Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari
pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis,
sosial dan spritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam
praktik profesional.
Salah satu bagian dari keperawatan adalah asuhan
keperawatan medikal bedah diantaranya masalah sistem pernapasan,
perkemihan, gastrointestinal, saraf, reproduksi, integumen, dan
kardiovaskuler dan Moskuluskletal.
Masalah yang dibahas pada studi kasus ini adalah asuhan
keperawatan medikal bedah pada sistem Moskuluskletal.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti
asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan
dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini
diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak
jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak
itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel - sel tubuh.
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh,
yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat
di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan
2

asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa


lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh
menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari.
Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15
persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh
masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua
makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa
mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi. Produk
makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang
tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika
mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam
tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis
makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar
asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan
hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber
senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja
usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan
±seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin
untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam
darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi
sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang
merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto
babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu
dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya
dirimengalami sakit pada persendian.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis merasa penting
untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh mengenai penyakit
Asam Urat sehingga studi kasus ini mengangkat judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. AM Dengan Tn. AM
3

menderita Asam Urat di Jl. Pemuda km 8,5 kecamatan pulau petak,


kuala kapuas”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah
dalam studi kasus ini yaitu “Bagaimana Penerapan Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. AM Dengan Tn. AM
menderita Asam Urat di Jl. Pemuda km 8,5 kecamatan pulau petak,
kuala kapuas?

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi kasus ini termasuk dalam bidang studi
keperawatan medikal bedah konteks keluarga. Lingkup kasus
penyakit hipertensi dengan pendekatan proses keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan dalam waktu
4 hari mulai tanggal 5 mei 2017di Jl. Pemuda km 8,5 kecamatan pulau
petak kuala kapuas

D. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan studi kasus ini dibagi menjadi :
1. Tujuan Umum
Didapatnya atau diperolehnya kemampuan menyusun dan
menyajikan laporan studi kasus dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga dengan hipertensi yang mengunakan
pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga
dengan penyakit Asam urat
b. Mampu menegakan diagnosis keperawatan keluarga dan
masalah kolaboratif pada keluarga dengan penyakit Asam urat
c. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga dengan penyakit Asam Urat
4

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada


pada keluarga dengan penyakit Asam urat.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada
keluarga dengan penyakit Asam Urat
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
pada klien dengan penyakit Asam urat.

E. Manfaat
Manfaat laporan studi kasus ini sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh gambaran pelaksanaan studi kasus secara
nyata sebagai bagian dari PKL di Desa Handel teluk palinget,
mengidentifikasi keterbatasan dan mengambil langkah perbaikan
jika diperlukan.
2. Bagi Pengambil Kebijakan Puskesmas
Memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga dengan anggota keluarga menderita Asam urat secara
khusus dan lebih mengetahui kendala atau hambatan dalam
manajemen pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, serta
dapat menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi kendala
atau hambatan yang dihadapi selama proses pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga.
3. Bagi Perawat Pelaksana
Memperoleh bahan perbandingan antara teori dan praktek
serta melaksanakan asuhan keperawatan keluarga yang lebih baik
dan komprehensif pada kasus penyakit Asam urat
F. Metode
Metode yang digunakan dalam membuat laporan studi kasus
keperawatan keluarga pada klien dengan penyakit hipertensi adalah
metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan suatu keadaan
objektif dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis dan
menarik kesimpulan yang selanjutnya disajikan dalam bentuk naratif.
5

1. Kerangka kerja
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau
alur.
Penulisan kerangka kerja dalam studi kasus ini sesuai
dengan pendekatan proses keperawatan komponen yang menurut
Jauron (1975) dan Griffith (1982). Meliputi : pengkajian, diagnosis
keperawatan/masalah kolaboratif perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Diagram berikut ini menunjukan hubungan masing-masing
tahapan dalam proses keperawatan.
Pengkajian
Diagnosis
Perencanaan
Pelaksanaan

Evaluasi

Gambar 1. Diagram Proses Keperawatan


2. Subjek/responden
Sebagai subjek/responden dalam studi kasus ini adalah
keluarga Tn. AM Khususnya Tn. AM dengan Asam Urat.

3. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Wawancara atau anamnese dengan klien dan keluarga meliputi
data keluarga, faktor sosial budaya dan ekonomi, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, serta stressor keluarga dan strategi
koping.
6

b. Observasi langsung lingkungan rumah keluarga.


c. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Tn. AM
d. Pendokumentasian data dengan menggunakan format
pengkajian asuhan keperawatan keluarga.
7

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. AM DENGAN Tn. AM MENDERITA ASAM
URAT DI JALAN PEMUDA KM 9,8 KECAMATAN PULAU PETAK
KUALA KAPUAS

Nama Mahasiswa / NIM : Nova Cahyawati / 0562014065


Hari / Tanggal Pengkajian : 5 mei 2017
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan
Fisik

1. Pengkajian
a. Data keluarga.
1) Nama KK : Tn. AM
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Umur : 75
4) Pendidikan : SD
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Petani
7) Alamat : Jl. Pemuda km 8,5
8) Suku / Bangsa : Banjar
9) Jumlah anggota keluarga : 3 orang

b. Komposisi keluarga

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga

Hub. Umur
No Nama Pend. Pekerjaan Ket
Dgn KK L P
1. Ny. S. Istri - 38 th SD MRT Serumah/kawin

2. An. GR Anak - 16 th SMP PETANI serumah

2. Nn. D Anak - 16 th SMA IRT serumah

c. Tipe keluarga
8

Tipe Keluarga Tn. AM adalah keluarga inti (nuclear


family), terdiri dari kepala keluarga, istri dan 2 orang anak, yang
tinggal dalam satu rumah.

Gambar 2. Genogram Keluarga

Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Garis perkawinan
: Garis Keturunan
: Tn. AM dengan Gout
: Meninggal dunia

d. Kebutuhan keluarga dalam kehidupan sehari-hari


1) Kebutuhan nutrisi
Pengadaan makanan sehari-hari biasa dimasak oleh Ny. S.
dan komposisi jenis makanan terdiri dari nasi, sayur-sayuran
berkuah dan ikan. Untuk ikan lebih sering dikonsumsi
dengan cara masak digoreng. Keluarga Tn. AM dalam
Pengolahan makanan maupun minuman dimasak dahulu
dan penyajian biasanya ditutup. Pola makan Keluarga Tn.
AM 3x/hari.

2) Kebutuhan eliminasi
9

a) Tn. AM
Pola BAB rata-rata 1-2 kali perhari, dengan konsistensi
setengah padat, warna kuning muda, tidak ada keluhan
pada BAB
Pola BAK rata-rata 3-4 kali perhari, warna kuning, urine
keluar dengan lancar, tidak ada inkonensia urine, tidak
terasa sakit, dan tidak ada keluhan pada BAK.
b) Ny. S
Pola BAB rata-rata 1 kali perhari, dengan konsistensi
setengah padat, warna kuning muda, tidak ada keluhan
pada BAB
Pola BAK rata-rata 4-5 kali perhari, warna kuning, urine
keluar dengan lancar, tidak terasa sakit, tidak ada
keluhan pada BAK.
c) Tn. GR
Pola BAB rata-rata 1 kali perhari, dengan konsistensi
setengah padat, warna kuning muda, tidak ada keluhan
pada BAB
Pola BAK rata-rata 4-5 kali perhari, warna kuning, urine
keluar dengan lancar, tidak terasa sakit, tidak ada
keluhan pada BAK.
d) Ny. S
Pola BAB rata-rata 1 kali perhari, dengan konsistensi
setengah padat, warna kuning muda, tidak ada keluhan
pada BAB
Pola BAK rata-rata 4-5 kali perhari, warna kuning, urine
keluar dengan lancar, tidak terasa sakit, tidak ada
keluhan pada BAK.

