Anda di halaman 1dari 28

2.3.2.

Pemeriksaan Ortopedi Regional

Pemeriksaan fisik ortopedi regional dapat dikelompokan atas:


1) Pemeriksaan anggota gerak atas, yang terdiri dari tangan dan
pergelangan tangan, siku dan lengan bawah, bahu dan lengan atas.
2) Pemeriksaan vertebra, terdiri atas vertebra servikalis, vertebra
torakal dan lumbal.
3) Pemeriksaan anggota gerak bawah, terdiri dari cara berjalan dan
waktu berdiri, sendi panggul dan lutut, tungkai, pergelangan kaki dan
jari-jari kaki, serta
4) Pemeriksaan neurologis. 1,3
3.1. PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK
ATAS
• 3.1.1. Bahu dan Lengan Atas
• Semua sendi yang berperan dalam pergerakan bahu yaitu sendi
glenohumeral, sendi akromioklavikular, sendi sternoklavikular dan sendi
skapulotorakal. Sendi glenohumeral memungkinkan untuk gerakan
abduksi, fleksi dan rotasi dibawah kontrol otot skapulohumeral. Sendi
lainnya bersama-sama memberikan pergerakan 90 berupa rotasi skapula
terhadap toraks dan sedikit perputaran anteroposterior skapula. 1,4,6
• Karena gerakan tersebut sukar untuk diisolasi satu persatu, maka
sebaiknya gerakan diperiksa bersamaan kanan dan kiri; pemeriksa berdiri
di depan dan belakang pasien, kecuali untuk eksorotasi atau bila penderita
berbaring, maka pemeriksa ada disamping.
Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut atau sinus.
Kontur jaringan lunak. Bandingkan kedua bahu apakah ada pembengkakkan setempat
satu menyeluruh atau perubahan massa otot pada bahu terpengaruh. Pembengkakkan
bisa karena infeksi, tumor atau trauma.
Kontur tulang dan sendi. Lihat bahu bagian depan dan belakang untuk mengetahui
kesimetrisan, ukuran, dan posisi dari klavikula serta skapula. Perhatikan adanya
pembengkakkan pada bagian anteriomedial bahu yang menandakan adanya dislokasi
anterior. Kalau lengan tertahan pada rotasi internal, pikirkan dislokasi posterior pada
bahu. 7 Penonjolan dari ujung lateral klavikula menandakan adanya subluksasi atau
dislokasi dari sendi akromioklavikula

Gambar : Skematis
inspeksi pada pemeriksaan
bahu dan lengan atas. 3
• Feel
• Setelah bahu diinspeksi kemudian dipalpasi secara sistematis. Pasien
terlebih dahulu diberitahu apa yang akan dilakukan. Pemeriksa
merasakan suhu kulit dengan menggunakan punggung jari-jari tangan,
perubahan warna kulit ditandai yang kemudian dibandingkan dengan
bahu sebelahnya. 3
• Sensasi pada bahu sangat penting, terutama sensasi pada insersi*
deltoid pada keadaan terjadinya dislokasi atau fraktur. Jaringan lunak
dan ujung tulang dipalpasi dengan hati-hati, dengan mengikuti gambaran
anatomisnya. Pemeriksaan dimulai dari sendi sternoklavikular, kemudian
mengikuti klavikula ke bagian lateral menuju sendi akromioklavikular,
dan kemudian ke tepi anterior akromion dan sekitar akromion menuju
bagian belakang sendi. 7
• Pembengkakkan harus dipalpasi secara lembut untuk mengetahui
konsistensi dan fluktuasi serta batas pembengkakkan harus dirasakan
secara pelan. Pada kasus-kasus infeksi atau keganasan, kelenjar limfe
Gambar : Skematis palpasi
regional harus diperiksa pada leher dan kedua ketiak (axilla). 3 pada pemeriksaan bahu dan
lengan atas.
• Move
• Gerakan pasif dilakukan setelah
dilakukannya gerakan aktif. Tiga gerakan
yang paling penting adalah: 1) Abduksi, 2)
Rotasi eksternal, dan 3) Rotasi internal.
Fleksi ke arah depan dan ekstensi ke arah
belakang juga harus dinilai
Abduksi. Biasanya abduksi 90o terjadi pada sendi glenohumerus dan 90o pada skapulotorakal dengan total
180o. Sangat penting untuk menilai berapa banyak gerakan yang bisa dilakukan untuk gerakan pada setiap
persendian.3 Untuk membedakannya maka pemeriksa perlu memegang atau memfiksasi bagian bawah
skapula. 1
Batas derajat gerakan dari glenohumeral diketahui saat mulai dirasakan gerakan pada skapula yang
difiksasi/distabilisasi pada pinggirnya dengan tangan. Gerakan selanjut-nya adalah gerakan sendi
skapulotorakal. 3,7
Rotasi. Siku-siku diletakkan secara rapat pada sisinya, fleksi pada isi kanan dengan tangan menghadap ke
depan, posisi ini adalah netral. Derajat rotasi eksterna dan interna kemudian bisa dinilai dengan
membandingkan kedua sisi seperti yang digambarkan. 3
Metode penilaian rotasi internal dibuat dengan membandingkan kedua sisi, dengan cara meminta pasien untuk
meletakkan punggung tangan mendekati bahu sisi yang berlawanan dan melihat seberapa jauh tangan bisa
diangkat. 3,4
Rotasi eksterna pada 90o abduksi dinilai dengan meminta pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan di
belakang kepala. Gerakan ini biasanya terbatas pada dislokasi. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan dengan
hati-hati untuk menghindari dislokasi.
Fleksi ke depan (forward flexion) dan ekstensi ke belakang (backward flexion). Fleksi dan ekstensi diperiksa
dengan meminta pasien mengangkat lengan ke depan dan kemudian ke belakang. Batas normal fleksi 165º dan
ekstensi 60º. 5
Gerakan harus dibandingkan dengan arah yang berlawanan dan gerakan pasif dan aktif harus dinilai untuk
melihat adanya keterbatasan. Range dari ekstensi dari garis tubuh harus dibandingkan dengan sisi yang
berlawanan. 3
Kelainan-kelainan pada Bahu dan Lengan Atas

Gambar : Contoh kelainan pada bahu dan lengan atas.


Siku dan Lengan Bawah

Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut
atau sinus.
Kontur jaringan lunak. Perhatikan adanya pembengkakkan, apakah
pembengkak-kan terlokalisir atau keseluruhan. Pembengkakkan
yang terlokalisir dapat terjadi karena pembesaran bursa*
olecranon, nodul rheumatoid, tophi gout atau penonjolan dari
tulang di bawahnya. Pembengkakkan yang keseluruhan dapat
terjadi akibat infeksi atau trauma..
Kontur tulang dan sendi. Perhatikan apakah ada deformitas,
termasuk juga adanya penonjolan tulang, hilangnya bagian dari
Gambar 7.
tulang, malalignment** atau dislokasi posterior dari olecranon,
Skematis inspeksi
juga menilai sudut olecranon.
pada siku dan
lengan bawah. 3

* Bursa: Kantung yang berisi cairan atau ruang seperti kantung yang terletak ditempat-tempat dalam
jaringan yang mudah terjadi pergesekan.8
** Malalignment: Pergeseran dari garis normal. 8
Feel
Bagian belakang sendi harus dipalpasi untuk mengetahui kehangatan, nodul
subkutan, penebalan dan cairan sinovial (fluktuasi pada tiap sisi olekranon);
bagian belakang dari sisi sendi diraba untuk mengetahui adanya nyeri dan untuk
menentukan apakah ujung tulang terletak pada tempat yang tepat. 7
Pembengkakkan atau deformitas harus dipalpasi secara lembut untuk
memastikan konsistensinya dan apakah merupakan suatu jaringan lunak atau
tulang yang terdapat pada daerah tersebut. Semua pembengkakkan jaringan
lunak harus di transluminasi, terutama jika sangat lunak seperti ganglion dan
lipoma biasanya transluminasi positif. 3
Nervus ulnaris cukup dangkal di belakang kondilus medialis dan disini nervus
ulnaris dapat diraba dengan jari untuk merasakan saraf itu menebal atau
hipersensitif.

Gambar 8. Skematis
palpasi pada siku dan
lengan bawah. 3
Move
Gerakan-gerakan pada siku yang harus diperiksa adalah: 1)
fleksi, 2) ekstensi, dan 3) rotasi.
Fleksi. Fleksi penuh harus tepat 150o –160o dan jika ada
keterbatasan dalam fleksi maka harus dibandingkan dengan sisi
yang berlawanan.
Ekstensi, Ekstensi penuh 0o, biasanya terjadi hiperekstensi pada
siku-siku.
Rotasi. Untuk menilai rotasi lengan atas dengan cara kedua siku
dirapatkan ke sisi badan dengan ibu jari menghadap ke atas dan
siku-siku fleksi sebesar 90o. Pronasi dan supinasi dari kedua sisi
dibandingkan, nilai normal biasanya 90o pronasi dan 90o
supinasi.
Keterbatasan untuk melakukan rotasi bukan hanya terjadi pada
kondisi dimana terdapat kelainan pada siku-siku tersebut Gambar 9. Skematis pemeriksaan gerakan
misalnya artritis, infeksi dan trauma tetapi dapat juga pada siku dan lengan bawah
disebabkan oleh trauma pada sendi yang terletak di bawahnya
yaitu sendi radioulnaris, deformitas akibat fraktur radioulnaris,
penyakit paget’s
Kelainan-kelainan pada Siku dan Lengan Bawah

Gambar 10. Contoh kelainan pada siku dan lengan bawah


3.1.3. Pergelangan Tangan dan Tangan
Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut
atau sinus, juga diamati adanya clubbing fingers*, pitting
oedema atau deformitas lainnya
Kontur jaringan lunak. Suatu kontraktur akan tampak sebagai
penebalan dari fasia palmar. Bentuk yang abnormal dapat
terjadi akibat kongenital, atau trauma pada tulang, trauma
saraf ataupun otot. Jika ada pembengkakkan, perhatikan
apakah bengkak itu tersebar atau terlokalisir pada pergelangan
tangan dan tangan.
Kontur tulang dan sendi. Melihat adanya pembengkakkan
pergelangan tangan, metacarpals, phalang dan interphalang.
Pada rheumatoid artritis yang terlibat adalah pergelangan
tangan, persendian metacarpophalangeal, dan proksimal
interphalangeal. Sedangkan pada osteoartritis biasanya Gambar 11. Skematis inspeksi pada
persendian distal interphalang yang terlibat. Ganglion yang pergelangan tangan dan tangan. 3
terdapat pada pergelangan tangan akan tampak masa padat,
licin dan sedikit mobile. Pembengkakkan yang keras dapat
mengindikasikan suatu fraktur yang baru atau yang lama dan
juga suatu tumor.
Clubbing: Ploriferasi pada jaringan lunak disekitar falang,
terminal jari tangan atau jari kaki tanpa perubahan oseosa.8
Feel
Perhatikan suhu dan kelembaban kulit dan raba nadinya. Kalau
terasa ada nodul, tendon yang mendasari harus digerakkan
untuk memastikan apakah nodul itu melekat atau tidak.
Pembengkakkan atau penebalan dapat terjadi pada jaringan
subkutan, sarung tendon, sendi atau salah satu tulang. Nyeri
harus dilokalisasi secara tepat pada salah satu struktur ini..3,7
Hubungan antara pembengkakkan dan persendian harus
diketahui, apakah pembengkakkan dapat hilang atau berubah
ukuran sesuai dengan gerakan pada persendian tersebut,
seperti pada ganglion. 3
Tangan dan pergelangan tangan harus dirasakan apakah ada
tanda-tanda vaskuler atau gangguan neurologis
Gambar 12. Skematis
palpasi pada
pergelangan tangan dan
tangan
Move
Pergerakan pergelangan tangan. Pergelangan tangan
mempunyai dua komponen utama yaitu sendi radiokarpal
(termasuk interkarpal yang memungkinkan gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi/deviasi radial, adduksi/deviasi ulnar) dan
sendi radioulnar inferior yang memungkinkan gerakan supinasi
dan pronasi. Untuk melakukan pemeriksaan secara akurat
terhadap kedua gerakan ini maka sendi siku difleksikan 90
untuk menghilangkan rotasi pada sendi bahu

Pergerakan jari-jari dan ibu jari. Pergerakan ibu jari dilakukan


secara bersamaan atau secara tersendiri jika diperlukan. Untuk
medapatkan kekuatan, pasien diminta mengenggam jari
pemeriksa atau mengepal. Hilangnya tenaga mungkin akibat Gambar 14. Skematis
Gambar 13. Skematis
rasa sakit, tendon yang pecah, atau kelemahan otot. 3,7 pemeriksaan gerakan
pemeriksaan gerakan pada
Sendi karpometakarpal ibu jari terdapat gerakan fleksi, pada tangan.
pergelangan tangan
ekstensi, abduksi, dan aduksi. Sendi metakarpofalangeal ibu jari
dan jari-jari terdapat gerakan fleksi dan gerakan ekstensi
sebesar 90. Pada sendi interfalangeal ibu jari dan jari-jari
hanya terdapat gerakan fleksi dan gerakan ekstensi
Gambar 15. Contoh kelainan pada pergelangan tangan dan
tangan
3.2. PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG

Pemeriksaan tulang belakang dapat kita bagi atas pemeriksaan vertebra servikalis,
vertebra torakalis, dan vertebra lumbalis. Normal, vertebra servikalis mempunyai
lengkung lordosis ke arah depan, vertebra toralakis sedikit melengkung ke belakang
(kifosis), sedangkan vertebra lumbalis melengkung ke depan (lordosis). 3,6
Pada pemeriksaan ini, baju harus dibuka dan harus terlihat jelas bagian-bagiannya
secara keseluruhan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam keadaan penderita berdiri
ataupun duduk. 6
3.2.1. Pemeriksaan Vertebra Servikalis
Look
Kulit. Perhatikan warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut atau sinus.
Kontur jaringan lunak. Amati adanya pembengkakkan atau deformitas dari
depan, samping dan belakang, atau kemungkinan pasien merasakan nyeri.
Amati otot-otot dari adanya spasme atau pemendekkan. Pemendekkan dari
otot sternokleido-mastoideus bisa akibat dari spasme, trauma atau kongenital.
Suatu pembesaran kelenjar limfe di leher dan adanya suatu abses bisa terlihat.
Kontur tulang dan sendi. Bentuk yang abnormal dari leher bisa terjadi akibat
fraktur vertebra atau dari trauma osteomielitis atau tumor sekunder. Leher
juga bisa dalam posisi abnormal akibat prolaps diskus atau artritis rematoid. 3 Gambar 16. Skematis
inspeksi pada leher dan
vertebra servikalis. 3
Feel
Leher diperiksa untuk mencari daerah yang sakit atau
membengkak. Spasme otot dapat terasa. Struktur anterior
(trakea, tiroid, esofagus) harus diraba dengan teliti

Gambar 17. Skematis palpasi


pada vertebra servikalis. 3
Move
Gerakan pada leher yang diperiksa meliputi rotasi, fleksi dan
ekstensi, serta fleksi lateral ke kanan atau ke kiri. 1,3,7
Rotasi. Rotasi harus sama antara ke kanan dan ke kiri, kira-kira
70 - 90. Pada pemeriksaan, leher harus lurus tanpa fleksi atau
ekstensi dan pasien disuruh melihat ke satu sisi sejauh mungkin
secara bergantian.
Fleksi dan ekstensi. Fleksi penuh didapatkan jika dagu
menyentuh dada dan ekstensi penuh  30.

Fleksi lateral. Membentuk sudut  40 pada setiap sisinya.


Bermula dengan posisi netral, leher dimiringkan ke satu sisi
kemudian ke sisi lainnya
Gambar 18. Skematis
pemeriksaan gerakan vertebra
servikalis
Kelainan-kelainan pada Vertebra Servikalis

Gambar 19. Contoh kelainan pada vertebra servikalis


3.2.2. Pemeriksaan Vertebra Torakalis dan Lumbalis

Look
Kulit. Perhatikan adanya suatu kelainan dengan memperhatikan
dari depan, samping dan belakang. Perhatikan adanya jaringan
parut, sinus, perubahan warna atau penonjolan pada
vertebra yang mungkin mengidentifikasi suatu spina bifida.
Kontur jaringan lunak. Perhatikan apakah terdapat
pembengkakkan yang bisa disebabkan oleh infeksi trauma atau
tumor. 3
Kontur tulang dan sendi. Adanya deformitas tulang belakang
dapat berupa kifosis, lordosis, atau skoliosis. 1

