Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERSEPSI DAN SIKAP REMAJA

TERHADAP ISU SOSIAL

DOSEN PENGAMPU:
SARI RAHMADANI, S. Psi,MM

DISUSUN OLEH :
Anggota Kelompok 3

Jelva Nanda Hairani (22101157510110)


Suci Purnama Juni (22101157510131)
Rafi Leo Nurman (22101157510122)
Dirga Zuria Dwitama (22101157510101)
Alfino Husnu Muzakki (20101157510045)

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG

FAKULTAS PSIKOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang
berjudul”Pengaruh media sosial terhadap persepsi dan sikap remaja terhadap isu sosial”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam proposal ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki proposal penelitian ini.
Kami berharap semoga makalah kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Padang, 10 Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, media sosial telah mengalami perkembangan
pesat dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di
seluruh dunia. Media sosial adalah platform berbasis internet yang memungkinkan
pengguna untuk berbagi konten, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan individu atau
kelompok lain secara online. Contoh populer dari media sosial termasuk Facebook,
Twitter, Instagram, dan LinkedIn, serta platform berbagi video seperti YouTube dan
TikTok.
Media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi
informasi. Penggunaannya mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk komunikasi
personal, berita, hiburan, pemasaran bisnis, dan aktivisme sosial. Fenomena ini telah
membawa dampak sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang signifikan.
Dalam konteks ini, penting untuk mengkaji peran media sosial dalam membentuk opini
publik, mempengaruhi perilaku konsumen, memungkinkan aktivisme online, dan
bahkan memicu perubahan sosial dan politik. Namun, seiring dengan manfaatnya,
media sosial juga telah menimbulkan beberapa permasalahan, seperti privasi data,
penyebaran informasi palsu, dan dampak psikologis dari penggunaan yang berlebihan.
Oleh karena itu, memahami latar belakang media sosial menjadi kunci dalam
mengeksplorasi aspek-aspek yang lebih dalam tentang pengaruhnya dalam masyarakat.
Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi alat
komunikasi yang sangat dominan, terutama di kalangan remaja. Remaja adalah
kelompok yang sangat rentan terhadap pengaruh sosial dan lingkungan sekitarnya.
Media sosial menawarkan platform di mana remaja dapat terlibat dalam berbagai topik,
termasuk isu-isu sosial yang relevan.
Media sosial adalah lingkungan di mana beragam informasi, pendapat, dan
perspektif dapat dengan cepat menyebar dan menjadi viral. Oleh karena itu, penting
untuk memahami bagaimana media sosial memengaruhi persepsi dan sikap remaja
terhadap isu-isu sosial. Dalam konteks ini, isu-isu sosial dapat mencakup isu-isu seperti
perubahan iklim, kesetaraan gender, diskriminasi rasial, hak asasi manusia, dan banyak
lagi.
Tingginya penggunaan media sosial di kalangan remaja memunculkan pertanyaan
tentang sejauh mana media sosial dapat membentuk persepsi mereka terhadap isu-isu
sosial tertentu. Apakah informasi yang mereka temukan di media sosial dapat
mempengaruhi pandangan mereka terhadap isu-isu ini? Apakah media sosial
memengaruhi keterlibatan mereka dalam aktivisme sosial atau tindakan konkret terkait
isu-isu tersebut?
Selain itu, dalam konteks globalisasi dan digitalisasi, media sosial juga memfasilitasi
keterhubungan antara remaja di seluruh dunia. Hal ini membuka peluang untuk
mempengaruhi pandangan mereka tentang isu-isu sosial secara lebih luas dan
memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman lintas budaya.
Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap persepsi dan
sikap remaja terhadap isu-isu sosial adalah penting. Dengan memahami mekanisme ini,
kita dapat mengembangkan strategi pendidikan yang lebih efektif dan membantu remaja
dalam menghadapi isu-isu sosial yang kompleks di dunia yang semakin terkoneksi
secara digital

2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kami menguraikan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja
2. Apakah media sosial mempengaruhi pandangan remaja terhadap isu sosial
3. Bagaimana media sosial mempengaruhi sikap remaja terhadap isu sosial

3. Tujuan Makalah
Dengan menagcu pada perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menilai sejauh mana media sosial memengaruhi persepsi remaja terhadap isu-isu
sosial.
2. Menganalisis dampak penggunaan media sosial terhadap sikap remaja terhadap
isu-isu sosial.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memoderasi pengaruh media sosial
pada persepsi dan sikap remaja terhadap isu-isu sosial.
B. Observasi dan wawancara
Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
mahasiswa dan mahasiswi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang.. Kemudian
pengamatan pada kategori usia remaja dang akyif dalam media sosial.
Kami sudah melakukan wawanca ke beberapa mahasiswa universitas putra
indonesia yptk padang, berikut kami paparkan hasil wawancara kami dengan salah satu
mahasiswa
Nama : Anggun Mehenry Florencia
Umur : 20 tahun
Bp : 22 jurusan psikologi fakultas Psikologi
Pertanyaan: Bagaimana Anda melihat pengaruh media sosial terhadap sikap remaja
terhadap isu-isu sosial?
Jawaban: Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan. Mereka memungkinkan
remaja untuk dengan cepat mendapatkan akses ke berita dan informasi tentang isu-isu
sosial. Namun, Penggunaan media sosial juga dapat membuat remaja lebih terpapar pada
pandangan yang sesuai dengan kelompok sosial mereka.
Pertanyaan: Bagaimana anda sendiri merasa terpengaruh oleh media sosial ?
Jawaban: Saya merasa media sosial telah membuka mata saya terhadap banyak isu-isu
sosial. Saya bisa melihat berita dan pandangan yang mungkin tidak akan saya temui
tanpa media sosial. Namun, saya juga menyadari bahwa saya perlu berhati-hati dalam
memilah informasi dan mengidentifikasi sumber yang dapat dipercayai.
Pertanyaan: Bagaimana Anda mengatasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan
oleh media sosial ?
Jawaban: Saya berusaha untuk selalu bersikap kritis terhadap informasi yang saya temui
di media sosial. Saya berdiskusi dengan teman-teman dan keluarga tentang isu-isu sosial,
dan kami saling mendukung untuk mencari sumber informasi yang andal. Selain itu, saya
terbatas pada waktu yang saya habiskan di media sosial agar tidak terlalu terpapar pada
informasi yang mungkin bersifat membingungkan atau merugikan.
Pertanyaan: Apakah Anda berpikir media sosial dapat memicu polarisasi pandangan
remaja terhadap isu-isu sosial?
Jawaban: Ya, media sosial dapat memicu polarisasi pendapat karena orang cenderung
berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa. Ini dapat membuat
remaja terpapar hanya pada sudut pandang tertentu dan membuatnya sulit untuk melihat
perspektif lain.
Pertanyaan: Media sosial apa yang sering anda gunakan?
Jawaban: Saya sering menggunakan Instagram, dan tiktok

C. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan laporan digital pada tahun 2020 yang dilansir we are social and
HootSuite oleh Kemp (2020), diperoleh hasil bahwa sekitar 175,4 juta penduduk
Indonesia sudah menggunakan internet dan juga 160 jutanya sebagai pengguna
media sosial yang aktif. Sejumlah 210,3 juta jiwa diantaranya berusia 13 sampai 17
tahun di peringkat pertama sebagai pengguna internet terbanyak dan menduduki
peringkat ketiga dalam menggunakan media sosial (Kemp, 2020). Dari hasil
tersebut maka perlu menjadi perhatian khusus karena masa remaja merupakan masa
rentan akan terbentuknya sebuah perilaku. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Andarwati (2016) terkait penggunaan media sosial pada siswa kelas 11 SMA
negeri 9 Yogyakarta tergolong tinggi, yaitu sebanyak 76% siswa menduduki
kategori tinggi pemakaian media sosial.
Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa lebih dari sebagian
responden pada remaja Tengah siswa SMA yaitu sebanyak 43 orang (50,6%)
berada pada kategori tinggi dalam pemakaian media sosial (Arani, Elita, & Zulfitri,
2009) Masa remaja merupakan masa yang dilewati setiap individu dimana mereka
akan melewati masa peralihan dari anak-anak ke periode dewasa. Pada masa ini
dianggap sebagai masa yang sangat penting di dalam kehidupan seorang individu
khususnya untuk pembentukan kepribadian. Tetapi idealnya seorang remaja yang
berkembang dengan baik tidak akan menonjolkan perilaku yang mengarah kepada
hal negatif. Tingkah laku negatif bukan perkembangan remaja yang normal
sedangkan remaja yang berkembang dengan baik akan menunjukkan perilaku yang
positif (Prayitno, 2006).
Seorang remaja yang mulai mencapai kematangan fisik, sosial, dan
psikologis akan melalui masa-masa pencarian identitas diri dan juga pengakuan diri.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua remaja yang sedang mencari jati diri akan
melakukan usaha yang positif dalam menunjukkan eksistensi tinggi dan mendapatkan
pengakuan dari orang lain, salah satu cara yang dipilih oleh remaja adalah menjadi
pengguna aktif di media sosial. Media sosial bukan hanya ruang pribadi tetapi ruang
publik bagi seorang remaja.
Berdasarkan observasi mereka dapat menghabiskan waktu selama berjam-jam
untuk menggunakan media sosial, entah itu digunakan untuk mengupload atau berbagai
gambar, foto, video, atau hanya sekedar untuk melihat-lihat saja.
Intensitas yang tinggi dalam penggunaan media sosial di kalangan remaja
kemungkinan dapat mengurangi kemampuan social seorang remaja karena ia akan
cenderung menjadi lebih individual walaupun melalui media sosial pengguna bisa
saling berinteraksi satu sama lain, walaupun pada kenyataannya hal itu hanya
terjadi pada ruang maya saja, bukan pada kehadiran sosial. Dari dimulainya
kemunculan media sosial dan banyaknya remaja yang menjadi pengguna terbanyak
tentunya memiliki beberapa pengaruh dari segi sosial remaja itu sendiri.
Pengaruh tersebut dapat muncul secara positif dan juga negatif serta tentunya
mempengaruhi Bagaimana perilaku yang ditunjukkan oleh seorang remaja dari
yang sebelumnya belum menggunakan media sosial dengan setelah menggunakan
media sosial. Perilaku sendiri menurut Skinner, yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), dirumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang berasal dari luar.
Bab II
Landasan Teori

A. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata lain adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dwasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
B. Tahap Perkembangan Remaja
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah 12 antara 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun =
masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa
remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Handitono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa
remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaj akhir 18-21 tahun. Masa eremaja
adalh peralihan dari masa anak dengan dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
C. Ciri-ciri Remaja
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan
dengan masa anak-anak dan masa dewasa.
2. Perkembangan seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan
menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
3. Cara berfikir
Cara berfikir causatif menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja
duduk di depan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”.
Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya,
tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk
di depan pintu.
4. Emosi yang meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon.
Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
5. Mulai tertarik pada lawan jenis
Dalam kehidupan sosial remaha, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai
pacaran.
6. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha
mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung-kampung.
7. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak
jarang orang tua duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.
Media Sosial Menurut (Putri et al., 2016) dalam jurnalnya,Media social (Social
Networking) adalah sebuah media online dimana penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagai, dan menciptakan isi me liputi blog, sosial network atau jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan
bentuk sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0,
dan yanf memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap rang bisa membuat web
page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial tersebar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika
media tradisional menggunakan media cetak dan media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan
memberikontribusi dan feedback secaa terbuka, memberi komentar, serta membagi
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
D. Macam-Macam Jejaring Sosial – Jenis Media Sosial
Berikut di bawah ini klasifikasi macam-macam jejaring sosial berdasarkan fungsi dan
kegunaannya:
a. Konten kabolarasi (contohnya, Wikipedia)
b. Blog dan microblog ( contohnya, Twitter)
c. Situs jejaring sosial ( contohnya, Digg)
d. Konten video (contohnya, Youtube)
e. Situs jejaringan sosial (contohnya, Facebook)
f. Game dunia maya (contohnya, World of Warcraft)
g. Sius dunia sosial virtual ( contohnya, Second Life)
E.Pengaruh Media Sosial
Berikut ini adalah dampak positif dan nergative dalam menggunakan media sosial
1. Dampak positif :
 Menjaga silahturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh dan sudah lama
tidak bertemu, kemudian lewat media sosial hal itu bisa dilakukan.
 Sebagai sumber belajar dan mengajar media sosial memiliki dampak yang sangat
besar sekali.lita dapat browsing dan belajar ilmu pengetahuan yang baru disana.
Karena internet banyak topik dan sumber ilmu terbaru. Dengan mencari topik di
internet anda selangkah lebih majusaat memulai pembelajaran di dalam kelas.
 Meda penyebaran informasi. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian,
kita telah bisa menikmati informasi tersebut.
 Memperluas jaringan pertemanan. Dengan menggunakan media sosial kita bisa
berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan yang belum dikenal sekalipun.
 Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan. Pengguna media sosial dapat
belajar bagaimana beradaptasi, bersosialisasi dengan publik.
 Media sosial sebagai media komunikasi. Pengguna media sosial dapat
berkomunikasi dengan pengguna diseluruh dunia.
 Media sosial sebagai media promosi dalam berbisnis. Hal ini memungkinkan para
pengusaha kecil dapat mempromosikan produknya tanpa mengeluarkan biaya yang
besar,
2. Dampak Negative
 Susah bersosialisai dengan orang-orang sekitar. Disebabkan karena mereka malas
belajar
 berkomunikasi secara nyata. Orang yang aktif dalam media sosial, jika bertemu
langsung
nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul
 Media sosial membuat seseorang hanya mementingkan diri sendiri,. Mereka
menjadi tidak sadar dengan lingkungan mereka, karena mereka banyak
menghabiskan waktu di internet.
 Berkurangnya kinerja, karyaan perusahaan, pelajar, mahasiswa yang bermain
media sosial pada saat mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi waktu kerja
dan waktu belajar mereka.
 Kejahatan dalam dunia maya. Kejahatan ini dikenal dengan nama cyber crime.
Kejahatan dunia sangat banyak macamnya seperti : hacking, cracking, spaming,
dan lainnya.
 Pornografi. Dengan adanya memampuan penyampaian informasi yang dimilki
internet, pornografi pun merajalela. Terkadang seseorang memposting foto yang
seharusnya menjadi privasi sendiri di media sosial. Hal ini sangat berbahaya
karena bisa jadi postingan tersebut digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
 Seharusnya ada peran dari sekolah dalam menangani masalah yang terjadi pada
kalangan agar dapat menggunkan media sosial dengan bijak. Serta etempilan guru
dalam berkomunikasi
BAB III
PEMBAHASAN

A. Secara teoritis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar
dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan
media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial
sudah menjadi prioritas untuk mengetahui tentang berita berita terkini, candu yang
membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial.Kalangan remaja yang
mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya,
serta foto- foto bersama teman.

Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta


menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet
khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya
dengan bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini seringkali remaja beranggapan
bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren
dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno
atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul.

Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan remaja yang mengatakan bahwa
masa remaja merupakan masa perkembangan dalam segala hal. Sehingga menjadi labil
atau mudah dipengaruhi merupakan suatu ciri dari remaja sendiri. Masa remaja
menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi
sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga
belum memasuki masa dewasa.

Saat ini teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun
ikut tumbuh dengan pesat. Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media
sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan
dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Apalagi
kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang
bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus

informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.


Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo!
melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya
menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di
Indonesia sebanyak 64%. Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini
juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya
hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap
lebih populer di lingkungannya.

Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan
keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi
hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka
merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal,
salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya.

B. Secara Praktis

Perilaku remaja pada saat ini, remaja di seluruh dunia semakin banyak terlibat dalam
penggunaan media sosial. Mereka menggunakan platform seperti Facebook, Instagram,
Twitter, dan TikTok untuk berinteraksi dengan teman sebaya, membagikan pengalaman
mereka, dan mengekspresikan diri. Namun, penting untuk memahami bahwa penggunaan
media sosial dapat memengaruhi perilaku remaja secara signifikan seperti berikut:

1. Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Media sosial dapat memberikan tekanan sosial pada remaja untuk tampil sempurna. Ini
dapat menyebabkan isu-isu terkait kepercayaan diri dan depresi. Oleh karena itu, penting
bagi remaja, orang tua, dan pendidik untuk memahami pentingnya membatasi waktu
yang dihabiskan di media sosial dan merangsang diskusi terbuka tentang kesehatan
mental.

2. Pengaruh Media Sosial pada Pola Tidur dan Aktivitas Fisik

Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali mengganggu pola tidur remaja,
terutama ketika mereka terjebak dalam begadang di malam hari. Ini juga dapat
mengurangi waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik. Para remaja perlu diingatkan
tentang pentingnya menjaga pola tidur yang sehat dan menjalani gaya hidup aktif.

3. Persepsi Remaja Mengenai Isu Sosial

Media sosial tidak hanya memengaruhi perilaku remaja tetapi juga memengaruhi cara
mereka memahami dan merespons isu-isu sosial yang sedang terjadi di dunia. Berikut
adalah beberapa poin penting:
 Akses Cepat ke Berita dan Informasi Isu Sosial

Remaja memiliki akses cepat dan mudah ke berita dan informasi tentang isu-isu
sosial melalui media sosial. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran mereka
tentang berbagai masalah yang terjadi di dunia.

 Risiko Penyebaran Informasi Palsu


Media sosial juga memiliki risiko penyebaran informasi palsu (hoaks). Remaja
harus diajari untuk bersikap kritis terhadap informasi yang mereka temui dan
memverifikasi sumbernya sebelum menerima informasi tersebut sebagai
kenyataan.

Cara cara untuk mencegah kasus kasus ini:

1. Pendidikan Literasi Media

Penting untuk mengintegrasikan pendidikan literasi media ke dalam kurikulum


pendidikan remaja. Hal ini akan membantu mereka menjadi pengguna media sosial yang
cerdas dan kritis.

2. Pembicaraan Terbuka

Orang tua dan pendidik perlu menciptakan ruang untuk pembicaraan terbuka dengan
remaja tentang penggunaan media sosial, isu-isu sosial, serta dampaknya pada kesehatan
mental dan perilaku.

3. Pengaturan Waktu Penggunaan Media Sosial

Remaja perlu diberikan panduan tentang pengaturan waktu yang wajar untuk penggunaan
media sosial, termasuk mematikan ponsel sebelum tidur dan mendorong aktivitas fisik.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, remaja dapat lebih bijak menggunakan media
sosial dan mengembangkan persepsi yang lebih sehat terhadap isu-isu sosial. Kesadaran
dan tindakan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak negatif dan
memaksimalkan manfaat positif media sosial dalam kehidupan remaja
C. Kesimpulan.

Makalah ini telah menggali dampak yang signifikan dari pengaruh media sosial
terhadap sikap remaja dan persepsi mereka mengenai isu-isu sosial. Dengan semakin
meluasnya penggunaan media sosial di kalangan remaja, pemahaman yang mendalam
tentang konsekuensi positif dan negatifnya menjadi semakin penting.

Dari analisis yang telah dilakukan, kita dapat menyimpulkan bahwa media sosial
memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk pandangan dan perilaku remaja
terhadap isu-isu sosial. Media sosial memberikan akses cepat dan mudah ke berita,
pandangan, dan informasi yang beragam, sehingga meningkatkan kesadaran remaja
tentang masalah-masalah sosial yang relevan.

Namun, perlu diakui bahwa pengaruh media sosial tidak selalu positif. Terdapat
risiko pengaruh negatif terhadap kesehatan mental remaja, khususnya dalam hal tekanan
untuk tampil sempurna dan pemilihan informasi yang akurat. Remaja juga dapat terjebak
dalam gelembung informasi yang membatasi sudut pandang mereka terhadap isu-isu
sosial. Untuk mengatasi pengaruh media sosial yang kompleks ini, pendidikan literasi
media dan pendekatan yang lebih kritis dalam menggunakan platform media sosial
adalah sangat penting. Orang tua dan pendidik perlu berperan aktif dalam membimbing
remaja untuk menggunakan media sosial dengan bijak, memahami sumber daya yang
dapat dipercayai, dan berpartisipasi dalam diskusi terbuka mengenai isu-isu sosial.

Dalam era di mana media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan remaja, pemahaman yang cermat tentang pengaruhnya adalah kunci untuk
membantu mereka menjadi warga digital yang cerdas, peduli, dan kritis. Dengan
pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesadaran remaja tentang isu-isu sosial dan mempromosikan partisipasi
mereka dalam masyarakat yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Dwipayan, N. M., & Rahyuda, K. (2013). Pengaruh Sikap, Fashion Noni Agustin,
FEB UMP 2018. E- Journal Manajemen Udud, 9–25.
Putri, W. S. R., Nurwati, N., & S., M. B. (2016). Pengaruh Media Sosial
Terhadap Perilaku Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(1). https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13625
Rahmadani, & Ermita. (2019)
Hurlock B. Elizabeth. 1980. DEVELOPMENT PSYCHOLOGY (A Little-Span
Approach), Fifth Edition. McGraw-Hill, Inc.
Zulkifli L. (2003). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai