Anda di halaman 1dari 8

Judul : Hubungan Antara Intensitas dengan Narsistik dalam Menggunakan Jejaring

Sosial Instagram pada Remaja Millenial


BAB I
A. Latar Belakang

Teknologi modern pada masa ini telah berkembang begitu


pesat,bahkan telah menciptakan komunikasi lintas benua, negara, bahkan
sudah memasuki ke daerah kawasan terpencil di pelosok desa. Melalui media
audio (radio), media visual (televisi, internet, dan lainlain) seluruh orang di
penjuru dunia dapat berkomunikasi, mendapatkan kabar, informasi dan berita
terbaru dari berbagai negara. Wijaya (2015) menyatakan media sosial dengan
pemakaian tertinggi yaitu facebook, diikuti twitter, google+, linked,
instagram, skype, dan pinterest. Pew Research Center menemukan bahwa
sebanyak 91% dari pemilik smartphone usia 18-29 tahun menggunakan
jejaring sosial (Sembiring, 2017).
Sebagai akibat dari perkembangan era teknologi ini,khususnya
penggunaan internet,yang mana sekarang lebih banyak dikonsumsi banyak
kalangan untuk mendapatkan berbagai informasi.Sekelompok orang atau
golongan menjadikan internet, terutama media sosial menjadi alat yang
terpercaya untuk mendapatkan informasi, namun juga sebaliknya dapat
merusak nilai-nilai moral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola fikir
seseorang. Terutama untuk kalangan remaja, mereka tidak terhindarkan dari
pengaruh yang diberikan dari paparan media sosial. Pada masa usia
transisi,remaja sudah mulai memiliki minat-minat tertentu seperti minat dalam
berpenampilan, mereka sudah mengerti untuk memberikan penampilan yang
menarik dan berusaha untuk menonjolkan agar dapat pengakuan serta juga
daya tarik dari orang lain. Setelah merasa dirinya sudah berpenampilan
menarik, mereka akan mengekspose penampilannya saat itu pada media sosial.
Remaja berusaha berpenampilan semenarik mungkin guna memperoleh
pengakuan serta daya tarik (Yuniarti, 2012; Engkus & Hikmat, 2017). Untuk
menumbuhkan eksistensi di sosial media instagram, remaja menggunggah
foto diri (selfie) atau video yang menarik tentang dirinya pada jejaring sosial
instagram disertai dengan caption atau judul yang bersifat memperkuat
karakteristik foto yang diunggah. Hal tersebut dilakukan agar dapat memikat
pengguna lain untuk memberikan komentar positif atau meninggalkan tanda
“like” pada foto tersebut (Suhartanti, 2016). Media sosial merupakan candu
bagi remaja, semakin aktif di media sosial akan semakin keren dan gaul
(Secsio, Putri, Nurwati, & S, 2016). Intensitas yang semakin sering dan lama
menggunakan media sosial memiliki hubungan dengan narsistik (kepedulian
berlebihan pada diri sendiri). Remaja akan mengalami kecenderungan untuk
mengunggah foto dan video demi mendapatkan perhatian orang lain.
Tindakan menarik perhatian berlebihan dilakukan remaja tersebut
menunjukkan perilaku yang mengarah pada kepribadian narsistik (Durand &
Barlow, 2007). Boyd dan Ellison (2007) mengatakan bahwa situs jejaring
sosial mengijinkan orang-orang untuk membangun profil dirinya untuk umum
serta membuat daftar orang-orang yang menjadi temannya dan melihat profil
orang lain. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media
sosial berhubungan baik dengan ekspresi diri (self expression) pembentukan
diri (self forming) (Takahashi,2010).
Menurut Kernan dalam Satrock (1980) “Penampilan diri terutama di
hadapan teman-teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat dari minat
remaja dalam sosialisasi”. Remaja mengaktualisasikan minatnya terhadap
penampilan diri secara berlebihan memiliki kecenderungan narsis,namun
biasanya memiliki permasalahan dengan kepercaayaan diri. Remaja dengan
kecenderungan narsisme akan menonjolkan diri menjadi seperti yang
diidealkan untuk memaksimalkan interaksi sosial mereka. Narsistik sifat
kepribadian yang merefleksikan waham kebesaran (grandiose) dan konsep diri
serta pandangan hidup yang melambung (Sembiring, 2017). Halgin dan
Whitbourne (2010) menjelaskan bahwa mereka memiliki penghargaan yang
berlebihan terhadap kehidupan mereka sendiri dan terus merasa kesal terhadap
orang lain yang mereka rasa lebih sukses,cantik dan cerdas.
Mengekspresikan diri pada media sosial dikalangan remaja untuk saat
ini cenderung meningkat. Seperti halnya di beberapa tempat umum yang biasa
dilewati atau kunjungi, toilet mall misalnya, ketika sedang mengantre toilet
pasti akan menemukan sekumpulan remaja yang masuk toilet hanya sekedar
untuk bercermin kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa
gambar di dalam toilet lalu mengeksposkan ke media sosialnya. Kebiasaan
atau kegemaran seseorang memposting foto selfie di media sosial disebut
dengan intensitas posting selfie. Seseorang yang gemar melakukan selfie
biasanya dapat memposting atau menggugah foto selfienya sebanyak 4-6 kali
dalam sebulan (Borelli, 2016). Sedangkan Judith (2011), mengatakan bahwa
seseorang yang mengatakan bahwa seseorang yang gemar melakukan selfie
biasanya dapat mengunggah foto sebanyak 1-2 kali/hari. Kegemaran
seseorang dalam memposting selfie di media sosial di pengaruhi oleh
beberapa factor yaitu kesepian, attention seeking behavior, self centered
behavior, usia, gender, intensitas penggunaan media sosial, friendliness, peer
pressure, dan narsisme (Charoensukmongkol, 2016).
Belakangan ini,sering dijumpai dan muncul banyak remaja yang
mengekspresikan dirinya dengan membuat video durasi pendek melalui
aplikasi tiktok yang kemudian dengan sengaja mereka unggah ke media sosial
lainnya. Melalui aplikasi tersebut mereka ada yang sengaja
berdandan,berpenampilan menarik, menunjukkan mimik wajahnya saja, ada
pula yang berjoget dan sampai melakukan banyak atrakasi lainnya. Intensitas
yang semakin sering dan lama menggunakan media sosial memiliki hubungan
dengan narsistik (kepedulian berlebihan pada diri sendiri). Remaja akan
mengalami kecenderungan untuk mengunggah foto dan video demi
mendapatkan perhatian orang lain. Tindakan remaja tersebut menunjukkan
perilaku yang mengarah pada kepribadian narsisitik (Suhartanti, 2015).
Kegemaran memposting foto selfie juga dapat mengundang kejahatan
sosial, membuat pekerjaan terbengkalai, mengganggu orang lain,
memengaruhi pikiran orang lain yang melihatnya dan meningkatkan risiko
perubahan gambar (Yulistara, 2014).Seperti kasus video penjambretan ponsel
di Makassar ini viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di Jl. Mawas,
Mamajang, pada Kamis (30/1) sekitar pukul 14.00 Wita. Ponsel seorang
remaja dijambret oleh pelaku yang berboncengan sepeda motor.”Itu main
handphone semua.Buat story,biasa cewek-cewek. Lagi jalan mau makan
semua,sambil video bikin story,” ujar seorang rekan korban,Hapsah
(20),kepada wartawan, Jumat (31/1). Kapolsek Mamajang Kompol Daryanto
membenarkan peristiwa tersebut. Korban melapor pada Kamis (30/1). Dari
kejadian tersebut, korban diketahui mengalami kerugian satu unit handphone.
Lisnawati (2014) juga menuliskan berita tentang tragedi posting selfie
yang dialami oleh seorang remaja yang berusia 18 tahun, dimana ia
kehilangan nyawanya hanya demi mendapatkan sebuah foto terbaik yang akan
ditunjukkan kepada khalayak ramai. Kasus-kasus tersebut terjadi karena para
pelaku posting selfie terobsesi menampilkan foto selfie terbaiknya untuk
diposting di media sosial agar mendapatkan pujian dan komentar positif dari
para netizen.
Destinasi wisata baru di Mojokerto,pada akhir Februari 2020 viral di
beberapa media sosial. Nama Ranu Manduro belakang ini mulai bertebaran di
berbagai media sosial,lewat sebuah video berdurasi 00.24 detik milik Hafidz
Bashory,wisata tersebut menjadi viral dan membuat kagum warganet.
Sebelum viral, video singkat tersebut menampilkan pemandangan padang
rumput hijau dengan latar belakang Gunung Penanggungan. Anda pun akan
disuguhi pemandangan bebatuan besar yang tersebar di bentangan padang
rumput.
Setelah videonya menjadi viral di media sosial, Minggu (1/3) banyak
warganet terutama para kaula muda yang berbondong bondong antusias untuk
melihat secara langsung pemandangan indah yang jarang ditemui di kota
besar tersebut. Banyak muda-mudi yang berboncengan sengaja menghabiskan
waktu liburnya untuk sekedar mengambil gambar dengan latar pemandangan
padang rumput hijau dan pegunungan agar terlihat kekinian. Namun setelah
tempat tersebut viral dan dikunjungi banyak orang, wisata alam baru tersebut
menjadi pemandangan yang kurang menyenangkan lagi untuk dilihat.
Banyaknya pengunjung datang menyebabkan banyak sampah berserakan,
mulai adanya tenda-tenda penjual makanan untuk mengambil keuntungan.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini yang
cenderung semakin sering dan meningkat, sebagaimana yang telah beredar di
media elektronik maupun media cetak, begitu juga dalam bentuk penelitian
lain (sebagaimana penelitian di MTS/SMP wilayah Bandung Timur),penelitik
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perilaku narsisme peserta didik
pada fase remaja,agar dapat mengetahui serta memahami permasalahan dan
alasan-alasan yang terjadi pada remaja secara lebih mendalam.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara Intensitas dengan Narsisme dalam Menggunakan
Jejaring Sosial Instagram pada Remaja Millennial?
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara
intensitas penggunaan media sosial instagram dengan narsisme
2. Untuk dapat mengetahui serta memahami permasalahan dan alasan-alasan
yang terjadi pada remaja secara lebih mendalam.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
- Memperkaya rumusan konsep,analitis,dan simpulan tentang perilaku
narsisme pada media sosial di kalangan remaja
- Menambah pemahaman secara konseptual dan memberi penjelasan
perilaku narsisme pada media sosial di kalangan remaja
b. Manfaat Praktis
- Menjadi bahan pengawasan bagi para orangtua ataupun pendidik dalam
menanggulangi perilaku narsisme pada media sosial di kalangan remaja
- Sebagai salah satu rujukan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tentang
perilaku narsisme pada media sosial di kalangan remaja

E. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Variabel Analisa


Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Nur Aisah Hubungan Self Pendekatan Self control, Dianalisis
Taufik Control dengan penelitian Kecendrunga dengan
Firman Kecenderunga menggunakan n Narsistik teknik
n Narsistik pendekatan Siswa persentase
Siswa kuantitatif dan rumus
Pengguna dengan jenis Pearson
Jejaring Sosial deskriptif Product
Instagram di korelasional Moment
SMP Negeri 2 Correlation.
Padang
Ria Sabekti Aktualisasi Penelitian Intensitas Dianalisis
Ah Yusuf , Diri dan cross- sectional
penggunaan dengan
Retnayu Kecenderunga dengan media sosial, menggunakan
Pradanie n Narsisme menggunakan kecenderunga uji Kendall’s
pada Remaja simple random n narsisme tau
Akhir sampling. dan
Pengguna aktualiasasi
Media Sosial diri
Engkus Perilaku Narsis Metode Perilaku Deskriptif,
Hikmat Media Sosial penelitian narsis, profil analisis
Karso di Kalangan survei dengan perilaku, korelasional,
Saminnurah Remaja dan explanatory kebijakan dan analisis
mat Upaya research. penanggulang regresi
Penanggulanga an berganda
nnya
Fitri Muliati Hubungan Penelitian Narsisme, Uji Product
Siregar Narsisme dan kuantitatif Intensitas Moment
Intensitas dengan studi Posting
Posting Selfie korelatif. Selfie,
pada Remaja Remaja
Pengguna Pengguna
Instagram Instagram
Andri Ivana Hubungan Cluster Intensitas Analisis data
Rizki anatara Random penggunaan dilakukan
Intensitas Sampling media sosial, dengan
Penggunaan dengan Harga diri, teknik
Media Sosial pendekatan Remaja SMK analisis
Instagram kuantitatif product
dengan Harga moment dari
Diri Carl Pearson
Danan Hubungan Pendekatan Intensitas Univariat
Satriyo Intensitas Kuantitatif penggunaan
Wibowo Penggunaan Korelasi, Instagram,
Ratna Instagram dengan regulasi diri
Nurwindasari terhadap Penentuan dan fear of
Regulasi Diri Sampel missing out
dan Fear Of Purposive
Missing Out Sampling
Firman Hubungan Self Pendekatan Self Teknik
Control dengan kuantitatif Control,kecen persentase
Kecenderunga dengan jenis derungan, dan rumus
n Narsistik deskriptif jejaring sosial Pearson
Siswa korelasional instagram Product
Pengguna Moment
Jejaring Sosial Correlation
Instagram di
SMP Negeri 2
Padang
Mizaany Kecenderunga Pendekatan Kecenderunga Univariat
Aulia n Narsistik Kualitatif n Narsistik,
Dhianty Penggunaan deskriptif media sosial
Media Sosial dengan metode path
Path pada observasi dan
Kelas 12 SMU wawancara
Al- Kautsar
Bandar
Lampung
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya,penelitian yang akan dibuat ini
berbeda dengan beberapa penelitian yang telah dicantumkan di atas. Penelitian ini
fokus pada keintensitasan remaja millenial dalam menggunakan media sosial
Instagram dan seberapa pengaruhnya pada perilaku narsistik. Subjek penelitian yang
akan diambil yaitu siswa-siswi di salah satu sekolah swasta kota Semarang. Oleh
karena itu,penelitian ini dapa dipertanggung jawabkan keasliannya.

Anda mungkin juga menyukai