Gambar 20. Skematis inspeksi pada vertebra


torakalis dan lumbalis
Feel
Prosesus spinosus dan ligamentum di antara tulang belakang
dipalpasi; perhatikan setiap penonjolan. Rasa nyeri harus
ditentukan tempatnya pada struktur tulang, jaringan antara
vertebra, atau otot yang mengelilinginya. 7
Jika ada rasa nyeri yang hebat atau spasme otot jangan
letakkan pasien pada posisi duduk, sebaiknya pasien
dimiringkan pada suatu sisi untuk melakukan pemeriksaan.
Pasien diletakkan posisi supine untuk melakukan pemeriksaan
neurologis. Pemeriksaan rectal harus dilakukan pada semua
pasien low back pain dan gangguan nervus skiatika, hal ini
untuk menyingkirkan adanya low back pain yang disebabkan
oleh kelainan pada pelvis berupa carcinoma rectum, kandung
kemih, prostate atau uterus.
Gambar 21. Skematis palpasi
pada vertebra torakalis dan
lumbalis.
Move
Terdapat tiga gerakan utama pada vertebra torakalis dan
lumbalis yaitu: 1) Rotasi, 2) Fleksi lateral, dan 3) Fleksi serta
ekstensi.
Rotasi. Diperiksa dengan meminta pasien untuk memutar
badannya ke kedua sisi, sementara panggulnya difiksasi oleh
tangan pemeriksa. Gerakan ini pada dasarnya adalah suatu
pergerakan toraks dan tidak terbatas pada penyakit
lumbosakral. Bisanya gerakan terbatas atau nyeri jika ada
trauma, infeksi tumor atau proses degeneratif. Nyeri pada saat
rotasi harus ditandai tepat dimana nyeri berada dan juga
keterbatasan rotasi pada satu sisi atau sisi lainnya.

Gambar 22. Skematis pemeriksaan gerakan pada vertebra


torakalis dan lumbalis
Fleksi lateral. Bisanya pada daerah lumbal, pasien diminta
untuk mencondongkan badannya ke samping (kanan atau kiri),
dengan meluncurkan tangannya ke bawah melewati sisi luar
paha sampai menyuntuh sisi lateral lutut; kedua sisi kemudian
dibandingkan. 5,7
Lateral fleksi terbatas pada kondisi seperti low back pain,
prolaps diskus pada lumbal atau lumbosacral. Pada kasus
tersebut biasanya lateral fleksi lebih terbatas pada satu sisi
dibandingkan sebelahnya. Pada kondisi ankylosing* spondylitis,
infeksi, atau fraktur semua gerakan terbatas. 3
Fleksi dan ekstensi, biasanya pada regio lumbal dan panggul
tetapi lebih sering pada panggul. Fleksi dan ekstensi yang
terbatas ditemukan pada prolaps diskus intervertebra,
degeneratif, akifitas berlebih pada vertebra dan penyakit
lainnya. 3
Gerakan fleksi ini dinilai dengan meminta pasien untuk berdiri
dengan lutut dan kaki dirapatkan, kemudian pasien diminta Gambar 22. Skematis pemeriksaan gerakan pada vertebra
untuk mencoba menyentuh ibu jari kakinya. Pada keadaan torakalis dan lumbalis
normal gerakan ini dilakukan secara luwes. Untuk menguji
* Ankylosis: Imobilitas dan konsolidasi sebuah sendi yang disebabkan oleh penyakit, cidera atau tindakan
ekstensi mintalah pasien mencondongkan badannya ke bedah.8
belakang; bila tulang belakang kaku, ia menipu dengan
membengkokan lututnya
3.3. PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK BAWAH

3.3.1. Pemeriksaan Cara Berjalan dan Waktu Berdiri


Gait (cara berjalan) perlu diperhatikan pada waktu penderita berdiri dan berjalan. Apabila
penderita mengalami nyeri pada panggul atau panggul yang tidak stabil, biasanya
penderita menggunakan tongkat/penyangga. 1,7
Ada beberapa jenis karakteristik cara berjalan:
1. Cara berjalan antalgik (antalgic gait)
2. Cara berjalan kaki pendek (Short leg gait)
3. Cara berjalan paralitik (paralytic gait)
4. Cara berjalan Trendelenburg (Trendelenburg gait)
5. Cara berjalan kaki kaku (stiff leg gait) 3

Anda mungkin juga menyukai