OLEH:
2185300054
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
I.1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
I.2. RMUSAN MASALAH..........................................................................................7
I.3. TUJUAN PPENELITIAN.....................................................................................7
I.4. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................9
II.1. LANDASAN TEORI............................................................................................9
II.1.2. Definisi Teori Strategi Seksual...........................................................................9
II.1.3. Perselingkuhan...............................................................................................11
II.1.4. Selingkuh Virtual.............................................................................................14
II.2. PENELITIAN TERDAHULU...........................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................19
III.1. PENDEKATANN PENELITIAN....................................................................19
III.2. METODE PENELITIAN.................................................................................20
III.3. WAKTU PENELITIAN...................................................................................21
III.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................................................21
III.5. TEKNIK ANALISI DATA...............................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
i
ii
BAB I PENDAHULUAN
MEDIA SOSIAL
Media sosial mungkin sudah tidak asing lagi di teliga kita. Media sosial
yaitu sebuah perangkat lunak yang dapat di operasikan melalui alat-alat
digital seperti handphone ataupun alat digital lainnya. Untuk mengakses
media sosial, yang harus diperlukan yaitu jaringan internet. Tanpa adanya
jaringan internet, media sosial tidak dapat digunakan. Perkembangan media
sosial saat ini sudah begitu cepat. Dapat kita lihat dari banyaknya jenis-jenis
media sosial yang sudah tersebar. Terkadang karena begitu banyak media
sosial yang sudah ada, seringkali kali jadi salah menggunankan media sosial
itu sendiri. Tidak jarang juga terjadi hal-hal aneh ataupun negative dalam
media sosial ini. Apalagi untuk penggunaan media sosial ini tidak lagi
memperhatikan pennggunannya sudah layak atau belum. Baik itu dari segi
usia atau pun dari segi pemahaman mengenai media sosial itu sendiri. Hal
aneh ataupun negative yang sering terjadi yaitu perselingkuhan melalui media
sosial atau disebut juga sebagai selingkuh virtual. Pada penelitian ini, akan
berfokus pada perselingkuhan yang terjadi di media sosial itu sendiri.
Sementara untuk penggunaan media sosial ini, kita juga harus memerlukan
etika dalam bermedia sosial, terkhususnya etika komunikasi itu sendiri.
Seringkali pengguna media sosial tidak lagi memperhatikan etika dalam
bermedia sosial dan bahkan ada yang tidak paham sama sekali apa itu etika
dalam bermedia sosial. Karena sudah tidak memperhatikan etika tadi, maka
sering sekali kasus-kasus perselingkuhan itu terjadi.
1
bekerjasama, berbagi, komunikasi dengan pengguna lain dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.
Menurut hasil riset oleh ‘We Are Social’ dalam Puspitarini dan Nuraeni
(2019) media sosial yang diminati orang Indonesia saat ini diantaranya
Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter. Berdasarkan informasi yang
dimuat dalam wartakota, Indonesia merupakan komunitas pengguna
Instagram terbesar di Asia Pasifik dengan jumlah pengguna aktifnya
mencapai 45 juta orang dari total pengguna global yang berjumlah 700 juta
orang.
2
Sari, dkk (2018) mengatkan bahwa sosial media mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun
2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang
mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan
sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem
papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang
lain menggunakan surat elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh
perangkat lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran
telepon yang terhubung dengaan modem.
Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama
yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut
muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming
dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003
sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter
dan kelebihan masingmasing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter,
Wiser, Google+ dan lain sebagainya. Sosial media juga kini menjadi sarana
atau aktivitas digital marketing, seperti social media maintenance, social
media endorsement dan social media activation.
3
Ada beberapa karakteristik dari media sosial yakni:
4
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
5
Nasrullah dalam Puspitarini dan Nuraeni (2019) berpendapat bahwa ada
enam kategori besar media sosial.
1. Social Networking
2. Blog
3. Microblogging
4. Media Sharing
5. Social Bookmarking
6
Penanda sosial yaitu media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi,
menyimpan, mengelola, dan juga mencari suatu informasi atau berita
secara online. Situs social bookmarking yang populer yaitu
Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, di Indonesia
sendiri yaitu LintasMe.
6. Wiki
Media sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram dan
Facebook. Instagram dan Facebook merupakan jenis media sosial yang
termasuk dalam ketegori Social Networkin.
7
I.4. MANFAAT PENELITIAN
Dengan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah:
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Strategi adalah cara yang digunakan orang untuk mencapai tujuan. Jika
tujuannya adalah untuk mendapatkan makanan, misalnya, satu strategi mungkin
untuk berburu, strategi lain untuk mengumpulkan, dan strategi ketiga untuk
mengais. Strategi seksual adalah cara yang digunakan orang untuk mencapai
tujuan seksual atau kawin. Manusia telah mengembangkan menu strategi seksual
yang mencakup, minimal, perkawinan jangka pendek dan jangka panjang. Jenis
kelamin sangat berbeda dalam masalah adaptif yang harus mereka selesaikan
untuk melaksanakan setiap strategi dengan sukses dan karenanya telah
mengembangkan psikologi seksual yang sangat berbeda. Meskipun demikian,
mereka berbagi emosi cinta universal, yang menyatukan minat reproduktif mereka
pada anak-anak yang diproduksi bersama dan mengungkapkan fitur strategi
seksual manusia yang mereka bagi secara mendalam.
Teori Strategi SeksualTeori strategi seksual dimulai dengan dua variabel kritis
yang sangat mempengaruhi perilaku seksual atau kawin. Yang pertama adalah
9
variabel temporal (rentang waktu), yang berkisar dari perkawinan jangka pendek
di satu ujung hingga perkawinan jangka panjang di ujung lainnya. Perkawinan
jangka pendek telah diberi banyak nama: one-night stand, hooking up, hubungan
singkat, hubungan sementara. Perkawinan jangka panjang biasanya melibatkan
komitmen yang berkepanjangan pada satu pasangan selama periode tahun,
dekade, atau seumur hidup. Ujung dari dimensi temporal ini dilabuhkan
menggunakan istilah deskriptif netral kawin jangka pendek dan kawin jangka
panjang. Perkawinan dengan durasi menengah, seperti berkencan, pacaran,
pernikahan singkat, dan perselingkuhan menengah, berada di antara titik-titik ini.
Sebelum munculnya teori strategi seksual pada tahun 1993. Variabel kritis kedua
yang menjadi dasar teori strategi seksual adalah jenis kelamin biologis—apakah
laki-laki atau perempuan. Seks biologis menjadi penting untuk perkawinan
manusia karena pria dan wanita berulang kali menghadapi masalah perkawinan
adaptif yang sangat berbeda. Masalah yang berulang kali berbeda ini berasal dari
asimetri seksual dalam biologi reproduksi manusia. Fertilisasi terjadi secara
internal pada wanita, bukan pada pria; ini telah menciptakan masalah adaptif bagi
pria yang belum pernah dihadapi wanita—masalah ketidakpastian paternitas. Pria
tidak pernah tahu apakah mereka adalah ayah biologis dari anak-anak mereka.
Wanita selalu tahu bahwa mereka adalah ibu biologis.
Fertilisasi internal betina juga menciptakan masalah adaptif kritis bagi betina:
pemilihan pejantan mana yang akan membuahi sel telurnya. Wanita, bukan pria,
menanggung biaya metabolisme kehamilan dan menyusui. Hal ini telah
menjadikan perempuan, jenis kelamin dengan investasi tinggi, sumber daya
reproduksi yang luar biasa berharga bagi laki-laki, jenis kelamin dengan investasi
lebih rendah.
