Anda di halaman 1dari 9

PLATFROM MEDIA SOSIAL MEMBENTUK AKHLAK

REMAJA DI DESA KALIJATI

SOCIAL MEDIA PLATFORM SHAPES TEEN MORALE IN


KALIJATI VILLAGE

Wildan Aziz Ismatulloh


Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
Wildanaziz737@gmail.com

ABSTRAK
Kemudahan akses media sosial yang memberikan banyak hiburan tiada henti 24
jam nonstop ada di genggaman, khususnya pengguna kalang remaja membuat
remaja di lingkungan Kalijati mulai terkikis nilai empati terhadap sosial bahkan
dirinya sendiri. Penulis melakukan survei tidak terstruktur dengan melihat kondisi
dari sebelum dan sesudah pesatnya digital penulis menyimpulkan dari kegiatan
sehari hari setelah sholat Jum'at bahwasanya sebelum adanya digital begitu pesat
banyak kegiatan interaksi sosial yang dilakukan, dan kini setelah gawai mengakar
di genggaman jari yang berselancar diatas layar pun masih dilakukan saat khutbah
sholat jumat. Dengan melihat kenyataan tersebut fokus jurnal ini bahwa fungsi
media sosial boleh saja kita nikmati, sebab perkembangan teknologi pun mesti
kita ikuti, namun dengan aturan dan kesadaran diri dalam bijak berteknologi.

Kata Kunci: Media Sosial, Remaja, Akhlak

ABSTRACT
The ease of access to social media that provides a lot of non-stop entertainment
24 hours nonstop is at hand, especially when teenagers make teenagers in the
Kalijati neighborhood begin to erode the value of empathy towards social and
even themselves. The author conducted an unstructured survey by looking at the
condition from before and after the rapid digital author concluded from the daily
activities after Friday prayers that before the existence of digital so rapidly many
social interaction activities were carried out, and now after the gadget is rooted in
the palm of the finger that surfs on the screen is still carried out during friday
prayer sermons. By looking at the fact that the focus of this journal that the
function of social media can be enjoyed, because the development of technology
must be followed, but with rules and self-awareness in the wise technology.

