Anda di halaman 1dari 23

BAB.

II
HAL.4
PEMBAHASAN
Pemeriksaan EKTREMITAS BAGIAN ATAS

1.Pemeriksaan bahu

a.inspeksi saat pasien berjalan

Inspeksi pada saat pasien berjalan adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengamati gerak
tubuh pasien saat berjalan. Dari pemeriksaan secara inspeksi,secara spontan dapat terlihat kelainan
gerak tubuh pasien,jika pasien mengalami suatu cidera fisik atau deformitas.

b.inspeksi bentuk sendi bahu ( penonjolan tulang skapula dan klavikula )

Pada tahap ini,inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi pada bentuk sendi bahu. Mengamati ada
atau tidaknya deformitas(cidera/gangguan) pada bagian sendi bahu,antara lain pada letak daerah
tulang skapula dan klavikula untuk mengamati ada dan tidaknya penonjolan tulang skapula dan
klavikula. Inspeksi juga dilakukan didaerah otot seperti (m.deltoid, m.trapezius, m.supraspinatus),
pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati ada atau tidaknya pembengkakan,deformitas,atrofi
otot, dan fasikulasi. Lakukan juga inspeksi pada perubahan warna kulit dan gambaran pembuluh
darah.
HAL.5

c.palpasi pada tonjolan tulang ( kemungkinan terdapat nyeri/jika ada tonjolan tonjolan tulang )

Palpasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan cara meraba bagian yang akan diperiksa dengan
teliti. Meraba untuk menemukan kemungkinan terdapat nyeri disebabkan adanya deformitas atau
tonjolan tulang.

d.Melakukan move (perubahan) gerak sendi bahu

Pasien yang diperiksa bagian ekstremitas atasnya dianjurkan melakukan beberapa gerakan sendi
bahu dengan berubah-ubah, jika pada bagian sendi bahu nya mengalami cidera atau gangguan,
pasien akan sulit bahkan tidak bisa melakukan gerakan-gerakan tersebut, dikarenakan rasa nyeri
akibat cidera. perhatikan juga mimik wajah pasien, karena reaksi mimik wajah pasien pun dapat
menggambarkan keadaan pasien.

HAL.6
e.melakukan “apley scratch test”

apley scratch test adalah gerakan menyentuh daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi
kontra lateral melewati belakang kepala. Pasien dianjurkan melakukan gerakan ini pada saat
pemeriksaan ekstremitas bagian atas.

2.Pemeriksaan siku

a.Inspeksi (bentuk siku dalam keadaan ekstensi dan fleksi)

Pemeriksaan secara inspeksi dalam tahap ini dilakukan pada saat pasien menggerakan siku
dalam posisi ekstensi(lurus) dan fleksi(dilipat). Inspeksi ini dilakukan untuk mengamati
secara teliti kemungkinan deformitas pada siku,dan mengamati ada atau tidaknya
benjolan/pembengkakan pada siku pasien.

HAL.7
b.Palpasi

Dalam tahap pemeriksaan ini, dilakukan palpasi(perabaan) pada daerah prosesus olekrani,
epikondilus lateral dan medial, palpasi kemungkinan adanya nyeri tekan, bengkak, dan
penebalan didaerah tersebut. Palpasi dalam tahap ini juga dilakukan didaerah terdapatnya
N.ulnaris antara prosesus olekrani dan epikondilus medialis.

c.Melakukan move (fleksi,ekstensi,pronasi dan supinasi)

Adanya anjuran untuk pasien melakukan beberapa gerakan berubah-ubah seperti gerakan
fleksi,ekstensi,pronasi dan supinasi ,guna mengamati tingkat keleluasaan pasien dalam
melakukan gerakan, untuk menemukan kemungkinan adanya deformitas.

HAL.8
3.Pemeriksaan pergelangan tangan dan tangan

a.Inspeksi posisi tangan,permukaan dorsal dan palmar,deformitas(pergelangan


tangan,tangan dan jari),dan juga kontur permukaan palmar.

Pengamatan dalam tahap ini dilakukan pada posisi tangan, permukaan dorsal(bagian
belakang tubuh dimana terdapat M.latisimus),palmar(telapak tangan),karpal(pergelangan
tangan), guna mengamati kemungkinan adanya deformitas pada daerah-daerah tersebut.

b.palpasi pergelangan tangan

palpasi dipergelangan tangan dilakukan guna mengetahui kemungkinan adanya


pembengkakan dan nyeri saat ditekan, dan tak terlepas juga sambil melakukan palpasi,
mimik wajah pasien yg menandakan sebuah reaksi juga patut diperhatikan.

HAL.9

c.melakukan move (pergelangan tangan, jari dan ibu jari )


hal ini dilakukan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya deformitas pada bagian
tersebut, caranya pasien dianjurkan melakukan gerakan berubah-ubah pada bagian
pergelangan tangan, jari dan ibu jari.

d.Melakukan tes sensorik jari

Mengamati reaksi/respon yang ditimbulkan dari jari pasien saat dilakukannya tes sensorik
jari. Jari dites dengan menggunakan alat medis yang bertujuan untuk pemeriksaan sensorik
jari,perhatikan jika ada gerakan atau ada rasa sentuhan dari jari yang diuji,menandakan
sensorik jarinya masih berfungsi dengan baik. Tapi sebaliknya jika tidak ada respon apapun,
dapat disimpulkan terjadi gangguan sensorik pada jari pasien.

HAL.10
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS BAGIAN BAWAH
1.Pemeriksaan Panggul/Gelang panggul

a.Inspeksi gaya berjalan(gait), daerah lumbal(daerah sekitar pinggang) saat berjalan, kulit sekitar
panggul, dan asimetris otot.

Pemeriksaan inspeksi dalam tahap ini bertujuan untuk mengamati tingkat keleluasaan sistem gerak
pasien dalam beraktivitas,dan menemukan kemungkinan adanya deformitas pada bagian-bagian
tersebut.

b.Melakukan palpasi saat pasien berbaring

palpasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya benjolan/pembengkakan,dan nyeri tekan


pada bagian panggul dan sekitarnya.

HAL.11

c.melakukan move (terlentang dan tengkurap)


Anjurkan pasien melakukan gerakan berubah-ubah dari terlentang lalu tengkurap. Pada saat itu,
perhatikan kemungkinan adanya deformitas dari reaksi/respon dan mimik wajah pasien saat pasien
melakukan move.

2.Pemeriksaan lutut

a.Inspeksi lutut saat berjalan, posisi saat berdiri, berbaring, warna kulit, vaskularisasi(pertumbuhan
pembuluh darah yang baru dalam sebuah organ atau struktur), pembengkakan, massa dan luka.

Pada tahap ini, amati dengan teliti bagian-bagian yang telah disebutkan diatas, perhatikan
perubahan warna kulit dikarenakan benturan sehingga mengakibatkan warna biru lebam pada kulit.
Amati kemungkinan adanya vaskularisasi, adanya luka, dan massa yg diakibatkan oleh deformitas
dibagian tersebut.

b.Palpasi pada lutut

Palpasi pada lutut dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan terdapat


pembengkakan/massa, palpasi posisi patela untuk mengetahui kemungkinan adanya deformitas
pada bagian tersebut. Palpasi juga berguna untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan bullge
sign(tanda pembengkakan) didaerah tersebut. Teknik ballotement(teknik perabaan guna meraba
objek/organ yang mengapung) juga digunakan dalam pemeriksaan tahap ini.
HAL.12

c.Melakukan move pada lutut(ekstensi dan fleksi)

anjuran pada pasien untuk melakukan gerakan berubah-ubah dari lurus hingga melipat lutut
bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya deformitas pada bagian tersebut.

d.Melakukan tes stabilitas sendi lutut

Anjurkan pasien melakukan tes stabilitas sendi lutut untuk mengetahui keadaan persendian pada
lutut pasien. Tes ini berguna juga untuk melihat daya keseimbangan pasien saat
berjalan,jongkok,duduk dan berdiri. Jika ada deformitas pada bagian lutut,maka akan terlihat saat
pasien melakukan tes stabilitas ini.

3.Pemeriksaan Ankle dan Kaki

a.Inspeksi permukaan ankle dan kaki,dan kelainan jari kaki

Pada tahap ini, pengamatan dilakukan didaerah permukaan ankle dan kaki untuk mengetahui
kemungkinan adanya deformitas pada daerah tersebut. Jari kaki juga diamati guna melihat
kemungkinan adanya kelainan pada jari kaki (keadaan yang abnormal dari struktur jari kaki)
HAL.13

b.Melakukan palpasi

Lakukan palpasi pada daerah yang telah disebutkan diatas guna mengetahui kemungkinan adanya
nyeri tekan dan bengkak.

c.Melakukan move (plantar(pergelangan kaki) fleksi,dorsal(daerah belakang tubuh dimana terdapat


M.latisimus) fleksi,inversi(perubahan bagian atas pindah kebawah/bagian dalam pindah keluar dan
eversi(pelipatan keluar)

Anjurkan pasien melakukan beberapa gerakan move(perubahan) seperti yang disebutkan diatas
guna mengetahui keadaan nprmal dan abnormal sistem gerak yang sedang diperiksa.
HAL.15

PEMERIKSAAN TONUS OTOT

-Pemeriksa harus menggunakan kedua tangan

-Pemeriksa menggerakan secara pasif lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah disendi
lutuT berulang kali secara perlahan, kemudian secara cepat.

-Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk dan meluruskan bagian anggota
tubuh harus dinilai menurun, normal, atau meningkat. Tonus yang meningkat dirasakan
dengan tingkat kesulitan dalam menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan dan
tungkai bawah di sendi lutut. Sedangkan jika tonus hilang, tidak terasa ada hambatan waktu
menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah disendi lutut.

PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT

-Anjurkan pasien untuk menarik atau mendorong tangan pemeriksa

-Bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dan kiri untuk memeriksa adanya deformitas .

Nilai

0 (%) = paralisis tanpa kontraksi otot

1 (10%) = terlihat/teraba getaran kontraksi tetap tanpa gerakan anggota gerak sama sekali.

2 (25%) = dapat menggerakan anggota gerak tetap tidak kuat menahan berat dan tidak
dapat melawan tekanan pemeriksa.

3 (50%) = dapat menggerakan anggota gerak u/ menahan berat, tetap tidak dapat
menggerakan anggota badan u/melawan tekanan pemeriksa.

4 (75%) = dapat menggerakan sendi dengan aktif u/menahan berat dan melawan tekanan
dan simultan.

5 (100%) = normal.

Atau dengan kata lain dapat disajikan dalam tabel berikut.


HAL.16

Tabel pemeriksaan kekuatan otot

skala Kekuatan normal keterangan


0 10 Penalis sempurna.
1 10 Tidak ada gerak, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat.
2 25 Gerak otot penuh melawan gravitasi,
dengan topengan.
3 50 Gerak yang normal melawan gravitasi .
4 75 Gerak yang penuh melawan tahanan
minimal.
5 100 Kekuatan normal, gerak penuh yang
normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh.
PEMERIKSAAN REFLEKS

A.DASAR PEMERIKSAAN REFLEKS

-Alat yang digunakan adalah refleks hamer yang umumnya terbuat dari karet

-anjurkan pasien berada dalam posisi senyaman mungkin.

-usahakan bagian tubuh yang akan diperiksa harus dalam posisi yang sesuai, sehingga
gerakan refleks otot yang terjadi akan muncul dengan optimal.

-setiap ransangan harus diberikan secara cepat, langsung dan kerasnya tetap sesuai dengan
yang diperlukan dan tidak perlu terlalu keras.

-reaksi yang akan didapatkan tergantung tonus otot, ini mengharuskan tonus yang diperiksa
harus dalam keadaan sedikit kontraksi. Jika ingin membandingkan refleks kiri dan kanan,
maka posisi ekstremitas harus simetris

B. Pemeriksaan Refleks Diantaranya

 Reflex tendon dalam, pada tendon


a)Bisep : terjadi fleksi sendi siku
b)Trisep : terjadi ekstensi sendi siku
c)Patella : terjadi ekstensi sendi lutut
d)Achiles : terjadi fleksi pada plantar kaki
 Jika hiper reflex : keluhan pada upper motor neuron
 Hipo reflex : keluhan pada lower motor neuron
 Reflex patologis : reflex babinski : menggores permukaan plantar kaki dengan alat
sedikit runcing : terjadi reaksi ekstensi ibu jari
 Pemb.tanda meningeal : kaku kuduk : pada posisi terlentang, leher ditekuk,jika dagu
tertahan, tidak menempel/mengenai bagian dada kaku kuduk

Manuver
Kelainan otot
-leher ( letakan tangan dengan mantap pada rahang atas klien, minta klien
memiringkan kepala melawan tekanan tersebut)
-bahu ( letakan tangan diatas garis tengah bahu pasien, beri tekanan, minta pasien
mengangkat bahu nya melwan tekanan tersebut)
-siku ( pasien disuruh menarik dan mendorong lengan melawan penahanan
pemeriksa)
HAL.13

D.PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS

Kriteria kuantitas yang dipakai :

0 = negatif

+1 = lemah

+2 = normal

+3 = meninggi

+4 = hiperaktif, sering disertai klonus, sering merupakan indikator suatu penyakit

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA EKSTREMITAS

Inspeksi :
- Kejang

- Trenor/gemetar (gerakan halus yang konstan)

- Twitching (gerakan spasmodic, yang berlangsung singkat seperti otot lelah, nyeri setempat)

- Korea (gerakan involunter/tidak disadari, kasar, tanpa tujuan, tersentak-sentak, tidak


terkodinasi)

- Parese (kelumpuhan otot tidak sempurna)

- Paralisis (kelumpuhan otot yang sempurna)

- Diplegia (kelumpuhan pada dua anggota gerak atas)

- Paraplegia (kelumpuhan pada anggota gerak bawah)


- Tetraplegia/parese (kelumpuhan pada ke empat anggota gerak atas/bawah)

- Hemiparese/plegi (kelumpuhan pada sisi tubuh/anggota gerak yang dibatasi garis tengah
di daerah tulang belakang.

Sistem neurologis juga penting dalam tahap pemeriksaan Ekstremitas Atas Dan
Bawah. Pada kasus pasien yang mengalami stroke , sistem persyarafan pada ekstremitas nya
sering kali terganggu. Contoh nya saja , pasien stroke mengalami hilang kemampuan untuk
menggerakan tangan dan kaki nya, sering juga ditemukan hanya setengah dari sistem
ekstremitas nya saja yang dapat bergerak,sedangkan sebelahnya tidak.

Untuk mengtetahui adanya deformitas pada sistem persyarafan ekstremitas pasien,


sudah dapat diketahui dengan cara menginspeksi dengan teliti bagian bagian ekstremitas
pasien. Setelah inspeksi dilakukan, anjuran agar pasien melakukan gerakan tertentu pada
seluruh sistem ekstremitas nya, jika pasien tidak mampu melakukan nya dengan sempurna,
maka dapat dipastikan sistem ekstremitas pasien mengalami deformitas.
HAL.14

KELAINAN ATAU BENTUK PENYAKIT PADA TANGAN

Ada beberapa kelainan dan bentuk penyakit yang biasanya sering terdapat pada
tangan,yaitu :

-Pembengkakan pada bagian-bagian pergelangan dan jari disebabkan oleh reumatoid


athritis ( inflamasi rematik )

- deformitas pada tulang didaerah tangan mengakibatkan pertumbuhan tulang yang


berlebihan terutama pada daerah sendi interfalang distal pada tangan. Tonjolan (deformitas
) sering disebut nodus heberden.

-Polidaktili ,disebabkan kelainan kromosom pada waktu pembentukan organ tubuh janin, ini
biasanya terjadi pada waktu ibu hamil muda atau semester pertama pembentukan organ
tubuh
HAL.17

BAB.III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada Ekstremitas Atas Dan Bawah sangat banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan , yang
hasil nya tentu dapat membantu menegakan diagnosa keadaan sistem Ekstremitas Atas Dan
Bawah pada pasien.

SARAN-SARAN

1.Bagi mahasiswa

Melalui makalah ini diharapkan Mahasiswa Keperawatan mendapat pemahaman untuk


mengamalkan dan mengerti tentang Ilmu Keperawatan khususnya Ilmu Keperawatan
Pemeriksaan Ekstremitas Atas Dan Bawah.

2.Bagi Institusi Pelayanan ( Profesi )

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi di Perpustakaan Institusi AKPER
PEMKAB KAPUAS
MAKALAH
PEMERIKSAAN FISIK PADA EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Seminar Proses Belajar Diskusi ( PBD )

Mata Kuliah KDM I

T.A 2011/2012

Disusun Oleh Kelompok 9

NAMA NIM

1.RIYANTO 032001D11077
2.NURDINA RAHMAWATI 032001D11059
3.RAHMAWATI 032001D11068
4.SITI AISYAH 032001D11086
5.YENI WULANDARI 032001D11095

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS


AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2011/2012

HAL.1

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : MAKALAH PEMERIKSAAN EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH


MATA KULIAH : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I
DOSEN PENGAJAR : IBU ROSENI YASIE S.Sos
DISUSUN OLEH :
1.RIYANTO 032001D11077
2.NURDINA RAHMAWATI 032001D11059
3.RAHMAWATI 032001D11068
4.SITI AISYAH 032001D11086
5.YENI WULANDARI 032001D11095

Disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari : jumat
Tanggal: 7 oktober 2011
Tempat : Ruang kelas Ib

Mengetahui
HAL.2

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan rahmat nya lah kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang bertema ‘’ makalah pemeriksaan fisik ekstremitas atas dan bawah’’ ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Dibuat dengan tujuan menambah pengetahuan dan
pemenuhan tugas pembelajaran Pengalaman Belajar Diskusi ( PBD ) Mata Kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia I.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat mendukung dari semua
pihak sangat kami harap kan demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada:


1.Ibu Roseni Yasie , S.Sos selaku pembimbing Mata Kuliah KDM I
2.Rekan-rekan mahasiswa (i) AKPER PEMKAB KAPUAS dan seluruh pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kuala kapuas, 2011


Penulis

Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN
C.METODE

BAB II PEMBAHASAN
a.Pemeriksaan bahu
b.Pemeriksaan siku
c.Pemeriksaan pergelangan Tangan dan tangan
d.Pemeriksaan gelang panggul
e.Pemeriksaan Lutut
f.Pemeriksaan Ankle dan kaki
g.Pemeriksaan neurologis pada ekstremitas
h.Kelainan bentuk penyakit pada tangan
i.Pemeriksaan tonus otot
j.Pemeriksaan kekuatan otot
k.Pemeriksaan refleks

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
SARAN-SARAN

DAFTAR PUSTAKA
www.agunkrahman/pemeriksaan musuluskeletal.com
www.ikanpaus09/pemeriksaantonusotot/refleks.com

HAL.3

BAB.I

LATAR BELAKANG

Pemeriksaan ekstremitas sudah sering digunakan dalam proses penegakan diagnosa


terhadap klien yang ditangani, pemeriksaan ekstremitas dilakukan pada sistem
pergerakaan atas dan bawah yaitu mulai dari pemeriksaan bahu, siku, pergelangan
taangan, tangan dan jari, sampai berakhir pada pemeriksaan ankle dan kaki.

Dalam pemeriksaan ini sering ditemukan adanya keadaan yang abnormal pada klien,
disebabkan deformasi akibat kecelakaan maupun cacat bawaan sejak lahir.

TUJUAN

Tujuan Pemeriksaan Ekstremitas Atas dan Bawah adalah untuk menegakan diagnosa
pasien pada sistem Ekstremitas atas dan bawah , juga untuk memeriksa ada atau
tidaknya deformitas atau kelainan pada daerah tersebut .
METODE

Dalam Pemeriksaan Ekstremitas Atas Dan Bawah ini, metode pemeriksaan yang
digunakan adalah metode Inspeksi,Palpasi,dan beberapa anjuran untuk pasien agar
melakukan beberapa gerakan tertentu seperti “apley scratch test”,”gerak move”,dan
pemeriksaan “ballotement”.

Anda mungkin juga menyukai