Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penulisan pembuatan makalah yang berjudul “KENAKALAN REMAJA SEKARANG”
karena materi sangat bersangkutan dengan materi Sosiologi yang menjadi dasar pembuatan
makalah ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku menyimpang banyak terjadi di masyarakat luas,
terutama para pelajar.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengatuhi terjadinya penyimpangan yang akan di
jabarkan penulis dan di perjelas penulis dalam makalah ini.
Melalui tulisan ini, penulis ingin menjabarkan sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang
dan akan memperjelasnya.

1.2 Pembatasan Masalah


1.1.2 Rumusan Masalah
1.2.2.1 Apa saja sebab-sebab terjadinya kenakalan remaja sekarang?
1.2.2.2 bagaimana caranya menangani kenakalan remaja kini?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Menyabutkan sebab-sebab terjadinya kenakalan remaja kini.
1.3.2 Mebahas metode atau cara menangani kenakalan remaja kini.
1.3.3 Dan yang terpenting, menghindarkan kenakalan akrab dengan remaja
kini.
1.4 Metode Pengumpulan Data

1.4.1 Studi Pustaka


Penulis membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan objek penulisan.
1.4.2 Interview
Mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber
1.5 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini memuat
1.5.1 Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
1.5.2 Bab II Pembahasan
Bab ini mengungkapkan pembahasan masalah yang bersumber pada data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Bagian ini dapat dipecah-pecah menjadi beberapa subbab
berdasarkan topik-topik tertentu.
1.5.3 Bab III kesimpulan

BAB II
PEMBAHASAN

Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak
dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu
mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah
lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari
masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah
kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi
yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam
mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak
negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat.

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di
Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya
dapat menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif
bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja.

Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pernikahan usia remaja

2. Sex pra nikah dan Kehamilan tidak dinginkan

3. Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja

4. MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena


komplikasi kehamilan dan persalinan

5. HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70%
remaja

6. Miras dan Narkoba.

Adapun Hasil Penelitian BNN bekerja sama dengan UI menunjukkan :

1. Jumlah penyalahguna narkoba sebesar 1,5% dari populasi atau 3,2 juta orang, terdiri
dari 69% kelompok teratur pakai dan 31% kelompok pecandu dengan proporsi laki-laki
sebesar 79%, perempuan 21%.

2. Kelompok teratur pakai terdiri dari penyalahguna ganja 71%, shabu 50%, ekstasi 42%
dan obat penenang 22%.

3. Kelompok pecandu terdiri dari penyalahguna ganja 75%, heroin / putaw 62%, shabu
57%, ekstasi 34% dan obat penenang 25%.

4. Penyalahguna Narkoba Dengan Suntikan (IDU) sebesar 56% (572.000 orang) dengan
kisaran 515.000 sampai 630.000 orang.

5. Beban ekonomi terbesar adalah untuk pembelian / konsumsi narkoba yaitu sebesar Rp.
11,3 triliun.

6. Angka kematian (Mortality) pecandu 15.00 orang meninggal dalam 1 tahun.

Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana mungkin anak remaja yang masih
muda, polos, energik, potensial yang menjadi harapan orangtua, masyarakat dan bangsanya
dapat terjerumus dalam limbah kenistaan, sungguh sangat disayangkan. Tanpa disadari pada
saat ini, di luar sana anak-anak remaja kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras,
seks bebas, aborsi dan kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut diprediksikan
akan terus menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di permukaan namun jika
ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus kasus yang cukup mengejutkan.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani
proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-
kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan
remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma
dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun
trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa
rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi,
bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari
perilakunya tersebut.

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-
teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan
orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya.
Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga
memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk
menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.

Demikianlah kenyataan yang ada saat ini, ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi
para orangtua, masyarakat, yang memiliki anak remaja, atau anak yang akan menuju remaja
untuk dapat mencari strategi yang baik untuk melindungi anak remaja mereka dari kenakalan-
kenakalan remaja yang dapat merusak masa depan mereka. Semoga ini bisa menjadi bahan
perenungan untuk kita semua, para penentu kebijakan, para orang tua, masyarakat, maupun
remaja.

Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi
tugas-tugas tersebut, yaitu :
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi
di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan
nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.

Remaja masa kini banyak sekali tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari
perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya
masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang
mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja.
Menurut hemat saya, tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang
menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa
remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari segi lingkungan)
Faktor lingkungan merupakan peran untama dalam membantu masa remaja untuk
menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan
munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi
Masyarakat (lingkungan social).
1. Keluarga (rumah tangga)
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam
lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk
mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku
menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat
atau harmonis (sakinah).
2. Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang
pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku
menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi
pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan
Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku
anak di sekolah.
3. Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang
kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat
misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan
kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara
lain:
Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)

1. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
2. Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
3. Pengangguran
4. Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
5. Wanita tuna susila (wts)
6. Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis
dan kekerasan
7. Perumahan kumuh dan padat
8. Pencemaran lingkungan
9. Tindak kekerasan dan kriminalitas
10. Kesenjangan sosial

Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)

1. Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya


2. Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
3. Kebut-kebutan
4. Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
5. Perkosaan
6. Pembunuhan
7. Tindak kekerasan lainnya
8. Pengrusakan
9. Coret-coret dan lain sebagainya

Kondisi psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi
terjadinya kenakalan remaja.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan
dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian
khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-
pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-
bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Demikian sedikit
paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja, semoga kenakalan remaja di
negeri ini berkurang.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
Kurangnya kasih sayang orang tua. Kurangnya pengawasan dari orang tua. Pergaulan
dengan teman yang tidak sebaya. Peran dari perkembangan iptek yang berdampak
negatif. Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah. Dasar-dasar agama yang
kurang Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya Kebasan yang berlebihan
Masalah yang dipendam Berikut ini adalah tips untuk mengatasi dan mencegah
kenakalan remaja, yaitu: Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal
apapun. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita
boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila
menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai
orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia
terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Biarkanlah dia bergaul dengan
teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya.
Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak
sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa
gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani. Pengawasan yang perlu
dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang
dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan
iman kepercayaannya. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih
positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia
mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan
melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya. Anda sebagai
orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk
anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi
masalah.

Anda mungkin juga menyukai