Keywords: Social Media, Teen, Morals


..
,
..
..
...SENGAJA DI PUTIHIN BIAR RAPIH AJA
Pendahuluan empati dikalangan remaja telah menambah
daftar hitam dari penggunaan sosial media ini.
Era digital dewasa kini mengalami
perkembangan yang cukup pesat, ini dilihat
Metodologi Penelitian
dari seluruh lapisan masyarakat yang sudah
tidak asing lagi dengan santapan media sosial Metode dalam penelitian ini adalah
sehari hari., karena media sosial memberikan menggunakan kualitatif. Pendekatan kualitatif
banyakan kemudahan serta mudahnya dalam bertujuan untuk membantu peneliti memahami
mengakses membuat siapa saja lihai dalam bagaimana perasaan orang dan mengapa
mengendalikannya. Siapa saja dapat mereka merasakannya. Hal ini mensyaratkan
menemukan jawaban apa yang ia cari ketika pada pengumpulan informasi secara mendalam
menggenggam media sosial. Kemudahan (in-depth information) untuk menjawab
mengakases informasi, mnemukan inspirasi, pertanyaan penelitian seperti bagaimana (how),
edukasi bahkan hiburan yang membuat media dan mengapa (why) (Bhojanna 2012).
sosial ini melanglang buana tidak hanya lintas Jenis penelitian yang digunakan adalah
negara bahkan hingga pelosok desa. penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk
Dengan segala kemudahan yang memberikan gambaran detail spesifik terkait
ditawarkan, sesuatu hal itu tidak akan pernah dengan situasi, latar sosial, atau hubungan
luput dari dampak dampak yang sangat tidak (Neuman 2014). Kemudian, sumber data yang
diinginkan, sama halnya seperti perkembangan digunakan adalah studi pustaka (primer), dan
media sosial di di zaman ini. Ada saja hal wawancara tidak terstruktur sebagai data
negtaif yang mau tidak mau sudah menjadi hak sekundernya.
prerogrativ jika kita tidak bijak dalam
penggunaanya. Oleh karena itu, saya Pembahasan
mengamati apakah para remaja maupun anak-
Sebelum membahas mengenai
anak yang berada di wilayah penulis tepatnya
penggunaan sosial media di kalangan anak
di kalijati bijak menggunakan media sosial?
maupun Remaja di Desa Kalijati, terlebih
Nah, hal miris yang sering ditemui di
dahulu penulis akan membahas sedikit
lingkungan sekitar dari salah satu dampak
mengenai perkembangan sosial media dan
negatif nya adalah, anak anak bahkan remja
pengertiannya. Sosial media tumbuh pesat
yang sedang gemar sekali menikmati
berkat internet. mengenai kelahiran internet
canggihnya digital, dengan segala fitur yang
sendiri tidak ada kesepahaman. Apakah lahir
diberikan, tangan mereka mengakar dengan
ketika adopsi TCP/IP ataukah ketika World
ponsel pintar atau gawai tersebut. Sehingga
Wide Web (WWW) muncul. Namun, momen
bisa membuatnya terlena dan mencampakkan
monumental jaringan global tersebut terjadi
lingkungan sekitar, sehingga minimnya sikap
pada tanggal 29 Oktober 1969 lalu.
Perkembangan sosial media dewasa ini kebanyakan orang berkomunikasi dengan cara
semakin hari semakin cepat, beragam, unik, sms atau telpon lewat handphone. Namun
merambah beragam segmen dan sekarang dengan adanya media sosial, orang
berkarakteristik (Eka Putri Pitasari 2014). cenderung berkomunikasi lewat layanan
obrolan (chat) atau berkirim pesan lewat
Secara umum media sosial
layanan yang tersedia di sosial media. (Romel
didefinisikan sebagai media online yang
Tea 2016).
mendukung interaksi sosial. Media sosial
menggunakan teknologi berbasis Web yang Selain itu beberapa karakteristik yang
mengubah kmunikasi menjadi dialog interaktif. lainnya ada pada media sosial yaitu:
Beberapa situs media sosial yang palingh
1. Partisipasi
populer sekarang ini antara lain: Blog, Twitter,
Partisipasi ini mendorong kontribusi
Facebook, Instagram dan Wikipedia.
dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik
Pada dasarnya media sosial sama atau berminat menggunakannya, hingga
