1. Tes Provokasi Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal (+) nyeri radikuler ke arah ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala
2. Tes Distraksi Kepala menghilangkan nyeri yang diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks syaraf
3. Tes Valsava (+) nyeri radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke lengan.
Medikamentosa NSAID, bila nyeri berat kadang diperlukan juga analgetik golongan narkotik (codein, meperidin, morfin)
Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tendon otot biceps dapat mempertahankan kedudukannya di dalam sulkus intertuberkularis atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengn meminta pasien untuk memfleksikan elbow sampai 90 dan supinasi lengan bawah dan stabilisasi pada thoraks yang berlawanan dengan pronasi lengan bawah. Pasien diminta untuk melakukan gerakan lateral rotasi lengan melawan tahanan. Hasil positif jika ada tenderness di dalam sulkus bicipitalis atau tendon ke luar dari sulcus, ini merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.
Pemeriksa memberikan tahanan pada shoulder pasien yang berada dalam posisi fleksi, secara bersamaan pasien melakukan gerakan supinasi lengan bawah dan ekstensi elbow. Tes ini positif apabila ada peningkatan tenderness di dalam sulcus bicipitalis dan ini merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.
Tes ini dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya kerusakan pada otot otot serta tendon yang menyusun rotator cuff dari bahu. Pemeriksa mengabduksikan shoulder pasien sampai 90 dan meminta pasien menurunkan lengannya secara perlahan-lahan atau timbul nyeri pada saat mencoba melakukan gerakan tersebut. Hasil tes positif indikasi cidera pada rotator cuff complex.
ABD shoulder pasien sampai 90 dalam posisi netral dan pemeriksa memberikan tahanan dalam posisi tersebut. Medial rotasi shoulder sampai 30, dimana thumb pasien menghadap ke lantai. Tahanan terhadap ABD diberikan oleh pemeriksa sambil melihat apakah ada kelemahan atau nyeri, yang menggambarkan hasil tes positif. Jika hasil tes positif indikasi ada kerobekan / cidera otot atau tendon
Pemeriksa memfleksikan kedepan shoulder pasien disertai medial rotasi, lalu pemeriksa menekan kearah posterior elbow pasien Hasil positif indikasi akan terlihat atau tampak kecemasan pada wajah pasien dan pasien akan mempertahankan gerakan selanjutnya.
Pemeriksa
mengabduksikan dan lateral rotasi shoulder pasien secara perlahan. Jika tes positif indikasi dapat terlihat atau merasakan kecemasan pada wajah pasien dan pasien akan mempertahankan gerakan selanjutnya
Pemeriksa
memfleksikan elbow pasien sampai 90, sementara shoulder ekstensi horizontal dan lateral rotasi, disertai rotasi kepala pasien ke sisi yang berlawanan. Pemeriksa mempalpasi denyut a.radialis yang biasanya hilang pada saat kepala rotasi ke sisi yang berlawanan dari lengan yang di tes. Jika tes positif indikasi adanya TOCS.
Kepala
pasien rotasi ke sisi shoulder yang diperiksa lalu ekstensi kepala pasien sementara pemeriksa memposisikan shoulder pasien lateral rotasi dan ekstensi. Pemeriksa melokalisir denyut a.radialis dan pasien diminta untuk menarik napas yang dalam. Jika denyutnya hilang indikasi tes positif ( TOCS).
Pasien
diminta menggaruk daerah di sekitar angulus medialis scapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada pola gerakan tersebut otot-otot abductor dan eksternal rotasi bahu bekerja. Pada tendonitis supraspinatus, bursitis dan kapsulitis adhesive bahu apley scratch tes tidak dapat dilakukan oleh pasien karena timbul nyeri disekitar persendian bahu.
