Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


kesempatan dan kesadaran,karena kami dapat menyelesaikan masalah
ini pada waktu yang telah ditentukan dan makalah ini sebagai salah
satu tugas sekolah yang berjudul ‘KENAKALAN REMAJA’

Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini
banyak sekali yang terjadi pada diri remaja, seperti narkoba dan genk
motor. Hal ini merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.

Penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,Sehingga kami


mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.

Kami mengucapkan Terimakasih pada semua pihak yang terkait dalam


proses pembuatan makalah ini,sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang


remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun
ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui
banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah
yang disebut sebagai kenakalan remaja.

Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi


masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah
kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius
dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam
menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Kenakalan Remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan)


yang melanggar nilai dan norma social serta mengganggu ketertiban
umum.Perilaku ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku sendiri
dan masyarakat.

Perbuatan atau perilaku remaja yang menyimpang dari norma-norma


masyarakat, maka perbuatan atau perilaku remaja tersebut termasuk
dalam kenakalan remaja, beliau mengatakan bahwa juvenile
delinquency (kenakalan remaja) bukan hanya perbuatan anak yang
melawan hukum semata, akan tetapi juga termasuk didalamnya
perbuatan yang melanggar norma Masyarakat. Dewasa ini sering terjadi
seorang anak digolongkan sebagai delinquent jika pada anak tersebut
tampak adanya kecenderungan- kecenderungan anti sosial yang sangat
memuncak sehingga perbuatan- perbuatan tersebut menimbulkan
gangguan-gangguan terhadap keamanan ketertiban masyarakat.
Misalnya pencurian, pembunuhan, penganiayaan, judi , minumam,
pemerasan, penipuan, penggelapan dan gelandangan serta perbutan-
perbuatan lain yang dilakukan oleh anak remaja yang meresahkan
masyarakat.
B.LATAR BELAKANG

Kenakalan remaja di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan


halhal yang lebih distruktif dan meresahkan kehidupan masyarakat baik
dalam lingkup kecil maupun luas. Masyarakat dikejutkan dengan
berbagai kabar berita tentang terjadinya tindak kriminalitas yang
dilakukan anak dibawah umur, mabuk-mabukan, bahkan dengan hal-
hal yang kurang wajar.Kenakalan remaja di Indonesia juga diwarnai
dengan banyaknya remaja yang mengkonsumsi narkoba, hamil diluar
nikah, dan bahkan kecelakaan yang didominasi oleh remaja.

Remaja yang kebut-kebutan dijalanan akan sangat mengganggu


keamanan lalu lintas dan membahayakan diri sendiri serta orang lain. Di
lihat dari angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada periode Januari
– Mei 2017, sudah terjadi 37.204 kecelakaan lalu lintas. Jika dirinci
berdasarkan rentang usia, remaja merupakan korban yang paling
banyak khususnya di umur 15-24 tahun tercatat 17 ribu lebih.
Kecelakaan lalu lintas ini juga menyebabkan kematian yang tidak
diinginkan.

Kenakalan remaja yang menimbulkan korban materi seperti perusakan,


pencurian, pencopetan, pemerasan. Kenakalan sosial yang tidak
menimbulkan korban dipihak orang lain seperti pelacuran,
penyalahgunaan obat. Dan kenakalan yang melawan status seperti
mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos,
mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau
membantah perintah orang tua.

Perilaku membolos yang dilakukan siswa disekolah termasuk wujud


perilaku kenakalan remaja yang dilakukan oleh seorang pelajar yang
berada pada jam sekolah. Pelajar yang membolos akan bersembunyi
ditempat-tempat terpencil 3 sambil melakukan percobaan-percobaan
yang dapat merugikan dirinya sendiri dan bagi masyarakat, seperti
kebut-kebutan dijalanan, tindakan kriminal, perkelahian, pemerkosaan,
penyalahgunaan narkoba, minum alkohol dan tindak-asusila lainnya.

C.FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA

Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab


terjadinya kenakalan remaja antara lain:

1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan


pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan
ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik
batin sendiri

2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak


terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur
dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya

3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang


sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan
disiplin dan kontrol-diri yang baik.

Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan
seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja
sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan
faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.Teori yang berkaitan
dengan kenakalan remaja adalah Teori Biologis,Teori Psikogenis,Teori
Sosiogenis,Teori Subkultural Delikuensi dan Mazhab Spiritualis dengan
Teori Non-Religiusitas.
D. Teori Kenakalan Remaja

Perilaku jahat anak merupakan gejala penyimpangan dan patologis


secara sosial itu juga dapat dikelompokkan dlam satu kelas defektif
secara sosial, dan mempunyai sebab-musabab yang majemuk, jadi
sifatnya multi-kausal. Ada beberapa penggolongan teori mengenai
sebab terjadinya perilaku jahat meliputi:

1. Teori Biologis
Tingkah-laku sosiopatik atau delinkuen pada anak-anak dan remaja
dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah
seseorang, juga dapat cacat jasmaniah yang dibawa sejak lahir.
Kejadian ini berlangsung:

a) Melalui gen atau plasma pembawa sifat dalam keturunan, atau


melalui kombinasi gen; dapat juga disebabkan oleh tidak adanya
gen tertentu, yang semuanya bisa memunculkan penyimpangan
tingkah-laku, dan anak-anak menjadi delinkuen secara potensial.
b) Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa
(abnormal), sehingga membuahkan tingkah-laku delinkeuen. 13
Kartini Kartono, Patologi 2 Kenakalan Remaja, 25-31.
c) Melalui pewarisan kelemahan konstitusional jasmaniah tertentu
yang menimbulkan tingkah-laku dekinkuen atau sosiopatik.
Misalnya cacat jasmaniah bawaan brachydactylisme (berjari-jari
pendek) dan diabetes insipidius (sejenis penyakit gula) itu erat
berkolerasi dengan sifat-sifat kriminal serta penyakit mental.

2. Teori Psikogenis
Teori ini menekankan sebab-sebab tingkah-laku delinkuen anak-anak
dari aspek psikologis atau isi kejiwaannya. Antara lain faktor inteligensi,
ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah, fantasi, rasionalisasi,
internalisasi diri yang keliru, konflik batin, emosi yang kontroversial,
kecenderungan psikopatologis, dan lainlain. Argumen sentral teori ini
ialah sebagai berikut: delinkuen merupakan “bentuk penyelesaian”
atau kompensasi dari masalah psikologis dan konflik batin dalam
menanggapi stimuli eksternal/sosial dan pola-pola hidup keluarga yang
patologis. Anakanak delikuen itu melakukan banyak kejahatan didorong
oleh konflik batin sendiri. Karena itu kejahatan mereka pada umumnya
berkaitan erat dengan tempramen, konstitusi kejiwaan yang galau
semrawut, konflik batin dan frustasi yang akhirnya ditampilkan secara
spontan keluar. Ringkasnya, delinkuensi atau kejahatan anak-anak
merupakan reaksi terhadap masalah psikis anak remaja itu sendiri

3. Teori Sosiogenis
Para sosiolog berpendapat penyebab tingkah-laku delinkuen pada
anak-anak remaja ini adalah murni sosiologis atau sosialpsikologi
sifatnya. Misalnya disebabkan oleh pengaruh struktur sosial yang
deviatif, tekanan kelompok, peranan sosial, status sosial atau oleh
internalisasi simbolis yang keliru. Maka faktor-faktor kulturan dan sosial
itu sangat mempengaruhi, bahkan mendominasi struktur lembaga-
lembaga sosial dan peranan sosial setiap individu ditengah masyarakat,
status individu ditengah kelompoknya partisipasi sosial, dan
pendefinisiaan-diri atau konsep-dirinya.

4. Teori Subkultur Delinkuensi


Tiga teori yang terdahulu (biologis, psikogenis dan sosiogenis) sangat
populer sampai tahun-tahun 50-an. Sejak 1950 keatas banyak terdapat
perhatian pada aktivitas-aktivitas gang yang terorganisasi dengan
subkultur-subkulturnya. Adapun sebabnya ialah:

a) Bertambahnya dengan cepat jumlah kejahatan, dan meningkatnya


kualitas kekerasaan serta kekejaman yang dilakukan oleh
anakanak remaja yang memiliki subkultur delinkuen.
b) Meningkatnya jumlah kriminalitas mengakibatkan sangat
besarnya kerugian dan kerusakan secara universal, terutama
terdapat dinegara-negara industri yang sudah maju, disebabkan
oleh meluasnya kejahatan anak-anak remaja

5. Mazhab Spiritualis dengan Teori Non-Religiusitas


Setiap Agama yang mempunyai keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa
itu selalu mengutamakan sifat-sifat kebaikan dan kebajikan, da dengan
sendirinya menjahui kejahatan serta kemunafikan.

Agama juga membukakan hati manusia kepada pengertian-pengertian


cinta kepada sesama manusia, dn melarang orang melakukan
kejahatan. Orang yang tidak beragama dan tidak percaya kepada nilai-
nilai keagamaan pada umumnya sangat egoistis, sangat sombong dan
mempunyai harga diri berlebihan.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN :

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari


norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya.Faktor yang melatar belakangi terjadinya remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang
tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari
lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan
dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan


berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan
masyarakat. Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat
dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan
kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja
dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
 Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan
 Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama
 Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
 Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja
harus bergaul,
 Remaja membentuk ketahanan diri

 Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri


bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
 Adanya motivasi dari Keluarga,Guru,Teman sebaya untuk
melakukan poin pertama.
 Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif.
 Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana
remaja harus bergaul.
 Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai
dengan harapan.

SARAN :

Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah


tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa.
Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi
kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman)
sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah airnya.

Kegagalan mencapai identitas


peran

Anda mungkin juga menyukai