Anda di halaman 1dari 7

KENAKALAN PADA PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Raihan Noer Muhammad Alfath


raihanrnma@gmail.com
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK
Anak pada usia remaja sebagai generasi penerus harus memiliki karakter yang dapat dibanggakan dan
menjadi panutan bagi generasi selanjutnya. Namun, saat ini tidak sedikit remaja pelajar yang ada di
Indonesia melakukan hal-hal negatif, seperti bolos sekolah, terlibat tawuran, narkoba, bahkan
pelecehan seksual. Selain merugikan diri sendiri, perilaku buruk seperti itu juga tentunya dapat
merugikan masyarakat. Semua pihak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, harus bekerja sama
untuk mencari solusi untuk mencegah maraknya kenakalan pada remaja. Salah satu yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan karakter di keluarga dan sekolah yang mengajarkan
anak untuk mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya.
Kata kunci: Kenakalan, Karakter, Remaja,

PENDAHULUAN
Terdapat berbagai pengertian terkait dengan kenakalan remaja menurut pandangan berbagai
ahli. Kenakalan remaja dapat ditinjau dari sudut etimologis yang berasal dari kata juvenile
delinquency (bahasa Latin). Juvenile berasal dari bahasa Latin yaitu juvenilis, yang berarti anak-anak
atau anak muda. Sedangkan delinquency berasal dari bahasa Latin delinquere, yang berarti terabaikan,
mengabaikan yang kemudian artinya diperluas menjadi jahat, asosial, kriminal, pelanggar aturan,
pembuat ribut, pengacau, peneror, tidak dapat dipebaiki lagi, dan lain-lain. Dari penjelasan pengertian
secara etimologis tersebut maka yang dimaksud dengan Juvenile delinquent adalah kejahatan anak.
Namun pengertian tersebut dapat diinterpretasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap anak
yang menjadi pelakunya, sehingga pengertian secara etimologis tersebut telah mengalami pergeseran
akan tetapi hanya menyangkut aktivitasnya yaitu nilai kejahatan (delinquent) menjadi kenakalan.
Masa remaja merupakan masa-masa yang paling menyenangkan dan akan selalu dikenang,
tetapi juga merupakan suatu masa yang banyak menimbulkan masalah, bagi ramaja yang
mengalaminya maupun bagi lingkungan pada umumnya. Masa ini merupakan masa yang dimana
seseorang tumbuh dan berkembang dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perkembangan tersebut
dapat meliputi perkembangan fisik, terutama yang memiliki hubungan dengan kemasakan organ-
organ seksual dan perkembangan psikososial. Pada masa ini remaja berada pada suatu tahap yang
secara fisik telah dapat berfungsi layaknya sebagai orang dewasa, namun secara mental dan sosial
mereka belum matang (Utomo, 1991, p. 47)
Pada masa remaja identik dengan rasa penasaran yang tinggi pada segala hal, sehingga
banyak remaja yang ingin merasakan sesuatu hal yang baru. Segalanya ingin dirasakan. Walaupun
cukup rumit dan terjadi banyak persoalan pada masa ini, sebagian besar remaja dapat berkembang
menjadi remaja yang normal. Kenormalan ini dapat berupa krisis identitas yang relatif lunak atau
ringan; hubungan dengan keluarga, kelompok bermain, teman sebaya, pemahaman terhadap apa yang
dilihat dari media massa dan sistem pendidikan cukup baik. Remaja-remaja tersebut mempunyai
kepercayaan diri, harga diri, dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah pribadinya. Di
lain sisi terdapat remaja yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dalam keluarga, kelompok
bermain, teman sebaya, pengaruh media masa, hingga proses pendidikan berjalan secara tidak normal.
Berbagai masalah, seperti dalam hal pelanggaran moral atau peraturan yang berlaku serta kriminalitas.
Bila individu tersebut sulit untuk dikendalikan, maka individu itu dapat disebut sebagai remaja yang
nakal.
Dewasa ini, kenakalan remaja menjadi sangat kompleks dan luar biasa perkembangannnya.
Kenakalan remaja layaknya lingkaran setan yang tak akan pernah putus bahkan permasalahannya
semakin rumit seiring dengan perkembangan teknologi dan arus globalisasi. Kemudahan dalam
mengakses informasi dari seluruh dunia merupakan salah satu dampak positif dari perkembangan
teknologi, tetapi apabila hal tersebut tidak didampingi oleh adanya kontrol/pengawasan dan
bimbingan dari orang tua, perkembangan teknologi yang demikian pesatnya akan menjadi racun bagi
para remaja. Pornografi dan kekerasan akan mudah di akses dan dicontoh bagi remaja yang belum
matang dan belum sepenuhnya memahami dan mengerti akan dampak dan resikonya karena remaja
sangat identik dengan coba – coba. Hal inilah yang paling ditakutkan dan dikhawatirkan dalam fase
perkembangan remaja.
Sayangnya, tidak semua orang tua mengetahui bagaimana bersikap terhadap perubahan
anaknya. Banyak orang tua berusaha untuk memahaminya, akan tetapi para orangtua justru
membuat seorang remaja semakin nakal. Misalnya, dengan semakin mengekang kebebasan anak
tanpa memberikannya hak untuk membela diri. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku
anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Sehingga
sering terjadi konflik keluarga, pemberontakan/perlawanan, depresi, dan galau/ resah. Munculnya
tindakan berisiko ini, sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di
sepanjang rentang kehidupannya.
Inilah problem sosial yang terjadi pada beberapa remaja kita sekarang ini, yaitu tingkah laku
atau prilaku menyimpang yang dicap sebagai kenakalan remaja. Adapun penyebab masalah
terjadinya kenakalan remaja diakibatkan dari berbagai macam persoalan, bisa akibat dari kesalahan
orang tua dalam cara mendidik atau orang tua yang terlampau sibuk dengan pekerjaannya sehingga
anak tidak menndapatkan perhatian dan pengawasan dari orang tua, juga dapat dikarenakan oleh tidak
tepatnya saat memilih teman atau lingkungan pergaulan hingga dapat mengakibatkan terjerumusnya
remaja ke dalam pergaulan yang menyimoang ataupun akibat dari indivudunya sendiri karena krisis
identitas.

METODE
Artikel ini disusun menggunakan metode Library research yang sistematis dari berbagai
sumber literatur ilmiah seperti jurnal, textbook, dan artikel yang memiliki keterkaitan dengan
kenakalan pada perkembangan masa remaja. Informasi yang didapatkan dari berbagai sumber yang
kemudian diseleksi agar mendapatkan kajian yang relevan dan sesuai dengan judul.
Dengan metode studi Pustaka, pencarian referensi dilakukan dengan menggunakan google
scholar. Penulis menggunakan kata kunci “Kenakalan Remaja” dengan kata kunci tersebut, penulis
menemukan bahan referensi sebanyak 43,100, dari kata kunci tersebut yang relevan dengan tujuan
penelitian sebanyak 15 referensi yang terdiri dari 13 artikel dan 2 buku.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kenakalan-kenakalan yang terjadi pada
masa remaja, apa saja faktor yang menyebabkan banyak remaja cenderung melakukan penyimpangan,
serta bagaimana cara agar menghindari kenakalan pada perkembangan masa remaja. Masa remaja
merupakan periode penting dalam kehidupan. Sebab pada masa remaja seseorang akan memiliki rasa
penasaran akan semua hal dalam mencari identitas dirinya, sehingga banyak remaja yang terjerumus
dalam pergaulan bebas karena memiliki rasa penasaran dengan berbagai hal yang negatif. Hal
tersebutlah yang menjadi keresahan terhadap remaja sehingga kasus kenakalan ini tidak dapat
dianggap remeh dan harus segera ditindak lebih lanjut.

PEMBAHASAN
Meskipun secara Batasan umur telah ditentukan secara teoritis, namun berdasarkan pada jenis
kelamin, rata-rata laki-laki cenderung mengalami kematangan lebih lambat jika dibandingkan dengan
peremouan, sehingga laki-laki akan mengalami periode awal masa remaja lebih singkat. Akibatnya,
laki-laki tampak lebih kurang matang pada usianya jika dibandingkan dengan perempuan (Hurlock,
1998).
Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus dilalio sebagai harapan dari masyarakat.
Tugas perkembangan pada masa remaja menunut perubahan yang besar dalam sikap dan pola perilaku
pada remaja. Nama ada saatnya tugas-tugas perkembangan tertentu tidak dapat tercapai oleh remaja
sehingga akan berdampak pada penilaian yang kurang menyenangkan dari lingkungan sosialnya yaitu
masih dianggap kurang atau belum matang yang dapat menumbuhkan konsep diri yang kurang
menyenangkan. Disisi lain, tidak tercapainya tugas-tugas perkembangan juga dapat berdampak
terhadap penguasaan tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya menjadi tidak kuat sehingga
individu dapat tertinggal dari kelompok sebayanya dan akan semakain memperkuat penilaian
lingkungan bahwa dirinya masih belum matang. Pada tugas perkembangan remaja, masyarakat
menaruh harapan besar terhadap remaja agar kelak akan menjadi penerus bangsa, mengharapkan serta
mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab secara sosial, dan masayarakat berharap agar
remaja sudah mulai memilih dan mempersiapkan kariernya di masa yang akan datang.
Namun, pada kenyataanya masi banyak ditemukan berbagai permasalahan-permasalahan
yang dialami oleh kalangan remaja. Perkembagan zaman dan teknologi yang semakin canggih pada
saat ini telah memunculkan berbagai problematika dalam masyarakat, terkhusus pada kalangan
remaja. Saat ini, marakanya berita mengenai kenakalan remaja seperti kasus pelecehan seksual,
pemerkosaan, tawuran antar pelajar, narkotika dan obat-obatan, bahkan kriminalitas yang meliibatkan
remaja menjadi berita yang marak terjadi serta banyak dipublikasikan kepada masyarakat
menggunakan madia cetak dan media elektronik.
Kenakalan remaja pada sudah tidak menjadi suatu fenomena yang baru. Kenakalan remaja
telah menapatkan banyak perhatian khusus sejak terbentuknya peradilan anak-anak nakal (Juvenile
court) pada tahun 1899 di Amerika Serikat. Kenakalan remaja semakin lama akan menjadi sebuah
permasalah yang lebih kompleks. Perkembagan teknologi dan arus informasi yang semakin mudah
untuk diakses telah membawa efek negatif yang cukup besar dalam berbagai lapisan masyarakat. Hal
tersebut juga memiliki dampak terhadap banyaknya kasus-kasu kenakalan remaja yang ada di
Indonesia.
Ditinjau dalam segi pengertian, Kartono (2005) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja
sebagai suatu gejala patologis sosial pada masa remaja yang disebabkan dari satu bentuk pengabaian
sosial. Akibat dari pengabaian sosial tersebut, remaja akan mengembangkan perilaku-perilaku yang
menyimpang. Salah satu sosiolog yaitu Hasan (dalam Willis, 2014) mendefinisikan bahwa kenakalan
anak dan remaja merupakan tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat serta
pendapat umum yang dianggap acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku
pada suatu masyarakat yang berkebudayaan.
Sudarsosno (dalam Unayah dan Sabarisman, 2015) menjelaskan bahwa juvenile deliquencyt
sebagai kejahatan anak memiliki dampak negative secara psikologis terhadap anak yang menjadi
sosok pelaku, terutama jika sebutan tersebut secara langsung menjadi semacam trade mark.
Penjelasan lebih lanjutnya, Hasan dan Walgito (dalam Unayah dan Sabarisman, 2015) merincikan
bahwa terdapat pergesaran arti dari juvenile delinquency dalam segi kualitas subyek, yaitu kualitas
anak Ketika akan masuk pada masa remaja. Dalam pengertian kenakalan remaja lebih luas yaitu
kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh remaja yang
bersifat melawan hukum, anti Susila, serta menyalahkan norma-norma yang ada dalam agama.
Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud atas konflik-konflik yang tidak dapat
terselesaikan secara baik atau maksimal pada masa anak-anak maupaun pada masa remaja para
pelakunya. Seringkali didapatkan bahwa terdapat semacam trauma dalam masa lalunya, perlakuan
yang tidak menyenangkan serta tindak kekerasan yang dilakukan oleh lingkungannya, seperti halnya
kondisi ekonomi yang membuat seorang anak merasakan bahwa dirinya rendah. Namun pada
realitanya orang akan langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan
tanpa mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan dan menjadi latar belakang dari
perilakunya tersebut.
Kenakalan remaja dapat dikatakan sebagai salah satu dari permasalahan sosial yang perlu
mendapatkan perhatian lebih lanjut dari semua pihak-pihak yang terkait. Sunawarti (dalam Unayah
dan Sabarisman, 2015) membagi kenakalan tersebut menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1) kenakalan biasa,
seperti senang berkelahi, sering keluyuran, membolos sekolah, lari dari rumah; 2) kenalan yang
menjerumus dalam pelanggaran dan kejahatan seperti mengambil barang milik orang lain; 3)
kenakalan khusus yaitu seperti pergaulan bebas, pencurian, perampokan, berhubungan seks,
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan.
Ditinjau berdasarkan penyebab dari terjadinya kenakalan remaja, Hurlock (1998) menjelaskan
bahwa kenakalan remaja bisa berasal dari kerusakan moral yang berasal dari lingkungan keluarga
yang acuh dan menurunnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi muridnya. Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama dan paling utama dalam mendidik anak. Kenakalan remaja dapat
berumber dari pola asuh dari orang tua itu sendiri atas kurangnya pemahaman orangtua terkait dalam
meletakkan dasar-dasar Pendidikan, ketidakharmonisan yang terjadi dalam lingkungan keluarga
seperti perceraia dan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada sisi lain, lingkungan juga
memberikan keikutsertaan terhadap munculnya kenakalan remaja. Lingkungan sekolah yang tidak
berkualitas dapat menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar terhadap siswanya. Selain itu,
kondisi sekolah yang kurang mendukung seperti sarana dan prasarana yang tidak mendukung, kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia di sekolah yang masih kurang, lokasi sekolah yang terletak pada
daerah yang rawan, manajemen sekolah yang masih belum tertata dengan baik dapat menyebabkan
munculnya kenakalan remaja terhadap siswanya. Sedangkan pada lingkungan masyarakat yang dapat
menimbulkan kenakalan remaja antara lain yaitu kondisi lingkungan sosial yang rawan atau tidak
kondusif, kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama, kurangnya pengawan dalam perilaku remaja,
pengaruh dari luar. pesatnya perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga menyebabkan
mudahnya individu dalam mengakses informasi-informasi dari luar termasuk informasi terkait dengan
budaya dan norma-norma dari luar yang seringkali bertentangan dan dianggap menyimpang dengan
norma-norma yang berlaku pada budaya kita.
Menurut Ayuningtyas (2011) terdapat beberapa hal yang dapatt dilakukan agar dapat
menanggulangi kenakalan remaja yaitu:
1. Usaha pada lingkungan remaja
a. Menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga, terbuka dan terhindar dari kekacauan.
Dengan memiliki kondisi keluarga seperti ini, diharapkan remaja dapat merasa lebih
nyaman berada dirumah dibandingkan keluyuran di luar rumah
b. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan terhadap remaja agar dapat
mengekspresikan pendapat-pendapatnya dalam batas wajar. Dengan cara tesebut
diharapkan remaja dapat memiliki kepercayaan diri dalam menentukan Langkah serta
memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya.
c. Orang tua selalu membagikan pengalaman-pengalamn dan informasi terhadap remaja
sehingga remaja dapat memilih tokoh dan sikap yang cocok untuk dijadikan sebagai
acuan dalam bertingkah laku.
d. Orang tua diharapkan selalu meperhatikan sikap-sikap yang layak dan dapat dicontoh
oleh remaja.
2. Usaha pada lingkungan sekolah
a. Menegakkan sikap disiplin sekolah yang wajar dan dapat diterima oleh para siswa.
Penerapan sikap disiplin yang baik dan wajar diharapkan dapat membentuk karakter
siswa menjadi lebih baik.
b. Pelaksanaan aturan-aturan dengan adil tanpa adanya perbedaan antara satu dengan
yang lain. Peraturan yang berlaku secara adil bagi semua pihak tanpa memandang suku,
ras, dan status sosial.
c. Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar sekolah.
Dengan cara tersebut, masyarakat akan berperan sebagai pengawas dalam mengawasi
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh siswa di luar lingkungan sekolah.
3. Usaha pada lingkungan masyarakat
a. Memberika teguran kepada remaja yang melakukan penyimpangan dan Tindakan-
tindakan yang melanggar norma yang berlaku.
b. Menjadi contoh dan teladan yang baik bagi para remaja yang tinggal di lingkungan
sekitar tempat tinggal.
c. Melakukan kegiatan di lingkungan tempat tinggal dengan melibatkan para remaja agar
dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Kesimpulan
Fenomena kenakalan remaja bukan merupakan hal baru. Banyak faktor yang memperngaruhi

terjadinya kenakalan remaja, baik faktor internal dari dalam diri remaja maupun faktor eksternal dari

lingkungan seperti keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,

dalam menangani kenakalan remaja sebagai problematika sosial diperlukan banyak pihak dari
berbagai multidisipliner. Penanganan ini sangat diperlukan untuk membentuk remaja sebagai

individu yang matang dan berkualitas dan mencetaknya sebagai generasi penerus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Ekowarni, E. (1993). Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi Perkembangan.


Khermarinah, K. (2017). Problematika Kenakalan Pada Kalangan Remaja.
Albanjari, E. S. (2018). Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Masa Transisi.
Asri, D. N. (2018). Kenakalan remaja: suatu problematika sosial di era milenial.
Erdina Indrawati, S. R. (2019). Fungsi Keluarga Dan Self Control Terhadap Kenakalan Remaja.
Idawati, M. (2017). Kenakalan Remaja Dalam Pandangan Islam.
Prasasti, S. (2017). Kenakalan Remaja Dan Faktor Penyebabnya.
Dako, R. T. (2012). Kenakalan Remaja. Kenakalan Remaja.
Suryawan, I. G. (2017). Cegah Kenakalan Remaja Melalui Pendidikan Karakter.
Karlina, L. (2020). Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja.
Sabarisman, N. U. (2015). Fenomena Kenakalan Remaja Dan Kriminalitas.
Adristinindya Citra Nur Utami, S. T. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dan Kenakalan Remaja.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.
Teressa M. Mc Devitt, J. E. (2002). Child Development and Education. Colombos Ohio: Merril
Prentice Hall.
Diananda, A. (2018). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya

Anda mungkin juga menyukai