Gambar : Skematis
inspeksi pada pemeriksaan
bahu dan lengan atas. 3
• Feel
• Setelah bahu diinspeksi kemudian dipalpasi secara sistematis. Pasien
terlebih dahulu diberitahu apa yang akan dilakukan. Pemeriksa
merasakan suhu kulit dengan menggunakan punggung jari-jari tangan,
perubahan warna kulit ditandai yang kemudian dibandingkan dengan
bahu sebelahnya. 3
• Sensasi pada bahu sangat penting, terutama sensasi pada insersi*
deltoid pada keadaan terjadinya dislokasi atau fraktur. Jaringan lunak
dan ujung tulang dipalpasi dengan hati-hati, dengan mengikuti gambaran
anatomisnya. Pemeriksaan dimulai dari sendi sternoklavikular, kemudian
mengikuti klavikula ke bagian lateral menuju sendi akromioklavikular,
dan kemudian ke tepi anterior akromion dan sekitar akromion menuju
bagian belakang sendi. 7
• Pembengkakkan harus dipalpasi secara lembut untuk mengetahui
konsistensi dan fluktuasi serta batas pembengkakkan harus dirasakan
secara pelan. Pada kasus-kasus infeksi atau keganasan, kelenjar limfe
Gambar : Skematis palpasi
regional harus diperiksa pada leher dan kedua ketiak (axilla). 3 pada pemeriksaan bahu dan
lengan atas.
• Move
• Gerakan pasif dilakukan setelah
dilakukannya gerakan aktif. Tiga gerakan
yang paling penting adalah: 1) Abduksi, 2)
Rotasi eksternal, dan 3) Rotasi internal.
Fleksi ke arah depan dan ekstensi ke arah
belakang juga harus dinilai
Abduksi. Biasanya abduksi 90o terjadi pada sendi glenohumerus dan 90o pada skapulotorakal dengan total
180o. Sangat penting untuk menilai berapa banyak gerakan yang bisa dilakukan untuk gerakan pada setiap
persendian.3 Untuk membedakannya maka pemeriksa perlu memegang atau memfiksasi bagian bawah
skapula. 1
Batas derajat gerakan dari glenohumeral diketahui saat mulai dirasakan gerakan pada skapula yang
difiksasi/distabilisasi pada pinggirnya dengan tangan. Gerakan selanjut-nya adalah gerakan sendi
skapulotorakal. 3,7
Rotasi. Siku-siku diletakkan secara rapat pada sisinya, fleksi pada isi kanan dengan tangan menghadap ke
depan, posisi ini adalah netral. Derajat rotasi eksterna dan interna kemudian bisa dinilai dengan
membandingkan kedua sisi seperti yang digambarkan. 3
Metode penilaian rotasi internal dibuat dengan membandingkan kedua sisi, dengan cara meminta pasien untuk
meletakkan punggung tangan mendekati bahu sisi yang berlawanan dan melihat seberapa jauh tangan bisa
diangkat. 3,4
Rotasi eksterna pada 90o abduksi dinilai dengan meminta pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan di
belakang kepala. Gerakan ini biasanya terbatas pada dislokasi. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan dengan
hati-hati untuk menghindari dislokasi.
Fleksi ke depan (forward flexion) dan ekstensi ke belakang (backward flexion). Fleksi dan ekstensi diperiksa
dengan meminta pasien mengangkat lengan ke depan dan kemudian ke belakang. Batas normal fleksi 165º dan
ekstensi 60º. 5
Gerakan harus dibandingkan dengan arah yang berlawanan dan gerakan pasif dan aktif harus dinilai untuk
melihat adanya keterbatasan. Range dari ekstensi dari garis tubuh harus dibandingkan dengan sisi yang
berlawanan. 3
Kelainan-kelainan pada Bahu dan Lengan Atas
Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut
atau sinus.
Kontur jaringan lunak. Perhatikan adanya pembengkakkan, apakah
pembengkak-kan terlokalisir atau keseluruhan. Pembengkakkan
yang terlokalisir dapat terjadi karena pembesaran bursa*
olecranon, nodul rheumatoid, tophi gout atau penonjolan dari
tulang di bawahnya. Pembengkakkan yang keseluruhan dapat
terjadi akibat infeksi atau trauma..
Kontur tulang dan sendi. Perhatikan apakah ada deformitas,
termasuk juga adanya penonjolan tulang, hilangnya bagian dari
Gambar 7.
tulang, malalignment** atau dislokasi posterior dari olecranon,
Skematis inspeksi
juga menilai sudut olecranon.
pada siku dan
lengan bawah. 3
* Bursa: Kantung yang berisi cairan atau ruang seperti kantung yang terletak ditempat-tempat dalam
jaringan yang mudah terjadi pergesekan.8
** Malalignment: Pergeseran dari garis normal. 8
Feel
Bagian belakang sendi harus dipalpasi untuk mengetahui kehangatan, nodul
subkutan, penebalan dan cairan sinovial (fluktuasi pada tiap sisi olekranon);
bagian belakang dari sisi sendi diraba untuk mengetahui adanya nyeri dan untuk
menentukan apakah ujung tulang terletak pada tempat yang tepat. 7
Pembengkakkan atau deformitas harus dipalpasi secara lembut untuk
memastikan konsistensinya dan apakah merupakan suatu jaringan lunak atau
tulang yang terdapat pada daerah tersebut. Semua pembengkakkan jaringan
lunak harus di transluminasi, terutama jika sangat lunak seperti ganglion dan
lipoma biasanya transluminasi positif. 3
Nervus ulnaris cukup dangkal di belakang kondilus medialis dan disini nervus
ulnaris dapat diraba dengan jari untuk merasakan saraf itu menebal atau
hipersensitif.
Gambar 8. Skematis
palpasi pada siku dan
lengan bawah. 3
Move
Gerakan-gerakan pada siku yang harus diperiksa adalah: 1)
fleksi, 2) ekstensi, dan 3) rotasi.
Fleksi. Fleksi penuh harus tepat 150o 160o dan jika ada
keterbatasan dalam fleksi maka harus dibandingkan dengan sisi
yang berlawanan.
Ekstensi, Ekstensi penuh 0o, biasanya terjadi hiperekstensi pada
siku-siku.
Rotasi. Untuk menilai rotasi lengan atas dengan cara kedua siku
dirapatkan ke sisi badan dengan ibu jari menghadap ke atas dan
siku-siku fleksi sebesar 90o. Pronasi dan supinasi dari kedua sisi
dibandingkan, nilai normal biasanya 90o pronasi dan 90o
supinasi.
Keterbatasan untuk melakukan rotasi bukan hanya terjadi pada
kondisi dimana terdapat kelainan pada siku-siku tersebut Gambar 9. Skematis pemeriksaan gerakan
misalnya artritis, infeksi dan trauma tetapi dapat juga pada siku dan lengan bawah
disebabkan oleh trauma pada sendi yang terletak di bawahnya
yaitu sendi radioulnaris, deformitas akibat fraktur radioulnaris,
penyakit pagets
Kelainan-kelainan pada Siku dan Lengan Bawah
Pemeriksaan tulang belakang dapat kita bagi atas pemeriksaan vertebra servikalis,
vertebra torakalis, dan vertebra lumbalis. Normal, vertebra servikalis mempunyai
lengkung lordosis ke arah depan, vertebra toralakis sedikit melengkung ke belakang
(kifosis), sedangkan vertebra lumbalis melengkung ke depan (lordosis). 3,6
Pada pemeriksaan ini, baju harus dibuka dan harus terlihat jelas bagian-bagiannya
secara keseluruhan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam keadaan penderita berdiri
ataupun duduk. 6
3.2.1. Pemeriksaan Vertebra Servikalis
Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut atau sinus.
Kontur jaringan lunak. Amati adanya pembengkakkan atau deformitas dari
depan, samping dan belakang, atau kemungkinan pasien merasakan nyeri.
Amati otot-otot dari adanya spasme atau pemendekkan. Pemendekkan dari
otot sternokleido-mastoideus bisa akibat dari spasme, trauma atau kongenital.
Suatu pembesaran kelenjar limfe di leher dan adanya suatu abses bisa terlihat.
Kontur tulang dan sendi. Bentuk yang abnormal dari leher bisa terjadi akibat
fraktur vertebra atau dari trauma osteomielitis atau tumor sekunder. Leher
juga bisa dalam posisi abnormal akibat prolaps diskus atau artritis rematoid. 3 Gambar 16. Skematis
inspeksi pada leher dan
vertebra servikalis. 3
Feel
Leher diperiksa untuk mencari daerah yang sakit atau
membengkak. Spasme otot dapat terasa. Struktur anterior
(trakea, tiroid, esofagus) harus diraba dengan teliti
Look
Kulit. Perhatikan adanya suatu kelainan dengan memperhatikan
dari depan, samping dan belakang. Perhatikan adanya jaringan
parut, sinus, perubahan warna atau penonjolan pada
vertebra yang mungkin mengidentifikasi suatu spina bifida.
Kontur jaringan lunak. Perhatikan apakah terdapat
pembengkakkan yang bisa disebabkan oleh infeksi trauma atau
tumor. 3
Kontur tulang dan sendi. Adanya deformitas tulang belakang
dapat berupa kifosis, lordosis, atau skoliosis. 1