dengan media massa, media massa ini di bagi mengaburkan batas antara media dan audience
dua bagian yaitu media cetak dan media (Media massa/media siaran).
elektronik, media cetak seperti surat kabar,
2. Keterbukaan
majalah, sedangkan media elektronik seperti
Kebanyakan media sosial terbuka bagi
radio, televisi, film, media online atau internet.
umpan balik dan partisipasi melalui sarana-
(Ardianto Elvinaro 2007).
sarana voting, komentar dan berbagi informasi.
Media sosial ini digunakan dengan Jarang sekali dijumpai batasan untuk
berbagai tujuan meliputi tujuan komunikasi, mengakses dan memanfaatkan isi pesan
perkenalan, bisnis, pencarian informasi penting (perlindungan password terhadap isi cenderung
dan membangun komunikasi dengan pengguna dianggap aneh).
jejaring lainnya.
3. Perbincangan
Media sosial secara umum terbagi Media sosial memungkinkan
dalam beberapa karakter yaitu adanya terjadinya perbincangan antar pengguna
keterbukaan dialog antar para pengguna. Sosial secara“dua arah”.
media dapat dirubah oleh waktu dan diatur
4. Komunitas
ulang oleh penciptanya, atau dalam beberapa
Media sosial memungkinkan
situs tertentu, dapat diubah oleh suatu
terbentuknya komunitas-komunitas secara
komunitas. Selain itu media sosail juga
cepat (instan) dan berkomunikasi secara
menyediakan dan membentuk cara baru dalam
efeketif tentang beragam isu/kepentingan (dari
berkomunikasi. Sebagaimana yang diketahui
sebelum muncul dan populernya media sosial,
hobi fotografi, politik, hingga tanyangan TV dilakukan oleh MarkPlus Insight Angka
favorit). pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia
masih didominasi oleh anak muda dari
5. Keterhubungan
kelompok umur 15-30 tahun. Dan mereka
Mayoritas media sosial tumbuh subur
menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari.
lantaran kemampuan melayani keterhubungan
Hal ini disebabkan karena fitur Internet yang
antar pengguna, melalui fasilitas tautan (links)
mudah dijumpai di setiap alat komunikasi
ke Website, sumber-sumber informasi dan
seperti handphone dan gadget. Daya tarik
pengguna-pengguna lain (Nisa Khairuni 2016).
internet dan media sosial inilah yang kemudian
Hal ini ditambah lagi mengenai memegang peranan penting dalam membangun
beberapa ciri (karakteristik) media yang kemampuan berkomunikasi seseorang. Remaja
dihasilkan sosial media atau teknologi berbasis millenial saat ini begitu peka dengan
komputer diantaranya sebagai berikut: perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial,
mereka mengikuti perkembangan tersebut dan
1. Mereka dapat digunakan secara acak; menguasainya dengan proses belajar
menggunakan metode “Trials and Error”
2. Mereka dapat digunakan berdasarkan
(Ainiyah Nur 2018).
keinginan siswa/i atau keinginan perancang
atau pengembang sebagaimana Sebelum membahas tentang akhlak
direncanakannya; remaja, penulis ingin menjelaskan pengertian
remaja terlebih dahulu, adapun pengertian
3. Biasanya gagasan yang disajikan sesuai
remaja yaitu masa remaja menurut Mappiare
dengan simbol dan gafik;
(1982),berlangsung antara umum 12 tahun
4. Dapat melibatkan interaktivitas siswa/i yang sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tinggi (Azhar Asyad 1995). tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia
remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
Kecanduan teknologi dalam bidang
yaitu usia 12/13 tahun sampai 17/18 adalah
informasi dan komunikasi memang sangat
remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai
mudah dilihat, terutama jika kecanduan itu
21/22 tahun adalah remaja akhir (Mohammad
dialami oleh remaja millenial.Sebut saja
Ali, Mohammad Asrori 2015). Remaja adalah
kecanduan internet dalam bidang informasi
suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa,
dan kecanduan pada handphone dalam bidang
yang ditanda’i dengan perkembangan biologis,
komunikasi. Kecanduan yang dapat mengubah
psikologis, moral, dan agama, kognitif dan
gaya hidup remaja millenial jaman sekarang.
sosial.(Sarlito Sarwono 1998).
Internet merupakan salah satu teknologi yang
sering digunakan oleh mereka. Hasil riset, Pada masa ini manusia mengalami
yang dirilis oleh Majalah Marketeers, yang proses transisi perkembangan dalam banyak
hal, termasuk salah satu yang paling penting dan pertimbangan, kemudian karena dilakukan
adalah perkembangan pengetahuan, sosial, dan terus menerus, jadilah suatu bakat dan akhlak
agama. Remaja juga pada masa ini sedang (Muhammad Rabbi 2004).
mengalami perkembangan pusat aspek
Pendidikan akhlak sendiri
intelektual. Transformasi intelektual dari cara
mengandung tiga unsur pokok, yaitu untuk
berpikir remaja ini memungkinkan mereka
mengetahui kebaikan (knowing the good),
tidak hanya mampu mengintergrasikan dirinya
mencintai kebaikan (loving the good), dan
ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga
melakukan kebaikan (doing the good). Oleh
merupakan karakteristik yang paling menonjol
karena itu pendidikan akhlak ini tidak sekedar
dari semua periode perkembangan
mengajarkan kepada anak, mana yang benar
(Mohammad Ali, Mohammad Asrori 2015).
dan mana yang salah, tetapi lebih dari itu
Adapun akhlak berasal dari bahasa dalam pendidikan akhlak ini pendidik harus
Arab yaitu alkhulqu, yang mempunyai arti menanamkan kebiasaan (habituation) yang
watak, tabi’at, menurut Sutrisna akhlak berasal baik kepada anak atau siswa sehingga anak
dari bahasa Arab ‫ خلق‬yang merupakan bentuk atau siswa paham, mampu merasakan, dan mau
jamak dari kata “ khuluq” yang berarti budi melakukan perbuatan yang baik (Ainiyah Nur
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at 2018).
(Sutrisna Sumadi Rafi’uddin 2002). Kata
Oleh karena itu berdasarkan uraian di
tersebut mengandung segi penyesuaian degan
atas pengaruh sosial media terhadap akhlak
perkataan Khalqun yang berarti kejadian, yang
reamaja, maka sangat di perlukan pendidikan,
erat juga kaitannya dengan Khaliq yang berati
pendidikan ini bisa juga dilakukan melalui
pencipta demikian juga makhluk yang berarti
metode penyontohan dan pembiasaan,
yang diciptakan. Merumuskan pengertian
pendidikan akhlak remaja juga dipengaruhi
akhlak timbul sebagai media yang
oleh lingkungan tempat ia tinggal, sekolah,
memungkinkan adanya hubungan timbal balik
masyarakat, serta sosial media yang paling
antara sang khaliq dan makhluk dan antara
sering digunakan remaja untuk bisa
makhluk dengan makhluk (Muhaimin 2004).
beradaptasi dan bersosialisasi dengan publik.
Secara istilah akhlak adalah suatu keadaan bagi
jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan- Dewasa ini di tengah-tengah era
tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran globalisasi tidak bisa dipungkiri hadirnya
dan perimbangan. Keadaan itu terbagi dua media sosial semakin dibutuhkan dalam
bagian, yang pertama tabi’at yang diperoleh kehidupan sehari-hari, akan tetapi media sosial
dari kebiasaan. Kedua tabi’at yang diperoleh menghapuskan batasan-batasan dalam
dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh bersosialisasi, dalam media sosial tidak ada
jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran batasan ruang dan waktu dan juga dengan
siapa mereka berkomunikasi, mereka dapat terlalu lama ketika facebookkan dan ini akan
berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun mengurangi jatah waktu belajar;
dimana pun mereka berada. Maka tidak dapat
2. Mengganggu konsentrasi belajar di
dipungkiri bahwa sosial media memiliki
sekolah, ketika siswa sudah mulai bosan
pengaruh besar dan berdmpak dalam
dengan cara pembelajaran guru, mereka akan
kehidupan seseorang, terutama kehidupan para
mengakses sosial media semaunya;
remaja zaman sekarang.

3. Merusak moral pelajar, karena sifat


Adapun dampak positif media sosial
remaja yang labil, mereka dapat mengakses
adalah:
atau melihat gambar porno milik orang lain
1. Mempermudah kegiatan belajar, dengan mudah;
karena dapat digunakan sebagai sarana untuk
4. Menghabiskan uang jajan, untuk
berdiskusi dengan teman sekolah tentang tugas
mengakses internet dan untuk membuka
(mencari informasi);
facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi
2. Mencari dan menambah teman atau keuangan (terlebih kalau akses dari warnet)
bertemu kembali dengan teman lama. Baik itu sama halnya mengakses facebook dari
teman di sekolah, di lingkungan bermain handphone;
maupun teman yang bertemu melalui jejaring
5. mengganggu kesehatan, terlalu banyak
sosial lain;
menatap layar handphone maupun komputer
3. Menghilangkan kepenatan pelajar, itu atau laptop dapat mengganggu kesehatan mata
bisa menjadi obat stress setelah seharian (Zukhria Budi Ramadhani 2013).
bergelut dengan pelajaran di sekolah.
Maka berdasarkan uraian diatas dapat
Misalnya: mengomentari status orang lain
disimpulkan bahwa media sosial ini akan
yang terkadang lucu dan menggelitik, bermain
berdampak positif jika pengguna media sosial
game, dan lain sebagainya (Zukhria Budi
ini menggunakannya untuk hal-hal yang baik,
Ramadhani 2013).
akan tetapi jika si pengguna sosial media
Selain dampak positif media sosial menggunakannya untuk hal-hal yang
juga memiliki dampak negatif terhadap cenderung tidak baik, maka media sosial ini
pendidikan anak. Adapun dampak-dapak akan berdampak negatif, media sosial juga
negatif yang ditimbulkan sosial media adalah: berdampak dalam pembentukan prilaku atau
akhlak seseorang, dalam penggunaan media
1. Berkurangnya waktu belajar, karena
sosial orang bisa jadi hanya menikmati
keasyikan menggunakan sosial media seperti
kesenangan saja, dan meyebabkan mereka lalai
terhadap tugas-tagasnya.
Tabel 1 : Observasi Aktivitas Remaja terhadap Media sosial
Dampak Pengaruh Media Sosial guna Membentuk dapat
Akhlak Remaja. 8. menghabiskan Ya
uang jajan
remaja
Aspek yang di Alternatif Remaja
No Kadang-
amati jawaban 9. mengakses sosial
media di warnet. kadang
Remaja ikut
berpartisipasi Ketika
dalam hal Remaja/anak-
mencari anak mengakses Kadang-
informasi tehadap 10. sosial media
1. Ya lepas dari kadang
materi
pembelajaran pantauan orang
dengan tua dan guru.
menggunakan
media sosial.
.biar rapih sengaja d
Remaja saling
berdiskusi Berdasarkan tabel di atas maka dapat
dengan teman-
2. Ya diketahui bahwa dampak positif media sosial
temannya
menggunakan di lingkungan penulis remaja maupun anak-
media sosial.
anak ikut berpartisipasi dalam hal mencari
Remaja sering informasi tehadap materi pembelajaran (bahan
mencontek hasil Kadang-
3. karya orang lain belajar) dan mereka juga bisa menggunakan
melalui media kadang media sosial ini untuk berdikusi dengan teman-
sosial.
teman mengenai tugas pembelajaran.
Remaja sering Sedangkan dampak negatif dari media sosial
lupa waktu saat
4. berhadapan Ya terhadap akhlak remaja, yaitu remaja akan
dengan media dengan mudah menyontek hasil karya orang
sosial.
lain, terkadang ketika mereka mencari
Remaja lalai saat informasi tehadap materi pembelajaran mereka
5. mengguankan Ya
media sosial. lalai dengan hal lain yang tidak penting, dan
membuat anak maupun remaja lupa terhadap
Media sosial
dapat digunakan waktu.
6. Ya
sesuai keinginan
siswa. Selain itu dapat membuat para remaja

Media sosial menghabiskan uang jajannya untuk


dapat merusak mengaksesnya, sehingga timbulnya hasrat
7. Ya
akhlak
untuk mengambil uang orang tuanya tanpa
anak/remaja.
izin, sebagian mereka cenderung tidak sopan
baik dalam berpakaian maupun berbicara, lain), tidak sopan baik dalam berpakaian
sering bertengkar akibat adegan-adegan yang maupun berbicara, sering bertengkar,
berbahaya seperti adegan pornografi, berkommentar tidak baik kepada orang lain,
kekerasan, peperangan dan lain sebagainya, serta mencaci maki orang lain.
serta membuat sebagian remaja bolos sekolah
karena mereka merasa lebih nyaman berada di Saran
warnet dari pada belajar di sekolah. Oleh Diharapkan dapat memberikan
karena itu penyalahgunaan media sosial dapat pengetahuan dan pembekalan kepada generasi
menyebabkan kelumpuhan akhlak paada Muda khususnya para remaja maupun anak-
remaja maupun anak-anak. anak mengenai dunia media sosial, agar
mereka mampu memahami Penerapan kaidah-
kaidah terutama dalam penerapan media sosial
Simpulan
membentuk akhlak remaja . Sehingga dunia
Berdasarkan uraian di atas maka
media soial kita dimasa yang akan datang
penulis dapat mengabil beberapa kesimpulan
menjadi yang benar -benar beretika dan
yaitu Adapun dampak positif pengguaan
menjunjung kaidah-kaidah moral. Semoga
media sosial di desa kalijati yaitu Remaja bisa
para remaja maupun anak-anak zaman
ikut serta berpartisipasi dalam mencari materi
sekarang dapat bijak lagi terutama
pembelajaran serta membuat khususnya remaja
menggunakan media sosial, supaya
yang mengikuti pendidikan, supaya dengan
membentuk karakter remaja yang mempunyai
mudah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
akhlakul karimah atau akhlak yang baik demi
menggunakan media sosial, media sosial juga
menjaga sopan santunnya.
bisa digunakan sebagai media pembelajaran,
selain itu media sosial juga bermanfaat
Referensi
terhdap pembentukan akhlak remaja maupun
anak diantaranya remaja dapat beradaptasi,
Ainiyah Nur, “Remaja Millenial Dan Media
bersosialisasi dengan publik dan mengelola
Sosial: Media Sosial /Sebagai Media
jaringan komunikasi pertemanan.
Informasi Pendidikan Bagi Remaja
Sebaliknya jika media sosial yang
Millenial”, JPII vol 2 nomor 2, April
digunakan untuk hal-hal yang tidak baik maka
2018.
akan berdampak negatif, adapun dampak
Ardianto Elvinaro. 2007. Komunikasi Masa
negatif media sosial adalah membuat anak-
Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa
anak kurang disiplin dan bersifat malas, lalai
Rekatama Media.
dan lupa waktu, hingga membuat tugasnya
Azhar Asyad, 1995. Media Pengajaran. Banda
terbengkalai, membuat anak-anak dengan
Aceh: Rajawali Pers.
mudah menipu (menyontek karya-karya orang
Bhojanna, U. 2012. Research Methodology. Zukhria Budi Ramadhani, “Makalah
New Delhi: Excel Books Private Perkembagan Teknologi, Dampak
Limited. Positif dan Negatif Situs Jejaring
Eka Putri Pitasari. 2014. Panduan Optimalisasi Sosial Media di Kalangan Remaja”,
Media Sosial: untuk kementrian (Online)
perdagangan RI, Jakarta: Pusat http://www.dampakposoitifdannegatifs
Hubungan Masyarakat. itusjejaringsosialmedia.blog.sport.co.id
Khairuni Nisa, “Dampak Positif dan Negatif ./2013/06/ dampak-posoitif-dan-
Sosial Media Terhadap Pendidikan negatif-situs-jejaring-sosial-
Akhlak Anak”. Jurnal Edukasi Vol 2, media.html. Diakses pada tanggal 1
Nomor 1, Januari 2016. Januari 2016.
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, 2015.
Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Muhaimin, 2004. Wacana Pengembangan
Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, 2004.
Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani.
Neuman, W. Lawrence. 2014. Social Research
Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches Seventh Edition. Harlow,
Essex: Pearson Education Limited.
Romel Tea, “Artikel Media Sosial :
Pengertian, karakteristik, dan Jenis”,
(Online),
http://www.romelteamedia.com/2014/0
4/media-sosial-pengertian-
karakteristik.html. Diakses pada
tanggal 5 Januari 2016.
Sarlito W.Sarwono, 1998, Psikologi Remaja,
Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Sutrisna Sumadi Rafi’uddin, 2002. Pedoman
pendidikan Akidah Remaja, Jakarta:
Pustaka Quantum Prima.

Anda mungkin juga menyukai