Anda di halaman 1dari 30

MEDIA SOSIAL DAN SELINGKUH VIRTUAL

DRAFT PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

SAMUEL LANDO PANIHUTAN SINAGA

2185300054

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
I.1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
I.2. RMUSAN MASALAH..........................................................................................7
I.3. TUJUAN PPENELITIAN.....................................................................................7
I.4. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................9
II.1. LANDASAN TEORI............................................................................................9
II.1.2. Definisi Teori Strategi Seksual...........................................................................9
II.1.3. Perselingkuhan...............................................................................................11
II.1.4. Selingkuh Virtual.............................................................................................14
II.2. PENELITIAN TERDAHULU...........................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................19
III.1. PENDEKATANN PENELITIAN....................................................................19
III.2. METODE PENELITIAN.................................................................................20
III.3. WAKTU PENELITIAN...................................................................................21
III.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................................21
III.5. TEKNIK ANALISI DATA...............................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25

i
ii
BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

MEDIA SOSIAL

Media sosial mungkin sudah tidak asing lagi di teliga kita. Media sosial
yaitu sebuah perangkat lunak yang dapat di operasikan melalui alat-alat
digital seperti handphone ataupun alat digital lainnya. Untuk mengakses
media sosial, yang harus diperlukan yaitu jaringan internet. Tanpa adanya
jaringan internet, media sosial tidak dapat digunakan. Perkembangan media
sosial saat ini sudah begitu cepat. Dapat kita lihat dari banyaknya jenis-jenis
media sosial yang sudah tersebar. Terkadang karena begitu banyak media
sosial yang sudah ada, seringkali kali jadi salah menggunankan media sosial
itu sendiri. Tidak jarang juga terjadi hal-hal aneh ataupun negative dalam
media sosial ini. Apalagi untuk penggunaan media sosial ini tidak lagi
memperhatikan pennggunannya sudah layak atau belum. Baik itu dari segi
usia atau pun dari segi pemahaman mengenai media sosial itu sendiri. Hal
aneh ataupun negative yang sering terjadi yaitu perselingkuhan melalui media
sosial atau disebut juga sebagai selingkuh virtual. Pada penelitian ini, akan
berfokus pada perselingkuhan yang terjadi di media sosial itu sendiri.
Sementara untuk penggunaan media sosial ini, kita juga harus memerlukan
etika dalam bermedia sosial, terkhususnya etika komunikasi itu sendiri.
Seringkali pengguna media sosial tidak lagi memperhatikan etika dalam
bermedia sosial dan bahkan ada yang tidak paham sama sekali apa itu etika
dalam bermedia sosial. Karena sudah tidak memperhatikan etika tadi, maka
sering sekali kasus-kasus perselingkuhan itu terjadi.

Nasrullah dalam Puspitarini dan Nuraeni (2019) menyimpulkan bahwa


media sosial yaitu sebuah medium di internet yang memungkinkan
penggunanya untuk merepresentasikan diri dan melakukan interaksi,

1
bekerjasama, berbagi, komunikasi dengan pengguna lain dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.

Menurut hasil riset oleh ‘We Are Social’ dalam Puspitarini dan Nuraeni
(2019) media sosial yang diminati orang Indonesia saat ini diantaranya
Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter. Berdasarkan informasi yang
dimuat dalam wartakota, Indonesia merupakan komunitas pengguna
Instagram terbesar di Asia Pasifik dengan jumlah pengguna aktifnya
mencapai 45 juta orang dari total pengguna global yang berjumlah 700 juta
orang.

Ardianto dalam Watie (2016) mengungkapkan, bahwa media sosial


online, disebut jejaring sosial online bukan media massa online karena media
sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang
berkembang di masyarakat. Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa
terbentuk karena kekuatan media online karena apa yang ada di dalam media
sosial, terbukti mampu membentuk opini, sikap dan perilaku publik atau
masyarakat. Fenomena media sosial ini bisa dilihat dari kasus Prita Mulyasari
versus Rumah Sakit Omni International. Inilah alasan mengapa media ini
disebut media sosial bukan media massa.

Dikutip dari Wikipedia dalam Watie (2016) mendefenisikan sebagai


sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.

Puntoadi dalam Sari, dkk (2018) mengungkapkan bahwa pada intinya,


dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam
berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk
tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu
Sharing, Collaborating dan Connecting.

2
Sari, dkk (2018) mengatkan bahwa sosial media mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun
2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang
mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan
sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.

Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem
papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang
lain menggunakan surat elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh
perangkat lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran
telepon yang terhubung dengaan modem.

Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities melayani web


hosting (layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar website
dapat diakses dari manapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya
websitewebsite.

Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama
yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut
muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.

Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming
dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003
sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter
dan kelebihan masingmasing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter,
Wiser, Google+ dan lain sebagainya. Sosial media juga kini menjadi sarana
atau aktivitas digital marketing, seperti social media maintenance, social
media endorsement dan social media activation.

3
Ada beberapa karakteristik dari media sosial yakni:

1. Jaringan (network), adalah infrasturktur yang menghubungkan antara


komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena
komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di
dalamnya perpindahan data.

2. Informasi (informations), menjadi entitas penting di media sosial


karena pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan

3. Arsip (archive), bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah


karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias
diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

4. Interaksi (interactivity), media sosial membentuk jaringan antar


pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau
pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar
pengguna tersebut.

5. Simulasi sosial (simulation of society), media sosial memiliki karakter


sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual.
Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus
berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

6. Konten oleh pengguna (user-generated content). Di Media sosial


konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau
pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media
baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk
berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana
khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam
distribusi pesan.

Cahyono (2016) mengatakan media sosial adalah sebuah media online,


dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

4
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dalam Cahyono (2016)


mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Nasrullah dalam Rafiq (2020) mempublikasikan hasil risetnya bahwa


pengguna internet dan media social di Indonesia cukup tinggi. Ada sekitar 15
persen penetrasi internet atau 38 juta lebih pengguna internet, jumlah total
penduduk sekitar 62 juta orang yang terdaftar serta memiliki akun di media
sosial Facebook. Dari riset tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata
pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu hamper 3 jam untuk
terkoneksi dan berselancar di media social melalui perangkat telepon
genggam.

Ainiyah (2018) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Media sosial


adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam
arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak secara bersama-
sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan
melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, siaran televisi. Media
sosial juga dapat disebut sebagai media online dimana para penggunanya
dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, sosial network, atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog
dan jejaring sosial mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat saat ini.

5
Nasrullah dalam Puspitarini dan Nuraeni (2019) berpendapat bahwa ada
enam kategori besar media sosial.

1. Social Networking

Social networking merupakan sarana yang dapat digunakan untuk


melakukan interaksi, termasuk efek yang dihasilkan dari interaksi
tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial yaitu
penggunanya membentuk jaringan pertemanan baru. Dalam banyak
kasus, terbentuknya jaringan pertemanan baru ini berdasarkan pada
ketertarikan dengan hal yang sama, seperti kesamaan hobi. Contoh dari
jaringan sosial adalah Facebook dan Instagram.

2. Blog

Blog adalah media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk


mengunggah kegiatan sehari-hari, memberikan komentar dan berbagi
dengan pengguna lain, seperti berbagi tautan web, informasi, dan
sebagainya.

3. Microblogging

Microblogging adalah jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna


untuk menulis dan mengunggah kegiatan serta pendapatnya. Secara
historis, kehadiaran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya
Twitter yang hanya menyediakan ruang tertentu yaitu maksimal 140
karakter.

4. Media Sharing

Media sosial ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi dan


menyimpan media, seperti dokumen, video, audio, gambar secara online.
Contoh dari media sosial ini yaitu Youtube, Flickr, Photobucket, atau
Snapfish.

5. Social Bookmarking

6
Penanda sosial yaitu media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi,
menyimpan, mengelola, dan juga mencari suatu informasi atau berita
secara online. Situs social bookmarking yang populer yaitu
Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, di Indonesia
sendiri yaitu LintasMe.

6. Wiki

Wiki atau media konten bersama merupakan sebuah situs di mana


kontennya merupakan hasil dari kolaborasi para pengguna. Setiap
pengguna web dapat mengubah atau menyunting sebuah konten yang
sudah dipublikasi.

Media sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram dan
Facebook. Instagram dan Facebook merupakan jenis media sosial yang
termasuk dalam ketegori Social Networkin.

I.2. RMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, adapun rumusan masalah


yang dibuat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses terjadinya kasus
perselingkuhan di media sosial (selingkuh virtual)?

I.3. TUJUAN PPENELITIAN

Untuk mengetahui bagimana proses terjadinya kasus perselingkuhan di media


sosial (selingkuh virtual)

7
I.4. MANFAAT PENELITIAN

Dengan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah:

1. Manfaat Praktis, untuk memberikan pengetahuan bagi pasangan suami istri


mengenai proses terjadinya perselingkuhan di media sosial (selingkuh virtual)
serta upaya-upaya dalam pencegahan terjadinya perselingkuhan di media
sosial (selingkuh virtual).

2. Manfaat Teoritis, menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang


berhubungan dengar Media Sosial dan Selingkuh Virtual serta dapat menjadi
bahan kajian lebih lanjut.

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. LANDASAN TEORI

Dalam sebuah penelitian, landasan teori digunakan untuk membantu peneliti


menganalisis data yang didapatkan dalam lapangan dengan menggunkan teori-
teori yang telah ada pada penelitian sebelumnya. Dengan adanya teori-teori yang
di dapat, peneliti mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan. Pada penelitian ini, teori yang dijelaskan adalah teori tentang
perselingkuhan yaitu Teori Strategi Seksual.

II.1.2. Definisi Teori Strategi Seksual

Strategi adalah cara yang digunakan orang untuk mencapai tujuan. Jika
tujuannya adalah untuk mendapatkan makanan, misalnya, satu strategi mungkin
untuk berburu, strategi lain untuk mengumpulkan, dan strategi ketiga untuk
mengais. Strategi seksual adalah cara yang digunakan orang untuk mencapai
tujuan seksual atau kawin. Manusia telah mengembangkan menu strategi seksual
yang mencakup, minimal, perkawinan jangka pendek dan jangka panjang. Jenis
kelamin sangat berbeda dalam masalah adaptif yang harus mereka selesaikan
untuk melaksanakan setiap strategi dengan sukses dan karenanya telah
mengembangkan psikologi seksual yang sangat berbeda. Meskipun demikian,
mereka berbagi emosi cinta universal, yang menyatukan minat reproduktif mereka
pada anak-anak yang diproduksi bersama dan mengungkapkan fitur strategi
seksual manusia yang mereka bagi secara mendalam.

Teori Strategi SeksualTeori strategi seksual dimulai dengan dua variabel kritis
yang sangat mempengaruhi perilaku seksual atau kawin. Yang pertama adalah

9
variabel temporal (rentang waktu), yang berkisar dari perkawinan jangka pendek
di satu ujung hingga perkawinan jangka panjang di ujung lainnya. Perkawinan
jangka pendek telah diberi banyak nama: one-night stand, hooking up, hubungan
singkat, hubungan sementara. Perkawinan jangka panjang biasanya melibatkan
komitmen yang berkepanjangan pada satu pasangan selama periode tahun,
dekade, atau seumur hidup. Ujung dari dimensi temporal ini dilabuhkan
menggunakan istilah deskriptif netral kawin jangka pendek dan kawin jangka
panjang. Perkawinan dengan durasi menengah, seperti berkencan, pacaran,
pernikahan singkat, dan perselingkuhan menengah, berada di antara titik-titik ini.
Sebelum munculnya teori strategi seksual pada tahun 1993. Variabel kritis kedua
yang menjadi dasar teori strategi seksual adalah jenis kelamin biologis—apakah
laki-laki atau perempuan. Seks biologis menjadi penting untuk perkawinan
manusia karena pria dan wanita berulang kali menghadapi masalah perkawinan
adaptif yang sangat berbeda. Masalah yang berulang kali berbeda ini berasal dari
asimetri seksual dalam biologi reproduksi manusia. Fertilisasi terjadi secara
internal pada wanita, bukan pada pria; ini telah menciptakan masalah adaptif bagi
pria yang belum pernah dihadapi wanita—masalah ketidakpastian paternitas. Pria
tidak pernah tahu apakah mereka adalah ayah biologis dari anak-anak mereka.
Wanita selalu tahu bahwa mereka adalah ibu biologis.

Fertilisasi internal betina juga menciptakan masalah adaptif kritis bagi betina:
pemilihan pejantan mana yang akan membuahi sel telurnya. Wanita, bukan pria,
menanggung biaya metabolisme kehamilan dan menyusui. Hal ini telah
menjadikan perempuan, jenis kelamin dengan investasi tinggi, sumber daya
reproduksi yang luar biasa berharga bagi laki-laki, jenis kelamin dengan investasi
lebih rendah.

Sebagai aturan, di antara ribuan spesies, jenis kelamin yang berinvestasi lebih
tinggi (seringkali, tetapi tidak selalu betina) cenderung pilih-pilih atau
diskriminatif tentang pilihan pasangannya. Alasannya berpusat pada biaya
membuat pilihan pasangan yang buruk dan keuntungan dari membuat pilihan
pasangan yang bijaksana. Investasi seks yang lebih tinggi menanggung biaya yang

10
lebih besar karena membuat pilihan pasangan yang buruk. Seorang wanita yang
membuat pilihan pasangan yang buruk, misalnya, berisiko hamil dengan pria yang
tidak mau membantunya dan berinvestasi pada anaknya. Dia juga berisiko
mewariskan gen kepada anak-anaknya yang lebih rendah (mis., gen untuk
kesehatan yang buruk) ke gen yang akan terjadi jika dia membuat pilihan yang
lebih bijak (mis., gen untuk kesehatan yang baik). Sebaliknya, jenis kelamin yang
berinvestasi lebih rendah menanggung biaya yang lebih sedikit karena membuat
pilihan pasangan yang buruk—dia dapat terus bereproduksi dengan pasangan lain.

Aturan umum perkawinan lainnya adalah bahwa jenis kelamin investasi


rendah cenderung lebih kompetitif dengan anggota jenis kelaminnya sendiri untuk
mendapatkan akses seksual ke anggota anggota jenis kelamin investasi tinggi
yang berharga. Singkatnya, hanya dengan mempertimbangkan investasi wajib,
seseorang dapat memperkirakan bahwa wanita pada umumnya akan lebih pemilih
dan diskriminatif daripada pria dalam pilihan pasangannya, sedangkan pria lebih
dari wanita akan lebih bersaing dengan jenis kelamin mereka sendiri untuk
mendapatkan akses seksual.

II.1.3. Perselingkuhan

Muhajarah. (2017) berpendapat bahwa trend perselingkuhan banyak terjadi


dalam kehidupan keluarga. Perselingkuhan merupakan salah satu aspek kehidupan
keluarga dan sering menjadi sumber permasalahan. Perselingkuhan seorang suami
merupakan bentuk penyimpangan tindakan anggota keluarga dilakukan tanpa
sepengetahuan istrinya, demikian juga sebaliknya. Perselingkuhan dilakukan di
berbagai aspek kehidupan keluarga, seperti keuangan, kebijakan keputusan,
seksual, persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan, dan sebagainya.
Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap. Perubahan sikap
paling nyata dan sering terjadi dalam kasus perselingkuhan adalah kecenderungan
untuk merahasiakan sesuatu, bertindak defensif (bersikap bertahan), dan
berbohong.

11
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Muhajarah. (2017) selingkuh, secara
etimologi diartikan sebagai perbuatan dan perilaku suka menyembunyikan sesuatu
untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, dan curang.

Shackelford, LeBlanc, & Drass Asriana dan Ratnasari (2012) menyebutkan


erdapat dua tipe perselingkuhan, yaitu perselingkuhan emosional dan
perselingkuhan seksual. Perselingkuhan seksual adalah kegiatan seksual yang
dilakukan dengan orang lain selain pasangan, sedangkan perselingkuhan
emosional adalah memberikan cinta, waktu, dan perhatian kepada orang lain
selain pasangan.

Menurut Blow dan Hartnett dalam Muhajarah. (2017) perselingkuhan secara


terminologi adalah kegiatan seksual atau emosional dilakukan oleh salah satu atau
kedua individu terikat dalam hubungan berkomitmen dan dianggap melanggar
kepercayaan atau norma-norma (terlihat maupun tidak terlihat) berhubungan
dengan eksklusivitas emosional atau seksual.

Harian Republika dalam Muhajarah. (2017) mensinyalir perselingkuhan


sudah mengalami metamorphosis (perubahan bentuk) dari yang tidak lazim
menjadi hal biasa, sehingga secara kualitatif dan kuantitatif eskalasinya
(kenaikan) terus meningkat. Dalam penelitian yang respondennya adalah suami
istri di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan 10 Provinsi lainnya
terungkap bahwa di antara suami istri yang pernah berselingkuh (di atas 40% istri,
dan 75% suami).

Menurut Gifari dalam Muhajarah. (2017) faktor-faktor terjadinya


perselingkuhan antara lain:

Pertama, ada peluang dan kesempatan. Bekerja di sebuah kantor ternama


dengan posisi menjanjikan, ditemani sekretaris cantik dan seksi yang
kesehariannya berpakaian mini dan ketat adalah peluang yang paling sering
menjerumuskan seorang bos pada perselingkuhan. Pertemuan berlangsung
terus menerus mengakibatkan hubungan pun begitu inten. Sekretaris
umumnya mendampingi bos baik di kantor maupun di luar kantor, kadang

12
terjebak pada rutinitas yang semakin membawanya pada rutinitas pelecehan
seks dan berujung pada perselingkuhan.

Kedua, konflik dengan istri. Hubungan kurang harmonis dengan istri menjadi
alasan paling sering diungkapkan pihak laki-laki untuk mencari kesenangan
di luar. Apalagi jika konflik rumah tangga itu berakhir dengan pertengkaran
hebat, akan sulit untuk mendamaikannya. Sementara kebutuhan seks datang
tak terduga. Lambat-laun muncul hasrat untuk melampiaskannya di luar.
Dalam masyarakat modern umumnya rumah tangga dibangun atas dasar
gengsi baik karena alasan keluarga ningrat atau sebagai kaum the have.
Mereka pandai menutup-nutupi borok yang terjadi di rumah tangganya,
namun masing-masing pasangan mencari pelampiasan nafsunya di hotel-hotel
atau berkumpul bersama teman selingkuhnya.

Ketiga, seks tidak terpuaskan. Para psikiater mengakui, banyak gangguan


mental dan saraf bermula dari problema seksual. Gangguan-gangguan seksual
juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit psikosomatik, berujung
pada gangguan kesehatan fisik. Sehingga kesehatan emosional bergantung
kepada suatu pengelolaan yang bijaksana dari aspek seksual.

Keempat, abnormalitas atau animalistis seks. Saat ini menjamur video-video


porno yang bisa didapatkan dengan harga relatif murah. Banyak suami
sembunyi-sembunyi menonton tanpa sepengetahuan istri. Dia akhirnya
mendapat informasi cara hubungan seks ala Barat serba vulgar dan cenderung
tidak manusiawi (animalistis). Dia berharap dapat mengajak istri
melakukannya seperti dilihatnya tadi, namun apa yang terjadi, banyak istri
yang lugu kaget dengan keinginan suaminya itu. Tak sedikit yang berontak
karena merasa tidak etis, suami sudah dirasuki seks ala binatang itu, akhirnya
harus kecewa berat dan mencari pelampiasan di luar. Hal ini di antara salah
satu abnormalitas seks berakibat ketidakcocokan di tempat tidur. Ada juga
kasus, ketika sang suami merasa tidak puas berhubungan seks selang sehari.
la memintanya hampir sehari tiga kali. Kasus ini juga mungkin disebabkan

13
praktek-praktek seks yang sebelumnya dipanasi oleh tontonan kurang beradab
itu.

Kelima, iman yang hampa. Kosongnya iman adalah penyebab semua perilaku
buruk. Begitu pula badai rumah tangga, merupakan bukti keroposnya
bangunan iman. Iman akan menjamin seseorang tetap di jalur kebenaran
karena orang beriman merasa segala tingkah lakunya diperhatikan Allah maka
tidak mungkin seseorang beriman melakukan perselingkuhan (perzinaan) atau
berbuat yang mendekatkan diri pada perzinaan.

Keenam, karena hilangnya rasa malu. Malu sebagian dari iman. Iman dan rasa
malu seperti gula dengan manisnya atau garam dengan asinnya, yang
keduanya tidak dapat dipisahkan. Sekalipun pembahasan iman di atas dinilai
cukup, namun untuk lebih lengkap, rasa malu pun perlu dibahas lebih rinci.

II.1.4. Selingkuh Virtual

Hertlein & Piercy dalam Asriana dan Ratnasari (2012) erselingkuhan melalui
media internet, atau biasa disebut online infidelity, didefinisikan sebagai
hubungan romantis atau seksual yang difasilitasi dengan menggunakan internet
yang dilihat paling tidak oleh salah satu pasangan sebagai pelanggaran yang tidak
dapat diterima terhadap kontrak kepercayaan dalam hubungan.

Menurut Mileham dalam Asriana dan Ratnasari (2012) bahwa selain


memberikan keuntungan dalam membangun sebuah hubungan romantis, internet
ternyata juga berpotensi menjadi ancaman bagi hubungan yang sudah terbentuk
sebelumnya. Internet memberikan kemudahan untuk menikmati hubungan
berkomitmen dan perselingkuhan pada saat yang bersamaan.

Rusbult & Johnson dalam Asriana dan Ratnasari (2012) mengatkan Dalam
sebuah hubungan romantis, komitmen merupakan salah satu unsur yang penting
bagi dua individu yang terlibat di dalamnya. Komitmen pasangan terhadap
hubungannya tersebut mungkin saja berubah dan bervariasi seiring waktu.
Individu mungkin saja bertemu dengan orang yang mereka anggap menarik dan

14
dapat menjadi alternatif dari pasangan yang telah ada. Hal inilah yang kemudian
dapat mengancam hubungan karena kehadiran pasangan alternatif yang menarik
telah lama diidentifikasikan sebagai salah satu ancaman utama dari stabilitas
sebuah hubungan.

Cooper, Young, Griffin-Shelley, O’Mara, dan Buchanan dalam Asriana dan


Ratnasari (2012) mengemukakan bahwa individu dapat menggunakan internet
untuk menemui orang asing, flirting, dan terlibat dalam percakapan atau kegiatan
seksual, dengan atau tanpa webcam. Orang-orang tersebut mungkin saja menarik
perhatian individu sehingga akhirnya berpotensi menimbulkan perselingkuhan.

II.2. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti


sebelumnya yang mungkin memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Penelitian terdahulu juga menjadi salah satu bahan
perrtimbangan sehingga dapat memberi referensi dalam mengkaji penelitian yang
akan dilakukan. Berikut adalah penelitian yang menjadi acuan dalam refensi
melakukan penelitian:

1. ANANG SUGENG CAHYONO (2016) tentang “PENGARUH MEDIA


SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI
INDONESIA”. Dalam penelitain tersebut bertujuan untuk menjelaskan apa
itu media sosial dan memberitahu dampak positif dan negativ dari media
sosial. Serta menjelaskan dengan adanya media sosial dapat mempengaruhi
kehidupan sosial dalam masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian yang
berupa deskriptif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah:

1. Metode observasi, yaitu dilakukan dengan cara melakukan


pengamatan secara langsung terhadap aktivitas masyarakat di
beberapa wilayah di Indonesia.

15
2. Metode wawancara, yaitu dilakukan dengan cara mengadakan
wawancara secara langsung kepada para responden dan informan yang
telah dilakukan.

3. Metode studi pustaka, yaitu berupa kajian literature yang sesuai


dengan penelitian, baik berupa buku maupun sumber dari internet.

2. Kurnia Muhajarah (2017) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo


Semarang. Tentang “PERSELINGKUHAN SUAMI TERHADAP ISTRI
DAN UPAYA PENANGANANNYA”. Dalam penelitian tersebut bertujuan
utuk menjelaskan problematika-problematika apa saja yang dapat
menyebabkan terjadinya perselingkuhan dan memberikan upaya-upaya
penanganan perselingkuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif.

3. Widya Asriana alumni dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan


Yudiana Ratnasari staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
(2012). Tentang “Kecemburuan pada Laki-laki dan Perempuan dalam
Menghadapi Perselingkuhan Pasangan Melalui Media Internet”. Dalam
penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan adanya beberapa perbeda
yang signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam menghadapi
perelingkuhan emosional mauapun seksual dalam internet (media sosial).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yaitu pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan alat ukur yang disusun oleh
Buss et al. (1992) dan Buss et al. (1999). Alat ukur tersebut terdiri dari enam
item dan kemudian disebut dengan Infidelity Dilemmas. Peneliti
mengembangkan keenam item tersebut dengan cara menterjemahkan dan
memindahkan konteksnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pada item asli,
skenario perselingkuhan yang diberikan merupakan gambaran perselingkuhan
pada kehidupan nyata. Oleh karena itu, peneliti perlu memindahkan konteks
tersebut kedalam skenario perselingkuhan melalui media internet sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Selain menterjemahkan dan memindahkan

16
konteks item, peneliti juga menambahkan 5 item tambahan kedalam alat ukur
penelitian karena alasan budaya.

Tabel 1. Relevansi Penelitian Terdahulu

NO JUDUL HASIL PENELITIAN RELAVANSI


PENELITIAN
1. PENGARUH MEDIA menjelaskan apa itu Penelitian yang
SOSIAL TERHADAP media sosial dan dilakukan memiliki
PERUBAHAN memberitahu dampak relevansi yaitu sama-
SOSIAL positif dan negativ dari sama membahas
MASYARAKAT DI media sosial. Serta tentang apa itu media
INDONESIA menjelaskan dengan sosial. Namun,
adanya media sosial perbedaannya pada
dapat mempengaruhi penelitian terdahulu
kehidupan sosial tidak menjelaskan
dalam masyarakat. jenis media sosial apa
yg digunakan.
Sedangkan penelitian
yang akan diteliti
memiliki focus jenis
media sosialnya,
yaitu facebook dan
instagram.
2. PERSELINGKUHA menjelaskan Penelitian yang
N SUAMI problematika- dilakukan memiliki
TERHADAP ISTRI problematika apa saja relevansi yaitu sama-
DAN UPAYA yang dapat sama membahas
PENANGANANNY menyebabkan problematika yang
A terjadinya menyebabkan

17
perselingkuhan dan terjadinya
memberikan upaya- perselingkuhan.
upaya penanganan Namun perbedaanya
perselingkuhan. yaitu tidak
memjelaskan
problematika yang
menyebabkan
terjadinya
perselingkuhan di
media sosial.
Sedangkan penelitian
yang diteliti ingin
menjelaskan
problematika
tersebut.
3. Kecemburuan pada menjelaskan adanya Penelitian yang
Laki-laki dan beberapa perbeda yang dilakukan memiliki
Perempuan dalam signifikan antara relevansi yaitu sama-
Menghadapi perempuan dan laki- sama membahas
Perselingkuhan laki dalam tentang
Pasangan Melalui menghadapi perselingkuhan di
Media Internet perelingkuhan media sosial. Namun,
emosional mauapun perbedaannya yaitu
seksual dalam internet tidak menjelaskan
(media sosial). upaya penanganan
terjadinya
perselingkuhan di
media sosial.

18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. PENDEKATANN PENELITIAN

Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang lebih menekankan


pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis ), yakni
mengkaji masalah secara kasus per kasus karena metodologi kualitatif yakin
bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah
lainnya.Tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi
tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian
kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian
kualitatif.

Pengertian pendekatan penelitian menurut Nazir adalah sebuah metode


penelitian ilmiah boleh dikatakan bahwa suatu pengejaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Sejatinya pendekatan
penelitian telah diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan analisis dan
penghimpunan data.Pendekatan data dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang menciptakan gambaran kejadian yang diteliti secara deskriptif
dan naratif. Sementara pendekatan kuantitatif merupakan pengukuran secara
numerik berdasarkan kejadian yang sedang diteliti.Penelitian ini ingin
memberikan gambaran atau deskripsi mengenai media sosial dan selingkuh
virtual, (Abdhul, 2022).

19
III.2. METODE PENELITIAN

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskrif  dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga
bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara
peran landasan teori dalam penelitian kualitatif dengan penelitian kuatitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan;
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Kriyantono menyatakan bahwa, "Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan


fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-
dalamnya.” Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang
didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka
semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.

Berbeda dengan kuantitatif, objek dalam penelitian kualitatif umumnya


berjumlah terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam
peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk itu hasil dari penelitian ini
memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini
bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisir. Secara umum, penelitian
kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini,
peneliti akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail.
Peneliti tidak dapat meriset kondisi sosial yang diobservasi, karena seluruh
realitas yang terjadi merupakan kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari
penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori atau konsep baru, apabila hasil
penelitiannya bertentangan dengan teori dan konsep yang sebelumnya dijadikan

20
kajian dalam penelitian, (Wikipedia, 2023). Penggunaan pendekatan kualitatif ini
membuat peneliti merasa cocok dengan pendekatan deskriptif karena peneliti akan
dengan mudah melakukan analisis sesuai dengan judul penelitian yaitu “MEDIA
SOSIAL DAN SELINGKUH VIRTUAL”.

III.3. WAKTU PENELITIAN


Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah empat (4)
bulan. Dimana dalam empat (4) bulan tersebut, dua (2) bulan digunakan untuk
pengumpulan data dan dua (2) bulan lagi digunakan untuk pengolahan waktu.
Waktu penelitian ini mulai terhitung sejak 01 Maret 2023 sampai dengan 15 Juli
2023.

III.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Data adalah sekumpulan keterangan ataupun fakta yang dibuat dengan kata-
kata, kalimat, symbol, dan lainnya. Data disini didapatkan melalui sebuah proses
pencarian dan juga pengamatan yang tepat berdasarkan seumber-sumber tertentu.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti memerlukan data yang benar dan
akurat yang telah diperoleh di lapangan sesuai dengan topik dalam penelitiannya.

Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan


digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan data
serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang
berkualitas. Saat mengumpulkan data, peneliti harus tekun, sabar, dan tidak putus
asa. Peneliti harus sabar untuk berjalan dari rumah ke rumah, atau mendatangi
instansi tertentu untuk mengadakan wawancara atau membagi kuesioner. Jika
seseorang peneliti tidak memiliki mental yang kuat, ia akan mudah putus ada dan
akhirnya gagal. (Wikipedia, 2023).

1. Wawancara

21
Metode pengumpulan data dengan wawancara menjadi salah satu hal penting
yang harus dilakukan dalam penelitian, yaitu dengan cara bertanya langsung
kepada responden. Tanpa wawancara, peneliti akan sangat mudah kehilangan
informasi yang hanya dapat diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada
responden.

Lexy J. Moleong (1991:135)m endefenisikan bahwa wawancara dengan


tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini, peneliti dan responden secara
langsung (tatap muka) untuk memperoleh informasi secara lisan dengan
mendapatkan data tujuan yang bisa menjelaskan masalah penelitian.

2. Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana


penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui
pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada
dilapangan.“Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.Menurut Nana Sudjana observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi metode observasi
diartikan sebagai pengamatan, pencatatan dnga sistematis fenomena-fenomena
yang diselidiki. Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana
penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. Dari pengertian di atas metode observasi dapat
dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap
berita atau peristiwa yang ada dilapangan.Observasi hakikatnya merupakan
kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab

22
masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan
untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.

III.5. TEKNIK ANALISI DATA

Analisis data menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan sebuah
penelitian. Teknik analasis data itu adalah proses pengumpulan, pengorganisasian,
dan penerikan kesimpulan dari suatu penelitian yang berasal dari hasil observasi,
wawancara, studi dokumen, dan masih banyak lagi. Analisi data dan
pengumpulan data dilakukan secara bersamaan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan 4 proses analisis, yaitu:

1. Mengumpulkan data

Pada proses pengumpulan data, peneliti meakukan beberap metode seperti


wawancara langsung, observasi (pengamatan), dan melakukan diskusi
grup bersama responden.

2. Mereduksi data

Tahap selanjutnya ketika data sudah terkumpul yaittu mengorganisasikan


data tersebut. Tahap ini meliputi memperjelas data, mengurutkan data, dan
membuat ringkasan yang mencakup setiap kategori dalam data. Di tahan
ini juga, peneliti melakukan proses pemilhan, penyerdehanaan, serta
transformasi data mentah dari tahap pengumpulan agar hasilnya lebih
terfokus sesuai tujuan penelitian.

3. Mengolah data

Setelah data direduksi, peneliti menlanjutkan pada tahap pengolahan data.


Pengolahan data ini berupa pengkategorian data. Pengkategorian data yang
dimaksud adalah peneliti mengklasifikasikan data-data penelitian sesuai

23
dengan kategori-kategori yang disiapkan agar mudah dalam mengolahnya.
Proses pengolahan data ini menghasilkan kumpulan informasi tersusun.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan ketika ketiga proses awal pada penelitian


telah terlaksana. Setelah data terkumpul, dan telah direduksi, serta diolah,
maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan dan diharapkan kesimpulan
tersebut dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Puspitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan media sosial sebagai media
promosi. Jurnal Common, 3(1), 71-80.

Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan media sosial (communications and social


media). Jurnal The Messenger, 3(2), 69-74.

Sari, A. C., Hartina, R., Awalia, R., Irianti, H., & Ainun, N. (2018). Komunikasi
dan media sosial. Jurnal The Messenger, 3(2), 69.

Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial


masyarakat di Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157.

Ainiyah, N. (2018). Remaja millenial dan media sosial: media sosial sebagai
media informasi pendidikan bagi remaja millenial. Jurnal Pendidikan
Islam Indonesia, 2(2), 221-236.

Rafiq, A. (2020). Dampak media sosial terhadap perubahan sosial suatu


masyarakat. Global Komunika: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 3(1),
18-29.

Muhajarah, K. (2017). Perselingkuhan suami terhadap istri dan upaya


penanganannya. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(1), 23-40.

Buss, DM (2003). Strategi seksual: Perjalanan menuju kontroversi. Penyelidikan


Psikologis, 14, 217-224.

Asriana, W., & Ratnasari, Y. (2012). Kecemburuan pada laki-laki dan perempuan
dalam menghadapi perselingkuhan pasangan melalui media
internet. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1), 77-89.

Abdhul, Y. (2022). Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis dan Kriteria. diakses


16 July 2023, dari https://deepublishstore.com/blog/pendekatan-penelitian/

25
Penelitian kualitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2023).
Retrieved 16 July 2023, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif

Pengumpulan Data Dalam Penelitian - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas. (2023). Retrieved 16 July 2023, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengumpulan_Data_Dalam_Penelitian

Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A. |


OPAC Perpustakaan Nasional RI. . (2023). diakses 16 July 2023, dari
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1133305

26
27

Anda mungkin juga menyukai