Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Penggunaan Media Sosial
Indonesia merupakan negara yang konsumsi masyarakatnya tinggi
terhadap media sosial. Media sosial yang dipakai masyarakat sangat
beraneka ragam, diataranya yaitu facebook, twitter, path, line dan
sebagainya. Masing-masing media sosial memiliki fasilitas dan keunikan
yang berbeda-beda, sebagai berikut.

1) Facebook
Facebook adalah jejaring sosial paling populer yang masih
digunakan masyarakat hingga saat ini. Facebook didirikan oleh
Mark Zuckerberg pada tahun 2004. Jejaring sosial ini menawarkan
konten dan fasilitas yang lebih lengkap dari jejaring sosial lainnya.
Fasilitas yang diandalkan dari jejaring ini antara lain konten chat,
berbagi foto dan video, beragam permainan facebook, ataupun
dapat berbagi status maupun catatan (note). Saat ini ada lebih dari
600 juta orang di dunia yang menggunakan facebook dan Indonesia
merupakan salah satu negara penyumbang pengguna terbanyak.
2) Twitter
Twitter adalah jejaring sosial yang menfokuskan diri pada micro-
blogging. Namun fokus ini menjadi keunggulan tersendiri dari
twitter. Twitter memungkinkan pengguna untuk mengikuti (follow)
teman maupun orang lain yang ingin diketahui aktifitasnya.
Pengguna juga dapat berbagi informasi terkini melalui jejaring ini.
Twitter banyak digunakan oleh tokoh-tokoh masyarakat maupun
artis untuk menyampaikan aktivitasnya maupun pemikiran-
pemikiran dari tokoh-tokoh tersebut. Bahkan berbagai situs baik
situs berita, lembaga pemerintahan, perusahaan, dan lainnya
menggunakan media ini untuk menyampaikan aktivitasnya.
3) Path
Path adalah media sosial privat yang berjalan di perangkat mobile,
memungkinkan pengguna berbagai pesan dan foto. Media sosial
satu ini unik karena tertuju pada kalangan muda agar mereka tetap
terhubung dengan keluarga dan teman-teman. Pengguna path
berbeda dari jejaring sosial lainnya dimana hanya pengguna yang
telah disetujui yang dapat mengakses halaman path seseorang.
Status privasi dari aplikasi ini menjadikan path lebih eksklusif dari
berbagai jejaring sosial yang ada.
4) Instagram
Instagaram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat
dilihat oleh followers dari pengunggah foto tersebut dan dapat
saling memberikan komentar antara sesamanya. Nama instagram
berasal dari ‘insta’ yang bersal dari kata instant dan ‘gram’ yang
bersal dari telegram, dapat disimpulkan bahwa instagram berguna
menginformasikan atau membagikan foto kepada orang lain
dengan cepat. Salah satunya yang unik dari instagram adalah
fotonya yang berbentuk persegi yang menggunakan rasio.
Penggunaan media sosial tidak hanya digunakan oleh Indonesia,
namun negara-negara lain juga menggunakan media sosial. Berikut ini
urutan pengguna media sosial yang terbanyak di dunia peringkat media
sosial diurutkan berdasarkan jumlah pengguna terbanyak per Januari 2015.
Media sosial merupakan media yang tidak ada batas ruang dan
waktu, di mana media sosial dapat dibuka 24 jam. Pembuatan dan
penggunaan media sosial sangat mudah dan tidak rumit, sehingga media
sosial dapat digunakan oleh semua kalangan dari usia, profesi, maupun
kelas sosial. Karena hal tersebut membuat masyarakat mengalami
kecanduan terhadap media sosial. Kecanduan ini dapat dilihat berapa
seringnya remaja memegang gadget mereka. Dari seluruh total
penggunaan internet di Indonesia 95% adalah untuk mengakses situs
jejaring sosial seperti facebook dan twitter (sumber: Statistika).
Hal serupa juga juga dinyatakan oleh majalah online
(http://investor.co.id), pengguna facebook di Indonesia nomor empat
setelah USA, Brazil, dan India. Sedangkan pengguna twitter di Indonesia
menempati peringkat ke-lima di dunia setelah USA, Brazil, Jepang dan
Inggris.
Penggunaan media sosial di Indonesia 2014 (data pengguna
Facebook, Twitter, LinkedIn, Google+, Instagram). Media sosial yang
beredar ke penjuru dunia memberikan pengaruh yang positif dan negatif.
Pengaruh positif yakni para pengguna dapat berkomunikasi yang edukatif
dimana pengguna dapat memberikan pendapat dan saling bertukar
informasi kepada sesama pengguna sehingga memberikan pengetahuan.
Namun, di sisi lain banyak pengaruh yang negatif. Penggunaan media
sosial mengakibatkan berubahnya gaya komunikasi serta karakteristik
masyarakat seperti membanggakan diri sendiri secara berlebihan atas apa
yang dimilikinya (narsis) dengan mengunggah foto diri dengan gaya yang
aneh, dan perilaku kampungan (alay). Pengaruh negatif lainnya yakni
media sosial sebagai tempat berinteraksi antar sesama teman memberikan
pengaruh adanya garis pemisah antara kelas sosial atas dan kelas sosial
menengah bawah.
Path salah satu media sosial yang memiliki fasilitas seperti
memberitahukan dimana kita sedang berada, memberitahukan sedang
mendengarkan lagu apa, membaca buku apa, dan sebagainya, bisa
menggambarkan perbedaan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat
kelas bawah. Contoh pengguna sedang berada di salah satu mall, tempat-
tempat yang dikunjungi oleh pengguna dan diunggah ke media sosial
dapat memperlihatkan bahwa pengguna tersebut dari golongan kelas atas.
Media sosial yang digunakan semua kalangan kelas sosial ini dapat
mengakibatkan kecemburuan sosial. Contoh pengaruh negatif lainnya dari
kecanduan jejaring sosial belakangan ini adalah maraknya orang yang
mengunggah foto makanan atau foto perjalanan dan tempat-tempat yang
pernah kunjungi ke dalam jejaring sosial facebook, twitter, atau instagram
mereka.
Ada juga para remaja mengunggah foto spidometer ke media sosial
untuk menunjukkan eksistensinya. Karena pergaulan remaja masa kini
makin dipengaruhi media sosial, mereka bukan hanya ingin eksis di dunia
nyata, melainkan juga di dunia maya. Kebiasaan menggunggah foto
makanan, tempat yang pernah dikunjungi dan sebagainya mereka sebut
budaya kekinian. Jadi remaja dikatakan kekinian ‘ngehits’ apabila sudah
mengunggah foto. Foto-foto tersebut merupakan bukti bahwa mereka
pernah mencicipi makanan atau telah mengunjungi tempat-tempat seperti
tempat wisasata, muncak, dan lain-lain yang bermakna dan sedang marak
dalam masyarakat.
Fenomena ini dapat kita lihat dengan teori dramatugi oleh Erving
Goffman. Konsep teori dramatugi ini adalah kehidupan sosial dimaknai
sebagai panggung drama, dimana di dalamnya terdapat aktor yang
memainkan perannya. Aktor disini adalah individu-individu yang
memainkan perannya dalam kegidupan sosial mereka, saat berinteraksi
dengan individu maupun kelompok lain. Sehingga individu berlomba-
lomba menampilkan diri sebaik mungkin dalam situasi tertentu untuk
mencapai tujuannya. Dalam panggung drama terdapat peran individu di
bagian front stage dan back stage. Saat di front stage individu bersifat
tidak otonom dalam artian tidak dapat menjadi dirinya sendiri, karena
situasi ini mengharuskan individu memainkan perannya sesuai dengan
naskah yang ada. Kaitannya dengan fenomena media sosial yakni remaja
selalu menampilkan dirinya sebaik mungkin di dunia maya (media sosial).
Remaja memposisikan dirinya agar setara dengan remaja yang lain,
dengan mengunggah foto-foto yang sedang kekinian di dalam masyarakat.
Unggahan foto tersebut adalah tampilan yang paling baik (cantik) karena
foto tersebut akan dilihat oleh banyak para pengguna media sosial. Di
dalam fenomena ini terdapat struktur bahwa unggahan foto tersebut sudah
menjadi aturan yang ada di kalangan remaja tersebut.
Sedangkan di bagian back stage individu merupakan aktor otonom
dimana ia memposisikan diri apa adanya. Dalam back stage aktor tersebut
akan kembali ke peran asli dan tidak memainkan peran sesuai dengan
naskah yang ditentukan. Di luar media sosial, remaja melakukan kegiatan
dan aktifitas yang sewajarnya sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Mereka menjadi diri mereka seutuhnya saat bersama keluarga maupun
teman dekatnya yang memang tiap hari mereka berada di kalangan
lingkungan yang mengerti dirinya.
3.2 Pengaruh Positif dan Negatif Media Sosial
Berbicara sosial media sekarang ini memang sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat, hampir tiap individu menggunakan media sosial
dari yang muda hingga yang tua baik untuk berbinis maupun hanya
sebatas terhubung dengan teman. Dengan adanya media sosial memang
sangatlah membantu dalam berhubungan dengan orang lain, baik teman
maupun saudara. Namun di dalam kemudahan itu juga terdapat pengaruh
positif serta negatifnya.
Pengaruh positif misalnya, 1) sebagai tempat promosi. Dengan
banyaknya orang yang menggunakan jejaring sosial, membuka
kesempatan kita untuk mempromosikan produk atau jasa yang kita
tawarkan. 2) Ajang memperbanyak teman, apat menambah teman baru
maupun relasi bisnis dengan mudah. 3) Sebagai media komunikasi,
mempermudah komunikasi dengan orang-orang, baik dalam maupun luar
negeri. 4) Tempat mencari informasi, banyak juga instansi pencari berita
yang menggunakan media sosial sebagai media penyeberannya. 5) Tempat
berbagi, dengan fitur yang ada pada media sosial dapat dengan mudah
saling bertukar data baik berupa foto, dokumen, maupun pesan suara.
Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan yaitu, 1) munculnya
tindak kejahatan. Banyak juga orang yang menggunakan media sosial
sebagai alat untuk melakukan kejahatan seperti contohnya penculikan dan
penipuan. 2) Mengganggu hubungan antar pasangan, media sosial juga
dapat memicu kecemburuan antar pasangan jika memang pasangan itu
berhubungan yang tidak wajar dengan orang lain. 3) Menimbulkan sifat
candu, media sosial juga dapat menimbulkan candu yang dapat
mengakibatkan sifat penggunanya menjadi autis atau lebih menutup diri
pada kehidupan sekitar.
3.3 Pengaruh Media Sosial terhadap Kemampuan Menulis
Media sosial bagi sebagian masyarakat terkesan banyak memberi
pengaruh negatif untuk perkembangan psikolog anak. Media sosial dapat
memberikan banyak manfaat apabila penggunanya menggunakan dengan
bijak, misalnya bertukar informasi atau berbagi ilmu dengan tulisan-
tulisan yang dirangkai secara menarik untuk menarik minat pembaca.
Selain menarik minat pembaca untuk membaca salah satu tulisan yang
diposting pada media sosial, ada beberapa tujuan menulis yang perlu
diketahui secara lebih mendalam.
Menurut Hipple, tujuan menulis dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Tujuan penugasan (assignment purpose)
Penulisan tidak memiliki tujuan, untuk apa ia menulis. Penulis
hanya menulis, tanpa mengetahui tujuan. Dia menulis karena
mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya siswa
ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh
membuat laporan oleh kepala sekolahnya.
2) Tujuan altruistic (altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai,
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.
Penulis harus beryakinan bahwa pembaca adalah teman hidupnya.
Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea
atau gagasan bagi kepentingan pembaca.
3) Tujuan persuatif (persuasive purpose)
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar para pembaca
yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang di utarakan oleh penulis.
4) Tujuan informasional (information purpose)
Penulis meluangkan idea tau gagasan dengan tujuan member
informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha
menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa
yang di informasikan oleh penulis.
5) Tujuan pernyataan diri (self ekspressive purpose)
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya
sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya, pembaca dapat
memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.
6) Tujuan kreatif (creative purpose)
Penulis bertujuan agar para pembaca, dapat memiliki nilai -nilai
artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di
sini penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari
itu. Dalam informasi yang di sajikan oleh penulis, para pembaca
bukan hanya sekedar tahu apa yang disajikan oleh penulis, tetapi juga
merasa terharu membaca tulisan tersebut.
7) Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose)
Penulis berusaha memacahkan suatu masalah yang di hadapi.
Dengan tulisannya, penulis berusaha member kejelasan pada para
pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.
Dengan adanya situs media sosial untuk memperdalam
kemampuan menulis seseorang seperti wattpad.com dan fanfiction.net
tentu memudahkan sesorang untuk mengembangkan kekreatifitasannya
dalam bidang fiksi contohnya. Untuk bidang nonfiksi seseorang dapat
menggunakan situs kaskus.com dimana para penggunanya kebanyakan
adalah golongan yang gemar mencari informasi-informasi menarik seperti
artikel, resep, dan sebagainya. Tidak hanya itu, jenis media sosial yang
sudah disebutkan juga memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh
pengguna jika digunakan sebagaimana mestinya bukan menarik empati
ataupun memicu terjadinya adu argumen yang disebabkan oleh pengguna
yang menulis tulisan sindiran maupun penghinaan.

Anda mungkin juga menyukai