3) Istirahat dan tidur


10

a) Tn. AM
Tn. J biasa tidur malam 6-7 jam, kira-kira dari pukul
21.00-04.00 WIB.
b) Ny. S
Ny. S mengatakan tidak ada gangguan tidur, frekuensi
tidur 7-8 jam.
c) Tn. GR
Nn R frekuensi tidur 7- 8 jam, kebiasaan sebelum tidur
adalah berdoa.
d) Ny. D
Nn R frekuensi tidur 7- 8 jam, kebiasaan sebelum tidur
adalah belajar.

4) Pola aktivitas
Aktivitas Keluarga TN. AM adalah seperti kesawah untuk
bertani, sedangkan Ny. S mengurus rumah tangga bersama
Ny. D.
5) Rekreasi/pemanfaatan waktu senggang
Kegiatan keluarga untuk aktivitas rekreasi adalah menonton
televisi, dan berkunjung serta mengunjungi anggota keluarga
yang lain.
e. Faktor sosial budaya dan ekonomi
1) Suku bangsa dan agama
Tn. AM sekeluarga berasal dari suku banjar dan beragama
Islam. Tn. AM mengatakan selalu taat menjalankan
agamanya terutama sholat 5 waktu dan sholat Jumat di
masjid
2) Status sosial ekonomi
a) Penghasilan keluarga
Tn. AM dan Ny. S sudah tidak bekerja lagi, sekarang
biaya hidup mereka sudah di tanggung anak dan
menantunya.
b) Pemanfaatan dana keluarga
11

Penghasilan keluarga dikelola oleh Ny. S untuk


memenuhi keperluan sehari-hari, sebagian ditabung jika
bepergian keluar kota, serta biaya berobat bila sakit.
c) Sosial keluarga dan masyarakat
Menurut Ny. S keluarga mereka memiliki hubungan yang
baik antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar.
Mayoritas suku yang ada di lingkungannya adalah suku
Banjar. Ny S. juga selalu aktif di kegiatan
kemasyarakatan seperti mengikuti yasinan di lingkungan
tempat tinggalnya.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. AM saat ini adalah anak
tertua sudah bekerja dan sudah menikah
2) Riwayat kesehatan keluarga
a) Tn. AM. (42 tahun)
Keadaan umum : Konjungtiva anemis, tidak ada
jaringan parut, kulit tidak elastis dan
keriput, keadaan tubuh cukup bersih,
kesadaran compos mentis. Jari kaki
sebelah kiri membengkak
Tanda-tanda vital : TD :120/90 mmHg N :78 kali/menit
R : 20 kali/menit
Keluhan : Tn. AM mengatakan nyeri pada tlutut
sampai telapak kaki, kesemutan dan
kadang susah untuk berjalan,
terutama pada pagi hari
b) Ny. S. (68 tahun)
Keadaan umum : Konjungtiva anemis, tidak ada
jaringan parut, kulit tidak elastis dan
12

keriput, keadaan tubuh cukup bersih,


kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital : TD :140/90 mmHg N :90 kali/menit
R : 20 kali/menit
Keluhan : Tidak ada keluhan
c) Tn.GR . (32 tahun)
Keadaan umum : Konjungtiva anemis, tidak ada
jaringan parut, kulit elastis, keadaan
tubuh cukup bersih, kesadaran
compos mentis
Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg N :90 kali/menit
R : 20 kali/menit
Keluhan : Tidak ada keluhan
d) Ny. D. (28 tahun)
Keadaan umum : Konjungtiva anemis, tidak ada
jaringan parut, kulit elastis keadaan
tubuh cukup bersih, kesadaran
compos mentis
Tanda-tanda vital : TD :110/70 mmHg N :90 kali/menit
R : 20 kali/menit
Keluhan : Tidak ada keluhan

3) Riwayat penyakit keluarga


a) Riwayat penyakit dahulu
Tn. AM mengatakan tidak ada penyakit sebelumnya,
hanya saja istrinya mempunyai riwayat penyakit
Hipertensi
b) Penyakit keturunan
Menurut Tn. AM dikeluarganya dan istrinya tidak ada
memiliki penyakit keturunan.
13

c) Penyakit kronis/menular
Baik Tn. AM maupun Ny. S mengatakan tidak ada
riwayat penyakit menular dalam keluarga seperti TBC.,
HIV, penyakit kulit, dll.
d) Kecacatan anggota keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami cacat fisik. Semua
anggota keluarga dalam keadaan sehat dan normal.
e) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Ny. S mengatakan keluarganya sering ke posyandu
namun keluarganya tidak terlalu percaya dengan obat
yang diberikan sehingga membeli obat sendiri di pasar.
4) Riwayat kesehatan mental, psikologis dan spiritual
Ny. S. mengatakan dirinya bersyukur atas berkat Tuhan
karena di usianya yang telah mencapai 42 tahun ia tetap
dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain namun, Ny. S
mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya. Keluarga
Tn. J memeluk agama Islam dan di dalam agamanya tidak
ada hal-hal yang bertentangan dengan masalah kesehatan.

g. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Luas bangunan yang ditempati sekitar (9mx4m), Tipe rumah
panggung yang terbuat dari kayu, beratap seng, dinding dan
lantai terbuat dari kayu, terdapat 4 ruangan, 1 ruang tamu, 2
kamar dan dapur. Perabotan rumah tertata rapi,
pentilasi/jendela ada 2,sumber air dari air sungai dan
keluarga Tn. AM memakai jamban yang tidak berseftytank.
14

Ket : 1 = Pintu
2 = Ruang tamu
3 = Kamar
4 = Kamar
5 5 = Dapur
4 3 = WC
= Jendela

Gambar 3 . Denah Rumah

2) Sumber air minum


Sumber air minum adalah air sungai yang di masak dan
kadang tidak
3) Tempat pembuangan sampah
Sampah di dapur terkadang di buang saja kebelakang
rumah , namun terkadang juga bisa dibakar.
4) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah keluarga dibuang tanpa saluran,
limbah rumah tangga dibuang langsung ke bawah rumah.
5) Lingkungan rumah
Disamping rumah sebelah kiri dan kanan terdapat rumah
tetangga dengan jarak kurang lebih 2 meter, didepan rumah
terdapat tanaman pohon pepaya mangga dan jeruk
6) Fasilitas kesehatan
Ny. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit
maka selalu berobat ke Puskesmas palingkau.
15

7) Fasilitas peribadatan
Tn. AM mengatakan di lingkungan mereka ada langgar, dan
mereka memakai sejadah, mukena, al-qur’an dan tasbih.
h. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga dilakukan secara terbuka
apabila ada masalah didiskusikan bersama seluruh anggota
keluarga, pola komunikasi menggunakan bahasa Banjar.
2) Struktur kekuatan keluarga
Tn. AM Sebagai kepala keluarga ,apabila jika ingin mengabil
sebuah keputusan ia harus mengumpulkan keluarga yang
tinggal serumah untuk meyetujui keputusan yang ia ambil
3) Struktur peran.
a) Tn. AM. Adalah kepala keluarga yang mengambil kepun
tusan. Tn AM mengatakan ia sudah tidak terlalu kuat
untuk berjalan sehingga ia berhenti bekerja
b) Ny. S adalah sebagai ibu rumah tangga yang
bertanggung jawab dalam mengatur segala macam
keperluan rumah tangga .Kemudia segala kebutuhan
sandang dan pangan yang sekarang di bantu oleh
anaknya yang tinggal serumah
4) Nilai atau norma keluarga
Tn. AM berlatar belakang suku banjar dan Ny. S berlatar
belakang belakang suku banjar, di lingkungan masyarakat
dan di rumah keluarga Tn. AM menggunakan bahasa Banjar
dalam berkomunikasi sehari-harinya. Nilai dan norma dalam
keluarga dipengaruhi oleh budaya dan agama yang dianut
yaitu agama Islam.
i. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
16

Tn. AM dan Ny. S sebagai orang tua cukup harmonis di


dalam kehidupan sehari-hari dan jarang terjadi
kesalahpahaman antara anggota keluarganya.
2) Fungsi sosial
Ny. D mengatakan keluarganya berkumpul saat makan
siang dan sore hari
3) Fungsi reproduksi
Ny. D masih mengikuti program KB yaitu suntik dan pil
bergantian. Yang dapat menyebabkan efek samping yaitu
sakit kepala dan gemuk.
4) Fungsi ekonomi
Ny. D mengatakan kebutuhan keluarga sudah di tanggung
anak anak dari Tn. AM , karena Tn. AM sudah tidak lagi
bekerja.
5) Fungsi kesehatan keluarga
a) Mengenal masalah kesehatan
Tn AM mengatakan hanya tahu penyakit Asam uratnya
bila di periksa di tempat kesehatan
Keluarga mengatakan tidak tahu arti, penyebab, tanda
dan gejala penyakit asam urat
Keluarga mengatakan kurang mengerti bagaimana cara
perawatan dan pencegahan dari akibat lanjut penyakit
Asam Urat
Tn. AM mengatakan jarang mengikuti saran dokter
dalam pencegahan asam urat
Tn. AM mengatakan selalu mencari informasi tentang
pengobatan Asam urat
Tn. AM mengatakan ia berharap tingkat asam uratnya
kembali normal
Tn. AM mengatakan kadar asam uratnya yang terakhir
adalah 3,9
17

Tn. AM berharap kadar tekanan darahnya selalu dalam


batas normal dan tidak tinggi lagi.
Ny. D mengatakan selalu menerapkan gaya hidup
sehat dalam rutinitas sehari-hari.
b) Mengambil keputusan
Jika ada anggota keluarga Tn. AM yang sakit tidak terlalu
parah dan ringan biasanya Ny. D hanya memberi obat
seperti parasetamol dan amoxilin. Jika sakit anggota
keluarga tidak segera sembuh maka segera dibawa ke
puskesmas Atau posyandu
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Menurut Ny. D bila keluarganya sakit demam biasanya di
kompres dulu dan bila tidak sembuh dibawa berobat ke
Posyandu
d ) Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
Keluarga Tn. AM mengetahui pentingnya memelihara
lingkungan rumah. Namun karena keterbatasan tempat
dan biaya aktivitas BAB/BAK dilakukan di jamban yang
ber seftythank
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.AM mengatakan mereka kurang
memanfaatkan fasilitas kesehatan dan kurang percaya
obat yang di berikan di posyandu.
j. Stres keluarga dan strategi koping
1) Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Mencul jika terjadi kekambuhan penyakit pada salah 1
anggota keluarga yang mengalami sakit
2) Strategi koping yang digunakan
Ketika Tn. AM mengalami sakit ia meminta tukang urut untuk
memijatnya dan meninum obat yang sudah dibeli sendiri
atau yang di beri di posyandu
18

k. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. AM berharap tempat pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang bisa mengobati orang yang
memerlukan bantuan yang memiliki masalah kesehatan dan di
tangani dengan tepat

Analisis data

No Data Masalah Kemungkinan Tipologi


19

Keperawatan/
Penyebab Masalah
Kesehatan
1 2 3 4 5
1 Data Subjektif Asam Urat pada Tn. Ketidakmampuan Resiko
- Tn. Am AM keluarga
mengatakan hanya mengenal
tahu penyakit masalah
hipertensi
asam uratnya bila
diperiksa ditempat
kesehatan
- Tn. AM
mengatakan nyeri
pada tlutut sampai
telapak kaki,
kesemutan dan
kadang susah
untuk berjalan,
terutama pada
pagi hari
- Tn. Am
mengatakan kadar
asam uratnya yang
terakhir adalah 3,9
- Keluarga
mengatakan tidak
tahu apa arti
penyebab dan dan
gejala penyakit
asam urat
- Keluarga
mengatakan
kurang menerti
bagaimana
perawatan dan
pencegahan akibat
lanjut dari

1 2 3 4 5
penyakit
asam urat
20

Data Obyektif
- Jari kaki
sebelah kiri
membengkak
- TD :
120/80mmHg
- N : 78x/menit
- R : 20X/menit

2 Data Subjektif Meningkatkan Pengetahuan Sejahtera


- Tn. AM kepatuhan terhadap keluarga / wellness
mengatakan pengobatan yang mengenal
mengikuti saran ditetapkan perilaku
dari dokter perawatan
dalam kesehatan
pencegahan
asam urat.
- Tn. AM selalu
mencari
informasi
tentang
pengobatan
asam urat

Data Obyektif
- jenis makanan
terdiri dari nasi,
sayur-sayuran
berkuah dan ikan.
Untuk ikan lebih
sering dikonsumsi
dengan cara
masak digoreng

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian dan analisis data di atas, maka pada keluarga
Tn. AM. dapat ditegakkan diagnosis keperawatan seperti berikut ini,
21

yang terlebih perlu dilakukan skoring untuk menentukan urutan prioritas


masalah yang disepakati bersama keluarga.

a. Asam urat pada Tn. AM berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah Asam urat
Tabel Skoring Diagnosis 1
No Kriteria Skala Skor Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 mengatakan nyeri pada tlutut
Ancaman sampai telapak kaki,
kesehatan kesemutan dan kadang susah
untuk berjalan, terutama pada
pagi hari
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Masalah dapat diatasi dengan
masalah dapat perawatan dan pencegahan
diubah : yang tepat.
mudah

3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Keluarga dapat


masalah untuk berkomunikasi,
dicegah : memungkinkan untuk
Cukup dilakukan diskusi

4. Menonjolnya 1/2 x 1 ½ Keluarga Tn.AM mengatakan


masalah : mereka kurang
Ada masalah memanfaatkan fasilitas
tapi tidak perlu kesehatan dan kurang
ditangani percaya obat yang di berikan
di posyandu
Jumlah 3 5/6

b. Meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan yang ditetapkan


berhubungan dengan pengetahuan keluarga mengenal perilaku
perawatan kesehatan
22

Tabel 4 : Skoring Diagnosis 2


No Kriteria Skala Skor Pembenaran
1. Sifat masalah : 1/3 x 1 1/3 - Tn. AM selalu mencari
Keadaan informasi tentang
sejahtera pengobatan asam urat

2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 - Tn. AM mengatakan


masalah dapat mengikuti saran dari
diubah : dokter dalam pencegahan
Mudah
asam urat.

3. Potensial 3/3 x 1 1 Ny. D mengatakan selalu


masalah untuk menerapkan gaya hidup
dicegah : sehat dalam rutinitas sehari-
Tinggi hari.

4. Menonjolnya 1/2 x 1 ½ Tn. AM berharap kadar


masalah : tekanan darahnya selalu
Masalah tidak dalam batas normal dan
dirasakan tidak tinggi lagi.

Jumlah 3 5/6

Dengan demikian, urutan diagnosis keperawatan keluarga


berdasarkan skala prioritas menjadi seperti di bawah ini :
a. Asam urat pada Tn.AM berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah Asam urat. (skor 3 5/6)
b. Meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan yang ditetapkan
berhubungan dengan pengetahuan keluarga mengenal perilaku
perawatan kesehatan. (skor 3 5/6)

Anda mungkin juga menyukai