Anda di halaman 1dari 5

Latar belakang

Pergaulan bebas adalah pergaulan yang berlebihan dan telah


menyalahi aturan-aturan atau norma-norma adat istiadat yang berlaku di
masyarakat, sehingga dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Pengertian pergaulan bebas diambil dari kata “pergaulan” yang artinya
proses interaksi antar manusia dan “bebas” yang artinya terlepas dari
kewajiban, hukum, dan norma agama.
Pergaulan bebas yang terjadi selalu melibatkan dua aspek penting,
yakni “remaja, penggunakan teknologi komunikasi dan informasi”. Remaja
adalah individu yang sangat labil dalam mengontrol emosinya atau
pengendalian akan diri yang benar Sehingga remaja mudah untuk
terjerumus kedalam pergaulan bebas. Didukung dengan adanya teknologi
remaja kini memiliki jangkauan yang lebih luas dalam berkomunikasi dan
mengakses informasi. Dengan adanya dorongan untuk mengetahui tentang
jati diri dan tidak adanya pengawasan orang tua membuat remaja akan
terjerumus kedalam pergaulan yang tidak diketahui akan dampak yang
akan diterima. Memanfaatkan teknologi yang berujung pada kecanduan
akan membuat teknologi untuk mengakses informasi dan berkomunikasi
menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan manusia.
Thomas, (dalam Rachmaniar, 2018: 1-11) menyatakan bahwa
Generasi millennial yang lahir pada periode sekitar akhir tahun 1990-an
hingga sekarang, adalah generasi yang sangat rentan diterpa oleh teknologi,
khususnya teknologi komunikasi. Hal ini yang menyebabkan generasi
tersebut dikategorikan ke dalam digital natives. Digital native merupakan
istilah yang mengacu pada generasi yang lahir setelah tahun 1980, mereka
hidup di dunia dimana teknologi digital dan internet merupakan bagian
normal dari kehidupan sehari-hari.
Memasuki era moderen globalisasi dunia dihubungkan dengan
adanya media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi secara efektif dan
juga efisien selama memiliki jaringan internet. Peralihan yang terjadi
mempenagruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari sisi ekonomi, sosial,
politik dan juga kebudayaan. Bagi seorang remaja hal tersebut cukup
memprihatinkan dalam proses beriteraksi, dimana lingkungannya berada
pada media online dan bukan secara nyata ada dilingkungannya seperti
lingkungan kelurga dan tempat tinggalnya. Atas dasar tersebut pemanfaatan
teknologi komunikasi dilihat telah ditempatkan pada posisi yang kurang
baik, secara sederhana mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang
dekat.
Dari sini kita melihat bahwa penggunaan teknologi telah masuk
kepada era globalisasi, dimana semua hal dapat di akses dengan begitu
mudahnya melalui alat teknologi.
Globalisasi sendiri memiliki arti kata bebas, dimana telah
mencangkup seluruh dunia dan terkadang ada budaya-budaya luar yang
tidak cocok dengan budaya-budaya yang ada di indonesia, seperti dalam
hal berpakaian dan cara-cara hidup yang berbeda dengan bangsa asing.
Dari tampilan yang dilihat tanpa ada unsur kesengajaan telah
mempengaruhi para remaja yang kemudian akan membentuk sikap dan
perilaku dewasa yang rentan atau beresiko dalam masyarakat serta
pergaulan.
Latar belakang kebudayaan yang berbeda menjadikan
kesalahpahaman dan kekeliruan dalam menanggapi kebudayaan yang
dilihat sehingga timbulnya rasa penasaran untuk lebih menggali informasi
yang lebih dalam sehingga berujung pada situs pornografi yang
memperlihatkan perbuatan seks, bahkan pada perbuatan seks beresiko.
Pengaruh yang diterima menjadikan perubahan perilaku untuk bisa
melakukan perbuatan seks terhadap lawan jenisnya, maka dari disebut
sebagai perilaku beresiko.
Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, perubahan dalam
keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta
ingin untuk mencoba, merupakan perilaku berisiko yang berujung pada
Tindakan pelecehan seksual atau pun melakukan hubungan seks bebas
yang beresiko pada saat berada pada usia dewasa. Pengendalian diri yang
dibina pada usia remaja menjadikan dampak yang diterima saat usia
dewasa akan sangat berpengaruh karena hukum yang mulai berlaku pada
diri seseorang saat telah memasuki usia dewasa.
Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena
keinginan untuk menjadi dewasa dan berdiri sendiri serta bisa mencoba
berbagai hal akan menjadikan kedewasaan yang labil atau olah pikir yang
berbahaya bagi masyarakat dan mengancam masa depan dari seorang
remaja. Jika peralihan remaja telah mencapai kedewasaan berdasarkan
umur maka untuk mengalami sebuah perubahan akan sulit dilakukan, dan
dalam penerapan yang sering terjadi hanyalah upaya tindak keadilan yang
menuju rana hukum tanpa adanya pembinaan yang lebih baik.

Rumusan masalah
Bagaimana Pengaruh video porno dapat menimbulkan keinginan
berhubungan seks pada mahasiswa unika soegijapranata semarang?

Kemajuan teknologi menandai


jamansemakinmaju,namunadabanyakpersoalan yang muncul, salah
satunya mengenai pornografi di kalangan anak-anak. Karena itu
permasalahan pornografi menjadi perhatian khusus bagi setiap
orangtua,terutama pronografi yang menimpa pada usia anak remaja.
Sehingga perlu diperhatikan perkembangan setiap anak dalam keseharian.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat menandai adanya
perkembangan dan kemajuan
Apa itu pornografi dan bagaimana perkembangan pornografi
sekarangini?Bentuk porno atau cabul merupakan suatu gambaran yang bisa
dilihat melalui tulisan, lukisan, foto, film atau dalam acara televisi yang
mengekploitasi seks yang dianggap tidak patut dilihat. Menurut Ridwan
(2010; 90) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografiadalah
penggambaran tingkah laku secara erostis dengan lukisan atau tulisan untuk
membangkitkan nafsu birahi atau bahan bacaan yang dengan sengaja
dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi. Dewasa
ini perkembangan internet merambah di semua lini kehidupan, sayangnya
tidak semua memberikan efek positif. Dimana salah satu efek negatif
perkembangan internet adalah pornografi. Efek tersebut secara tidak
langsung juga mengenai usia anak –anak, dimana90%anak–anak terpapar
pornografi dari internetdi usia 11 tahun. Kehadiranmedia salah satunya
fisik berpengaruh pada efek ekonomis, efek sosial, efek penjadwalan
kegiatan, efek penghilangan perasaan tertentu dan efek perasaan orang
pada media tersebut (Rakhmad, 2013: 20). Apa yang harus diwaspadai
pada usia anak remaja? Dampakyangdihasilkandaripornografi. Tentu,
diperlukanperanorangtuauntukmencegah agar anak tidak menjadi
kecanduan dengan pornografiMenurut Peri Umar Farouk (2008; 3)
berdasarkan survei tahun 2006 yang dilakukan yopteenreviews.com,
lembaga surveiinternet terkemuka dunia menghadapi tantangan
pornografi remaja yang serius. Di tahun yang bersangkutan tercatat
berkembangnya 100.000 situs yang bermaterikan pornografi anak (usia 18
tahun ke bawah) Rata-rata usia termuda anak-anak pengakses pornografi
adalah 11 tahun (setara dengan anak kelas 4-5 SD). Dan yang penting jadi
perhatian keluarga serta lingkungan adalah kenyataan bahwa 90%
akses pornografi dilakukan ketika atau dengan alasan belajar atau
mengerjakan tugas bersama.Divisi TumbuhKembang, DepartemenIlmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, dr. Ariani, MKes., SpA(K)
bahwa informasi akibat meluasnyapenggunaaninternet
hanyamenjadisalahsatufaktorutama.Hal lain adalah ketidak pedulian
orangtua dalam hal pengasuhan dan tumbuh kembang anak.Perilakuanak
remaja yangterkena dampak negative dari pornografi bias anya lebih cepat
dikenali oleh guru mereka disekolah.
dr. Ariani juga menuturkan pernah menjumpai teman anaknya
disekolah yang memperagakan adegan menjurus pornografi, meskipun itu
dianggap sebagai bahancandaan. Tentu saja peranorangtua
menjadilebihbesar dalam mengawasi anak untuklebih
memperhatikansemuayangdilakukanbaikdidalamdanluarrumah, terutama
penggunaan teknologi canggih, yaitu internet. Sehingga
dibutuhkanpendekatan melalui komunikasi yang efektif. Orangtua harus
mampu mengambil inisiatif dalam membangun komunikasi yangefektif.
Banyak cara membangun komunikasi yang efektif sejak dini, tidak harus
menunggu anakbesar. Karena pola pikir anak bisa sajasudah berubah yang
disebabkan faktor lingkungan. Salah satumya, mendengar cerita saatanak
pulang sekolah atau saat merekaselesai bermain. Pancing mereka untuk
mau cerita apa yang terjadi hariini. Saat komunikasi yang efektif telah
terjalin antara anak dan orangtua tentu saja akan memberikan keuntungan
tersendiri bahkan orangtua bisa memberikan usulan apa yang dapat
dilakukan selain bermain gadget.
Seperti yang dijelaskan Lely Surayani(2019;245)seorang tokoh
“ACIL merupakan tokoh anak-anak yang dijadikan maskot anak cinta
lingkungan untuk membangkitkan minat anak-anak belajar tentang
lingkungan hidup. ACIL diasosiasikan sebagai anak yang cerdas,
riang, proaktif dan selalu ingin tahu. Ia selalu mengajak anak-anak lain
untuk memperhatikan dan belajar tentang lingkungan. Dengan cara ini
diharapkan anak-anak bisa mendapatkaninformasi berkaita dengan alam
dan lingkungan hidup, baik berupa pengetahuan umum maupun
pemahaman dasar tentang lingkungan”. Selain itu, salah satu
keuntungannya adalah tidak akan sulituntuk mengawasi anak. Komunikasi
yang efektif juga akan membuat perilaku dan sikap anak menjadi lebih
terkendali. Sehingga bentuk komunikasi efektif dibutuhkan sekali dalam
kehidupan anak, sangat diharapkan tujuan pengabdian kepada masyarakat
ini memberikan pengertian dan pemahaman kepada Ibu-Ibu di Malinjo
Pasar Minggu mengenai pencegahan pornografi di media sosial pada anak
melalui komunikasi efektif. Hal ini dilakukan dosen dan mahasiswa
komunikasi Universitas Nasional mengingat anak-anak
membutuhkan pengawasan secara langsung dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Sehingga kegiatan yang
dilaksanakan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Malinjo,
Jalan Malinjo No 107 Rt 07/ Rw 06 Pejaten Barat Kecamatan Pasar
Minggu menjadi hal yang pentingkarena disini anak-anak bisa
menghabiskan waktu bermain dan bersosialisasi pada hal yang positif.

Anda mungkin juga menyukai