Posisi pasien duduk dengan bahu retraksi dan depresi sejauh mungkin, selanjutnya pasien diminta untuk menutup dan membuka jarinya kuat-kuat secara bergantian. Posisi ini menyebabkan kompresi didalam berbagai pintu sementara itu perlu adanya penyediaan darah ekstra karena kerja otot tersebut. Orang sehat biasanya mampu melakukan gerakan ini dengan mudah selama 3 menit. Sedangkan pasien dengan TOCS sudah merasakan timbul keluhan dalam waktu 1 menit. Yang paling menyolok pasien
Nyeri yang sangat pada lateral epicondilus Nyeri tekan disekitar lateral epikondilus selama dan setelah aktivitas. Laki2 > perempuan Periksa secara lembut pada lateral epikondilus apakah ada nyeri pada gerakan dorsi fleksi dari pergelangan tangan dan ekstensi penuh dari siku, kemudian luas gerak sendi diturunkan
1. Chair Test Prosedur: Pasien diminta untuk mengangkat kursi. Lengan harus diperpanjang dengan lengan pronated. Penilaian: Terjadi nyeri atau peningkatan nyeri sangat pada epikondilus lateral dan didalam tendon ekstensor di lengan bawah menunjukkan epicondylitis.
2. Bowden Test Prosedur: Pasien diminta untuk menekan bersamaan manset tensi pengukuran meningkat menjadi sekitar 30 mmHg (sekitar 4,0 kPa) diletakkan ditangan-nya dengan memeras manset, untuk mempertahankan tekanan yang ditentukan oleh pemeriksa. Penilaian: terjadi peningkatan nyeri atas epikondilus lateral yg berasal dari tendon ekstensor di lengan bawah menunjukkan epicondylitis.
3. Thomson Test Prosedur: Pasien diminta untuk mengepal dan siku memanjang dg tangan sedikit dorsofleksi. Pemeriksa melumpuhkan pergelangan tangan dorsal dengan satu tangan & menggenggam tinju dg tangan yg lain. Pasien diminta melawan upaya pemeriksa untuk menekan dorsiflexed kepalan ke fleksi terhadap perlawanan pasien. Penilaian: nyeri sgt pd epikondilus lateral & di kompartemen ekstensor lateralis sangat menunjukkan epicondylitis lateral.
4. Mill Test Pasien berdiri. Lengan sedikit pronasi dengan pergelangan tangan sedikit dorsiflexed dan siku tertekuk. Dengan satu tangan, pemeriksa menggenggam siku pasien sementara tangan yang lain menggenggam lengan bawah. Pasien kemudian diminta untuk supinasi terhadap perlawanan dari penguji tangan. Penilaian: Nyeri atas epikondilus lateral dan ekstensor laterale menunjukkan epicondylitis
5. Cozen Test Prosedur: Pasien duduk, Pemeriksa memegang siku dengan satu tangan sementara tangan lain terletak datar di dorsum kepalan pasien. Pasien kemudian diminta untuk dorsiflex pergelangan tangan terhadap perlawanan tangan pemeriksa. Penilaian: nyeri terlokalisir dalam epikondilus lateral humerus atau nyeri pada kompartemen ekstensor lateral yang menunjukkan epicondylitis
6. Motion Stress Test Prosedur: Pasien duduk. Pemeriksa memegang epikondilus lateral, pasien fleksikan posisi pronasi kemudian diekstensikan lagi secara kontinyu. Penilaian: Terjadinya nyeri pada epikondilus lateral dan atau otototot ekstensor lateral dengan gerakan ini menunjukkan epicondylitis.
ii. Steroid injections iii. Physiotherapy/Rehab iv. Extracorporeal Shock Wave Therapy v. Radiotherapy
Test Phalen Cara: palmar fleksi kedua wrist, lalu saling tekankan kedua dorsum manus satu dengan lainnya sekuat-kuatnya.
Atau: pergelangan tangan dipertahankan selama mnt dalam posisi palmar fleksi penuh, Jika posisi ini dipertahankan cukup lama, pada setiap orang akan timbul rasa kesemutan, tetapi pada CTS timbul dalam waktu sangat singkat dlm 30 detik, kadang parestesia baru timbul saat pergelangan tangan digerakkan kembali dari posisi palmar fleksi maksimal.
Tes Tinel Terowongan Carpal Cara: melakukan pengetokan/ penekanan pada ligamentum volare pergelangan tangan atau pada n. medianus akan menimbulkan nyeri kejut didalam tangan serta parestesia di daerah n. medianus apabila terowongan karpal menyempit seperti dengan sindrom carpal tunnel
Terapi konservatif. 1. Istirahatkan pergelangan tangan. 2. Obat anti inflamasi non steroid. 3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
4. lnjeksi steroid.
5. Vitamin B6 (piridoksin). 6. Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan. Terapi operatif.
Extend and stretch both wrists and fingers acutely as if they are in a hand-stand position. Hold for a count of 5.
Then bend both wrists down while keeping the fist. Hold for a count of 5.
The exercise should be repeated 10 times. Then let your arms hang loosely at the side and shake them for a few seconds`
ibu jari tangan digenggam dengan 4 jari tangan yg sama, lalu pergelangan tangan digerakkan ke ulnar deviasi, jika terdapat nyeri maka positif anda de
Finkelstein Test pasien mengepalkan tangannya, dimana ibu jari diliputi oleh jari-jari lainnya selanjutnya pemeriksa menggerakkan wrist pasien kearah ulnar deviasi (Abduksi Ulnar). Positif jika timbul nyeri yang hebat pada kedua tendo otot tersebut tepatnya pada procesus styloideus radial.
Stereognosis
GRAMESTESIA
yang sering tertekan (sakrum, tumit) Modifikasi diet, bed side, positioning Mulai PROM dan AROM
Evaluasi ambulasi, ST/OT
Beri sling bila terjadi subluksasi
Hari 3-5
2-3 minggu
3-6 minggu
10-12 minggu
KLINIS
STROKE ISKEMIK
STROKE HEMORAGIK
Permulaan serangan
Sub akut
Akut
Waktu serangan
Tanda peringatan Nyeri kepala Muntah
Bangun pagi
++ +/--
aktivitas
-++ ++
Kejang Bradikardi
Papiledema Meningeal Sign Ptosis
-Hari ke 4
----
++
++
Kesadaran menurun +
Assessment
dislocation Pasien duduk dengan lutut fleksi 30 derajat Pemeriksa mendorong lutut ke arah lateral Jika patella akan dislokasi maka pasien akan menkontraksikan otot quadriceps untuk menstabilisasi patella test positif
Assessment
for knee joint effusion Pasien supine, lutut ekstensi Bagian medial lutut di-milking kemudian diberi tekanan pada sisi lateral lutut Positif jika timbul tonjolan pada sisi medial lutut
Assessment
for MCL / LCL injuries Lutut diberi gaya abduksi atau adduksi dalam posisi ekstensi penuh Nyeri di atas, bawah, atau pada garis sendi Cedera collateral ligament
Assessment
Posisi
pronasi, lutut ekstensi diberi gaya internal rotasi kemudian difleksikan dan ditekan kebawah Dilakukan juga dengan gaya eksternal rotasi jika nyeri cedera meniscus Kemudian dengan menahan paha pasien, tungkai bawah pasien didistraksikan sambil ekso dan internal rotasi Nyeri cedera collateral ligament
Assessment
for meniscal tears Posisi supine, lutut pasien ditekuk kemudian dibiarkan jatuh ke posisi ekstensi penuh Positif lutut tidak dapat ekstensi penuh
Assessment
tears Pasien berdiri dengan posisi lutut internal atau eksternal rotasi penuh Pasien kemudian mencoba jongkok penuh Nyeri pada
Eksternal rotasi Lateral meniscus Internal rotasi Medial meniscus
Assessment
for ACL, Posterior capsule, MCL, Iliotibial band and PCL Pasien supine, lutut fleksi 90 derajat, kaki distabilisasi oleh pemeriksa Tibia ditarik kearah anterior translasi > 6 mm, test positif Tibia didorong ke posterior translasi jauh ke posterior berarti positif
Assessment
of ACL injuries Pasien supine, lutut fleksi 30 derajat Femur pasien distabilisasi dengan satu tangan dan tangan yang lain menggerakkan tibia ke anterior Positif jika end point dari translasi anterior tibia tidak jelas dan infrapatellar slope menghilang
Assessment
for injury to ACL, posterolateral capsule, LCL, iliotibial band Pasien supine, lutut fleksi 5 derajat Valgus stress diberikan sambil memberi gaya internal rotasi pada tibia Lutut kemudian difleksikan 30-40 derajat Positif jika tibia tereduksi ke posterior
Assessment
injury Pasien supine, lutut fleksi 90 derajat Lutut kemudian diluruskan sambil memberi gaya valgus pada lutut. Jika terjadi bunyi click pada saat meluruskan lutut cedera meniscus
Assessment
Patella) Pasien supine, lutut ekstensi Tangan pemeriksa menekan sedikit proksimal dari pole atas patella sambil menekan patella ke inferior Pasien kemudian menkontraksikan otot quadriceps positif jika timbul nyeri retropatellar