Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN FUNGSI PADA

REGIO SHOULDER
KELOMPOK 2 1. ASLINDA LESTARI (PO714241191011)
2. ANDI WIRARA TENRI LELEANG
(PO714241191007)
3. AINUN NISA PNR P. SANJATA
(PO714241191002)
4. ANDI DINI LESTARI (PO714241191004)
5. ANGELY FORTUNA TURU’PADANG
(PO714241191009)
6. DEVI ALFITAMARA (PO714241191013)
7. GLORIA ANGELICA RANDA KADANG
(PO714241191015)
8. HIJRI ALFIMAYANTI S. ALI (PO714241191017)
9. JEASY RASSI SABI (PO714241191019)
10. MIFTAHUL HASANA. A (PO714241191021)
11. NIKMATUSHADIQA (PO714241191024)
12. NURUL FITRAWIA (PO714241191031)
13. NUR FAADHILAH SYARIF (PO714241191026)
14. NUR FAJRI UMAR (PO714241191027)
15. RISKAH (PO714241191034)
16. SINTA PRASTINI (PO714241191036)
17. SITTI NURRAHMA ANNISA J
(PO714241191038)
18. WANDHA AMRAH (PO714241191040)
Klasifikasi
pemeriksaan fisik 01 Quick test

02 Pemeriksaan fungsi dasar

03 Pemeriksaan spesifik
Klasifikasi pemeriksaan fungsi ada 3 yaitu:

1. Pemeriksaan quick test


Tes Orientasi adalah tes provokasi untuk mengungkap letak kelainan yang dikeluhkan
penderita baik segmental maupun regional yang bersifat umum dan praktis. Sebagai contoh
penderita dengan keluhan nyeri lutut, maka tes orientasinya adalah berdiri ke jongkok dan
sebaliknya, oleh karena biasanya gangguan primer terletak di sendi hip atau di sendi lutut itu
sendiri yang dapat menimbulkan gangguan sekunder ke regio yang lain.
Untuk shoulder ada 3 yaitu:
1. Tes yergason untuk stabilitas musculus biceps caput longum
2. Tes lengan jatuh (Drop arm tes) untuk kerobekan musculus rotator cuff
3. Tes apprehension untuk dislokasi shoulder
1. Tes Yergason
Tes ini untuk menentukan stabil atau unstabilnya
tendon musculus biceps pada sulcus bicipitalis.
Caranya adalah dengan meminta pasien untuk
memfleksikan elbownya, kemudian genggamlah
fleksi elbow pada satu tangan dan tangan yang lain
pada wristnya. Untuk mengetes stabilisasi tendon
biceps, eksternal rotasikan arm pasien kemudian
suruh dia untuk menahan gerakkan tersebut
beberapa saat kemudian tariklah ke bawah
elbownya. Jika tendon musculus biceps tidak
stabil pada sulcus bicipitalis , maka akan terdengar
bunyi letupan pada sulcus tersebut dan pasien
terlihat menahan nyeri . jika tendon stabil , maka
tendon tersebut tetap berada ditempatnya dan
pasien terlihat biasa saja.
2. Tes Drop Arm ( Tes Lengan Jatuh)

Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator


cuff.Pertama mintalah pasien untuk abduksi arm. Kemudian suruh
turunkan kesamping badan dengan perlahan .jika ada kerobekan
rotator cuff (khususnya musculus supraspinatus) lengan akan jatuh
kesisi badan dari posisi badan 90 derajat abduksi. Pasien tidak akan
dapat menurunkan lengannya dengan perlahan walaupun ia
mencoba berulang kali .jika pasien mampu melakukan abduksi
maka berikan sedikit tepukan pada lengan bawahnya maka lengan
segera jatuh ke sisi badan.
3. Tes Aprehension untuk Dislokasi Shoulder

Dilakukan untuk mengetes dislokasi shoulder yang bersifat


kronik . Dengan cara melakukan abduksi dan mengeksternal
rotasikan lengan pasien , dimana posisi ini akan mempermudah
terjadinya dislokasi shoulder. Jika shoulder dislokasi pasien
terlihat berubah mimiknya dan selanjutnya pasien akan
menahan gerakan tersebut. Tes ini mirip dengan tes
apprehension pada patella untuk mengetahui dislokasi patella.
2. PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR

Pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan pada alat gerak tubuh dengan cara melakukan
gerakan fungsional dasar pada region tertentu untuk melacak kelainan struktur region tersebut.
Contoh, fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi elbow joint.
a. Gerak Aktif

Gerak aktif yaitu suatu gerakan pemeriksaan yang dilakukan sendiri oleh penderita sesuai
petunjuk pemeriksa.Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan ini masih bersifat global sebab
masih melibatkan berbagai struktur seperti neuromuskular, arthrogen, vegetatif mechanism.
Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi berupa :
• Koordinasi gerakan, pola gerak
• Nyeri dan ROM aktif
b. Gerak Pasif

Gerak pasif adalah suatu gerakan pemeriksaan terhadap pasien yang dilakukan oleh pemeriksa
tanpa melibatkan pasien secara aktif. Dengan demikian pemeriksaan ini banyak ditujukan untuk
struktur arthrogen dan myotendinogen secara pasif. Sebelum melakukan pemeriksaan usahakan
agar region yang akan digerakan dalam keadaan rileks dan saat digerakkan usahakan mencapai
ROM seoptimal mungkin dengan memperhatikan keluhan penderita, sehin gga pada satu sisi akan
terjadi penguluran dan pada sisi yang lain mengalami kompresi. Jika ROM tidak penuh selama
gerakan aktif dan penguji tidak dapat menguji rasa akhir, semua gerakan pasif bahu harus
dilakukan mengatur untuk menentukan rasa akhir, dan batasan apa pun harus ditulis.
Pengujian seperti itu akan menunjukkan presence pola kapsul.Informasi yang dapat diperoleh
melalui pemeriksaan ini adalah:
• ROM pasif, stabilitas sendi
• Rasa nyeri, End Feel
• Capsular Pattern
c. Gerak Isometrik Melawan Tahanan (TIMT)

Gerak isometrik melawan tahanan atau tes provokasi nyeri adalah pemeriksaan yang
ditujukan pada musculotendinogen dan neurogen.Caranya; penderita melakukan gerakkan
dengan melawan tahanan yang diberikan oleh pemeriksa tanpa terjadi gerakkan yang
merubah posisi ROM sendi pada region yang diperiksa. Informasi yang dapat diperoleh dari
pemeriksaan ini yaitu :
• Nyeri pada musculotendinogen
• Kekuatan otot secara isometrik
• Kualitas saraf motorik
Pergerakan Pasif Kompleks Bahu dan Normal End Feel

• Peninggian melalui fleksi lengan ke depan (peregangan jaringan)


• Peningkatan melalui abduksi lengan (tulang-ke-tulang atau jaringan meregang)
• Peningkatan hanya melalui abduksi sendi glenohumeral (peregangan tulang ke tulang atau
jaringan)
• Rotasi lateral lengan (peregangan jaringan)
• Rotasi medial lengan (peregangan jaringan)
• Perpanjangan lengan (peregangan jaringan)
• Adduksi lengan (perkiraan jaringan)
• Adduksi horizontal (peregangan atau perkiraan jaringan) dan abduksi lengan (peregangan
jaringan)
• Tes kuadran
Gerakan Isometrik Tahan dari Kompleks Bahu

• Fleksi ke depan bahu


• Perpanjangan bahu
• Penambahan bahu
• Penculikan bahu
• Rotasi medial bahu
• Rotasi lateral ke lateral
• Fleksi siku
• Perpanjangan siku
fleksi dan ekstensi siku isometrik resisted harus dilakukan, karena beberapa otot (misalnya, bisep,
trisep) bekerja di atas siku dan juga bahu. Itu pemeriksa harus memperhatikan kemungkinan regangan
derajat ketiga (pecah) dari kepala panjang tendon bisep ("Otot popeye" atau tanda Popeye) saat menguji
fleksi siku isometrik. Selama pengujian, penguji akan menemukan perbedaan
kekuatan relatif dari berbagai kelompok otot di sekitarnya bahu. Persentase relatif untuk isometric
pengujian akan diubah untuk pengujian pada kecepatan dan pengujian yang lebih cepat di pesawat yang
berbeda. Jika, dalam anamnesis, pasien mengeluh konsentris, eksentrik, atau eksentrik (bisep dan trisep)
gerakan yang menyakitkan atau menimbulkan gejala, gerakan ini juga harus diuji, dengan memuat atau
tidak memuat, sesuai kebutuhan.
Tes Khusus

Tes khusus sering digunakan dalam pemeriksaan bahu mengkonfirmasi temuan atau diagnosis
tentatif. Banyak dari tes, terutama yang melibatkan labrum, belum menunjukkan sensitivitas atau
spesifisitas tinggi; jadi, seringkali merupakan kombinasi tes (yaitu, kelompok tes, aturan prediksi
klinis) mungkin lebih membantu 156.157 meskipun dalam kasus ini, tesnya belum tentu pasti.
Penguji harus mahir dalam tes yang dia putuskan untuk digunakan. Kemahiran meningkatkan
keandalan temuan, meskipun beberapa tes telah terbukti dapat diandalkan dipertanyakan.158
Tergantung pada riwayat pasien, beberapa tes adalah wajib, dan tes lain dapat digunakan sebagai
tes konfirmasi atau pengecualian. Seperti semua tes pasif, hasilnya adalah lebih mungkin menjadi
positif dengan adanya patologi ketika otot-otot rileks, pasien didukung, dan ada sedikit atau tidak
ada kejang otot.
3. pemeriksaan spesifik/tambahan

