Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengakajian dapat dilakukan melalui:
- Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium, misalnya
klasifikasi atau peningkatan tekanan intrakranial.
- Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma.
- Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasi mental. Juga tidak
mudah bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan otak dalam jumlah
kecil sekalipun karena dianggap menambah kerusakanotak yang memang tidak
adekuat.
- Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolic yang
diketahui mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar
atau kecil, misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur, penumpukan glikogen
pada otot dan neuron, deposit lemak dalam otakdan kadar fenilalanin yang tinggi.

Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut :


- Lakukan pengkajian fisik
- Lakukan pengkajian perkembangan.
- Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai retardasi mental dan gangguan
herediter dimana retardasi mental adalah salah satu jenisnya yang utama
- Dapatkan riwayat kesehatan unutk mendapatkan bukti-bukti adanya trauma
prenatal, perinatal, pascanatal, atau cedera fisik
- Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella), alkoholisme, konsumsi obat
- Nutrisi tidak adekuat
- Penyimpangan lingkungan
- Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme)
- Infeksi, teruma yang melibatkan otak (misalnya, meningitis,ensefalitis, campak)
atau suhu tubuh tinggi
- Abnormalitas kromosom
- Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsi metabolik,
radiografi, tomografi, elektro ersafalografi
- Lakukan atau bantu dengan tes intelegensia. Stanford, binet,Wechsler Intellence,
Scale, American Assiciation of Mental Retardation Adaptif Behavior Scale

1
- Observasi adanya manifestasi dini dari retardasi mental
- Tidak responsive terhadap kontak-kontak mata buruk selama menyusui
- Penurunan aktivitas spontan
- Penurunan kesadaran terhadap suara getaran
- Peka rangsang
- Menyusui lambat.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan
fungsi kognitf
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita retardasi mental
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fs. Kognitif
4. Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif
5. Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik
6. Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi social
7. Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM
8. Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan
perkembangan

C. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan
fungsi kognitf.
Intervensi keperawatan / rasional :
- Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi untuk
membantu memaksimalkan perkembangan anak.
- Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval regular, buat catatan yang
terperinci untuk membedakan perubahan fungsi samar sehingga rencana
perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.
- Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk anak, untuk mendorong
keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.
- Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak karena hal
ini dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran.

2
- Dorong untuk mempelajari ketrampilan perawatan diri segera setelah anak
mencapai kesiapan.
- Kuatkan aktivitas diri untuk menfasilitasi perkembangan yang optimal.
- Dorong keluarga untuk mencari tahu program khusus perawatansehari dan
kelas-kelas pendidikan segera.
- Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengananak lain.
- Sebelum remaja, berikan penyuluhan pada anak dan orang tuatentang maturasi
fisik, perilaku seksual, perkawinan dan keluarga.
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anakyang menderita
retardasi mental.
Intervensi keperawatan / rasional.
- Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atausetelah
kelahiran.
- Ajak kedua orang tua untuk hadir pada kpnferensi pemberianinformasi.
- Bila mungkin, berikan informasi tertulis pada keluarga tentangkondisii anak.
- Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah,
beri kesempatan pada mereka untukmenyeldiki semua alternatif residensial
sebelum membuatkeputusan.
- Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yangmempunyai
masalah yang sama sehingga mereka dapat menerimadukungan tambahan.
- Tekankan karakteristik normal anak untuk membantu keluargamelihat anak
sebagai individu dengan kekuatan serta kelemahannyamasing-masing.
- Dorong anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dankekhawatiran
karena hal itu merupakan bagian dari proses adaptasi.

D. Pelaksanaan/Implementasi
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau
tindakan yang diberikan dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik
yang dimilki oleh perawat berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmulainnya
yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan
baik.
Ada beberaa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan
keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut

3
antara lain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat
yang tersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak lengkap
sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk sampai
sekarang secara detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang kurang
memadai dan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam
proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang
akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya,
sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji,
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan
asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standard yang telah di
tetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan adalah melihat apakah
masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktuyang telah ditetapkan.

4
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
An. A umur 6 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena terdapat banyak luka
sayatan di tangannya. Ibu B mengatakan anaknya sering bersikap aneh misalnya sering
melukai diri sendiri dan sering mengancam jiwa orang lain. Ibu B mengatakan anaknya
sering menolak ketika diajak bermain oleh teman-temannya. Ibu B mengatakan An. A belum
bisa menulis, membaca, dan melakukan aktivitasnya sendiri.
Saat dilakukan pengkajian terdapat banyak luka sayatan di tangan An. A saat di ajak
berinteraksi, respon An. A sangat lambat dan jawaban An. A juga menyimpang dari
pernyataan yang diberikan oleh perawat. Ketika diamati tubuh An. Aterlihat kurus, kecil,
tidak seperti anak umur 6 tahun pada umumnya. Saat diberkan mainan oleh perawat An. A
terlihat kurang berminat.

Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil :

TD : 110/80 mmHg

RR : 32 x/menit

S : 36,5 °C

N : 110x/menit

3.1 Pengkajian
Proses pengkajian pada klien dengan gangguan syarat dilakukan oleh perawat
dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada klien. Selain itu
perawat mendapatkan keterangan dari keluarga klien, diskusi dengan perawat di ruangan
dan dokter.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan
kondis iklien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien dan keluarga cukup
terbuka dan sudah terjalin hubungan saling percaya antara klien, keluarga dan perawat
sehingga mempermudah perawat dalam mengkaji pasien dan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat
walaupun responnya lambat dan jawabannya menyimpang dari pertanyaan. Selain itu

5
keluarga juga mau menerima saran yang diberikan. Dari hasil pengkajian TTV : TD :
110/80 mmHg, RR : 32 x/menit, S : 36,6 °C, N : 110 x/menit.
Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang ada
pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah
yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan
diagnosa atau masalah keperawatan.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II, pada klien dengan retardasi mental
didapatkan 3 diagnosa yang diangkat meliputi :
1. Gangguan penyesuaian individu b.d Intelegensi yang rendah
2. Hambatan interaksi social b.d Gangguan proses pikir.
3. Isolasi social b.d Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangan.

Setelah diagnose atau masalah keperawatan ditegakan selanjutnya dilakukan


pembuatan renacana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi masalah keperawatan
yang ada pada klien.

3.3 Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul,
dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun
berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah
ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa
ditetapkan dalam jangka panjangatau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan
realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian
tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan.
3.4 Pelaksanaan/Implementasi
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan.
Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang
diberikan pada anak A dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang
dimilki oleh perawat berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang
terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan
keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat yang

6
tersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak lengkap sehingga
sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk sampai sekarang secara
detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakityang kurang memadai dan keberadaan
penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam
proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian
atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan
asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan
lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada anak A adalah melihat
apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai