Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH MEDIA SOSIAL

TERHADAP PERILAKU KALANGAN ANAK REMAJA DI NEGARA INDONESIA


Yaumul Furqan 
Mahasiswa ( Program Studi, Universitas Muhammadiyah Makassar )
Alamat e-mail ( yaumulfurqan111@gmai.com )

Abstrak

Abstrak
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak yang lebih besar bagi kehidupan manusia.
Seiring dengan perkembangannya, masyarakat Indonesia memahami adanya internet, televisi, radio, dll. Salah
satunya adalah Internet yang merupakan salah satu bentuk arus komunikasi yang dipadukan dengan kemajuan
teknologi. Salah satu layanan Internet paling populer adalah jejaring sosial.
Jejaring sosial mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk berpartisipasi secara terbuka
dengan memberikan saran, komentar, dan berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tidak terbatas. Tidak
dapat dipungkiri bahwa media sosial memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat.
Seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, atau sebaliknya. Bagi masyarakat
khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang mendorong penggunanya untuk seharian
tanpa membuka jejaring sosial.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya remaja, jejaring sosial seakan menjadi candu, tiada hari mereka
tidak membuka jejaring sosial, bahkan hampir 24 jam tak bisa dipisahkan dari smartphonenya. Beberapa
jejaring sosial yang paling banyak digunakan remaja antaralain: Facebook, LINE, Whatsapp, Twitter, Path,
Youtube, Messenger. Masing-masing media sosial ini memiliki kelebihannya dalam menarik pengguna media
sosial. Media sosial memberikan banyak kemudahan yang membuat remaja tetap berada di dunia maya dalam
jangka waktu yang lama.
Remaja yang menggunakan media sosial cenderung memposting aktivitas pribadi, curhatannya, serta
poto-poto bersama teman-teman dan keluarga . Setiap orang dapat dengan bebas mengungkapkan
pendapatnya di jejaring sosial tanpa ragu-ragu. Karena di internet, terutama di jejaring sosial, sangat mudah
untuk memalsukan identitas atau melakukan kejahatan. Meskipun remaja usia sekolah berusaha mencari jati
dirinya dengan teman sebayanya. Namun para remaja jaman sekarang sering beranggapan bahwa semakin
aktif mereka di media sosial maka semakin keren dan sosial mereka. Sedangkan remaja yang tidak memiliki
jejaring sosial sering dianggap tua atau ketinggalan jaman dan kurang bersosialisasi.
Kata remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh dewasa (Fronika,
n.d.).
Istilah ini memiliki arti yang sangat luas yang meliputi kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa
remaja jelas menunjukkan sifat transisi yang dilalui anak-anak. Masa remaja merupakan masa peralihan,
karena pada saat ini seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak, namun belum mencapai usia dewasa.
Kelompok remaja yang hiperaktif di media sosial ini juga memposting aktivitas sehari-hari yang seolah
menggambarkan kehidupannya demi mengikuti perkembangan zaman. Namun, apa yang mereka posting di
media sosial tidak selalu mencerminkan keadaan mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja ini memposting
sisi bahagia dalam hidup mereka, tidak jarang kenyataan menjadi berbeda atau mereka merasa sendirian.
Manusia sebagai pelaku kreatif dapat menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaktif dunia
maya. Setiap individu menunjukkan kepribadian yang berbeda di dunia maya dan di dunia nyata.
Televisi merupakan media elektronik yang paling banyak diminati masyarakat dan paling
berpengaruh terhadap pengetahuan, motivasi, sikap dan perilaku pemirsanya. Tanpa memandang usia, jenis
kelamin, posisi, dll. Dibandingkan dengan media lain, televisi dapat memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada radio dan surat kabar. Hal ini disebabkan kekuatan audiovisual televisi yang mempengaruhi aspek
psikologis penonton.
Menciptakan hubungan yang dekat dan sesuai dengan teman sebaya sangat penting di masa kanak-
kanak. Pengaruh teman sebaya lebih pada sikap, bahasa, minat, penampilan, dan perilaku keluarga Contoh
jejaring sosial lainnya adalah jejaring sosial yang diterima remaja dari teman sebayanya, yang dapat
mempengaruhi penggunaan jejaring sosial oleh remaja.
Banyaknya fitur menarik di jejaring sosial/sosial membuat mereka malas dan ketagihan. Keadaan ini
banyak menyita waktu dan mengganggu aktivitas mereka seperti bersekolah, belajar, makan, tidur,
berkomunikasi dengan orang sekitar dan membantu orang tua. Karena anak sudah bosan bermain
internet/media sosial. Selain dampak negatifnya, jejaring/media sosial juga memiliki manfaat yang nyata bagi
penggunanya.
Media sosial dan jejaring sosial telah memengaruhi anak-anak. Fitur-fitur untuk anak-anak menjadi
perhatian khusus. Misalnya, jejaring sosial yang memiliki fungsi utama untuk menghubungkan pertemanan,
memiliki fungsi menarik lainnya yang membuat penggunanya nyaman di depan komputer. Fitur ini
memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi secara langsung, misalnya, via chat, postingan, blog, game
dan update status.

. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jejaring sosial, menjelaskan pengaruh
jejaring sosial pada remaja dalam perkembangannya dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh jejaring
sosial terhadap perilaku remaja saat ini.

METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature review. Penelitian
literatur adalah metode pengumpulan informasi atau sumber tentang suatu topik yang dapat ditemukan dari
berbagai sumber seperti majalah, buku, internet dan literatur lainnya. Jurnal yang digunakan dalam literature
review ini terdiri dari database yang menyediakan jurnal internasional Proquest dan jurnal ilmiah Indonesia
melalui Google Scholar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata lain adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan remaja yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan
masa perkembangan dalam segala hal. Sehingga menjadi labil atau mudah dipengaruhi merupakan suatu ciri
dari remaja sendiri. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab
pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.

Saat ini, teknologi internet dan ponsel semakin maju, sehingga jejaring sosial juga berkembang pesat.
Anak muda jaman sekarang sangat tergantung dengan media sosial. Mereka sangat identik dengan smartphone
sehingga mereka memilikinya hampir 24 jam sehari dan terlalu sibuk menavigasi dunia online yang tidak
pernah berakhir. Saat ini, akses Facebook atau Twitter, misalnya, dapat dilakukan dengan mudah di mana saja
dan kapan saja dengan ponsel. Kecepatan akses masyarakat terhadap media sosial telah menciptakan
fenomena besar arus informasi tidak hanya di negara maju tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya,
jejaring sosial pun seakan menggantikan peran media tradisional dalam menyebarkan berita. Dengan
pemikiran ini, Institut Kata Sandi Negara (STSN) bersama dengan Yahoo! melakukan penelitian tentang
penggunaan internet di kalangan anak muda. Hasilnya menunjukkan bahwa usia 15-19 tahun di Indonesia
merupakan 64% pengguna internet.

Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-
hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman,
sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun apa yang mereka posting di media sosial
tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut
memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka
merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah
ruang interaksi dunia maya.
Tahap Perkembangn Remaja
Batasan usia anak muda yang biasa digunakan para ahli adalah antara 12 sampai 21 tahun. Masa
remaja biasanya dibagi menjadi tiga yaitu 12-15 tahun = remaja awal, 15-18 tahun = remaja pertengahan, dan
18-21 tahun = remaja. Namun Monks, Knoers, dan Handiton membagi masa remaja menjadi empat bagian,
yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 12-15 tahun, remaja tengah 15-18 tahun, dan remaja akhir 18-21
tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang melibatkan
perkembangan seluruh aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Dalam kondisi seperti itu, orang tua harus benar-benar hadir sebagai pihak yang mampu menjaga
sekaligus menyeimbangkan setiap dinamika dalam proses perkembangan anak. Untuk itu, ada beberapa hal
yang patut dilakukan orang tua yang “terpaksa” memberikan kesempatan kepada anak untuk memiliki akun
media sosial atau alat-alat komunikasi canggih yang memiliki akses bebas terhadap internet.
Yang pertama adalah bahwa orang tua pada umumnya harus memutuskan untuk memberikan
kebijakan yang jelas kepada anak-anak untuk membatasi penggunaan media internet dan sarana komunikasi
canggih lainnya sesuai dengan proporsi dan tingkat kebutuhan masing-masing. Langkah preventif ini mutlak
diperlukan, mengingat sikap permisif orang tua hingga pendewasaan kepribadian anak berpotensi memberikan
dampak negatif bagi anak. Sebab anak belum memiliki tingkat kematangan dan pemahaman yang mapan
untuk memilah dan menyeleksi materimateri layak, tidak layak, atau belum layak untuk dikonsumsinya. Tidak
dapat digunakan atau tidak layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, dukungan orang tua merupakan kata
kunci keberhasilan anak dalam tahap perkembangan yang aman dan terarah. Kedua, orang tua harus selalu
mendampingi anak dan membuat mereka mengerti bahwa semua informasi yang mereka terima dari ruang
maya tidak boleh sepenuhnya diterima, ditelan sepenuhnya, tetapi harus diserap dan dipilih melalui pemikiran
kritis dan rasional. Padahal, nilai kritik yang mengedepankan sesuatu yang wajar belum tentu benar, tetapi
harus ditanamkan pada anak sejak dini. Ketiga, orang tua tidak boleh kehilangan kendali atas apa yang
dilakukan anak mereka yang lebih besar dan memperhatikannya. Usahakan memiliki sikap terbuka dalam
komunikasi dengan membicarakan segala hal dengan anak, agar orang tua terhindar dari sikap tertutup anak
terhadap perhatian orang tuanya.

Ciri-ciri Remaja
(1)Pertumbuhan Fisik. Pertumbuhan fisik berubah lebih cepat daripada masa kanak-kanak dan masa dewasa,
(2)Perkembangan seksual. Perkembangan seksual terkadang menimbulkan masalah dan berujung pada
perkelahian, bunuh diri, dll, (3)Cara berfikir. Pemikiran kausal mengacu pada hubungan antara sebab dan
akibat. Jika misalnya seorang pemuda duduk di depan pintu, orang tuanya melarangnya dengan “diet”. Jika
Haram adalah anak kecil, dia akan mematuhi perintah orang tuanya, tetapi Pemuda Terlarang bertanya-tanya
mengapa dia tidak boleh duduk di luar pintu, (4)Emosi yang meluap-luap. Keadaan emosi remaja masih labil
karena berkaitan erat dengan kondisi hormonal. Suatu saat dia bisa sangat sedih, dilain waktu dia bisa sangat
marah, (5)Mulai tertarik pada lawan jenis. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan
jenisnya dan mulai pacaran.(6)Menarik perhatian lingkungan. Pada masa ini, para pemuda mulai
memperhatikan lingkungannya dan berusaha mendapatkan status dan peran, misalnya melalui kegiatan
kepemudaan di desa-desa, (7)Terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada
kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan.

Media Sosial
Jejaring sosial (social networking) adalah media online di mana pengguna dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten, termasuk blog, jejaring sosial atau jejaring sosial, wiki, forum,
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial paling populer yang
digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai "seperangkat aplikasi Internet yang dibangun di atas dasar konseptual dan teknologi Web 2.0,
yang memungkinkan pembuatan dan berbagi konten buatan pengguna".
Sementara jejaring sosial adalah situs dimana setiap rang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial tersebar antara
lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media sosial
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan
memberikontribusi dan feedback secaa terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu
yang cepat dan tak terbatas.
Media sosial mencakup berbagai macam bentuk diantaranya majalah, berbagai forum internet,
weblogs, social blogs, microblogging, podcast, foto atau gambar, video, dan social bookmarking (Zubir,
2019). Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, media sosial
digunakan secara luas untuk tujuan komunikasi dalam berbagai bidang salah satunya pendidikan.Dalam dunia
pendidikan, media sosial merupakan salah satu media yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran atau
komunikasi pendidikan.
Yang disebut "anak" adalah laki-laki atau perempuan yang belum mencapai pubertas atau sedang
mengalami pubertas. Anak juga merupakan generasi kedua dari orang tua. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat(1)
UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun,
termasuk yang masih dalam kandungan (Ayun, P.Q, 2015: 15).
Macam-Macam Media Sosial
Teknologi media sosial memiliki berbagai bentuk, seperti majalah digital, forum online, weblog, blog
sosial, wiki, jejaring sosial, podcast, foto atau gambar, video, peringkat sosial, dan bookmark. Masing-masing
memiliki kelebihan, seperti blogging, aneka gambar atau foto, video blogging, wallposting, berbagi musik
atau lagu, chatting, bahkan VoIP atau Voice over IP, dll.
Macam-Macam Jaringan Sosial – Jenis Media Sosial
Berikut di bawah ini klasifikasi macam-macam jejaring sosial berdasarkan fungsi dan kegunaannya:
(a) Konten kabolarasi (contohnya, Wikipedia), (b) Blog dan microblog ( contohnya, Twitter), (c) Situs jejaring
sosial ( contohnya, Digg), (d) Konten video (contohnya, Youtube) ,(e) Situs jejaringan sosial (contohnya,
Facebook),
Pola Penggunaan Media Sosial Anak
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mungkin
ada sebagian dari kita yang menganggap media sosial tidak berguna sehingga tidak memiliki akun media
sosial, namun kebanyakan dari kita menggunakan media sosial untuk berbagai keperluan seperti bisnis,
politik, pemasaran, dll. Tumbuhnya penggunaan media sosial di berbagai industri berasal dari ketersediaan
internet sebagai sarana komunikasi sehingga media sosial memiliki sejumlah keunggulan.
Mereka lupa bahwa fasilitas yang diberikan itu tak ubahnya pisau bermata dua (two edges knife),
yang tak hanya memudahkan anak-anak mereka mudah bersosialisasi dengan teman sebayanya, tetapi juga
berpotensi menikam mereka dari belakang akibat intensitasnya mengeksplorasi isi materi dunia maya yang
tidak mendidik. Melalui alat-alat komunikasi super canggih itu, anak-anak akan terjembatani untuk
mengeksplorasi persoalanpersoalan sensitif, yang secara materi barangkali tidak tepat atau belum sesuai
dengan jenjang umur dan level kedewasaan mereka.
Jika dibiarkan, perkembangan kritis anak terhambat oleh materi imajiner yang tidak penting dalam hal
pendidikan. Selain materi yang mengerikan, media sosial dan alat komunikasi canggih ini juga memberikan
peluang besar bagi anak-anak untuk terpapar materi seksual dan pornografi yang tidak sesuai dengan
kedewasaan mereka. Materi propaganda dan ekstremise yang mendorong terciptanya neo-fundamentalisme
juga merupakan materi lain yang harus diantisipasi.
Belum lagi efek samping dari banyaknya aplikasi game (permainan) pada perangkat komunikasi
tersebut, mereka menjadi semakin terasing dari dunia dan lingkungan karena tingginya intensitas permainan
digital mereka dibandingkan jaringan dan komunikasi verbal dengan teman-teman sebaya mereka.
Pengaruh Media Sosial

Berikut ini adalah dampak positif dan nergative dalam menggunakan media sosial:
Dampak Positif: (a) Jika Anda berteman dengan keluarga atau kerabat yang jauh dan sudah lama tidak
bertemu, hal ini dapat dilakukan melalui media sosial, (b) Sebagai sumber belajar dan mengajar media sosial
memiliki dampak yang sangat besar sekali.lita dapat browsing dan belajar ilmu pengetahuan yang baru disana.
Karena internet banyak topik dan sumber ilmu terbaru. Dengan mencari topik di internet anda selangkah lebih
majusaat memulai pembelajaran di dalam kelas, (c) Sarana penyebaran informasi. Hanya beberapa menit
setelah acara, kami dapat menikmati informasi tersebut, (d) Perluas jaringan pertemanan Anda. Dengan
menggunakan jejaring sosial, kita dapat berkomunikasi dengan semua orang, bahkan dengan orang yang tidak
kita kenal, (e) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan. Pengguna media sosial dapat belajar
bagaimana beradaptasi, bersosialisasi dengan publik, (f) Media sosial sebagai sarana beriklan dalam bisnis.
Hal ini memungkinkan pemilik usaha kecil untuk mengiklankan produk mereka tanpa menghabiskan banyak
uang.
Dampak Negative: (a) Sulit untuk berkomunikasi dengan orang-orang di daerah ini. Karena mereka terlalu
malas untuk belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif. Orang yang aktif di media sosial umumnya
adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bersosialisasi saat bertemu langsung, (b) Media sosial hanya
membuat seseorang menjadi egois. Mereka kehilangan lingkungan karena terlalu banyak menghabiskan waktu
di internet, (c) Berkurangnya kinerja, karyawan perusahaan, pelajar, mahasiswa bermain jejaring sosial sambil
bekerja, mengurangi jam kerja dan waktu belajar, (d) kejahatan di dunia maya. Kejahatan ini dikenal dengan
nama cyber crime. Kejahatan global terdiri dari banyak jenis: hacking, cracking, spam, dll, (e) Pornografi.
Dengan kemampuan memberikan informasi yang berhubungan dengan Internet, pornografi juga menyebar.
Terkadang seseorang memposting foto di media sosial yang seharusnya bersifat pribadi untuk mereka. Ini
sangat berbahaya karena postingan ini bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain dampak positif dan dampak negative yang ditimbulkan dari media sosial juga beragam.
Berbagai macam modus kejahatan di medis sosial banyak ditemukan terutama pada remaja seperti kekerasan,
pelecehan, bahkan tindak kriminal seperti penipuan, pemerasan, pemerkosaan, dan sebagainya.Mengingat
pengaruh negatif media sosial terhadap anak yang sangat banyak dan meresahkan, perlu dilakukan arahan,
tuntunan, bimbingan, panduan, dan pengawalan dari pihakpihak seperti orangtua, guru, dan pemangku
kepentingan dalam pendidikan anak. Kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif
pada anak diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Karena media ini memiliki potensi besar
dalam merubah sikap dan perilaku masyarakat terutama anak-anak relatif masih mudah terpengaruh dan
dipengaruhi.
Pihak sekolah harus berperan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi remaja agar dapat
menggunakan media sosial dengan bijak. Selain keterampilan komunikasi guru, mereka juga dapat mengajari
remaja cara menggunakan media sosial untuk mencegah remaja diintimidasi.
Sekolah sebagai organisasi pendidikan akan selalu mengupayakan komunikasi yang harmonis antara
staf sekolah dan dalam komunikasi formal dan informal antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru,
guru dengan pegawai (tenaga administrasi) dan guru dengan siswa. Guru merupakan salah satu komponen
yang menentukan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan yang
berlangsung di sekolah, karena dialah yang secara aktif bekerja sama dengan siswa dalam pelaksanaan semua
kegiatan sekolah. Oleh karena itu, dalam hal ini guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar
dapat menyampaikan segala maksud dan tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan di
rumah.
Dalam melaksanakan tugas organisasi (sekolah), guru memerlukan partisipasi aktif dari seluruh
anggota organisasi (sekolah). Untuk mendorong partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui
ajakan, perintah, atau paksaan, semuanya dengan menjalin komunikasi antara guru dan siswa. Proses
komunikasi merupakan proses timbal balik karena pengirim dan penerima pesan saling mempengaruhi. Hal
ini menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu, baik kognigtif maupun afektif atau
psikomotore.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang pesat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan, salah satunya adalah metode pembelajaran. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam dunia pendidikan mempengaruhi metode pembelajaran yang digunakan.Saat ini sebagian besar
perguruan tinggi atau pimpinan menggunakan metode pembelajaran online atau electronic learning. Ini jelas
merupakan perkembangan baru dalam membantu siswa belajar.
Beberapa media sosial memiliki ruang terbatas untuk menulis kata lengkap. Misalnya, Twitter yang
memiliki lebih dari 140 karakter memaksa siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dengan menyingkat
kata. Seringkali singkatan kata menggunakan bahasa campuran, Inggris dan Indonesia. Tentunya hal ini dapat
mempengaruhi keterampilan menulis siswa sesuai dengan kata yang digunakan.
Adapun metode baru dalam proses pendidikan, pembelajaran melalui jejaring sosial memberi siswa
kendali penuh atas kegiatan pendidikan. Di sinilah proses pembelajaran dalam jejaring sosial menempatkan
kontrol pembelajaran di tangan siswa itu sendiri. Kekuatan yang dimiliki siswa atas kegiatan pembelajaran
memungkinkan siswa mengatur sendiri terpaan media dan pesan yang disampaikan melalui media sosial.
Sesuatu yang dilebih-lebihkan pasti tidak akan memberikan efek yang baik. Begitu juga dengan
penggunaan media sosial yang berlebihan. Penggunaan media sosial yang tidak terbatas dan tidak ada
habisnya dapat membuat ketagihan bagi siswa. Kecanduan media sosial merupakan salah satu dampak negatif
media sosial, salah satu kegiatan yang dapat menimbulkan kecanduan adalah sering mengecek media sosial
untuk mendapatkan informasi atau berita baru. Hal ini dapat mengalihkan perhatian siswa dari belajar dan
kegiatan kelas lainnya di dunia nyata. Kecanduan media sosial juga bisa berbahaya bagi kesehatan.
Penggunaan media sosial yang berlebihan oleh siswa dapat mempengaruhi kesehatan siswa. Pelajar
yang terus-menerus masuk ke jejaring sosial tanpa mengenal waktu, jika duduk berjam-jam dalam satu posisi,
menyebabkan masalah mata, sakit punggung, bahkan kematian, tentu kita masih ingat pesan pria yang
menderita akibat duduk. Berjam-jam Duduk dalam situasi yang sama hanya untuk bermain online.
Media sosial memungkinkan siswa untuk berteman dengan semua orang. Punya banyak teman
memang menyenangkan, tapi tidak ketika sedang menjalin pertemanan di dunia maya. Penting untuk diingat
bahwa tidak semua akun media sosial yang ada adalah milik pemilik aslinya, yang berarti banyak akun palsu
yang beredar di dunia maya dan pelajar harus mengetahuinya. Terlalu banyak kejadian di dunia maya yang
berakhir dengan kematian atau kejahatan lainnya. Keasyikan berteman dan berbicara membuat siswa lengah
dan tidak menyadari kemungkinan terjadinya hal-hal buruk.
Media sosial hadir dalam berbagai bentuk. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
kreativitas. Misalnya, siswa dengan keterampilan menulis membuat blog pribadi dan memperdalam
keterampilan menulisnya. Seperti media sosial, blog menyediakan tempat bagi siswa atau orang lain untuk
mengekspresikan pemikiran, pendapat, atau ide mereka tentang topik tertentu.
Kehadiran media sosial dalam jagad komunikasi antar manusia telah memberikan dampak besar
terhadap pola komunikasi antar manusia khususnya komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi.
Dengan kata lain, media sosial memberikan pengaruh terhadap pola interaksi individu dan hal ini juga
merupakan salah satu contoh pengaruh media dalam interaksi individu.Media sosial memang ampuh dalam
membantu siswa pemalu untuk berkomunikasi dengan siswa lainnya atau orang lain. Namun hal ini dapat
berdampak pada keterampilan komunikasi secara langsung atau tatap muka. Jika siswa pemalu kerap
menggunakan media sosial untuk berinteraksi dan mengekspresikan dirinya maka hal ini dapat membuatnya
merasa terasing di dunia nyata dan bahkan dapat meningkatkan kecemasan komunikasi karena takut bertemu
dengan siswa lainnya atau orang-orang.
Pengaruh media sosial dalam dunia pendidikan yang terakhir adalah menjadi alat perundungan. Selain
dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa, media sosial juga kerap disalahgunakan oleh siswa
untuk melakukan perundungan secara daring atau cyberbullying terhadap siswa lainnya.Perundingan yang
dilakukan melalui media sosial ataupun dilakukan secara langsung dapat memberikan dampak psikologis yang
sangat buruk bagi korban dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

KESIMPULAN

Remaja yang hiperaktif di media sosial juga kerap memposting aktivitas kesehariannya seolah
menggambarkan gaya hidup mereka dan berusaha mengikuti perkembangan zaman agar lebih populer di
kalangan orang-orang di sekitarnya. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu
mencerminkan kehidupan sosial mereka yang sebenarnya. Saat para remaja ini memposting sisi bahagia
dalam hidup mereka, tidak jarang mereka merasa kesepian dalam hidup mereka. Manusia sebagai pelaku
kreatif dapat menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaktif dunia maya. Penggunaan jejaring
sosial dan teknologi komunikasi di Indonesia harus dibatasi agar tidak merugikan diri sendiri, masyarakat,
bangsa dan negara, serta memberikan pengetahuan dasar bagaimana menggunakannya. Di sinilah peran
pemerintah berperan karena pemerintah memiliki kekuatan untuk menegakkan pembatasan ini. Tidak hanya
negara, orang tua dan kerabat terdekat juga wajib memantau generasi muda di sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Fronika, W. (n.d.). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP REMAJA.

Zubir, Z. (2019). PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP ANAK DAN REMAJA.

Subir 2019

Media sosial yangg gambar blok blok

Anda mungkin juga menyukai