzey, G. (1985). Introduction to The-
Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtaya-
ories of Personality. Canada: John Wiley & Son.
sa, Banten.
Hamburger, Y.A., & Ben-Artzi, E. (2000). The relation-
Oktavianti, M. A. (2018). Instagram Stories sebagai
ship between extraversion and neuroticism and
Media Self-disclosure. (Skripsi). Fakultas Dak-
the different uses of the Internet. Computers in
wah dan Komunikasi, Universitas Negeri Sunan
Human Behavior 16:441–449.
Ampel, Surabaya.
Hurlock, Elizabeth B. 1986. Developmental Psycholo-
Paramithasari, P. P., & Dewi, E. K. (2013). Hubungan
gy. 3rd Ed, New Delhi: McGraw Hill, Inc.
antara Kontrol Diri dengan Self-disclosure di Je-
Hurlock, Elizabeth B. 2003. Psikologi Perkembangan jaring Sosial pada Siswa SMA Kesatrian 1 Sema-
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Er- rang. Jurnal Empati .Vol 2, No 4
langga, Jakarta. Reza, J. I. (2016, Januari 15). Wanita Lebih Doyan Main
Harbaugh, Erin Ryan. (2010). The Effect of Personality Instagram Ketimbang Pria. Liputan 6.com. Re-
Styles (Level of Introverion-Extroversion) on trieved from : https://www.liputan6.com/tekno/
Social Media Use. The Elon Journal of Under- read/2412338/wanita-lebih-doyan-main-insta-
graduate Research in Communications. Vol. 1, gram-ketimbang-pria (Diakses 6 Agustus 2018)
No. 2. Robbins, S. P. 2001. Perilaku organisasi: konsep, kon-
Hasan, M. Rifky. (2016). Motif troversi, aplikasi. Jakarta: Prehalindo.

Diversi dan Self-Disclosure pada Mahasiswa Pengguna Rizkia, C. (2017, Januari 12). Geser Facebook, Insta-
Instagram. Skripsi. Universitas Islam Indone- gram jadi Sosmed paling Favorit di Indonesia.
sia,Yogyakarta. Retrieved from: https://selular.id/2017/01/ges-
er-facebook-instagram-jadi-sosmed-paling-fa-
Ifdil. (2013). Konsep Dasar Self-disclosure dan Penting- vorit-di-indonesia/ (Diakses 8 Agustus 2018)
nya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. (Nomor 1). Uni- Ross, C., Orr, E. S., Sisic, M., Arseneault, J.M., Simmer-
versitas Negeri Padang. Hlm : 110-117. ing, M.G., & Orr, R.R. (2009). Personality and
motivations associated with Facebook use. Com-
Leung. (2002). Loneliness, Self- disclosure, and ICQ puters in Human Behavior, 25, 578-586.
(“I Seek You”) Use. Cyber Psychology & Behav- Seidman, G. (2013). Self-Presentation and Belonging
ior. Vol 5 (3), 241-251 on Facebook: How Personality influences social
Liputan6.com. (22 Mei 2012). Tujuh dari Sepuluh Orang media use and motivations. Personality and Indi-
Curhat di Jejaring. Retrieved form: https://www. vidual differences. 54, 402-407.
liputan6.com/tekno/read/403823/tujuh-dari-sep- Sears, dkk. 1989. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Er-
uluh-orang-curhat-di-jejaring (diakses pada Feb- langga.
ruari 2019)
Swickert, Rhonda J., Rosentreter, C. J. & Hittner, James
Moore, Kelly, James C. McElroy. (2012). The Influence B. (2002). Extraversion, social support process-
of personality on Facebook usage, wall post- es, and stress. Personality and Individual Differ-
ings, and regret. Computers in Human Behavior. ences. Vol. 32(5), 877-891
28;267-274.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualita-
Maisarah, Dewi & Noviekayati. (2018). Hubungan tif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dengan Ke-
cenderungan Cybernullying pada Remaja Awal Suryabrata, Sumadi. (1982). Psikologi Kepribadian. Ja-
Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal Psi- karta: PT. Rata Grafindo Persada.
kologi POSEIDON. Vol. 12 No. 1, 16-24.
Alya Zachra Fauzia, Sri Maslihah, dan Helli Ihsan 160
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta; Sato, T (2005) The Eysenck Personality Questionnaire
Graha Ilmu. Brief Version: FactorStructure and Reliability,
The Journal of Psychology: Interdisciplinary
Sagiyanto, A. (2018). Self-disclosure melalui Media So-
and Applied. 139:6, 545-552, DOI: 10.3200/
sial Instagram (Studi Kasus pada Anggota Galeri
JRLP.139.6.545-552
Quote). Journal of Communication. Vol. 2 (1) 81-
94 Widiyastuti, Ana. 2016. Pengaruh Tipe Kepribadian
terhadap Self-disclosure (Self-disclosure) pada
Tribunnews. (2018). Berawal dari PostinganInsta-
Pengguna Facebook Mahasiswa Fakultas Psi-
gram , Kasus Pelanggaran UU ITE Lyra Virna
kologi Universitas Esa Unggul.
dilimpahkan ke Kejari. Retrieved form: http://
banjarmasin.tribunnews.com/2018/10/11/be- Widiantari, K. S. & Herdiyanto, Y. K. (2013). Perbedaan
rawal-dari-postingan-instagram-kasus-pelang- Intensitas Komunikasi melalui Jejaring Sosial
garan-uu-ite-lyra-virna-dilimpahkan-ke-kejarim antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Invtro-
(Diakses 6 Desember 2018) vert pada Remaja. Vol. 1 (1), 106-115

Anda mungkin juga menyukai