Sebagai aturan, di antara ribuan spesies, jenis kelamin yang berinvestasi lebih
tinggi (seringkali, tetapi tidak selalu betina) cenderung pilih-pilih atau
diskriminatif tentang pilihan pasangannya. Alasannya berpusat pada biaya
membuat pilihan pasangan yang buruk dan keuntungan dari membuat pilihan
pasangan yang bijaksana. Investasi seks yang lebih tinggi menanggung biaya yang
10
lebih besar karena membuat pilihan pasangan yang buruk. Seorang wanita yang
membuat pilihan pasangan yang buruk, misalnya, berisiko hamil dengan pria yang
tidak mau membantunya dan berinvestasi pada anaknya. Dia juga berisiko
mewariskan gen kepada anak-anaknya yang lebih rendah (mis., gen untuk
kesehatan yang buruk) ke gen yang akan terjadi jika dia membuat pilihan yang
lebih bijak (mis., gen untuk kesehatan yang baik). Sebaliknya, jenis kelamin yang
berinvestasi lebih rendah menanggung biaya yang lebih sedikit karena membuat
pilihan pasangan yang buruk—dia dapat terus bereproduksi dengan pasangan lain.
II.1.3. Perselingkuhan
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Muhajarah. (2017) selingkuh, secara
etimologi diartikan sebagai perbuatan dan perilaku suka menyembunyikan sesuatu
untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, dan curang.
12
terjebak pada rutinitas yang semakin membawanya pada rutinitas pelecehan
seks dan berujung pada perselingkuhan.
Kedua, konflik dengan istri. Hubungan kurang harmonis dengan istri menjadi
alasan paling sering diungkapkan pihak laki-laki untuk mencari kesenangan
di luar. Apalagi jika konflik rumah tangga itu berakhir dengan pertengkaran
hebat, akan sulit untuk mendamaikannya. Sementara kebutuhan seks datang
tak terduga. Lambat-laun muncul hasrat untuk melampiaskannya di luar.
Dalam masyarakat modern umumnya rumah tangga dibangun atas dasar
gengsi baik karena alasan keluarga ningrat atau sebagai kaum the have.
Mereka pandai menutup-nutupi borok yang terjadi di rumah tangganya,
namun masing-masing pasangan mencari pelampiasan nafsunya di hotel-hotel
atau berkumpul bersama teman selingkuhnya.
13
praktek-praktek seks yang sebelumnya dipanasi oleh tontonan kurang beradab
itu.
Kelima, iman yang hampa. Kosongnya iman adalah penyebab semua perilaku
buruk. Begitu pula badai rumah tangga, merupakan bukti keroposnya
bangunan iman. Iman akan menjamin seseorang tetap di jalur kebenaran
karena orang beriman merasa segala tingkah lakunya diperhatikan Allah maka
tidak mungkin seseorang beriman melakukan perselingkuhan (perzinaan) atau
berbuat yang mendekatkan diri pada perzinaan.
Keenam, karena hilangnya rasa malu. Malu sebagian dari iman. Iman dan rasa
malu seperti gula dengan manisnya atau garam dengan asinnya, yang
keduanya tidak dapat dipisahkan. Sekalipun pembahasan iman di atas dinilai
cukup, namun untuk lebih lengkap, rasa malu pun perlu dibahas lebih rinci.
Hertlein & Piercy dalam Asriana dan Ratnasari (2012) erselingkuhan melalui
media internet, atau biasa disebut online infidelity, didefinisikan sebagai
hubungan romantis atau seksual yang difasilitasi dengan menggunakan internet
yang dilihat paling tidak oleh salah satu pasangan sebagai pelanggaran yang tidak
dapat diterima terhadap kontrak kepercayaan dalam hubungan.
Rusbult & Johnson dalam Asriana dan Ratnasari (2012) mengatkan Dalam
sebuah hubungan romantis, komitmen merupakan salah satu unsur yang penting
bagi dua individu yang terlibat di dalamnya. Komitmen pasangan terhadap
hubungannya tersebut mungkin saja berubah dan bervariasi seiring waktu.
Individu mungkin saja bertemu dengan orang yang mereka anggap menarik dan
14
dapat menjadi alternatif dari pasangan yang telah ada. Hal inilah yang kemudian
dapat mengancam hubungan karena kehadiran pasangan alternatif yang menarik
telah lama diidentifikasikan sebagai salah satu ancaman utama dari stabilitas
sebuah hubungan.
15
2. Metode wawancara, yaitu dilakukan dengan cara mengadakan
wawancara secara langsung kepada para responden dan informan yang
telah dilakukan.
16
konteks item, peneliti juga menambahkan 5 item tambahan kedalam alat ukur
penelitian karena alasan budaya.
17
perselingkuhan dan terjadinya
memberikan upaya- perselingkuhan.
upaya penanganan Namun perbedaanya
perselingkuhan. yaitu tidak
memjelaskan
problematika yang
menyebabkan
terjadinya
perselingkuhan di
media sosial.
Sedangkan penelitian
yang diteliti ingin
menjelaskan
problematika
tersebut.
3. Kecemburuan pada menjelaskan adanya Penelitian yang
Laki-laki dan beberapa perbeda yang dilakukan memiliki
Perempuan dalam signifikan antara relevansi yaitu sama-
Menghadapi perempuan dan laki- sama membahas
Perselingkuhan laki dalam tentang
Pasangan Melalui menghadapi perselingkuhan di
Media Internet perelingkuhan media sosial. Namun,
emosional mauapun perbedaannya yaitu
seksual dalam internet tidak menjelaskan
(media sosial). upaya penanganan
terjadinya
perselingkuhan di
media sosial.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
19
III.2. METODE PENELITIAN
Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskrif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga
bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara
peran landasan teori dalam penelitian kualitatif dengan penelitian kuatitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan;
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
20
kajian dalam penelitian, (Wikipedia, 2023). Penggunaan pendekatan kualitatif ini
membuat peneliti merasa cocok dengan pendekatan deskriptif karena peneliti akan
dengan mudah melakukan analisis sesuai dengan judul penelitian yaitu “MEDIA
SOSIAL DAN SELINGKUH VIRTUAL”.
1. Wawancara
21
Metode pengumpulan data dengan wawancara menjadi salah satu hal penting
yang harus dilakukan dalam penelitian, yaitu dengan cara bertanya langsung
kepada responden. Tanpa wawancara, peneliti akan sangat mudah kehilangan
informasi yang hanya dapat diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada
responden.
2. Observasi
22
masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan
untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
Analisis data menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan sebuah
penelitian. Teknik analasis data itu adalah proses pengumpulan, pengorganisasian,
dan penerikan kesimpulan dari suatu penelitian yang berasal dari hasil observasi,
wawancara, studi dokumen, dan masih banyak lagi. Analisi data dan
pengumpulan data dilakukan secara bersamaan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan 4 proses analisis, yaitu:
1. Mengumpulkan data
2. Mereduksi data
3. Mengolah data
23
dengan kategori-kategori yang disiapkan agar mudah dalam mengolahnya.
Proses pengolahan data ini menghasilkan kumpulan informasi tersusun.
4. Penarikan kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
Puspitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan media sosial sebagai media
promosi. Jurnal Common, 3(1), 71-80.
Sari, A. C., Hartina, R., Awalia, R., Irianti, H., & Ainun, N. (2018). Komunikasi
dan media sosial. Jurnal The Messenger, 3(2), 69.
Ainiyah, N. (2018). Remaja millenial dan media sosial: media sosial sebagai
media informasi pendidikan bagi remaja millenial. Jurnal Pendidikan
Islam Indonesia, 2(2), 221-236.
Asriana, W., & Ratnasari, Y. (2012). Kecemburuan pada laki-laki dan perempuan
dalam menghadapi perselingkuhan pasangan melalui media
internet. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1), 77-89.
25
Penelitian kualitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2023).
Retrieved 16 July 2023, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
26
27