Anda di halaman 1dari 5

Judul : Kasus-Kasus Kenakalan Remaja

Semakin Meningkat Di Bidang Pendidikan

ABSTRAK
Kenakalan remaja adalah semua yang menyimpang dari norma hukum dan norma agama
yang di lakukan oleh remaja. Prilaku tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi dirinya
sendiri dan orang lain di sekitarnya. Para ahli menyatakan bahwa usia remaja adalah meraka
yang berumur 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-
kanak,namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.

Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih harus di perhatikan oleh
orang tua karena anak yang sudah mencapai usia remaja pasti melakukan sebuah kenakalan
di sebabkan salah pergaulan. Oleh karena itu peran orang tua sangat di perlukan saat anak-
anak menginjak masa remaja dengan cara mendidik seorang anak remaja sangat memerlukan
penanaman nilai-nilai agama dan norma yang di berikan sejak dini dapat mempengaruhi
sikap, memantau perbuatan anak apa yang di lakukannya baik atau buruk kah apa yang di
lakukannya dam memberikan nasehat jika di melakukan kesalahan sehingga mereka tidak
mengulanginya lagi.

Ada beberapa faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
Biasanya penyebabnya berawal dari berteman dengan teman yang membawa dampak buruk.
Karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja yang mudah terpengaruh oleh
lingkungan. Faktor penyebab terjermusnya anak ke dalam pergaulan bebas karena kurangnya
agama yang membentang dalam pikiran dan jiwa anak tersebut.

PENDAHULUAN
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalini
proses-proses perkembangan jiwa yang baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-
kanak. Masa remaja dan masa kanak-kanak berlangsung sangatlah singkat, dengan
perkembangan fisik,,psikis, dan emosi yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa
kanak-kanan maupun masa remaja sehingga menyebabkan penyimpangan sosial karena salah
pergaulan. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang
tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali didapati
bahwa ada yang trauma dalam masa lalunya karena pernah di bully dan di ejek, pernah di
kasari seperti di pukul, didorong,dan ditendang. Sehingga anak yang menjadi korban tersebut
mengalami kerusakan mental,ketakutan, dan mengalami stres yang bisa menyebabkan
terjadinya bunuh diri.

Kenakalan remaja dapat di kategorikan kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif


perilaku menyimpang masalah sosial yang terjadi karena terdapat penyimpangan prilaku dari
berbagai aturan-aturan yang berlaku di norma sosial, norma agama, dan norma hukum.
Prilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah yang dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa seseorang yang melakukan sesuatu sesuai dengan norma-norma
yang berlaku berarti tidak menyimpang sedangakan sesorang yang melakukan sesuatu tidak
sesuia dengan norma-norma berarti telah menyimpang.

Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu di bedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak sengaja di lakukan dan yang disengaja. Diantaranya seorang remaja
yang tidak sengaja melakukan di karenakan pelaku kurang mengetaahui aturan-aturan yang
ada. Sedangkan ada prilaku menyimpang yang sengaja di lakukan oleh seorang remaja bukan
karena dia menyimpang Cuma saja, dia ingin di beri perhatian lebih oleh orang yang ada di
sekitarnya.

Hal yang relevan untuk mengetahui bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seorang
melakukan penyimpangan, sedangakan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan yang
berlaku. Hal ini di sebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pernah mengalami
doronngan untuk melakukan pelanggaran pada situasi tertentu, tetapi mengappa pada
kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan untuk melakukan penyimpangan, di sebabkan
orang yang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk
melakukan penyimpangan tersebut.

Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “kenakalan remaja” bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,perilaku akan didentifikasi sebagai
masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial.

METODE

Kajian ini menggunakan metode literature yang bersifat deskriptif- analitisi. Menurut
(Sugiono:2009’’;29) deskriptif analitis merupakan metode yang mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah dikumpulkan
apa adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Sedangkan menurut Burhan Bungin (2008)’’metode literatur merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam metodelogi penelitian sosial untuk menelusuri rekam peristiwa’’.
Literatur yang digunakan pada kajian ini bersumber dari artikel, buku, dan jurnal online yang
membahas mengenai judul di atas.
PEMBAHASAN

Fenomena kenakalan remaja di Indonesia sangat memprihatinkan memiliki beragam


bentuk misalnya terlambat masuk sekolah, membolos, merokok, perkelahian antar siswa,
mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah, berpacaran, berkomunikasi kurang sopan
dengan guru, merusak fasilitas sekolah, pemerasan, geng motor, dan ikut kelompok “punk”,
hingga kasus pencurian yang dilakukan oleh siswa. Berbagai bentuk kenakalan remaja
tersebut ada yang dilakukan di lingkungan sekolah, namun juga terjadi di luar sekolah.
Kenakalan remaja yang dilakukan di lingkungan sekolah, guru BK dan pimpinan sekolah
mencoba untuk menyelesaikan dengan melibatkan orang tua siswa. Hal ini dilakukan agar
terjadi pembelajaran bagi berbagai pihak dari permasalahan yang dilakukan oleh siswa. Guru
BK berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan atau kasus kenakalan remaja yang
terjadi di lingkungan sekolah.

Hal tersebut ditandai bahwa pernah terjadi kasus pengeroyokan siswa di sekolah hingga
melibatkan pihak kepolisian. Guru BK dan pihak yang terlibat mencoba untuk menyelesaikan
kasus tersebut secara kekeluargaan dengan kegiatan konferensi kasus. Namun pihak
kepolisian tetap akan membawa pelaku pengeroyokan dalam hal ini siswa ke kantor polisi
untuk diminta keterangan. Guru BK mencoba untuk mendampingi siswa yang menjadi pelaku
pengeroyokan. Kasus tersebut belum bisa diselesaikan secara hukum, karena pelaku masih
dibawah umur, namun pihak kepolisian berupaya untuk memberikan efek jera dengan
memberikan sanksi yang bersifat mendidik untuk bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan. Sanksi yang diberikan yaitu berupa wajib mengikuti kegiatan apel dan wajib
lapor pagi selama seminggu, menanggung biaya pengobatan korban dan membuat surat
pernyataan diketahui oleh orang tua siswa.

Upaya pendampingan dilakukan oleh guru BK dengan memonitoring siswanya di kantor


kepolisian. Mayoritas bentuk kenakalan remaja yang dilakukan dalam format kelompok, dan
jarang siswa melakukan kenakalan remaja dalam format individu. Hal ini sesuai dengan
karakteristik remaja yang suka berkelompok dan lebih percaya diri dan berani bila ada di
dalam kelompok tertentu. Tahap remaja yang berbeda dengan tahap sebelumnya membuat
individu harus menyesuaikan diri dan menerima perubahan ini dengan sikap yang tepat.
Menurut Oswalt (2010) keterlibatan dalam hubungan sosial masa remaja lebih mendalam dan
secara emosional lebih intim dibanding masa kanak-kanak. Komunitas kelompok remaja
sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja di dalamnya. Beberapa bentuk kenakalan
remaja memang terdapat faktor dari dalam diri (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor dari
dalam diri ini berkaitan dengan karakteristik masa remaja dan kepribadian masing-masing
remaja dalam menyikapi setiap permasalahan yang muncul. Karakter masa remaja yang
masih mencari identitas diri dengan mencoba-coba sesuatu hal yang baru yang terkadang
menjadi penyebab munculnya masalah. Rasa ingin tahu yang tinggi dan mencoba untuk
mempraktekkan peran dari orang dewasa menjadi ciri khas masa remaja. Hal ini apabila tidak
disertai dengan kontrol dari lingkungan sekitar maka akan mengakibatkan remaja yang
berperilaku menyimpang. Satu sisi siswa ingin menunjukkan kemandirian dan eksistensinya
sebagai individu, namun terkadang siswa belum sepenuhnya mampu mengarahkan diri sesuai
dengan kepribadiannya serta berperilaku sesuai nilai dan norma di masyarakat.
KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kenakalan remaja di Indonesia beresiko


mengarah kepada tindak kriminal, hal ini ditandai dengan beberapa pelanggaran hukum yang
dijumpai di sekolah, misalkan pencurian, mengendarai kendaraan bermotor tanpa surat dan
dengan membahayakan pengendara lain, perkelahian antar siswa, ikut “geng” motor. Faktor
yang menyebabkan tindak kenakalan remaja banyak dilatar belakangi oleh keluarga yang
kurang perhatian terhadap anaknya dan lingkungan masyarakat yang cenderung acuh
terhadap sikap dan aksi kenakalan remaja. Maka hal yang perlu diperhatikan dalam
mensikapi aksi kenakalan remaja adalah peran serta keluarga dan masyarakat dalam
memberikan kontrol bagi perkembangan perilaku remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, M. A. (2019). Studi Kasus Kenakalan Remaja Tingkat Sekolah Sma Di Kota
Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 93-95.

Setiawan Farid, Dkk (2021). Kebijakan Pendidikan Karakter Dalam Meminimalisir


Kenakalan Remaja. Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan, 63-64.

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318571/pengabdian/Microsoft+Word+-
+KENAKALAN+REMAJA_PENYEBAB+DAN+SOLUSI_.pdf

https://www.scribd.com/document/349566856/Artikel-Kenakalan-Remaja

https://www.scribd.com/document/375026814/Artikel-Kenakalan-Remaja

Anda mungkin juga menyukai