Oleh :
MAKALAH
XI IPS 1
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan kelompok yang rentan terlibat dalam penyimpangan perilaku. Hal ini
kurang lebih dikarenakan usia remaja yang merupakan usia pencarian jati diri dan mudah
terpengaruh. Kenakalan remaja merupakan gejala umum, khususnya terjadi di kota-kota
besar yangkehidupannya diwarnai dengan adanya persaingan-persaingan dalam memenuhi
kebutuhan hidup, baik yang dilakukan secara sehat maupun secara tidak sehat. Persaingan-
persaingan tersebut terjadi dalam segala aspek kehidupan khususnya kesempatan
memperoleh pendidikan dan pekerjaan. Betapa kompleksnya kehidupan tersebut
memungkinkan terjadinya kenakalan remaja. Penyebab kenakalan remaja sangatlah
kompleks, baik yang berasal dari dalam diri remaja tersebut, maupun penyebab yang berasal
dari lingkungan, lebih-lebih dalam era globalisasi ini pengaruh lingkunganakan lebih terasa.
Pemahaman terhadap penyebab kenakalan remaja mempermudah upaya-upaya yang harus
dilakukan untuk mengatasinya. Sesungguhnya masalah kenakalan remaja ini merupakan
tanggung jawab kita semua sebagai warga negara demi kebaikan generasi muda yang kelak
akan menentukan nasib bangsa ini.
Kartono (ilmuan Sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa
inggrisnya dikenal dengan istilah Juvenile Delinquency merupakan gejala patologis sosial
pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaikan
sosial.akibatnya,mengembangkan bentuk prilaku menyimpang.
Perilaku 'nakal' remaja dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal :
· Faktor internal
Faktor internal yakni faktor penyebab yang berasal dari remaja yang bersangkutan itu sendiri.
Faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja umumnya terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
Periode SMP dan SMA merupakan periode dimana seorang remaja mempunyai
keinginan yang sangat besar tehadap hal – hal berbau seksualitas. Apabila mereka tidak
mendapatkan pendidikan seks yang baik mereka akan mencari dengan cara mereka
sendiri. Hal ini mendorong mereka untuk berbuat nakal.
· Faktor eksternal Faktor eksternal yakni faktor penyebab kenakalan yang berasal dari
luar remaja yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Keluarga.
2. Lemahnya pengawasan guru terhadap perilaku para murid. Hal ini bisa terjadi karena
masih banyak guru yang kurang mengerti teknologi. Akibatnya mereka tidak dapat
mencegah terjadinya jenis kenakalan – kenakalan modern seperti penyalahgunaan
teknologi dalam maraknya situs porno dikalangan siswa.
3. Lingkungan yang tidak baik masa remaja sering disebut sebagai masa pencarian jati
diri.Pada masa ini remaja umumnya menjalin relasi dengan teman-teman sebaya yang
bisa membuat mereka merasa nyaman. Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya
diluar rumah bersama teman-teman sebayanya daripada bersama orang tua dan keluarga.
Oleh karena itu.jika remaja berteman dengan orang-orang yang kurang baik ,mereka akan
sangat rentan terbawa arus menjadi nakal.
4. Pendidikan agama pada sistem pendidikan kurang memadai.
selesaikan sendiri 4. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang
normal.
5. Anak sering berbohong.
6. Anak suka menyakiti teman-temannya.
rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan dirumah sakit untuk orang yang mendirita
sakit berat (misalkan kanker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-
orang yang akan menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga menimbulkan efek
kalangan remaja ingin menggunakan narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit.
Adiksi adalah keracunan obat yang bersifat kronik atau periodik sehingga penderita
kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya sendiri
dan masyarakat. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu
atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD (Lasergic Adid
Diethy Lamide) dan tembakau jika disalahgunakan akan menimbulkan adiksi.
3) Perkelahian Pelajar
Perkelahian antar pelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para
pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar seperti OSIS, Palang
Merah Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting dalam pembentukan sikap dan
tingkah laku para pelajar. Organisasi pelajar dapat mengemkembangkan kreativitas dan
efektivitas kaum pelajar. Apabila terjadi masalah, pelajar terlatih untuk
menyelesaikannya dengan musyawarah atau jalur hukum, bukan menggunakan kekuatan
fisik.
7). Membentuk kelompok atau geng dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan,
seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal, geng motor.
Dalam kelompok tersebut para remaja nakal melakukan tindakan yang tercela yang
mengarah pada perbuatan anarkis dan mengganggu masyarakat.
8). Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: memakai
rok mini, youcansee, mamakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya,
sehingga dipandang kurang sopan di mata lingkunganya dan dapat memicu orang lain
untuk berbuat kejahatan yang akhirnya membahayakan diri remaja yang bersangkutan.
Di samping contoh yang dikemukakan di atas , masih banyak bentuk kenakalan remaja.
Misalnya minum-minuman keras, membolos sekolah, berbohong, keluyuran, aksi coret-
coret di tembok atau pagar, dan sebagainya
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja dididik untuk pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi
masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan
masalah kenakalan dapat terbagi ke dalam :
A. Tindakan Preventif
Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan diri dengan
baik sehingga keseimbangan diri akan dicapai dimana tercipta hubungan yang serasi
antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
mereka pada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan
dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan mereka masing-masing.
Akan tetapi kita tidak dapat mempersalahkan kemajuan teknologi sepenuhnya sebagai
penyebab maraknya kenakalan remaja yang berkembang menjadi tindak kriminal. Banyak
faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kuat seorang remaja terlibat kenakalan remaja.
Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari diri remaja itu sendiri, yakni faktor pubertas,
krisis identitas, ketidakmampuan mengontrol diri, dan juga faktor dari luar, yakni karena
keluarga, lemahnya pengawasan guru, dan faktor yang paling penting adalah kurangnya
pendidikan agama dan moral, baik di lingkungan keluarga, maupun di lingkungan luar,
seperti lingkungan sekolah .
3.2 Saran
Masalah kenakalan remaja sesungguhnya merupakan tanggung jawab kita semua khususnya
sebagai masyarakat Indonesia.. Kita hendaknya turut melakukan upaya-upaya untuk
menghindarkan mereka dari perbuatan yang tidak pantas mereka lakukan. Upaya-upaya
tersebut dapat bersifat preventif, represif, dan kuratif. Tanggung jawab terhadap kenakalan
remaja terletak pada orangtua, sekolah, dan masyarakat, khususnya para pendidik baik yang
ada di keluarga (orangtua), sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para
pendidik di masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat.