Anda di halaman 1dari 19

DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK PADA KENAKALAN REMAJA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh Kelompok 6

1. Nadia Nabilah Putri (2106766)


2. Ai Siti Gina Nur Agnia (2108607)
3. Salwa Najmira (2108953)
4. Lia Merianti (2107533)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH CIBIRU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin
berkembang dan semakin canggih. Terutama di bidang komunikasi dan
teknologi informasi. Teknologi memudahkan berbagai aktivitas. Informasi dari
berbagai belahan duniapun sangat mudah menyebar. Kenyamanan ini
bagaimanapun, bukan tanpa konsekuensi. Ini terkait erat dengan apa yang harus
dianggap sebagai hasil dari kemajuan itu sendiri. Globalisasi membawa
perubahan di banyak bidang, termasuk sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia yang luas ini semakin
sempit. Masuknya budaya asing yang tidak terkendali membawa dampak yang
besar dan negatif bagi bangsa Indonesia. Hal inilah yang memicu kenakalan
remaja dan perilaku criminal di Indonesia.

Banyak inovasi-inovasi baru yang dilahirkan untuk mempermudah


segala hal bagi semua kalangan yang berusia kecil, remaja, sampai dewasa.
Internet adalah jaringan global komputer yang memungkinkan komputer di
seluruh dunia untuk berkomunikasi satu sama lain. Internet berisi berbagai
macam informasi, baik dan buruk, benar dan salah. Semua informasi itu tersedia
di internet. Penggunaan internet saat ini meningkat dengan sangat pesat. Namun,
seringnya mengakses internet dikhawatirkan para pengguna khususnya remaja
bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi informasi dengan optimal,
tetapi malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi, game
online. Bahkan dapat terkena cyber-relational addiction atau keterlibatan
yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti
melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan
hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata (Jamun, 2018).
Ketergantungan (kecanduan) didefinisikan sebagai keadaan di mana individu
merasa terdorong untuk menggunakan atau melakukan sesuatu untuk
memperoleh atau memperoleh efek yang menyenangkan dari sesuatu yang
dilakukan atau digunakan (Ginige, 2017).

Tidak hanya perilaku kenakalan seperti pornografi, tetapi seks bebas dan
perilaku kriminal juga sering dilakukan oleh anak remaja di Indonesia ini.
Misalnya anak remaja smp melakukan tindak asusila bersama pacarnya di wc,
dan juga banyaknya aksi tawuran antar sekolah, penganiyaan teman sekelas,
bahkan kekerasan terhadap orang tua. Sangat miris memang remaja saat ini,
yang seharusnya pada usia remaja adalah belajar, mereka malah melakukan
tindak criminal bahkan sampai pada kekerasan. Kenakalan remaja sering
dikaitkan dengan pola asuh orang tuanya atau dengan lingkungan disekitarnya,
banyak sekali yang berpendapat dan meneliti mengenai pola asuh dan
lingkungan sekitar remaja yang menyebabkan perilaku anak remaja menjadi
baik ataupun buruk.

Masa remaja adalah masa tahun-tahun antara masa kanak-kanak dan


dewasa, yang dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan biologis dan
psikologis. Secara biologis ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan
seks primer, dan secara psikologis ditentukan oleh sikap dan perasaan,
keinginan, dan emosi yang tidak stabil atau tidak menentu (Sirupa et al., 2016).
Usia remaja memang waktu yang belum stabil atau sedang masa-masanya
mencari jati diri, sehingga akan lebih sulit dalam memilih mana yang seharusnya
di dekati dan di hindari. Hal ini menyebabkan remaja yang dimaksud tidak bisa
mengontrol dirinya dalam penyalahgunaan Iptek tersebut sehingga terjerumuslah
dalam ranah negatif yang disebut kenakalan remaja.

Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang sebagian perbuatanya


itu bertentangan dengan norma agama, hukum, sehingga berakibat buruk,
merugikan orang lain, bahkan merusak diri sendiri dan orang lain. Masa remaja
memang masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, sehingga pada masa ini
merupakan masa yang rentan akan segala hal. Saat masa remaja, remaja diberi
pilihan yang nantinya akan berdampak baik atau buruk. Baik atau buruknya
perilaku remaja itu sudah ditentukan oleh dirinya sendiri yang nantinya akan
menentukan kehidupan di masa depannya.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus dapat menyikapi
perkembangan teknologi dengan baik. Jangan sampai perkembangan teknologi
ini merusak moral dan kepribadian remaja, karena dapat memberikan dampak
negatif. dengan begitu peran orang tua dan masyarakat juga penting untuk
memberikan arahan dalam ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kenakalan remaja?
2. Apa itu iptek?
3. Bagaimana pengaruh perkembangan iptek terhadap kenakalan remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi efek perkembangan iptek pada kenakalan
remaja tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja
2. Untuk mengetahui apa itu iptek
3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan iptek terhadap kenakalan
remaja
4. Untuk mengetahui cara mengatasi efek perkembangan iptek pada
kenakalan remaja tersebut

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai input yang baik
dimana hal ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan untuk lebih
memperluas pengetahuan mengenai teknologi dan apa dampaknya terhadap
kehidupan.
2. Secara Praktis
Secara Praktis penelitian ini diharapkan bisa memberi pencegahan,
pengarahan, dan solusi bagi remaja yang sedang di ambang kekhawatiran
atau bahkan sudah terdampak Iptek dan mempengaruhi kepribadian pada
ranah kenakalan remaja itu sendiri
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju


masa dewasa. Seorang remaja tidak lagi dianggap sebagai anak-anak, tetapi juga
belum cukup dewasa untuk dianggap dewasa (Sumara, D; Humaedi, S; Santoso,
2017). Menurut KBBI, remaja adalah waktu berusia belasan tahun. Masa remaja
ini berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.

Remaja pada saat ini sedang mencari gaya hidup yang paling cocok
untuknya dan ini sering dicapai melalui metode coba-coba. Masalah yang
terlihat seringkali menimbulkan kecemasan dan perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orang tua. Apa yang dilakukan remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Ini penting karena mereka semua
sama, masih mencari jati diri. Terjadi kesalahan Gangguan lingkungan ini biasa
disebut dengan kenakalan remaja.

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin
banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia


berusia belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk
menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian
masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam
membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari
kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

 Masa remaja awal, 12 - 15 tahun


 Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
 Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk konflik psikologis yang


tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak dan remaja pelaku.
Terkadang ia menemukan trauma di masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, dan trauma terhadap kondisi lingkungan,
seperti kondisi ekonomi yang menyebabkan dirinya merasa minder. Perilaku
menyimpang dalam kenakalan remaja dapat diatur. Dalam konteks perilaku
menyimpang, masalah sosial muncul sebagai akibat dari perilaku menyimpang
dari berbagai aturan sosial atau nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku
menyimpang dapat menjadi sumber masalah karena mengancam sistem sosial.
Menggunakan konsep perilaku menyimpang bintang menyiratkan bahwa ada
jalur standar yang harus diikuti untuk mencapai kesuksesan. Perilaku yang tidak
mengikuti jalan ini menunjukkan bahwa ia telah menyimpang.

Sarlito dalam (Al-Mighwa, 2007) mendefinisikan kenakalan remaja


sebagai segala perilaku yang menyimpang dari ketentuan yang diatur dalam
undang-undang yang berlaku di masyarakat (norma agama, etika, sekolah dan
keluarga, dll), tetapi jika penyimpangan itu terjadi terhadap norma hukum
pidana, maka disebut sebagai kenakalan. Sebagai terjemahan dari “juvenile
delinquent”, istilah kenakalan remaja merupakan penggunaan lain dari istilah
kenakalan anak. Menurut simanjuntak dalam (Kartini, n.d.) kenakalan remaja
adalah dimana suatu perbuatan dikatakan delinkuen jika bertentangan dengan
norma-norma masyarakat tempat dia tinggal, suatu perbuatan anti sosial yang
mengandung unsur anti normatif sosial.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kata “Ilmu” secara etimologis berasal dari kata latin “scire” artinya “to
know” artinya belajar. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk
menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistemasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan
dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai
metode. (Gie,2004: 87).

Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas yang dilakukan
manusia tentang perbuatan melakukan sesuatu. Ilmu tidak hanya satu aktivitas
tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah
proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat rasional, kognitif dan teologis. Jadi pada
dasarnya ilmu adalah sebuah proses yang bersifat kognitif, bertalian dengan
proses mengetahui dan pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian
aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian dan penalaran yang
dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan tentang
suatu hal.

Teknologi berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang


diperoleh dari asal kata techne, bermakna “wacana seni”. Ketika istilah itu
pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya
adalah pembahasan sistematis atas “seni terapan” atau pertukangan. Sekarang
sebagian besar definisi teknologi (Capra,2004: 107) menekankan hubungannya
dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004: 107)
mendefinisikan teknologi sebagai “kumpulan alat, aturan dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yang memungkinkan pengulangan.

Sejak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa ini telah


menghasilkan banyak generasi ahli waris yang berkualitas; oleh karena itu,
pemanfaatan teknologi untuk pendidikan dan pelatihan harus kreatif dan
bijaksana. Seiring berjalannya waktu Teknologi komunikasi semakin canggih
dan terjangkau, dan teknologi komunikasi yang berkembang dapat membina
hubungan antara negara maju dan negara berkembang yang teknik produksinya
masih rendah sehingga tidak dapat dihindarkan. Teknologi, menurut
Djoyohadikusumo (1994) berkaitan erat dengan sains (science) dan
perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua
dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya
mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya

IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu


pengetahuan dan teknologi semakin canggih seiring berjalannya waktu,
memungkinkan berkembangnya teknologi-teknologi baru. Menurut Abraham
(1991: 207-209) dalam (Mulyani & Haliza, 2021), proses kemajuan tektonik
dalam modernitas, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi, mobilitas
sosial, ekspansi, atau ekspansi budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
telah berkembang pesat di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Belajar bisa
dilakukan dengan berbagai cara. Teknologi elektronik Saat ini digunakan dalam
bidang pendidikan untuk menunjang pembelajaran, baik sebagai alat informasi
(sarana mengakses informasi) maupun sebagai alat pembelajaran (pendukung
kegiatan belajar dan tugas).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Studi Literatur (Literature of Study)

Studi literatur, yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori

yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai

bahan pembahasan hasil penelitian. Faisal (1992. Hal. 30) mengemukakan bahwa

hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan

merinci masalah-masalah yang akan diteliti, termasuk juga latar belakang

mengapa masalah tadi penting diteliti. Teknik studi literatur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku,

jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan

informasi-informasi yang menunjang penelitian.

 Wawancara Mendalam

Dengan wawancara mendalam ini diharapkan dapat diperoleh bentuk-

bentuk informasi tertentu dari semua informal dengan susunan kata dan urutan

yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan. Metode ini memungkinkan

pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan

lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai

fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.

Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri

atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.

Langkah-langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data


dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) menetapkan kepada siapa wawancara itu

akan dilakukan, 2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan, 3) membuka alur wawancara dan melangsungkan alur wawancara,

4) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya,

5) menuliskan hasil wawancarzzzza kedalam catatan lapangan, 6)

mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.


BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Kami mengajukan 7 pertanyaan yang terdiri dari 4 pilihan ganda dan 3 essai
kepada 40 responden. Media online yang kami gunakan untuk wawancara
tertulis ini adalah melalui platform google form. Setelah wawancara dilakukan,
berikut hasilnya :

Pertanyaan 1 :

Apakah anda tahu apa itu Iptek?

Opsi a : ya

Opsi b : tidak

Hasil : 40 responden menjawab opsi a

Pertanyaan 2 :

Perkembangan Iptek sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari

Opsi a : setuju

Opsi b : tidak setuju

Opsi c : lainnya
Hasil : 39 responden menjawab opsi a, 1 responden menjawab lainnya (sangat
setuju)

Pertanyaan 3 :

Di sisi lain, Perkembangan Iptek menimbulkan dampak negatif

Opsi a : setuju

Opsi b : tidak setuju

Hasil : 40 responden menjawab opsi a

Pertanyaan 4 :

Apakah anda tahu apa itu Kenakalan Remaja?

Opsi a : Ya

Opsi b : Tidak

Hasil : 40 responden menjawab opsi a

Pertanyaan 5 :

Apakah perkembangan Iptek berpengaruh pada kenakalan remaja? dan


sebutkan alasannya

Hasil :

Rata rata jawaban dari 40 responden menjawab berpengaruh

Pertanyaan 6 :

sebutkan pengaruh perkembangan iptek pada kenakalan remaja yang kalian


tau. contoh : kecanduan gadget atau cyber relational addiction
Hasil :

- 16 dari 40 responden menjawab cyber bullying


- 14 dari 40 responden menjawab pornografi
- 7 dari 40 responden menjawab game online
- 3 dari 40 responden menjawab hoax, rasis, hedonism.
-

Pertanyaan 7 :

Menurut anda Apa solusi yang tepat untuk mengatasi pengaruh perkembangan
tersebut?

Hasil :

Dari 40 jawaban responden, rata-rata solusinya adalah diperlukan bimbingan


dari orang terdekat seperti orangtua, guru, dan keluarga. Selain itu juga harus
sadar diri dan membatasi penggunaan gadget.

B. ANALISIS/PEMBAHASAN
pada dasarnya
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

Masa remaja memang rentan akan kenakalan remaja. Karena pada usia
remaja, anak masih dalam keadaan labil dan remaja dihadapi dengan pilihan-
pilihan yang akan menentukan dirinya ke depan, apakah kea rah yang positif
atau kea rah negative. Dampak perkembangan IPTEK terhadap kenakalan
remaja sebagaimana yang telah diteliti dari responden yang telah melakukan
wawancara, ilmu pengetahun dan teknologi mempunyai pengaruh besar
terhadap kenakalan remaja, dimana budaya asing yang mudah masuk melalui
teknologi dan merusak moralitas bangsa Indonesia, kecanduan gadget, akses
yang sangat mudah untuk mencari sesuatu hingga berujung pada
pornografi,cyber bullying hingga tawuran antar remaja.

B. Saran
1. Remaja sebagai generasi penerus bangsa, harus menyikapi
perkembangan IPTEK dengan baik. Dengan cara harus menyesuaikan
dalam penggunaan teknologi seperti gadget, agar tidak
menyalahgunakan dalam penggunaannya. Dengan cara menghindari
konten-konten yang tidak perlu dibuka, harus tahu waktu dalam
menggunakan gadget, menggunakan waktu luang dengan bermain
dengan teman-teman agar terhindar dari dampak negative teknologi.
2. Agar anak remaja memiliki moral yang baik dan terhindar dari
kenakalan remaja, maka perlu adanya kerja sama yang baik antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena sebaik apapun pendidikan
moral dari keluarga, kalua tidak didukung dari sekolah dan lingkungan
masyarakat maka anak remaja akan sulit untuk dapat mengatasi
kenakalan remaja ini.

REFERENSI :

Al-Mighwa, M. (2007). Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi


(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 14. John W. Santrock, Perkembangan Anak edisi
ketujuh jilid dua (Jakarta: Erlangga, 2007) , 140. Pendidikan, 3, 47–48.
http://etheses.iainkediri.ac.id/994/3/932111611-bab2.pdf

chapra,

Ginige, P. (2017). Internet Addiction Disorder. Child and Adolescent Mental Health,
XV(2), 407–432. https://doi.org/10.5772/66966

Hurlock, E. B. 1992. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta : Elangga Khatimah

Jamun, Y. M. (2018). Dampak teknologi terhadap pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan


Kebudayaan Missio, 10(1), 48–52.

Kartini. (n.d.). KAJIAN UMUM TENTANG KENAKALAN REMAJA. 2018, 1, 21–


41.

Mulyani, F., & Haliza, N. (2021). Analisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK),
3(1), 101–109. https://doi.org/10.31004/jpdk.v3i1.1432

Sirupa, T. A., Wantania, J. J. E., & Suparman, E. (2016). Pengetahuan, sikap, dan
perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi. E-CliniC, 4(2), 137–144.
https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14370

Sumara, D; Humaedi, S; Santoso, M. D. (2017). Kenalakan Remaja dan


Penanganannya. Penelitian & PPM, 4(kenkalan remaja), 129–389.

Anda mungkin juga menyukai