Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol.

I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

KENAKALAN REMAJA DISEBABKAN HILANGNYA


NILAI-NILAI PERGAULAN

Raudhatul Jannah
Ummynaura78@yahoo.com
Penyuluh Agama Muda Kemenag Kota Banda Aceh

ABSTRAK

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma


dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang dilakukan remaja. Perilaku tersebut
terbentuk dengan sendirinya akibat kebebasan yang mereka dapati dalam pergaulan
yang tumbuh dalam lingkungan pergaulannya, sehingga semua prilaku yang mereka
lakukan menjadi benar menurut mereka sendiri, walaupun pergaulan tersebut
melanggar nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Kenakalan
remaja juga terjadi akibat krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, karena mereka
berdiri bukan pada pondasi pergaulan yang penuh dengan nilai-nilai dan norma
masyarakat, sehingga semua pergaulan yang mereka jalani hanya semata-mata untuk
mencari jati diri atau untuk terpenuhi kepentingan hidup yang mereka jalani. Kenalan
remaja juga tidak terlepas dari kurangnya perhatian orang tua dan minimnya
pemahaman tentang keagamaan, sehingga pengaruh dari lingkungan sekitar dan
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya dan lingkungan mereka
jalani.

Kata Kunci: Kenakalan remaja, nilai-nilai pergaulan

LATAR BELAKANG

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja


tidak dapat lagi dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan seorang dewasa. Seorang remaja sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya sesuai dengan pertumbuhannya, dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba mencoba dengan banyak kesalahan-kesalan yang
sama. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran pada dirinya
serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi pertumbuhannya juga lingkungannya.
Kesalahan yang sering diperbuat para remaja hanya untuk menjaga perasaan dan
kelanggengan persahabatnya dengan teman sebayanya. Hal ini karena semua remaja
memang sama-sama mereka masih dalam masa mencari identitas diri mereka.

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 104
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan dan terganggunya lingkungan


pergaulan, inilah yang sering disebut dengan kenakalan remaja. 51
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa yang perlu bimbingan dan
pengawasan sejak dini, karena kehidupan remaja masa kini menghadapi zaman yang
penuh dengan perobahan dan tantangan serta godaan, apalagi yang berhubungan
dengan gaya dan kebutuhan hidup. Arus kemorosotan moral yang semakin melanda di
kalangan sebagian pemuda dan pemudi, yang lebih terkenal dengan sebutan
kenakalan remaja. Perkara-perkara tersebut telah tersiar di televisi-televisi dan surat
kabar-surat kabar yang selalu membentangkan dan memberitakan tentang perkelahian
sesama pelajar, pelajar membangkan guru pelajar penyebaran narkotika, pemakaian
obat bius, minuman keras, penjambretan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh
anak-anak yang berusia belasan tahun. Meningkatnya kasus-kasus sex bebas yang
menimbulkan kehamilan di kalangan remaja putri, siapa yang berhak untuk
disalahkan dan siapa yang berhak untuk bertanggung jawab.
Kenakalan remaja merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh seluruh
keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya
mendapatkan perhatian yang kusus dan terfokus untuk dapat mengarahkan remaja ke
arah yang lebih baik dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat, yang titik
beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan
remaja.

PEMBAHASAN
Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini sering kita tonton di televisi dan kita membaca dibeberapa media
masa yang selalu memperlihatkan perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri ini.
Remaja yang meniduri teman perempuannya, remaja memperkosa anak gadis
dibawah umur, perkelahian antar sesama pelajar, tawuran antar sekolah,
penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras gaya pergaulannya dan masih
banyak lagi kriminalitas remaja yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral telah
menembus ke seluruh pergaulan di dalam masyarakat, mulai dari anak-anak sampai

51
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir 2003 Ensiklopedi Muslim, Jakarta, Darul Falah Hal. 202

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 105
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

orang dewasa bahkan sampai tingkat orang yang sudah lanjut usia. Namun kerusakan
moral pada tingkat remaja, tidak boleh kita salahkan mereka remaja, akan tetapi
kenakalan remaja merupakan kegagalan yang tidak disadari oleh para orang tua.
Para ahli pendidikan memberi devinisi remaja adalah mereka yang berusia 13-
18 tahun atau sering juga disebut seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun juga tidak dapat untuk dikatakan dewasa, karena labilnya kehidupan dan
pergaulan yang mereka jalani. Mereka berada pada masa transisi dan pencarian jati
diri yang sebenarnya, sehingga sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal
dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai yang hidup pada dirinya dan juga nilai-nilai yang hidup
di dalam masyarakat. Perilaku tersebut dapat merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya. Para ahli mendefinisikan kenakalan remaja sebagai berikut:
Menurut Kartono, ilmuwan sosiologi mengatakan: Kenakalan Remaja atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency yaitu merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehinggga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
Sedangkan menurut Santrock "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari
berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi
tindakan kriminal."
Melihat devinisi yang diberikan oleh para ahli pendidikan. Kenakalan remaja
merupakan perubahan pola sikap seorang remaja dalam mencari jati dirinya yang
sebenarnya, sehingga pola jati diri tersebut terbentuk oleh lingkungan dan pergaulan
yang dialami dan dilaluinya.52
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Terjadinya kenakalan remaja
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Kontrol diri yang lemah
sehingga remaja yang tidak mampu mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
didapati dalam pergaulan apakah bisa diterima tidak dapat diterima, maka dia akan
terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui

52 .Al Mubarrokfuri, Abdurrohman 1997 Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Pustaka Al Kautsar hal .105

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 106
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak terutama
sekali bagi dirinya sendiri kususnya mentalitasnya, daya berfikir yang tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika.
Dr. Kartini Kartono berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya
kenakalan remaja antara lain:
1) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan
orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing
sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri. Kebutuhan fisik
maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan
anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan
kompensasinya.
2) Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan
untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri
yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja
dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan
kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
3) Minimnya pemahaman tentang keagamaan Dalam kehidupan berkeluarga,
kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan
remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat
penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah
karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan moral ataupun agama bagi
remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya
karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana
yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di
rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 107
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

Pembinaan nilai-nilai moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena pada prinsip
awal nilai yang terbawa dalam pergaulan anak adalah nilai moral yang diperoleh di
rumah tangga, selanjutnya akan dibawa ke lingkungan pergaulan. Oleh karena itu
pembinaan nilai moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk
menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan
hari depan generasi remaja yang akan datang.

Pengertian Nilai-nilai Pergaulan


Dalam pergaulan dan masyarakat dikenal beberapa istilah nilai, nilai inilah
yang menjadi barometer sistim penilaian nilai yang harus di ta’ati, di ikuti dan
dipatuhi oleh semua masyarakat, jika seseorang melanggar nilai tersebut ia berhak
mendapatkan sanksi atau cemoohan baik dari dirinya sendiri maupun masyarakat.
Niali-nilai yang berkembang itu disebut dengan; etika, moral, susila dan ahklaq;.

Pengertian etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlaq (moral). Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang
semuanya itu tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Ahmad Amin
mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Soegarda
Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk,
serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga nilai-nilai itu sendiri.
Sedangkan Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yang mempelajari
soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan. Austin Fogothey
(seperti yang dikutip Ahmad Charris Zubair) mengatakan bahwa etika berhubungan
dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagi

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 108
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

antropologi, psikologi, sosiologi,ekonomi, ilmu politik dan hukum. Frankena (seperti


juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakan bahwa etika sebagi cabang filsafat,
yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas, problem moral, dan
pertimbangan moral. Dalam Encyclopedia Britanica, etika disebutkan sebagai filsafat
moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.

Pengertian moral
Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos)
yang berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI dikatakan bahwamoral adalah penentuan
baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Secara istilah moral merupakan istilah
yang digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau
buruk. Di dalam buku The Advanced Leaner's Dictionary of Current English moral
mengandung pengertian: Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik
dan buruk atau kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa
orang tersebut tingkah lakunya baik dan sopan santum yang selalu menonjol dalam
pergaulan.

Pengertian susila
Secara bahasa kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu su dan sila yang
mendapat tambahan ke-an. Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip,
peraturan hidup atau norma. Susila juga dapat berarti sopan beradab, baik budi
bahasanya. Sehingga kesusilaan berarti kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih
mengacu pada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan
memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkan keadaan di mana orang selalu

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 109
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik dalam setiap pergaulan tanpa ada
perbedaan atau batas pergaulannya.

Pengertian akhlaq
Secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq artinya perangai, tabiat,
pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa yang
merupakan sumber dari segala kegiatan manusia yang dilakukan secara spontan tanpa
pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang-berulang
(pembiasaan). Sehingga jika sudah menjadi akhlaq tidak mudah dihapus. Akhlaq
memiliki kedudukan utama, bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia. Ibn
Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa memerluka pemikiran dan
pertimbangan. Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Mu’jam al Wasith, Ibrahim
Anis mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan.
Dalam kitab Dairatul Ma’arif secara singkat akhlaq diartikan sifat-sifat
manusia yang terdidik. Akhlaq memiliki cakupan yang luas, yaitu mencakup
hubungan kepada Sang Pencipta (Allah), sesama manusia, terhadap diri sendiri,
maupun dengan lingkungan atau sesama makhluk Tuhan yang lain. Akhlaq dalam
Islam tidak lepas dan terkait erat dengan aqidah dan syariah, ia merupakan buah dan
sekaligus puncak dari keduanya. Akhlaq menekankan keutamaan, nilai-nilai,
kemulian dan kesucian (hati dan perilaku), Akhlaq Islami harus diupayakan agar
menjadi sistem nilai(etika/moral) yang mendasari budaya masyarakat. Akhlaq yang
baik berpangkal dari ketaqwaan kepada Allah dimanapun berada. Selain itu akhlaq
yang baik merupakan manifestasi dari kemampuan menahan hawa nafsu dan adanya
rasa malu. Agar senantiasa berakhlaq baik maka harus selalu menimbang perbuatan
dengan hati nurani yang bersih.53

Kata akhlak dalam alQur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum
dalam surat al-Qalam ayat 4: yang artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad)
berada di atas budi pekerti yang agung. Sedangkan hadis yang sangat populer

53
Ashr, Syaikh Ibrohim Isma’il 2003 Manhaj Ibnu Taimiyah Beramar Ma’ruf NahiMunkar, Jakarta,
Darul Haq hal.75
Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 110
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik, yang artinya: Bahwasanya aku
(Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak
mulia.
Salah satu tanda atau ciri akhlak yang baik yaitu mendatangkan ketenangan
jiwa dan kebahagiaan bagi pelakunya dan lingkungannya. Tapi sebaliknya jika
mendatangkan keraguan, kecemasan dan “ingin tidak diketahui orang lain”
merupakan isyarat akhlak yang buruk. Banyak sekali akhlak mulia (akhlaqul
karimah) yang harus menjadi hiasan seorang muslim, demikian juga banyak akhlak
buruk (akhlaqul madzmumah) yang harus dihindari.
Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, telah memberi petunjuk tentang
hal-hal yang diharuskan sebagai akhlak terpuji dan akhlak tercela yang harus di
tinggalkan. Di antara bentuk nilai-nilai prilaku atau moral dalam pergaulan yang di
muat dalam al-Qur’an dan hadits adalah:
1. Amanah.
2. Sidqu.( benar/jujur )
3. Wafa’ . ( menepati janji )
4. Adil.
5. Ifafah. ( memelihara kesucian diri )
6. Haya’. ( malu )
7. Arief / Bijaksana.
8. Syajayah. ( berani karena benar)
9. Sehat dan Kuat (Al-Quwwah.)
10. Sabar , Lemah – lembut , Kasih-sayang.
Untuk mensikapi perkembangan moral remaja sekarang ini. Pemahaman
tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua
dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar
nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin
mereka lakukan disetiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh
oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang
telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi.
Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan–perbuatan orang dewasa yang tidak
baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 111
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

timbulnya kenakalan remaja. Kenakalan remaja juga tidak terlepas dari terpengaruh
budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi
untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang
dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan
ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
Untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur
meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan
bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa
dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga
yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan
sabar. Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri
dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek pergaulan dan
aspek nilai akan dicapai dan hidupnya. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para
remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan
dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

SIMPULAN DAN SARAN


Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma
dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut terbentuk dengan sendirinya akibat kebebasan yang mereka dapati dalam
pergulan yang tumbuh dalam lingkungan pergaulannya, sehingga semua prilaku yang
mereka lakukan menjadi benar menurut mereka sendiri, walaupun pergaulan tersebut
melanggar nilai-nilai oatau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kenakalan remaja juga terjadi akibat krisis identitas dan kontrol diri yang
lemah, karena mereka berdiri bukan pada pondasi pergaulan yang penuh dengan nilai-
nilai dan norma masyarakat, sehingga semua pergaulan yang mereka jalani hanya
semata-mata untuk mencari jati diri atau untuk terpenuhi kepentingan hidup yang
mereka jalani. Kenalan remaja juga tidak terlepas kurangnya perhatian dari orang tua
dan minimnya pemahaman tentang keagamaan, sehingga pengaruh dari lingkungan

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 112
Jurnal Ilmiah Umum (JIUM) Vol. I, Nomor 1 ISSN: 2598-0602

sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya dan
lingkungan mereka jalani.
Hendaknya untuk mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga
tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja
tersebut. Hendaknya tidak menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir
bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya
tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu. Kontrol yang
baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik akan dapat
membimbing remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik
anaknya menjadi remaja yang sholeh.

DAFTAR PUSTAKA
Al Hilay, Abu Usamah Salim ‘Ied 2002 Mengapa Memilih Manhaj Salaf, Solo,
PustakaImam Bukhary
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir 2003 Ensiklopedi Muslim, Jakarta, Darul Falah
Al Mubarrokfuri, Abdurrohman Tt Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Download Al Sofwah
Al Mubarrokfuri, Abdurrohman 1997 Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Pustaka Al Kautsar
Al Utsaimin, Muhammad 2002 Panduan Kebangkitan Islam, Jakarta, Darul Haq
At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Kitab Tauhid, Jakarta, Darul Haq
At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Tiga Landasan Utama, Solo, At Tibyan
Ashr, Syaikh Ibrohim Isma’il 2003 Manhaj Ibnu Taimiyah Beramar Ma’ruf
NahiMunkar, Jakarta, Darul Haq
Daeroby, Ahmad Drs, H., M. Ag 2001, Kesempurnaan Akhlaq, Majalah
Risalah,Bandung
Poerwadarminta, W.J.S 2002 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
Ya’qub, Hamzah, Dr. H. 2002 Etika Islam Bandung, cv. Diponegoro
Zaidalah, Alwisral Imam, Drs 2002 Strategi Dakwah dalam membentuk da’i dan
khotib professional, Jakarta, Kalam Mulia

Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa (YPPAB) Banda Aceh Page 113

Anda mungkin juga menyukai