1. Palpasi

a. M. Supraspinatus
• Posisi Add-Internal rot penuh tangan belakang punggung.
• Palpasi ventrocaudal acromion, arah lateromedial.
• Lokasi tendoperiosteal; tendon.
b. Tendon m. Biceps Caput Longum
Posisi netral sedikit external rotasi.Palpasi sulcus bicipitalis sambil gerak external-internal rotasi.
c. Bursa Subdeltoidea
Posisi extension.Palpasi ventrocaudal acromion diatas tuberculum majus humeri.

2. Speed Test
Pemeriksa memberikan tahanan pada shoulder pasien yang berada dalam posisi fleksi, secara
bersamaan pasien melakukan gerakan pronasi lengan bawah dan ekstensi elbow.Tes ini positif
apabila ada peningkatan tenderness didalam sulcus bicipitalis dan ini merupakan indikasi
tendinitis bicepitalis.
3. Supraspinatus Test

Abduksi shoulder pasien sampai 900 dalam posisi netral dan pemeriksa memberikan tahanan
dalam posisi tersebut . medial rotasi shoulder sampai 300, dimana thumb pasien menghadap
kelantai, Tahanan terhadap abduksi diberikan oleh pemeriksa sambil melihat apakah ada
kelemahan atau nyeri yang menggambarkan hasil test positif, jika hasil test positif indikasi
kerobekan atau cidera otot tendon supraspinatus.
4. Allen Maneuver

Pemeriksa memfleksikan nelbow pasien sampai 900 , sementara shoulder ekstensi horizontal dan
lateral rotasi, disertai rotasi kepala pasien kesisi yang berlawanan, pemeriksa mempalpasi denyut
a. radialis yang biasanya hilang pada saat kepala rotasi kesisi yang berlawanan dari lengfan
yang di test , jika tes positif indikasi adanya TOCS, jangan lupa tanyakan apakah pasien
merasakan sesuatu yang aneh.
5. Adson Maneuver

Kepala pasien rotasi kesisi shoulder yang diperiksa lalu ekstensi kepala, sementara shoulder
pasien posisi lateral rotasi dan ekstensi pemeriksa melokalisir denyut a. radilis dan pasien
Add Text
diminta untuk menarik nafas yang dalam, jika denyutannya hilang indikasi test positif (TOCS
test).
Add Text Add Text
6. Halstead Maneuver

Pemeriksa menemukan denyut a. radialis dan menarik kearah bawah lengan yang di test,
Add Text Add Text
sementara leher pasien hyperekstensi dan rotasi kepala kesisi yang berlawanan, tidak ada atau
hilangnya denyutan indikasi test positif untuk TOCS.

7. Tes Cyriax

Cyriax menggambarkan pasif elevasi scapula selama beberapa menit perlu dipertahankan.
Timbulnya rasa kesemutan didalam jari tangan menunjukan adanay TOCS.
8. Tes Roos

Posisi pasien duduk dengan bahu retraksi dan depresi sejauh mungkin dalam posisi bahu 90˚ serta elbow
90˚, selanjutnya pasien diminta untuk menutup dan membuka jarinya kuat-kuat dan secara bergantian,
posisi menyebabkan kompresi didalam berbagai pintu sementara itu perlu adanaya penyediaan darah
ekstra karena kerja otot tersebut. Orang sehat biasanya mampu melakukan gerakan ini dengan mudah
selama tiga menit, sedangkan pasien dengan TOCS sudah merasakan timbul keluhan dalam waktu satu
menit. Yang paling mencolok pasien merasakan kelelahan yang berlebihan didalam lengan dan
tangannya dan tidak mampu mempertahankan gerakabn menutup dan membuka jari.
Test ini lebih dapat dipercaya dibanding tes-tes yang lainnya menurut pengalaman yang memberikan nama
tes ini.

9. Apley Strech Test

Untuk pemeriksaan pasien diminta menggaruk-garuk daerah disekitar angulus medialis scapula dengan
tangan sisi contralateral melewati belakang kepala pada pola gerakan tersebut otot-otot abductor dan
eksternal rotasi bahu bekerja pada tendonitis supraspinatus, bursitis akromialis dan kapsulitis adhesive
bahu apley scratch tidak dapat dilakukan oleh pasien karena timbul nyeri disekitar persendian bahu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai